Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

FISIKA
ALAT OPTIK DAN PEMANASAN GLOBAL

Guru Pengajar : Gregorius Giyus S.pd


Kelas : XI MIPA 2
Anggota :
1. Ilham Chairuddin
2. Lina
3. Ahmad Syafiq

SMA NEGERI 1 SUNGAI PINYUH


TAHUN PELAJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga
makalah dengan berjudul ‘Memaksimalkan Pengolahan Limbah Anorganik untuk
Mengurangi Produksi Limbah di Masyarakat’ dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas akhir semester 2 kelas XII dari
Bapak Muhammad Azis pada bidang studi biologi. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang pengolahan limbah anorganik guna
mengurangi produksi limbah di masyarakat.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Muhammad Azis selaku
guru mata pelajaran biologi. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Sungai Pinyuh, 15 Juni 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang...................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
1.3. Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Alat Optik...........................................................................................................................3
2.2. Jenis-Jenis Alat Optik........................................................................................................3
2.3. Pemanasan Global..............................................................................................................6
2.4. Dampak Pemanasan Global..............................................................................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................9
3.2. Saran...................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang pada hakikatnya
mempelajari aktivitas – aktivitas fisik manusia dengan alam di sekitarnya. Dengan
mempelajari ilmu fisika, kita dapat mengetahui apa sebenarnya yang kita alami selama kita
hidup didunia.
Contoh kongkretnya adalah di saat kita menarik tuas rem pada kendaraan, seketika itu
pula kendaraan kita akan berhenti secara langsung atau berangsur-angsur melamban hingga
berhenti. Hal itu disebabkan karena terjadi reaksi antara roda kendaraan dengan tuas rem yang
kita tarik tersebut, yang disebut gaya (dalam hal ini adalah gaya gesek).
Pada kesempatan kali ini, kami telah menyusun makalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Fisika Teknik. Kami mengangkat topik pembahasan yaitu “Alat Optik dan Pemanasan
Global”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Alat Optik?
2. Bagaimana penerapan Alat Optik dalam kehidupan sehari-hari?
3. Apa itu Pemanasan Global?
4. Apa saja dampak dari Pemanasan Global?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi Alat Optik.
2. Mengetahui penerapan Alat Optik di kehidupan sehari-hari.
3. Mengetahui definisi Pemanasan Global.
4. Mengetahui dampak dari Pemanasan Global.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Alat Optik


Alat optik adalah alat-alat yang menggunakan lensa dan/atau cermin untuk
memanfaatkan sifat-sifat cahaya yaitu dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan, cahaya tersebut
digunakan untuk melihat. Selain dari mata kita, alat-alat optik digunakan bersamaan dengan
mata kita, bisa juga untuk membantu kita melihat ataupun membutuhkan mata kita untuk
menggunakannya.
2.2. Jenis Alat Optik
Alat optik terdiri dari dua macam: alat optik alamiah dan alat optik buatan.

3
Alat optik alamiah tentu saja adalah mata kita, sedangkan alat optik buatan adalah alat-alat
optik yang dibuat oleh manusia seperti kaca mata, kamera, lup/kaca pembesar, mikroskop,
periskop, teropong, proyektor dan masih banyak lagi.
1. Mata
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan merupakan suatu
karunia yang amat luar biasa dengan mata kita bisa melihat. Mata berfungsi dengan cara
menerima, memfokuskan, dan mentransmisikan cahaya melalui lensa mata yang
menghasilkan bayangan objek yang kemudian ditangkap oleh retina mata. Bayangan objek
yang ditangkap retina tersebut kemudian dikirmkan ke otak melalui saraf optik untuk
kemudian diolah menjadi gambar yang mampu kita lihat secara nyata.
Mata hampir berbentuk bulat dengan diameter sekitar 2,5 cm dan dibungkus cangkang
(sclera) berwarna putih yang keras sebagai pelindung. Secara umum fungsi bagian-bagian
mata dibagi menjadi dua yakni bagian luar mata (kelopak mata, bulu mata, alis mata dan
kelenjar air mata) dan bagian dalam mata.
• Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan agar cahaya atau bayangan yang masuk jatuh di
retina mata.
• Pupil bertugas mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata.
• Sklera melindungi bola mata terhadap ganguan luar yang bersifat mekanis (ex. Benturan)
serta berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata.
• Koroid berfungsi memelihara retina dan mencegah terjadinya pemantulan cahaya di dalam
ruang internal mata dengan cara menyerap cahaya yang tidak diperlukan.
• Retina menjadi tempat penerimaan cahaya dan tempat jatuhnya bayangan benda.
• Saraf optik akan meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju otak.
• Otot siliari mengatur kelengkungan lensa mata. Pengaturan kelengkungan ini diperlukan
agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
a. Akomodasi
Daya Akomodasi mata atau daya suai mata adalah kemampuan otot siliar untuk
menebalkan atau memipihkan kecembungan lensa mata yang disesuaikan dengan dekat atau
jauhnya jarak benda yang dilihat mata.
Sehingga dalam melihat bendabenda pada jarak tertentu perlu mengubah
kelengkungan lensa mata. Untuk mengubah kelengkungan lensa mata, yang berarti mengubah
jarak titik fokus lensa merupakan tugas otot siliar.
Hal ini dimaksudkan agar bayangan yang dibentuk oleh lensa mata selalu jatuh di
retina. Pada saat mata melihat dekat lensa mata harus lebih cembung (otot-otot siliar
menegang) dan pada saat melihat jauh lensa harus lebih pipih (otot-otot siliar mengendur).
Kemampuan manusia untuk melakukan akomodasi mata terbatas sehingga
memerlukan bantuan lensa untuk memperjelas pandangannya pada objek yang dilihat.
b. Batas Daya Akomodasi
Manusia memiliki dua batas daya akomodasi (jangkauan penglihatan) yaitu dekat dan
jauh :

4
1) Titik dekat mata (punctum proximum) adalah jarak benda terdekat di
depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata
normal (emetropi) titik dekatnya berjarak 10cm s/d 20cm (untuk
anak-anak) dan berjarak 20cm s/d 30cm (untuk dewasa). Titik dekat
disebut juga jarak baca normal (Sn = 25 cm). Ketika mata melihat
pada titik dekat, mata dalam keadaan akomodasi maksimum.
2) Titik jauh mata (punctum remotum) adalah jarak benda terjauh di
depan mata yang masih dapat dilihat dengan jelas. Untuk mata
normal titik jauhnya adalah “tak terhingga (Sr = ~). Ketika mata
melihat titik jauh tak hingga, mata tak berakomodasi.
2. Kaca Mata
Kaca mata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu melihat pada orang
yang memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh, rabun dekat, ataupun mata silindris. Kaca mata
terdiri dari lensa (tergantung jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang menyangga
lensa.
Kaca mata berfungsi dengan cara mengatur bayangan agar jatuh tepat di retina, dengan
cara menjauhkan titik jatuh bayangan pada penderita rabun jauh dan mendekatkan titik jatuh
bayangan pada penderita rabun dekat.
Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa (kaca mata) yang digunakan tergantung pada
letak objek, jarak fokus lensa, dan kekuatan atau daya lensa.
Kekuatan atau daya lensa dirumuskan dengan:
P=1/f
Keterangan:
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
F = jarak fokus lensa (meter)
Untuk mencari jarak fokus lensa, kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan rumus :

Keterangan:
S = jarak benda ke lensa (meter)
S’ = jarak bayangan ke lensa (meter)
3. Kamera
Kamera merupakan alat untuk menghasilkan foto. Ada dua jenis kamera yang umum
dikenal, yaitu kamera digital dan kamera analog. Saat ini yang akan dibahas adalah kamera
analog.
Cara kerja kamera hampir sama dengan cara kerja mata, yakni cahaya masuk
difokuskan oleh lensa dan kemudian ditangkap oleh retina yang merupakan film pada kamera.
Rumus untuk mencari titik fokus pada lensa kamera sama seperti yang kita gunakan pada
lensa kaca mata.

5
Kamera terdiri atas sebuah lensa cembung, diafragma, dan film. Lensa pada kamera
dapat diubah-ubah letaknya sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu terletak
tepat pada film. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
4. Lup
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan berfungsi untuk
memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup sebenarnya merupakan lensa
cembung yang diletakkan antara mata dengan benda yang akan diamati.
Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat komponenkomponen arloji
yang berukuran kecil.
5. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil dengan perbesaran
yang lebih besar dari perbesaran lup (dapat mencapai lebih dari 100 kali lipat dari besar
benda). Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Zacharias Janssen dari Belanda pada tahun
1590.
Mikroskop terdiri dari 2 lensa. Lensa pertama dinamakan lensa obyektif yang
diletakkan sekat dengan benda yang akan diamati. Sedangkan lensa kedua yang diletakkan
dekat dengan mata pengamat dinamakan lensa okuler. Lensa okuler bertindak sebagai lup.
Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata berakomodasi maksimum
dan dengan mata tak berakomodasi.
6. Periskop
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk mengamati benda-
benda di permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama
kaki.
2.3. Pemanasan Global
Pemanasan global (bahasa Inggris: global warming) (juga disebut darurat iklim atau
krisis iklim adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 1,2 °C sejak garis dasar pra-
industri 1850–1900. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menyimpulkan
bahwa “dengan tegas pengaruh manusia telah memanaskan atmosfer, laut dan tanah” dan
“perubahan yang meluas dan cepat pada atmosfer, laut, kriosfer dan biosfer sedang terjadi”.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 °C antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka
perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas
rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang
berbeda.Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan
dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun
walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas
kalor lautan.
Suhu di atas darat meningkat dua kali lebih cepat dari suhu rata-rata dunia. Efek
pemanasan global mengancam kehidupan manusia dari sisi ketahanan pangan dan kelangkaan
air. Banjir, penyakit, konflik dan kerugian ekonomi menaik. Penggurunan merebak, dengan

6
kebakaran liar dan gelombang panas menjadi lebih kerap. Peningkatan suhu di Arktika
berkontribusi kepada penyusutan gletser dan juga pencairan tanah beku abadi. Degradasi
lingkungan, ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati berterusan dalam proses umpan
balik dengan bahaya iklim. Bahkan dengan usaha mengurangkan peningkatan suhu, beberapa
efek akan tetap berlanjut berabad-abad ke masa depan. Ini termasuk kenaikan permukaan laut
dan peningkatan keasaman air laut. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut perubahan
iklim sebagai ancaman terbesar kepada kesehatan global pada abad ke-21.
Dalam Persetujuan Paris pada tahun 2015, negara-negara di dunia telah berikrar untuk
menahan laju pemanasan global “cukup di bawah 2,0 °C”. Akan tetapi, dengan janjian yang
telah disetujui, peningkatan suhu rata-rata global masih dijangka akan mencapai 2,7 °C
sebelum abad ke-22. Untuk membatasi peningkatan suhu kepada 1,5 °C, emisi gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia harus dikurangkan setengahnya sebelum 2030 dan mencapai
netralitas karbon pada tahun 2050.
2.4. Dampak Pemanasan Global
Para ilmuwan menggunakan model komputer dari suhu, pola presipitasi, dan sirkulasi
atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuwan
telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca,
tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.
1. Iklim mulai tidak stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara
dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain
di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih
sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah
subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair.
Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari
akan cenderung untuk meningkat.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang menguap
dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena
uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi
pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih
banyak, sehingga akan memantulkan cahaya Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal
ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembapan yang tinggi akan
meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit
pemanasan. Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus
tahun terakhir ini.[25] Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.
Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai
(hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrem.
2. Peningkatan permukaan laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga
akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak
volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10–25 cm (4 – 10 inchi)
7
selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9–88 cm
pada abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah pantai.
Kenaikan 100 cm akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah
Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan
meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat
melakukan evakuasi dari daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi ekosistem pantai.
Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika
Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang
sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Everglades,
Florida.
3. Suhu global cenderung meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih
banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis
semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun
yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack
(kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair
sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan
mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu
hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan
pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat
berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
5. Dampak sosial dan politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malagizi. Perubahan cuaca
yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit,
seperti: diare, malagizi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-
lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air
(waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases).

8
Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru
untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa
spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten
terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi
kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah
dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. Hal ini juga akan berdampak perubahan
iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu
seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak
menentu)
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga
berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan
polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidioidomycosis,
penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ketahui betapa pentingnya Alat Optik dan
berdampaknya Pemanasan Global terhadap kehidupan sehari-hari. Masih banyak hal yang
dapat kita telaah dan pelajari lebih dalam terkait kedua materi tersebut agar kemudian
mempermudah kehidupan kita dalam penerapannya. Dalam hal ini seperti di bidang
kedokteran dan iklim.
3.2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Aninsi, Niken. 2021. Definisi, Contoh dan Fungsi Alat Optik, Materi Fisika Kelas XI SMA.
https://www.google.com/amp/s/katadata.co.id/amp/safrezi/berita/614d8f1cc2682/definisi-
contoh-dan-fungsi-alat-optik-materi-fisika-kelas-xi-sma (Diakses pada tanggal 16 Juni 2022)
Setiawan, Ricky. 2007. Pemanasan Global.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global (Diakses pada tanggal 16 Juni 2022)

10

Anda mungkin juga menyukai