Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH FISIKA

ALAT OPTIK

DISUSUN OLEH :
DIAN PUSPITA ARUM
XI IPA 4 / 08

SMA NEGERI 1 WANGON


TAHUN PEMBELAJARAN
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga
makalah fisika “Alat-Alat Optik” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata pelajaran Fisika. Penulis berharap makalah tentang alat-alat optik dapat berguna
bagi siapapun yang membacanya dan juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan dari
pembacanya.
Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih
baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait penulisan, penulis
memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Wangon, Februari 2020

Penulis

i.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dan sebagai wakil Tuhan di bumi yang
menerima amanat-Nya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan yang
mempunyai kewajiban untuk beribadah dan menyembah Tuhan Sang Pencipta dengan
tulus. Menurut perkembangan era globalisasa bidang optik pun ikut berkembang. Alat-
alat optik sangat berpengaruh berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari , seperti dalam
bidang pendidikan , kesehatan dan perkantoran . jenis alat-alat optic pun beraneka ragam
menurut bentuk dan kegunaannya. Mikroskop digunakan untuk melihat benda yang
berukuran kecil seperti bakteri dan virus, Lup digunakan sebagai kaca pembesar,
Teropong digunakan untuk melihat benda-benda dilangit, dibumi dan di dalam kapal
selam. Lensa digunakan untuk membantu orang-orang yang menderita cacat mata atau
penglihatannya terganggu. Contohnya: miopi, hipermetropi, presbiopi, dan astigmatisme.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan optik ?
2. Apa saja alat-alat optik ?
3. Bagaimana prinsip kerja alat-alat optik ?
4. Bagaimana rumus perhitungan masing-masing alat optik ?

C. TUJUAN
Dengan latar belakang di atas kita mempunyai rumusan masalah seperti berikut :
a. Mengetahui pengertian dari optik.
b. Mengetahui alat-alat optik.
c. Memahami prinsip kerja alat-alat optik.
d. Menegtahui rumus perhitungan pada masing-masing alat optik.
e. Memenuhi tugas mata pelajaran Fisika.

D. METODE PENULISAN
Penulis mempergunakan metode internet untuk Menyusun makalah ini dengan
mendownload materi-materi tentang optik yang tersedian dalam layanan web.

1.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OPTIK
Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik. Kata
berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Bidang optik biasanya
menggambarkan sifat cahaya tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai cahaya
adalah gelombang elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam bentuk sinar-X,
gelombang mikro, gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi elektromagnetik dan mirip
maupun pada balok muatan partikel (balok dibebankan). Optik secara umum dapat dianggap
sebagai bagian dari keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum
cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optik kuantum hingga mekanika. Dalam
prakteknya, sebagian besar fenomena optik dapat dihitung dengan menggunakan sifat dari
cahaya elektromagnetik, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optik memiliki identitas, masyarakat, dan konferensi. Aspek lapangan sering
disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik.
Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi) disebut
rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam aplikasi,
keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa
optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau Optoelektronik. Batas-batas antara bidang
ini dan "optik" yang tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia
dan dalam berbagai bidang industri. Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk
aplikasi dunia nyata, ilmu optik dan rekayasa optik cenderung sangat interdisipliner. Ilmu
optik merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi,
kedokteran (khususnya optalmologidan optometri), dan lain-lain. Selain itu, perilaku optik
yang paling lengkap, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan
masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model sederhana ini cukup untuk
menjelaskan sebagian besar perilaku fenomena optik dan mengabaikan relevan dan / atau
tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Dalam ruang bebas dengan kecepatan gelombang bepergian c = 3 × 108 meter / detik.
Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang dengan
kecepatan v, yang merupakan karakteristik dari bahan dan kurang dari cahaya besarnya
kecepatan sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan kecepatan
cahaya dalam medium adalah indeks bias bahan n sebagai berikut: n = c / v

B. ALAT-ALAT OPTIK
1. MATA

2.
Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik yang sangat
penting bagi manusia. Bagian-bagian mata menurut kegunaan fisis sebagai alat optik :
 Kornea merupakan lapisan terluar yang keras untuk melindungi bagian-bagian lain
dalam mata yang halus dan lunak.
 Aqueous humor (cairan) yang terdapat di belakang kornea fungsi untuk membiaskan
cahaya yang masuk ke dalam mata.
 Lensa terbuat dari bahan bening (optis) yang elastik, merupakan lensa cembung
berfungsi membentuk bayangan.
 Iris (otot berwarna) membentuk celah lingkaran yang disebut pupil.
 Pupil berfungsi mengatur banyak cahaya yang masuk ke dalam mata. Lebar pupil
diatur oleh iris, di tempat gelap pupil membuka lebar agar lebih banyak cahaya yang
masuk ke dalam mata.
 Retina (selaput jala) terdapat di permukaan belakang mata yang berfungi sebagai
layar tempat terbentuknya bayangan benda yang dilihat. Bayangan yang jatuh pada
retina bersifat : nyata, diperkecil dan terbalik.
 Bintik buta merupakan bagian pada retina yang tidak peka terhadap cahaya, sehingga
bayangan jika jatuh di bagian ini tidak jelas/kelihatan, sebaliknya pada retina terdapat
bintik kuning. Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang
berbentuk sel batang berfungsi membedakan kesan hitam/putih dan yang berbentuk
sel kerucut berfungsi membedakan kesan berwarna.
 Otot siliar (otot lensa mata) berfungsi mengatur daya akomodasi mata. Cahaya yang
masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke permukaan retina. Oleh sel-sel yang
ada di dalam retina, rangsangan cahaya ini dikirimkan ke otak. Oleh otak
diterjemahkan sehingga menjadi kesan melihat.

Daya Akomodasi Mata


Perlu diketahui bahwa jarak antara lensa mata dan retina selalu tetap. Sehingga dalam
melihat benda-benda pada jarak tertentu perlu mengubah kelengkungan lensa mata. Untuk
mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah jarak titik fokus lensa
merupakan tugas otot siliar. Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa
mata selalu jatuh di retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung
(otot-otot siliar menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar
mengendor). Peristiwa perubahan-perubahan ini disebut daya akomodasi. Daya akomodasi
(daya suai) adalah kemampuan otot siliar untuk menebalkan atau memipihkan kecembungan
lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau jauhnya jarak benda yang dilihat. Manusia
memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu :
a) Titik dekat mata (Punctum Proximum) adalah jarak benda terdekat di depan
mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal (Emetropi) titik
dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm
(untuk dewasa). Titik dekat disebut juga jarak baca normal.
b) Titik jauh mata (Punctum Remotum) adalah jarak benda terjauh di depan mata
yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata normal titik jauhnya adalah
“Tak Terhingga”.

3.
Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata seseorang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak tertentu dengan jelas. Cacat mata yang
disebabkan berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun jauh, rabun dekat dan rabun
dekat dan jauh. Selain tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang disebut
astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu dengan kacamata. Kacamata hanya berfungsi
membantu penderita cacat mata agar bayangan benda yang diamati tepat pada retina.
Kacamata tidak dapat menyembuhkan cacat mata. Ukuran yang diberikan pada kacamata
adalah kekuatan lensa yang digunakan. Kacamata berukuran -1,5, artinya kacamata itu
berlensa negatif dengan kuat lensa -1,5 dioptri.Berkurangnya daya akomodasi mata dapat
menyebabkan cacat mata sebagai berikut :
a) Rabun Dekat (Hipermetropi)
Apakah kalian punya seorang teman yang tidak bisa membaca dari jarak dekat? Jika
ada, maka teman kalian mengalami cacat mata yang disebut rabun dekat (hipermetropi).
Orang yang menderita rabun dekat mempunyai titik dekat (punctum proximum) yang
melebihi titik dekat mata normal (PP > sn) dan titik jauhnya tidak terhingga (~). Akibatnya,
penderita hanya mampu melihat dengan jelas benda-benda yang jauh. Sedangkan jika benda
terletak pada jarak dekat (jarak baca normal), orang tersebut tidak dapat melihat dengan jelas.
Ketika orang yang mengalami rabun dekat melihat benda pada jarak baca normal,
bayangan benda akan jatuh di belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh di
retina, penderita dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cembung (positif). Dengan
bantuan kacamata berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di retina. Perhatikan
gambar berikut ini.

Keterangan gambar:
Gambar atas :
Skema jalannya sinar pada cacat mata rabun jauh
(hipermetropi).
Gambar bawah : Skema jalannya sinar pada mata hipermetropi setelah
menggunakan kacamata berlensa cembung
(positif/konvergen).
 Kekuatan lensa mata digunakan penderita rabun dekat dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.
1 1 1
= +
f S s’
Dengan menggunakan kacamata positif (berlensa cembung), benda yang berada pada
jarak s mempunyai bayangan (s’) pada jarak baca normal (25 cm) di depan kacamata
(s’ bernilai negatif). Bayangan ini kemudian dibiaskan kembali oleh lensa mata dan
jatuh tepat di retina.

4.
 Pada persamaan pembiasan di atas, kita tahu bahwa faktor di sebelah kiri
menunjukkan kekuatan lensa (P). Menurut kacamata, jarak benda adalah s dan jarak
bayangan adalah –sn. Jadi, kekuatan lensa hipermetropi dapat dihitung dengan
persamaan berikut.
1 1
P= +
S −S n
 Agar mata dapat melihat benda pada jarak baca normal (s = 0,25 m), maka kekuatan
lensa yang digunakan dapat dicari dengan persamaan berikut ini
1 1
P= +
0,25 −S n

1
P = 4 −
sn
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
sn = titik dekat mata hipermetropi (m)
Jika titik dekat mata hipermetropi dinyatakan dalam satuan cm, persamaan tersebut
menjadi
100
P = 4 −
s n

b) Rabun Jauh (Miopi )


Titik terjauh (punctum remotum) pada mata normal adalah di jauh tak hingga. Artinya,
mata normal dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jauh tak terhingga. Jika seseorang
tidak mampu melihat dengan jelas benda-benda di jauh tak terhingga, maka orang tersebut
mengalami rabun jauh atau disebut miopi.
Penderita rabun jauh memiliki titik jauh lebih dekat daripada titik jauh mata normal dan
titik dekatnya lebih pendek dari titik dekat mata normal. Jika mata miopi melihat benda di
jauh tak terhingga, bayangan benda jatuh di depan retina. Ini terjadi karena lensa mata tidak
dapat memipih dengan baik sesuai yang diperlukan.
Untuk mengatasi cacat miopi, penderita ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa
cekung (negatif/divergen). Dengan menggunakan lensa negatif, benda yang terletak di titik
tak terhingga (s = ~) dibiaskan dan mempunyai bayangan tepat di retina. Titik jauh miopi
(PR) di depan lensa (s’bernilai negatif). Bayangan ini akan dibiaskan kembali oleh lensa mata
dan menghasilkan bayangan tepat di retina. Perhatikan gambar berikut.

5.
Keterangan gambar:
Gambar atas : Pada mata rabun jauh (miopi), bayangan benda jatuh di depan
retina.
Gambar bawah : Dengan menggunakan kacamata berlensa cekung
(negatif/divergen), bayangan benda jatuh tepat di retina.

Berapakah kekuatan lensa yang harus digunakan penderita miopi yang hanya dapat melihat
benda pada jarak s? Dengan menggunakan persamaan pembiasan cahaya pada lensa, kita
dapat menentukan kekuatan lensa yang digunakan penderita miopi dengan persamaan berikut
ini.
1 1
P = +
s s'
Dari penjelasan sebelumnya, s = ~ dan s’ = −PR, sehingga kekuatan lensa yang harus dipakai
dapat ditentukan dengan persamaan berikut ini.
1 1
P = +
~ −PR
1
P = −
PR
Keterangan:
PR = punctum remotum atau titik jauh miopi (m)
Jika titik jauh mata dinyatakan dalam cm, persamaan tersebut menjadi:
100
P = −
PR

c) Mata Tua (Presbiopi)


Orang yang sudah lanjut usia biasanya juga mengalami gangguan penglihatan akibat
umur. Ganguan mata ini disebut presbiopi atau mata tua. Presbiopi disebabkan oleh
berkurangnya daya akomodasi mata karena usia lanjut. Akibat berkurangnya daya akomodasi
ini, lensa mata tidak dapat mencembung dan memipih sesuai kebutuhan.
Keadaan tersebut menyebabkan titik jauh mata lebih pendek dari titik jauh normal (PR
< ~) dan titik dekatnya lebih besar dari titik dekat normal (PP > 25 cm). Ini menyebabkan
orang yang sudah berusia lanjut tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang terlalu
jauh atau terlalu dekat.

Ganguan presbiopi dapat diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap


(kacamata bifokal). Lensa negatif (cekung) yang berada di bagian atas berfungsi melihat
benda yang jauh. Sementara lensa positif (cembung) berada di bagian bawah berfungsi untuk
melihat benda yang dekat.

6.
d) Astigmatisme
Mungkin kalian pernah menjumpai orang yang memakai kacamata yang bukan kacamata
plus (positif) atau kacamata minus (negatif), tetapi kacamata silindris. Kacamata silindris ini
digunakan untuk membantuk penglihatan orang yang mengalami gangguan mata yang
disebut astigmatisme. Gangguan ini disebabkan oleh keadaan kornea yang tidak bulat benar.
Kelainan ini menyebabkan pembiasan sinar yang datang secara horizontal dan vertikal
berbeda satu sama lain.

Gejala astigmatisme dapat diuji dengan alat uji seperti pada gambar di atas. Mata
yang mengalami astigmatisme akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama dalam
arah tegak lurus. Selain itu, garis-garis tersebut tampak lebar dan kabur.

2. KAMERA

Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang menarik.
Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kamera yang
dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer. Kamera video dipakai dalam
pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film. Kamera elektronik
(autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada
kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melalui proses pencetakan melainkan dapat
dilihat atau diolah melalui komputer. Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis)
menurut kegunaan fisis :
 Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yang difoto
 Diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur luasnya
 Aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya
 Shutter pembuka/penutup “dengan cepat” jalan cahaya yang menuju ke pelat film
 Pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan. Setiap benda yang
di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarak fokus di depan lensa
kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat film memiliki sifat nyata, terbalik
dan diperkecil. Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda pada jarak
yang berbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau ke belakang.

7.
3. LUP (KACA PEMBESAR)

Lup (Kaca Pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih
besar dan jelas. Oleh tukang arloji, lup dipakai agar bagian jam yang diperbaikinya kelihatan
lebih besar dan jelas. Oleh siswa saat praktikum biologi, lup dipakai untuk mengamati bagian
hewan atau tumbuhan agar kelihatan besar dan jelas. Sebagai alat optik, lup berupa lensa
cembung tebal (berfokus pendek). Sifat bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang
dilihat dengan lup adalah tegak dan diperbesar. Orang yang melihat benda dengan
menggunakan lup akan mempunyai sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar
daripada orang yang melihat dengan mata biasa. Ada dua cara memakai lup, yaitu dengan
mata tak berakomodasi dan mata berakomodasi.
a. Melihat Dengan Mata Tak Berakomodasi
Untuk melihat tanpa berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak
berhingga. Benda yang dilihat harus diletakkan tepat pada titik fokus lup. Keuntunganya
adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat lelah, sedangkan kelemahannya dari segi
perbesaran berkurang. Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah : M = PP/f , dimana M = Perbesaran Lup,
PP = Titik Dekat Mata, serta f = Jarak Titik Fokus Lensa.
b. Melihat dengan mata berakomodasi
Agar mata dapat melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk
oleh lensa harus berada di titik dekat mata (PP). Benda yang dilihat harus terletak antara titik
fokus dan titik pusat sumbu lensa.Kelemahannya untuk pengamatan lama mata cepat lelah,
sedangkan keuntungannya dari segi perbesaran bertambah.
Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar. Perbesaran anguler yang
didapatkan adalah : M = PP/f + 1, dimana M = perbesaran lup, PP = titik dekat mata, serta
f = jarak titik fokus lensa

4. MIKROSKOP

Penggunaan lup untuk mengamati benda-benda kecil ada batasnya. Jika kita
menggunakan lup yang berjarak fokus kecil untuk mendapatkan perbesaran yang lebih besar,
bayangan yang diperoleh tidak sempurna. Untuk itu, diperlukan mikroskop.

8.
Dengan memakai mikroskop kita dapat mengamati benda atau hewan renik, seperti
bakteri dan virus yang tidak dapat dilihat mata secara langsung ataupun dengan memakai lup.
Jenis mikroskop mutakhir yang sudah dibuat manusia adalah mikroskup elektron. Dalam
subbab ini akan dipelajari mikroskop cahaya yang proses kerjanya memanfaatkan lensa
cembung dengan menerapkan pembiasan cahaya.
Mikroskop cahaya mempunyai bagian utama berupa dua lensa cembung. Lensa yang
menghadap benda disebut lensa objektif dan yang dekat ke mata disebut lensa okuler. Jarak
fokus lensa objektif lebih kecil dari jarak fokus lensa okuler. Selain itu, mikroskop dilengkapi
dengan cermin cekung yang berfungsi untuk mengumpulkan cahaya pada objek preparat
yang akan diamati. Untuk mengatur panjang mikroskop agar diperoleh bayangan dengan jelas
digunakan makrometer dan mikrometer.

Dasar kerja mikroskop


Obyek atau benda yang diamati harus diletakkan di antara Fob dan 2Fob, sehingga lensa
obyektif membentuk bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Bayangan yang dibentuk lensa
obyektif merupakan benda bagi lensa okuler. Lensa okuler berperan seperti lup yang dapat
diatur/digeser-geser sehingga mata dapat mengamati dengan cara berakomodasi atau tidak
berakomodasi.
a) Pengamatan dengan akomodasi maksimum
Untuk pengamatan dengan akomodasi maksimum, maka bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler harus jatuh pada titik dekat mata (PP). Perbesaran yang diperoleh
adalah merupakan perbesaran oleh lensa obyektif dan lensa okuler yaitu:
M = Moby x Mok
M = (Si/So) x (PP/f okuler + 1)
b) Pengamatan dengan mata tidak berakomodasi
Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, maka bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler harus berada pada titik jauh mata. Perbesaran yang diperoleh adalah
merupakan perbesaran oleh lensa obyektif dan lensa okuler yaitu:
M = Moby x Mok
M = (Si/So) x (PP/f okuler)
c) Panjang mikroskop
Panjang mikroskop adalah jarak lensa obyektif terhadap lensa okuler dirumuskan
dalam bentuk :
Untuk mata berakomodasi
d = Si (ob) + So (ok)
Keterangan :
d = Panjang Mikroskop
Si (ob) = Jarak Bayangan Lensa Obyektif
So (ok) = Jarak Benda Lensa Okuler

Untuk mata tidak berakomodasi


d = Si (ob) + f (ok)

Keterangan :
d = Panjang Mikroskop
Si (ob) = Jarak Bayangan Lensa Obyektif
f (ok) = Jarak Fokus Lensa Okuler

9.
5. TEROPONG (TELESKOP)

Teleskop dipakai untuk mengamati benda-benda yang jauh letaknya agar terlihat lebih
dekat dan lebih jelas. Ada beberapa jenis teropong antara lain teropong bintang,
teropong bumi, dan teropong prisma.
I. Teropong Bintang

Teropong bintang disebut juga teropong astronomi.


a) Terdiri dari 2 buah lensa cembung.
b) Jarak fokus lensa obyektif lebih besar dari jarak fokus lensa okuler.

Dasar Kerja Teropong


Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh tak terhingga, berkas cahaya datang
berupa sinar-sinar yang sejajar. Lensa obyektif berupa lensa cembung membentuk bayangan
yang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada titik focus. Bayangan yang dibentuk
lensa obyektif menjadi benda bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
a) Penggunaan Dengan Mata Tidak Berkomodasi
Untuk penggunaan dengan mata tidak berkomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh
lensa obyektif jatuh di titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler yang diperoleh adalah :
M = f (ob) / f (ok)
Panjang teropong adalah :
d = f (ob) + f (ok)
b) Penggunaan Dengan Mata Berakomodasi Maksimal
Untuk penggunaan dengan mata berkomodasi maksimal bayangan yang dihasilkan
oleh lensa obyektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.
Perbesaran anguler dapat diturunkan sama dengan penalaran pada pengamatan tanpa
berakomodasi dan didapatkan :
M = f (ob) / So (ok)
Panjang teropong adalah :
d = f (ob) + So (ok)

10.
II. Teropong Bumi

Teropong bumi disebut juga teropong medan. Terdiri dari 3 buah lensa cembung yaitu lensa
obyektif, lensa okuler dan lensa pembalik.
Dasar Kerja Teropong Bumi
Lensa obyektif membentuk bayangan bersifat nyata, terbalik dan diperkecil yang jatuh
pada fob. Bayangan dibentuk oleh lensa obyektif menjadi benda bagi lensa pembalik jatuh
pada jarak 2f pembalik sehingga terbentuk bayangan pada jarak 2f pembalik juga yang
bersifat nyata, terbalik, dan sama besar . Dengan adanya lensa pembalik panjang teropong
dirumuskan menjadi : d = f (ob) + 4f (pembalik) + f (ok)
Lensa pembalik berfungsi untuk membalikkan arah cahaya sebelum melewati lensa
okuler, lensa okuler berfungsi seperti lup membentuk bayangan bersifat maya, tegak, dan
diperbesar. Adanya lensa pembalik tidak mempengaruhi perbesaran akhir, bayangan akhir
bersifat maya, tegak dan diperbesar dengan perbesaran : M = f (ob) / f (ok).

III. Teropong Prisma (Binokuler)

Teropong prisma terdiri atas dua pasang lensa cembung (sebagai lensa objektif dan
lensa okuler) dan dua pasang prisma kaca siku-siku samakaki. Sepasang prisma yang
diletakkan berhadapan, berfungsi untuk membelokkan arah cahaya dan membalikkan
bayangan. Bayangan yang dibentuk lensa objektif bersifat nyata, diperkecil, dan terbalik.
Bayangan nyata dari lensa objektif menjadi benda bagi lensa okuler. Sebelum dilihat dengan
lensa okuler, bayangan ini dibalikkan oleh sepasang prisma siku-siku sehingga bayangan
akhir dilihat maya, tegak, dan diperbesar. Perbesaran bayangan yang diperoleh dengan
memakai teropong prisma sama dengan teropong bumi.Beberapa keuntungan praktis dari
teropong prisma dibandingkan teropong yang lain :
a) Menghasilkan bayangan yang terang, karena berkas cahaya dipantulkan sempurna
oleh bidang-bidang prisma.
b) Dapat dibuat pendek sekali, karena sinarnya bolak-balik 3 kali melalui jarak yang
sama (dipantulkan 4 kali oleh dua prisma).
c) Daya stereoskopis diperbesar, dua mata melihat secara bersamaan
d) Dengan adanya prisma arah cahaya telah dibalikkan sehingg terlihat bayangan akhir
bersifat maya, diperbesar dan tegak.

11.
IV. Teropong Pantul Astronomi

Teropong pantul terdiri dari sebuah cermin cekung berjarak fokus besar sebagai
cermin objektif, sebuah lensa cembung sebgai lensa okuler dan sebuah cermin datar sebagai
pembelok arah cahaya dari cermin objektif ke lensa okuler.

V. Teropong Panggung

Teropong panggung terdiri dari dua lensa, yaitu :


1. lensa obyektif berupa lensa cembung
2. lensa okuler berupa lensa cekung

Dasar Kerja Dari Teropong Panggung


Sinar-sinar sejajar yang masuk ke lensa obyektif membentuk bayangan tepat di titik fokus
lensa obyektif. Bayangan ini akan berfungsi sebagai benda maya bagi lensa okuler. Oleh
lensa okuler dibentuk bayangan yang dapat dilihat oleh mata. Perlu diketahui bahwa
bayangan yang dibentuk lensa okuler adalah tegak. Perhatikan diagram dari proses
terbentuknya bayangan benda pada gambar berikut. Untuk pengamatan tanpa berakomodasi,
maka panjang teropong adalah : d = f (ob) – f (ok)
Perbesaran anguler yang didapatkan adalah sama dengan perbesaran pada teropong bintang
ataupun juga teropong.

12.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya menggunakan
benda optik, misalnya cermin, lensa, atau prisma. Alat optik memanfaatkan prinsip
pemantulan dan atau pembiasan cahaya. Ada beberapa alat optik antara lain kamera,
lup, mikroskop, teleskop, proyektor, dan episkop.
Alat-alat optik terdiri dari kamera,mata, mikroskop, kaca pembesar, proyektor, dan 
teleskop.yang masing-masing memiliki fungsi atau kegunaan yang berbeda-beda
II. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan ialah agar pembaca dapat mengetahui betapa
pentingnya alat-alat optik bagi kehidupan manusia.

13.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-optik/
2. https://www.fisikabc.com/2017/12/jenis-cacat-mata-manusia.html
3. http://robiyanusugara.blogspot.com/2013/06/contoh-makalah-fisika-tentang-alat-
optik.html
4. https://id.wikibooks.org/wiki/Rumus-Rumus_Fisika_Lengkap/Alat_optik
5. http://serbafisikawe27.blogspot.com/2014/11/makalah-fisika-alat-alat-optik.html

14.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1


A. Latar belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
D. Metode penulisan .......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


A. Pengertian optik ............................................................................................ 2
B. Alat-alat optik ................................................................................................ 2
1. Mata ......................................................................................................... 2
2. Kamera .................................................................................................... 7
3. Lup .......................................................................................................... 8
4. Mikroskop ............................................................................................... 8
5. Teropong ................................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13


A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran .............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii.

Anda mungkin juga menyukai