DISUSUN OLEH:
JOYATUL AULIA RAHMA (23129188)
KARTINI (23129043)
MARSA HANAFIAH (23129336)
DOSEN PENGAMPU:
Dra. ZURYANTY, M.Pd
TIOK WIJANARKO, M.Pd
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Pengertian Alat Optik.......................................................................................................2
B. Macam – Macam Alat Optik.............................................................................................3
C. Penerapan Alat – Alat Optik dalam Kehidupan Sehari – Hari.........................................15
BAB III.........................................................................................................................................17
PENUTUP....................................................................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................17
SOAL DISKUSI.............................................................................................................................18
SOAL KUIS...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari alat – alat optic?
2. Apa macam – macam Alat optic?
3. Apa contoh pemanfaatan alat optic dalam kehidupan sehari- hari?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian alat – alat optic
2. Untuk mengetahui macam – macam alat optic
3. Untuk mengetahui pemanfaatan alat optic dalam kehidupan sehari – hari
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
untuk menjelaskan sebagian besar perilaku fenomena optik dan mengabaikan
relevan dan/ atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
3
berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam putih
dan yang berbentuk sel kerucut berfungsi membedakan kesan
berwarna.
Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi
mata. Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke
permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada didalam retina,
rangsangan cahaya ini dikirm ke otak. Oleh otak diterjemahkan
sehingga menjadi kesan melihat.
Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata seseorang dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan mata untuk melihat
benda pada jarak tertentu dengan jelas. Cacat mata yang
disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun
jauh, rabun dekat serta rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis
itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut
4
astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan kacamata
Kacamata hanya berfungsi membantu penderita cacat mata
agar bayangan benda yang diamati tepat pada retina.
Kacamata tidak dapat menyembuhkan cacat mata. Ukuran
yang diberikan pada kacamata adalah kekuatan lensa yang
digunakan. Kacamata berukuran -1.5, artinya kacamata itu
berlensa negatif dengan kuat lensa -1,5 dioptri. Berkurangnya
daya akomodasi mata dapat menyebabkan cacat mata sebagai
berikut:
1) Rabun jauh (miopi)
yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh
dengan jelas, disebut juga mata perpenglihatan
dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa
tebal. Miopi sering dialami oleh tukang arloji,
penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku)
dan lain-lain. Untuk mata normal (emetropi)
melihat benda jauh dengan
akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan jatuh
tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh
bayangan jatuh didepan retina, karena lensa mata
terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan
kacamata berlensa cekung (negative).
Untuk menentukan besarnya lensa cekung yang
digunakan, maka digunakan rumus:
100
P=-
PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (dioptri)
PR = punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)
5
cembung berada di depan lensa maka harga Si
adalah negatif.
100 100
P= -
Sn PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (dioptri)
PR = punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)
Sn = titik dekat mata notmal (biasanya 25 cm)
6
cembung, dan frame atau kerangka tempat lensa berada. Fungsi dari
kacamata adalah mengatur supaya bayangan benda yang tidak dapat
dilihat dengan jelas oleh mata menjadi jatuh di titik dekat atau di titik
jauh mata, bergantung pada jenis cacat matanya. Di SMP, Anda telah
mempelajari bahwa jika sebuah benda berada di depan sebuah lensa,
bayangan akan dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan
terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan jarak fokus lensa.
Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
1 1 1
+ =
s s' f
keterangan :
s = jarak benda ke lensa (m)
s’ = jarak bayangan ke lensa (m)
f = jarak focus lensa (m)
7
kekuatan lensa Pakan selalu positif. Hal ini menunjukkan
bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong
oleh kacamata berlensa Sumber: nel 1967 positif (cembung
atau konvergen).
Kacamata untuk Presbiopi dan Astigmatisma
Penderita presbiopi merupakan gabungan dari miopi dan
hipermetropi. Oleh karena itu, kaca mata yang digunakannya
haruslah berlensa rangkap atau bifokal, yakni lensa cekung
pada bagian atas untuk melihat benda jauh dan lensa cembung
pada bagian bawah untuk melihat benda-benda dekat.
Sementara itu, astigmatisma dapat diatasi dengan
menggunakan lensa silindris.
Lensa kontak
Lensa kontak atau contact lens juga dapat digunakan untuk
mengatasi cacat mata. Pada dasarnya lensa kontak adalah
kacamata juga, hanya tidak menggunakan rangka, melainkan
ditempelkan langsung ke kornea mata.
2. Lup
8
Ada dua cara memakai lup, yaitu dengan mata tak berakomodasi
dan mata berakomodasi.
1) Untuk mata berakomodasi maksimum, benda diletakan diantara F dan
O atau jarak benda (so) selalu lebih kecil daripada jarak titik (f)
3. Kamera
Bagian-bagian Kamera:
4. Mikroskop
9
Mikroskop adalah alat untuk melihat dan mengamati benda dan
jasad renik atau objek yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa
cembung, yang masing-masing disebut sebagai lensa objektif dan lensa
okuler.
Lensa objektif adalah lensa pada mikroskop yang letaknya dekat
dengan objek yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah lensa pada
mikroskop yang letaknya dekat dengan mata, ketika kita mengamati
objek - dengan mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop berfungsi
seperti lup.
5. Teropong
10
Teropong merupakan alat optik yang biasa digunakan untuk
melihat benda yang jaraknya terletak jauh sehingga tampak lebih dekat
dan jelas. Teropong terdiri dari dua lensa positif yaitu lensa yang
mengarah pada obyek adalah obyektif dan lensa yang mengarah pada
mata adalah okuler.
Prinsip utama pembentukan bayangan pada teropong adalah:
lensa obyektif membentuk bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan
lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan demikian cara mengamati
obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak
berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu
jarak antara obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong
adalah jarak antara lensa obyektif dan lensa okulernya.
Teropong bintang
11
teropong untuk mata tak terakomodasi sebagai berikut:
Perbesaran sudut dan panjang teropong bintang memenuhi
persamaan- persamaan sebagai berikut.
1. Untuk mata tak terakomodasi
fob
M= dan d = fob + fok
fok
2. Untuk mata berakomodasi maksimum (S’ok = - Sn)
fob
M= dan d = fob + sok
sok
Teropong Bumi
eropong bumi menggunakan tiga jenis lensa cembung. Lensa
yang berada di antara lensa objektif dan lensa okuler
berfungsi sebagai lensa pembalik, yakni untuk pembalik
bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif. Diagram sinar
pembentukan bayangan pada teropong bumi mata tak
berakomodasi sebagai berikut:
Teropong panggung
Teropong panggung atau teropong Galileo menggunakan
sebuah lensa cembung sebagai objektif dan sebuah lensa
cekung sebagai okuler. Diagram sinar pembentukan bayangan
pada teropong panggung sebagai berikut:
fob
M= dan d = fob + fok
fok
12
Oleh karena lensa okulernya adalah lensa cekung maka
bertanda negatif.
Teropong pantul
Teropong pantul tersusun atas beberapa cermin dan lensa.
Teropong jenis ini menggunakan cermin cekung besar
sebagai objektif untuk memantulkan cahaya, cermin datar
kecil yang diletakkan sedikit di depan titik fokus cermin
cekung F, dan sebuah lensa cembung yang
berfungsi sebagai okuler.
6. Periskop
Alat optik periskop adalah sebuah alat optik yang berfungsi untuk
melihat objek yang tersembunyi. Periskop biasanya berbentuk
memanjang. Periskop juga dapat digunakan untuk melihat atau mengintai
sesuatu dari tempat yang tersembunyi. Periskop juga dapat digunakan
untuk melihat benda yang berada di atas atau di bawah pengguna
periskop. Pada periskop sederhana, kunci dari prinsip kerja periskop
berada pada kedua cermin yang ada di dalam tubuh alat optik tersebut.
Secara umum, periskop ini bekerja denga menangkap cahaya yang
dipantulkan benda atau objek oleh cermin pertama yang berada di
bagian atas periskop.
13
sebagai media untuk memantulkan bayangan obiek atau benda ke mata
manusia.
7. Proyektor Slide
8. Oftalmoskop
14
Oftalmoskop adalah alat yang memencarkan seberkas sinar ke
dalam mata, memungkinkan dokter memeriksa retina atau bagian
belakang bola mata melalui pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan
penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan ini merupakan bagian
terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif.
Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan
adanya retina lepas. glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes
melitus, tumor otak dan penyakit-penyakit lain.
Bagian mata dalam dinamakan fundus dan melewati retina,
diskus optikus, makul dan pembuluh darah retina. Dapat dilihat melalui
oftalmoskop, suatu instrument yang dipergunakan dengan cara dipegang
yang memproyeksikan cahaya melalui prisma dan membelokan cahaya
dengan sudut 90 derajat, memungkinkan pemeriksa melihat retina.
Oftalmoskop direk memiliki berapa lensa yang tersusun pada roda.
Lensa dapat dipilih dengan memutar roda dengan telunjuk tanpa
menghentikan inspeksi.
Apertur tanpa filter yang kecil sudah cukup dan paling berguna
pada oftalmoskop standar. Oftalmoskopi indirek melibatkan penggunaan
skop binokuler dengan pencahayaan terang, yang memungkinkan
pengintipan fundus okuli yang lebih luas.
3. Mikroskop
Mikroskop membantu kita untuk dapat melihat bakteri atau virus yang tidak
dapat dilihat oleh mata secara langsung. Mikroskop menggunakan dua lensa
okuler dan dua lensa objektif. Untuk mengatur panjang mikroskop agar
diperoleh bayangan dengan jelas, digunakan makrometer dan mikrometer.
4. Teleskop teropong
Teleskop merupakan alat optik yang dapat membuat benda-benda yang
berada di tempat jauh menjadi lebih dekat. Teleskop dibuat untuk
15
mengumpulkan cahaya dari benda-benda yang jauh. Contohnya, seperti
melihat bintang, melihat bulan bahkan planet agar nampak lebih jelas.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya
menggunakan benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik
memanfaatkan prinsip pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Ada beberapa
alat optik antara lain lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.
B. Saran
Untuk mengetahui lebih jauh dan lebih banyak atau bahkan lebih lengkap
tentang pembahasan biooptik-alat optik, pembaca dapat membaca dan
mempelajari buku- buku yang didalamnya membahas tentang biooptik-alat
optik, karena di dalam makalah ini kami selaku penulis hanya membahas garis
besarnya saja tentang biooptik-alat optik.
17
SOAL DISKUSI
1. Yulisa yang mendarita rabun dekat mempunyai titik dekat 50 cm. jika
ingin membaca dengan jarak normal (25 cm), maka berapa kekuatan lensa
kacamata yang harus dipakai yulisa?
Penyelesaian:
Diketahui: s = 25 cm
S’ = - 50 cm (tanda negative menunjukkan bayangan bersifat
maya, didepan lensa)
Tanya: P?
Jawab:
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= -
f 25 50
1 2 1
= -
f 50 50
1 1
=
f 50
F = 50 cm = 0,5 m
P = 1/f = 1/0,5 = 2 dioptri
2. Seseorang tidak dapat melihat benda jauh tak hingga dengan jelas.
Kemudian dia memeriksakan diri ke dokter mata. Untuk mengatasi
kelemahan itu dia diberi saran oleh dokternya untuk memakai kaca mata
dengan kekuatan -1/3 dioptri. Berapakah titik jauh mata orang tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: s = ~
P = -1/3 D
S’ = -PR
Tanya: PR?
Jawab:
100 100
P= +
s s'
1 100 100
- = -
3 PR
1 100
- =0-
3 PR
1 100
- = -
3 PR
PR = -100 × (-3)
PR = 300 cm
18
Jadi titik jauh mata orang tersebut adalah 300 cm.
3. Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak focus 150
cm dan lensa okuler dengan jarak focus 10 cm. teropong ini di gunakan
untuk melihat benda – benda langit yang sangat jauh. Tentukan:
a. Panjang teropong
b. Perbesaran teropong
Penyelesaian:
Diketahui: fob = 150 cm
Fok = 10 cm
Tanya: a. d….?
b M….?
Jawab:
a. d = fob + fok
d = 150 cm + 10 cm
d = 160 cm
fob
b. M =
fok
150
M=
10
M = 15 kali
19
Diketahui: f = 80 mm = 0,08 m
S mula” = ~
S akhir = 2 m
Tanya: kemana dan seberapa jauh lensa harus digeser?
Jawab:
Keadaan mula – mula s1 = ~
1 1 1
= +
f s1 s1'
1 1 1
= +
0 , 08 s1'
1 1
=
0 , 08 s 1 '
S1’ = 0,08 m
Keadaan akhir s2 = 2 m
1 1 1
= +
f s2 s2'
1 1 1
= +
0 , 08 2 s 2 '
1 1 1
= -
s 2 ' 0 , 08 2
1 100 1
= -
s2' 8 2
1 100 4
= -
s2' 8 8
1 96
=
s2' 8
S2’ = 0,0833 m
Besar pergeseran lensa kamera
d = s2’ – s1’
d = 0,0833 – 0,08
d = 0,0033 m
d = 3,3 mm
20
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
10 s −25
1 1 1
= +
s 10 25
1 5+2
=
s 50
1 7
=
s 50
S = 7 1/7 cm
Sn
M= +1
f
25
M= +1
10
M = 3,5 kali
SOAL KUIS
21
KUNCI JAWABAN
1.
2. Jawab
22
3. Jawab
4. Jawab
23
5. Jawab
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hendri. 2010. Rumus Jitu Fisika SMP. Jakarta Selatan: KDT
Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika I untuk SMA/MA kelas X Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mudjiran, dkk. 2007. Alat-alat Optik. Padang: UNP Press
Sunarto dan Hartono, Agung, 1995. Mata, Kamera dan Lup. Jakarta: Rineka
Cipta
Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008 Optik Geometri. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tim Pembina Mata Kuliah FISIKA. 2007. Alat Optik dan Penerapannya.
Padang: Dikti bekerjasama dengan HEDS-JICA.
Utomo, Pristiadi. 2007. Pelajaran Fisika untuk SMA/MA kelas X. Jakarta
Timur: Azka Press
Widodo, Tri dan Suparmo. 2009. Panduan Pembelajaran Fisika untuk SMA/MA
Kelas X Jakarta Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
26