Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan manusia,
berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan berbagai fungsi organ
atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ tubuh manusia. Salah satunya adalah
kamera. Kemajuan teknologi telah merevolusi berbagai alat elektronik dari ukuran besar
menjadi ukuran yang sangat kecil.
Teknologi ini dikenal dengan teknologi nano (teknologi nano adalah teknologi yang
bergerak atau dibuat dalam skala nanometer). Selain praktis dan ekonomis, ukuran yang
sangat kecil, sangat multiguna. Salah satu hasil teknologi nano adalah pembuatan kamera.
Karena kecilnya maka kamera ini dapat masuk ke dalam pembuluh darah. Tahukah kamu
bahwa salah satu organ tubuh kita adalah alat optik berupa kamera yang tercanggih dan
terpraktis di jagat raya? Bagaimanakah kamera yang ada di dalam tubuh kita itu dikatakan
praktis? Untuk mengetahui lebih banyak tentang fungsi organ ini, maka ikutilah seluruh
kegiatan berikut dengan sungguh-sungguh.
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan
benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip kerja dari alat optik adalah
dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya
adalah peristiwa pengembalian arah rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah
peristiwa pembelokan arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat
bening yang berbeda kerapatannya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari uraian di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian alat optik ?
2. Apa saja macam-macam alat optik ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian alat optik ?
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam alat optik ?

1.4 Manfaat Penulisan


Dalam proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan manfaat dari membaca
buku-buku yang menjadi sumber untuk pembahasan, sehingga menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai materi yang bersangkutan.
1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alat Optik


Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata
berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Alat optik adalah alat yang berupa
benda bening yang digunakan untuk menghasilkan bayangan melalui pemantulan atau
pembiasan cahaya.
Alat optik terdiri dari alat optik alamiah dan alat optik buatan. Alat alamiah misalnya
mata, sedangkan alat optik buatan seperti kacamata, lup, mikroskop, teleskop, kamera,
proyektor, dll. Alat optik yang paling utama adalah mata, karena mata merupakan alat untuk
melihat. Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui proses penglihatan melalui mata.
Fungsi alat-alat optik yang lainnya sebenarnya adalah membantu proses penglihatan atau
pengamatan. Lensa optik bisa terbuat dari bahan kaca, plastik, fiber, dan lain sebagainya
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata
berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Bidang optik biasanya menggambarkan
sifat cahaya tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk sinar-X, gelombang mikro,
gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi elektromagnetik dan mirip maupun pada balok
muatan partikel (balok dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait
dengan beberapa bidang optik kuantum hingga mekanika. Dalam prakteknya, sebagian besar
fenomena optik dapat dihitung dengan menggunakan sifat dari cahaya elektromagnetik,
seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optik memiliki identitas, masyarakat, dan konferensi. Aspek lapangan sering
disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik. Aplikasi
dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa
pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis,
fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan
sebagai fotonika atau optoelektronik. Batas-batas antara bidang ini dan “optik” yang tidak jelas,
dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang
industri. Karena aplikasi yang luas dari ilmu “cahaya” untuk aplikasi dunia nyata, ilmu optik
dan rekayasa optik cenderung sangat interdisipliner. Ilmu optik merupakan bagian dari berbagai
disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologi dan
optometri), dan lain-lain. Selain itu, perilaku optik yang paling lengkap, seperti dijelaskan
dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat
2
digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian besar perilaku fenomena
optik dan mengabaikan relevan dan/ atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Dalam ruang bebas dengan kecepatan gelombang bepergian c  3 10 8 meter/ detik.
Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang dengan
kecepatan v, yang merupakan karakteristik dari bahan dan kurang dari cahaya besarnya
kecepatan sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan
c
cahaya dalam medium adalah indeks bias bahan n sebagai berikut: n 
v

2.2 Macam-macam Alat Optik


1. Mata dan Kecamata
Mata manusia sebagai alat
indra penglihatan dapat dipandang
sebagai alat optik yang sangat penting
bagi manusia. Bagian-bagian mata
menurut kegunaan fisis sebagai alat
optik :
 Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain
dalam mata yang halus dan lunak.
 Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan
cahaya yang masuk ke dalam mata.
 Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung
berfungsi membentuk bayangan.
 Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.
 Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil
diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya yang
masuk ke dalam mata.
 Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai
layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada
retina bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik.
 Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya, sehingga
bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat
bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang
berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk
sel kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.
 Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata. Cahaya yang
masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel yang ada

3
di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak diterjemahkan
sehingga menjadi kesan melihat.
a. Daya Akomodasi Mata
Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga
dalam melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa
mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik
fokus lensa merupakan tugas otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang
dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa
mata harus lebih cembung (otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa
harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini
disebut daya akomodasi. Daya akomodasi (daya suai) adalah kemampuan otot siliar
untuk menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan
dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat. Manusia memiliki dua batas daya
akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
1) Titik dekat mata (Punctum Proximum) adalah jarak benda terdekat di depan mata
yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (Emetropi) titik
dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm
(untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
2) Titik jauh mata (Punctum Remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata
yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah
“Tak Terhingga”.
b. Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata seseorang dapat menyebabkan
berkurangnya kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan jelas.
Cacat mata yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh,
rabun dekat serta rabun dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat
mata lain yang disebut astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan kacamata.
Kacamata hanya berfungsi membantu penderita cacat mata agar bayangan benda yang
diamati tepat pada retina. Kacamata tidak dapat menyembuhkan cacat mata. Ukuran
yang diberikan pada kacamata adalah kekuatan lensa yang digunakan. Kacamata
berukuran –1,5, artinya kacamata itu berlensa negatif dengan kuat lensa –1,5 dioptri.
Berkurangnya daya akomodasi mata dapat menyebabkan cacat mata sebagai berikut
1) Rabun Jauh (Miopi)
Rabun jauh yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas,
disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh
tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk
mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai,
4
sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh bayangan
jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan
kacamata berlensa cekung (negatif).
Untuk menentukan besarnya lensa cekung yang digunakan, maka
digunakan rumus :

P   100
PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (D atau dioptri)
PR = Punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)

2) Rabun Dekat (Hipermetropi)


Rabun dekat tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata
perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat
yang lebih jauh daripada jarak baca normal. Penyebab terbiasa melihat sangat jauh
sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang
(pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun dekat ditolong dengan kacamata berlensa
cembung (positif).
Bayangan yang dibentuk lensa cembung harus berada pada titik dekat mata
penderita rabun dekat. Karena bayangan yang dihasilkan lensa cembung berada di
depan lensa maka harga Si adalah negatif.
Untuk menentukan besarnya lensa cembung yang digunakan, maka
digunakan rumus :
100 100
P 
S n PR
Keterangan:
P = kekuatan lensa kacamata (D atau dioptri)
PR = Punctum Remotum atau titik jauh mata (cm)
Sn = titik dekat mata normal (biasanya 25 cm)
3) Mata Tua (Presbiopi)
Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh
dan benda-benda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah
berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh
keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan
kacamata berlensa rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa
rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan
lensa positif bekerja seperti halnya pada kacamata hipermetropi.

5
4) Astigmatisma (Mata Silindris)
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan
bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya.
Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma
juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar
pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong/ dibantu dengan kacamata silindris.

2. Lup
Lup adalah alat optik berlensa cembung (lensa
positif) yang digunakan untuk mengamati / melihat
benda kecil agar tampak besar. Jika kita mengamati
objek dengan lup, maka benda harus di letakkan di
ruang I (antara titik pusat lensa lup dengan jarak fokus
lup). Sifat bayangan yang di bentuk lup adalah maya,
tegak diperbesar. Dan bila kita akan mengamati objek
dalam waktu yang lama dengan menggunakan lup, maka benda harus diletakkan pada titik
fokusnya mata berakomodasi.
Perajin perhiasan emas dan perak juga menggunakan alat ini untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Sedangkan oleh siswa lup digunakan saat praktikum biologi di
pakai untuk mengamati bagian hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat optik, lup berupa lensa cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan
yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat dengan lup adalah tegak dan di perbesar.
Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan
(sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat dengan mata biasa.
Ada dua cara memakai lup, yaitu dengan mata tak berakomodasi dan mata
berakomodasi.
1) Untuk mata berakomodasi maksimum, benda diletakan diantara F dan O atau jarak
benda (so) selalu lebih kecil daripada jarak titik (f)
2) Untuk mata yang tidak berakomodasi, benda diletakkan tepat pada titik api (f) atau
jarak benda (so) sama dengan jarak titik api lup (f).

3. Kamera
Kamera adalah sebuah alat
yang mengarahkan bayangan yang
difokuskan oleh lensa/sistem optik
lain ke atas permukaan foto sensitif
yang berada dalam tempat tertutup/
film. Kamera mempunyai prinsip
6
kerja seperti mata manusia. Kamera yang paling sederhana adalah alat potret yang
dinamakan camera obscura. Kamera ini terbentuk sebuah kotak tertutup yang salah satu
sisinya berlubang kecil.
Bagian-bagian Kamera:
a. Lensa Cembung : Untuk membentuk bayangan pada film
b. Diafragma : Untuk mengatur cahaya masuk kamera
c. Shutter : Sebagai pembuka/ penutup lensa
d. Ulir Sekrup : Untuk memfokuskan cahaya masuk kamera
e. Film : Yang peka terhadap cahaya untuk menangkap bayangan yang
dibentuk lensa kamera.
Prinsip Kerja Kamera
Prinsip kerja kamera dan mata adalah sama. Apabila mata melihat benda, sinar
dari benda yang masuk ke mata dibiaskan lensa mata. Bayangan jatuh di layar mata atau
retina. Sifat bayangan yang terjadi nyata, diperkecil dan terbalik. Pelat film berupa
celluloid, pelat itu dilapisi gerak bromida dan sangat peka terhadap cahaya. Apabila
bayangan objek mengenai pelat film akan tercetak sebagai gambar negatif. Setelah proses
pencucian, film dapat dicetak sebagai gambar positif pada kertas foto.

4. Mikroskop
Mikroskop adalah alat untuk melihat dan mengamati benda dan jasad renik atau
objek yang sangat kecil. Mikroskop terdiri dari dua lensa cembung, yang masing-masing
disebut sebagai lensa objektif dan lensa
okuler.
Lensa objektif adalah lensa pada
mikroskop yang letaknya dekat dengan objek
yang diamati, sedangkan lensa okuler adalah
lensa pada mikroskop yang letaknya dekat
dengan mata, ketika kita mengamati objek
dengan mikroskop. Lensa okuler pada
mikroskop berfungsi seperti lup.

Sifat Bayangan yang Dibentuk Mikroskop


a. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
Lensa ini fokusnya lebih kecil dari lensa okuler.
b. Bayangan yang di bentuk oleh lensa okuler bersifat maya, tegak dan di perbesar.
Lensa ini fokusnya lebih besar dari lensa objektif.
c. Bayangan akhir yang dibentuk oleh mikroskop bersifat maya, terbalik, dan diperbesar.
7
Cara Kerja Mikroskop
Cara kerja mikroskop adalah sebagai berikut : Objek atau benda yang diamati
harus diletakan diantara Fob dan 2Fob, sehingga lensa objektif membentuk bayangan
yang terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa objektif merupakan benda
bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang dapat diatur/ digeser-geser
sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomoasi atau tidak berakomodasi.
Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa okuler harus jatuh/ diletakan pada titik dakat mata (PP). Perbesaran yang diperoleh
adalah merupakan perbesaran oleh lensa objektif dan lensa okuler yaitu: M=Moby x Mok.
Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, maka bayangan yang dibentuk oleh
lensa okuler harus berada pada titik jauh mata.

5. Teropong
Teropong merupakan alat optik yang biasa
digunakan untuk melihat benda yang jaraknya
terletak jauh sehingga tampak lebih dekat dan jelas.
Teropong terdiri dari dua lensa positif yaitu lensa
yang mengarah pada obyek adalah obyektif dan
lensa yang mengarah pada mata adalah okuler.
Prinsip utama pembentukan bayangan pada
teropong adalah: lensa obyektif membentuk
bayangan nyata dari sebuah obyek jauh dan lensa okuler berfungsi sebagai lup. Dengan
demikian cara mengamati obyek apakah mau dengan cara berakomodasi maupun tidak
berakomodasi tergantung dari posisi lensa okulernya. Oleh karena itu jarak antara
obyektif dan okuler dapat diubah-ubah. Panjang teropong adalah jarak antara lensa
obyektif dan lensa okulernya.

6. Periskop
Alat optik periskop adalah sebuah alat optik yang
berfungsi untuk melihat objek yang tersembunyi. Periskop
biasanya berbentuk memanjang. Periskop juga dapat digunakan
untuk melihat atau mengintai sesuatu dari tempat yang
tersembunyi. Periskop juga dapat digunakan untuk melihat benda
yang berada di atas atau di bawah pengguna periskop.
Pada periskop sederhana, kunci dari prinsip
kerja periskop berada pada kedua cermin yang ada di dalam tubuh
alat optik tersebut. Secara umum, periskop ini bekerja denga menangkap cahaya yang
dipantulkan benda atau objek oleh cermin pertama yang berada di bagian atas periskop.
8
Kemudian, bayangan yang ditangkap dari
cermin pertama ini diteruskan pada cermin
kedua yang berada di bawah periskop sekaligus
berfungsi sebagai media untuk memantulkan
bayangan objek atau benda ke mata manusia.

7. Proyektor Slide
Proyektor adalah sebuah
perangkat optik yang memproyeksikan
gambar atau gambar bergerak pada
sebuah permukaan datar, biasanya
sebuah layar putih atau dinding putih.
Kebanyakan proyektor membuat gambar
dengan cara menyinari objek melalui
lensa transparan kecil, namun proyektor
sekarang dapat memproyeksikan gambar secara langsung, dengan menggunakan laser.
Sebuah proyektor yang menggunakan sistem optical mekanikal untuk
memproyeksikan foto slide. Foto slide maksudnya, sekumpulan foto yang ditampilkan
secara bergantian sesuai urutannya/ susunannya layaknya membuka album foto. Perlu
dicatat bahwa, foto yang digunakan pada Slide Projektor bukanlah foto yang sudah jadi
seperti foto yang dicetak di kertas foto, tapi negatif/ film dari foto-foto tersebut. Atau
orang bilang “klise” foto, istilah lain untuk negatif foto. Berikut gambar Slide
Projektor. Jadi, Slide Projektor ini cara kerjanya yaitu dengan menyinari lembaran-
lambaran negatif film dan memproyeksikan ke sebuah permukaan datar.

8. Oftalmoskop
Oftalmoskop adalah alat yang memencarkan seberkas
sinar ke dalam mata, memungkinkan dokter memeriksa retina
atau bagian belakang bola mata melalui pupil. Pemeriksaan
oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan
ini merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan
medik yang komprehensif. Dengan prosedur ini dapat dilihat
gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya retina lepas,
glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus,
tumor otak dan penyakit-penyakit lain.
9
Bagian mata dalam dinamakan fundus dan melewati retina, diskus optikus, makul
dan pembuluh darah retina. Dapat dilihat melalui oftalmoskop, suatu instrument yang
dipergunakan dengan cara dipegang yang memproyeksikan cahaya melalui prisma dan
membelokan cahaya dengan sudut 90 derajat, memungkinkan pemeriksa melihat retina.
Oftalmoskop direk memiliki berapa lensa yang tersusun pada roda. Lensa dapat dipilih
dengan memutar roda dengan telunjuk tanpa menghentikan inspeksi.
Apertur tanpa filter yang kecil sudah cukup dan paling berguna pada oftalmoskop
standar. Oftalmoskopi indirek melibatkan penggunaan skop binokuler dengan
pencahayaan terang, yang memungkinkan pengintipan fundus okuli yang lebih luas.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alat-alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan
benda optik. Misalnya, cermin, lensa, atau prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip
pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Beberapa alat optik antara lain kamera, lup,
mikroskop, teleskop, proyektor, episkop, dan lain-lain.

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya alat-alat optik bagi kehidupan manusia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurachmandani, Setya. 2009. Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Mudjiran, dkk. 2007. Alat-Alat Optik. Padang: UNP Press

Sunarto dan Hartono, Agung. 1995. Mata, Kamera dan Lup. Jakarta: Rineka Cipta

Sumantri, Mulyani dan Syaodih, Nana. 2008.Optik Geometri. Jakarta: Universitas Terbuka

Tim Pembina Mata Kuliah FISIKA. 2007. Alat Optik dan Penerapannya. Padang: Dikti
bekerjasama dengan HEDS-JICA.

Widodo, Tri dan Suparmo. 2009. Panduan Pembelajaran Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta
: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

12
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, yang karena atas limpahan rahmat dan
anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru Mata Pelajaran Fisika
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis, terutama terkait penulisan
makalah ini.
Adapun makalah ini penulis rangkum dari sumber yang dapat dipercaya yang
penyajiannya penulis sajikan dalam lembar Daftar Pustaka. Penulis menyadari penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis
harapkan guna penyempurnaannya di masa mendatang.
Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan kemampuan kita
dalam bidang Ilmu Fisika sebagaimana yang kita semua harapkan.

Pagar Alam, Februari 2020

Penulis

13
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penulisan ..................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alat Optik ................................................................................................................ 2
2.2 Macam-macam Alat Optik ........................................................................................................ 3
1. Mata dan Kecamata ............................................................................................................. 3
2. Lup ....................................................................................................................................... 6
3. Kamera................................................................................................................................. 6
4. Mikroskop............................................................................................................................ 7
5. Teropong.............................................................................................................................. 8
6. Periskop ............................................................................................................................... 8
7. Proyektor Slide .................................................................................................................... 9
8. Oftalmoskop ........................................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
3.2 Saran ........................................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

14
Disusun oleh :
Rahmat Pebiola
Martin Hidayat
Ade Sahrul
Asdini
Rahmad Fadli

Kelas : XI IPS.2

15

Anda mungkin juga menyukai