Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM VISUAL

Oleh:
1. Agnes Yustiani Panjaitan (203310010035)
2. Welsi Petrisely (203310010111)
3. Fellisia (203310010044)
4. Evelyn Untario (203310010046)
5. Otniel (203310010145)
6. Marissa Icha Saurma Marpaung (203310010147)
7. Gherry Sibuea (203310010141)
8. Marta Uli Br Manullang (203310010124)
9. Tabas Gabe Mulia Siagian (203310010139)
10. Hairil Azhar Srg (203310010144)

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem
Visual ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak
Achmad Irvan Dwi Putra dan Ibu Diny Atrizka,S.Psi.,M.Psi. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem visual bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Achmad Irvan Dwi Putra dan Ibu
Diny Atrizka,S.Psi.,M.Psi, selaku dosen di mata kuliah Biopsikologi yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan, 13 November 2020

2
DAFTAR ISI

SAMPUL HALAMAN………………………………………………..................1

KATA PENGANTAR............................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................4

1.1 Latar Belakang.......................................................................4


1.2 Tujuan Makalah...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................5

2.1...........................................................................................Sistem Visual
5
2.1.1 Stimulus Visual.............................................................5

2.1.2 Anatomi Sistem Visual................................................6

2.1.3 Mekanisme Sistem Visual............................................8

2.1.4 Peran Daripada Mata....................................................10

2.1.5 Mekanisme Melihat......................................................11

2.1.6 Kerusakan Yang Dialami Sistem Visual......................11

2.1.7 Arus Penglihatan..........................................................12

BAB III KESIMPULAN ....................................................................13

3.1 Kesimpulan.............................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biopsikologi merupakan studi ilmiah tentang biologi perilaku dalam hal ini, biologi
sebagai suatu pendekatan terhadap kajian psikologi. Biopsikologi mengarah pada
keanekaragaman kajian secara spesifik yang salah satunya adalah psikologi faal/fisiologis.
Psikologi Faal adalah salah satu cabang ilmu dari psikologi yang mempelajari
perilaku manusia, dan memiliki kaitan dengan fisiologis manusia. Dapat diartikan bahwa
psikologi faal merupakan gabungan antara psikologi dan fisiologi. Ilmu ini mempelajari
tentang fungsi otak dan organ manusia dalam perilakunya untuk merespons stimulus tertentu.
Ada beberapa bahasan dalam cabang ilmu psikologi faal ini, salah satunya adalah sistem
visual.
Sistem visual adalah bagian dari sistem saraf pusat yang letaknya berada di bagian
tubuh atas tubuh manusia yaitu kepala. Sistem visual ini memberikan organisme kemampuan
untuk mengolah atau memproses detail visual serta memungkinkan pembentukan beberapa
fungsi respon foto non-gambar. Tugas sistem visual adalah mendeteksi dan mengartikan
informasi dari cahaya tampak untuk membangun sebuah representasi dari lingkungan
sekitarnya.
Alat utama dari sistem visual ini adalah mata. Mata dapat diartikan sebagai sebuah
indra penglihatan yang merupakan perangkat atau alat biologis yang sangat kompleks. Mata
memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Mata menerima cahaya dari luar, lalu
mengubah menjadi sinyal listrik yang diangkut ke otak untuk diterjemahkan menjadi sebuah
gambar.
Mata memiliki banyak organ. Ada organ dalam dan organ luar. Organ dalam mata
antara lain adalah kornea, iris, pupil, lensa mata, retina, translasi cahaya menjadi sinyal-sinyal
neuron. Dan organ luarnya adalah bulu mata, kelopak mata, dan alis mata. Dalam
pembahasan sistem visual ini, tidak hanya akan membahas bagian mata dan cara kerjanya
namun juga mengenai bagaimana mata menangkan warna dan juga kerusakan yang
mungking dialami dari sistem visual.

1.2 Tujuan Makalah


1. Bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang sistem visual.
2. Mengenali dan mendalami tentang mekanisme sistem visual.
3. Mengerti akan kerusakan yang dapat terjadi didalam sistem visual.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Visual


2.1.1 Stimulus Visual
Stimulus visual masuk kedalam mata karena adanya cahaya yang dipantulkan dari
benda-benda di sekitar kita sehingga kita bisa melihat dengan cahaya yang redup.
Kita dapat melihat benda dengan jelas karena adanya stimulus visual. Cahaya
didefinisikan sebagai gelombang energi elektromagnetik yang panjangnya antara 380-760
nanometer. Panjang gelombang tersebut penting untuk sistem visual manusia agar dapat
merespons. Terdapat panjang gelombang yang tidak mampu dilihat oleh manusia yaitu
gelombang inframerah dan ultraviolet. Dua unsur penting yang terdapat dalam cahaya adalah
panjang gelombang dan intensitasnya. Panjang gelombang (wavelength) berperan dalam
mempersepsikan warna (color) sedangkan intensitas berperan dalam mempersepsikan gelap-
terang (brightness). Cahaya dengan intensitas sama namun berbeda panjang gelombangnya,
akan memiliki gelap-terang yang berbeda, semakin besar panjang gelombang maka semakin
rendah frekuensi cahaya, maka warna merah memiliki energi lebih rendah daripada warna
ungu.

Gambar 2.1 Gelombang Frekuensi

5
2.1.2 Anatomi Sistem Visual

Bagian mata Fungsi

Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur besar kecilnya pupil.
Bagian ini juga yang memberi warna pada mata. Sebagai contoh, orang
Iris
Asia memiliki mata dengan warna hitam hingga coklat, orang Eropa
memiliki mata berwarna biru hingga hijau, dan sebagainya.

Pupil adalah bagian mata yang berupa sebuah lubang kecil yang berfungsi
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata. Besar kecilnya pupil
diatur oleh iris. Ketika cahaya yang datang terlalu terang, pupil akan
Pupil
mengecil. Sedangkan saat cahaya yang datang terlalu redup, pupil akan
membesar. Mekanisme kerja pupil ini membentuk mata agar dapat
menerima cahaya dalam jumlah tepat.

Lensa mata adalah bagian mata yang berfungsi membentuk sebuah


gambar. Gambar yang dibentuk lensa mata kemudian diteruskan untuk
kemudian diterima retina. Lensa mata dapat menipis atau menebal sesuai
Lensa
dengan jarak mata dengan benda yang dilihatnya. Saat jarak benda terlalu
dekat, lensa mata akan menipis, sedangkan saat jarak benda terlalu jauh,
lensa mata akan menebal.
Otot-Otot Siliaria Mengatur lensa agar tetap ditempatnya saat ligamen-ligamen mengalami

6
ketegangan ketika melihat dari jarak dekat.
Bintik buta atau blind spot adalah bagian mata yang tidak sensitif terhadap
Bintik Buta cahaya. Jika bayangan benda jatuh tepat pada bagian ini, maka benda
(Blind Spot) tidak dapat terlihat oleh mata.
Daerah retina dengan diameter 0.33 cm yang berfungsi untuk penglihatan
Fovea
akuitas tinggi (detail-detail halus)
Retina adalah bagian mata berupa lapisan tipis sel yang terletak di bagian
belakang bola mata. Bagian ini berfungsi menangkap bayangan yang
Retina dibentuk lensa mata kemudian mengubahnya menyadi sinyal syaraf.
Retina merupakan bagian mata yang sangat sensitif cahaya karena ia
memiliki 2 sel fotoreseptor, yaitu rods dan cones.
Kornea (korneos) adalah bagian mata yang terletak di lapisan paling luar.
Bagian ini berupa selaput bening yang bersifat tembus pandang
(transparan). Sifat kornea ini membuat cahaya dapat masuk ke dalam sel-
Kornea
sel penerima cahaya di bagian dalam bola mata. Selain berfungsi
melindungi mata dari benda-benda asing dari luar, kornea 5 juga
berfungsi dalam melakukan refraksi di lensa mata
Saraf optik adalah bagian mata yang berfungsi meneruskan informasi
bayangan benda yang diterima retina menuji otak. Melalui saraf inilah
Saraf Optik sebetulnya kita dapat menentukan bagaimana bentuk suatu benda yang
kita lihat. Jika syaraf optik ini rusak, itu berarti kita tidak dapat melihat
alias buta.

Bagian mata yang berfungsi untuk melindungi mata:


Bagian Mata Fungsi
Alis Alis berfungsi menahan keringat atau air yang jatuh dari kening
(dahi) agar tidak masuk ke dalam mata. Beberapa orang mencukur
alisnya, padahal secara logika mencukur alis sebetulnya tidak baik.
Bulu Mata Bulu mata berfungsi untuk menjaga mata dari masuknya benda-
benda asing berukuran kecil seperti debu atau pasir.
Kelopak Mata Kelopak mata berfungsi untuk menjaga bola mata dari masuknya
benda asing dari luar mata seperti debu, goresan, pasir, atau asap.
Selain itu, bagian mata ini juga berfungsi untuk menyapu bola mata
dengan cairan dan mengatur jumlah cahaya yang masuk menuju
mata. Fungsi-fungsi dari kelopak mata ini ditunjang oleh mekanisme

7
buka tutup (berkedip) oleh otot kelopak.

Kelenjar Air Mata Kelenjar lakrima atau kelenjar air mata adalah bagian mata yang
berfungsi menghasilkan air mata. Air mata bermanfaat untuk
melembabkan mata, membersihkan mata dari debu, serta mematikan
kuman yang masuk ke mata.

2.1.3 Mekanisme Sistem Visual


Mata manusia memiliki cara kerja otomatis yang sempurna, mata dibentuk dengan 40
unsur utama yang berbeda dan ke semua bagian ini memiliki fungsi penting dalam proses
melihat. Kerusakan pada salah satu fungsi bagiannya dapat mengakibatkan mata tidak dapat
melihat.
Lapisan tembus cahaya di bagian depan mata adalah kornea, tepat di belakangnya
terdapat iris, selain memberi warna pada mata, juga terdapat pupil yang dapat mengubah
ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk, dengan bantuan otot yang
melekat padanya. Misalnya ketika berada di tempat gelap pupil akan membesar untuk
memasukkan cahaya sebanyak mungkin. Ketika kekuatan cahaya bertambah, pupil akan
mengecil untuk mengurangi cahaya yang masuk ke mata.
Sistem pengaturan otomatis yang bekerja pada mata bekerja sebagaimana berikut,
ketika cahaya mengenai mata sinyal saraf terbentuk dan dikirimkan ke otak, untuk
memberikan pesan tentang keberadaan dan kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim kembali
sinyal dan memerintahkan sejauh mana otot di sekitar iris harus mengerut. Bagian mata
lainnya yang bekerja bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas
memfokuskan cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata,
karena otot-otot di sekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai sudut dan jarak
berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.
Semua sistem yang telah disebutkan tadi berukuran lebih kecil, tapi jauh lebih unggul
daripada peralatan mekanik yang dibuat untuk meniru desain mata dengan menggunakan
teknologi terbaru, bahkan sistem perekaman gambar buatan paling modern di dunia ternyata
masih terlalu sederhana jika dibandingkan mata. Jika kita renungkan segala jerih payah dan
pemikiran yang dicurahkan untuk membuat alat perekaman gambar buatan ini kita akan
memahami betapa jauh lebih unggulnya teknologi penciptaan mata.
Jika kita amati bagian-bagian lebih kecil dari sel sebuah mata maka kehebatan
penciptaan ini semakin terungkap. Ibarat kita sedang melihat mangkuk kristal yang penuh
dengan buah-buahan, cahaya yang datang dari mangkuk ini ke mata kita menembus kornea

8
dan iris kemudian difokuskan pada retina oleh lensa jadi apa yang terjadi pada retina,
sehingga sel-sel retina dapat merasakan adanya cahaya ketika partikel cahaya yang disebut
foton mengenai sel-sel retina. Ketika itu mereka menghasilkan efek rantai layaknya sederetan
kartu domino yang tersusun dalam barisan rapi. Kartu domino pertama dalam sel retina
adalah sebuah molekul bernama 11-cis retinal. Ketika sebuah foton mengenainya molekul ini
berubah bentuk dan kemudian mendorong perubahan protein lain yang berikatan kuat
dengannya yakni rhodopsin. Kini rhodopsin berubah menjadi suatu bentuk yang
memungkinkannya berikatan dengan protein lain yakni transdusin.
Transdusin ini sebelumnya sudah ada dalam sel namun belum dapat bergabung
dengan rhodopsin karena ketidak sesuaian bentuk. Penyatuan ini kemudian diikuti gabungan
satu molekul lain yang bernama GTP kini dua protein yakni rhodopsin dan transdusin serta 1
molekul kimia bernama GTP telah menyatu tetapi proses sesungguhnya baru saja dimulai
senyawa bernama GDP kini telah memiliki bentuk sesuai untuk mengikat satu protein lain
bernama phosphodiesterase yang senantiasa ada dalam sel. Setelah berikatan bentuk molekul
yang dihasilkan akan menggerakkan suatu mekanisme yang akan memulai serangkaian reaksi
kimia dalam sel.
Mekanisme tersebut menghasilkan reaksi ion dalam sel dan menghasilkan energi
listrik, energi ini merangsang saraf-saraf yang terdapat tepat di belakang sel retina. Dengan
demikian bayangan yang ketika mengenai mata berwujud seperti foton cahaya ini
meneruskan perjalanannya dalam bentuk sinyal listrik. Sinyal ini berisi informasi visual objek
di luar mata. Agar mata dapat melihat, sinyal listrik yang dihasilkan dalam retina harus
diteruskan dalam pusat penglihatan di otak. Namun sel-sel saraf tidak berhubungan langsung
satu sama lain, ada celah kecil yang memisah titik-titik sambungan mereka lalu sinyal listrik
ini melanjutkan perjalanannya. Di serangkaian mekanisme rumit terjadi energi listrik diubah
menjadi energi kimia tanpa kehilangan informasi yang sedang dibawa dan dengan cara ini
informasi diteruskan dari satu sel saraf ke sel saraf berikutnya.
Molekul kimia pengangkut yang terletak pada titik sambungan sel-sel saraf membawa
informasi yang datang dari mata dari satu saraf ke saraf yang lain. Ketika dipindahkan ke
saraf berikutnya, sinyal ini diubah menjadi sinyal listrik dan melanjutkan perjalanannya ke
tempat titik sambungan lainnya. Dengan cara ini sinyal berhasil mencapai pusat penglihatan
pada otak, di sini sinyal tersebut dibandingkan informasi yang ada di pusat memori dan
bayangan tersebut ditafsirkan akhirnya kita dapat melihat mangkuk yang penuh buah-buahan
sebagaimana kita saksikan sebelumnya karena adanya sistem sempurna yang terdiri atas
ratusan komponen kecil ini dan semua rentetan peristiwa yang menakjubkan ini terjadi pada

9
waktu kurang dari 1 detik.

2.1.4 Peran Daripada Mata


Mata Anda memainkan peran krusial pada hal-hal yang Anda lakukan. Disini ada beberapa
fungsi utama dari mata.

1) Melihat

Mata mendapatkan cahaya dan mengkonversi menjadi gelombang elektrik yang dikirim ke
otak, yang memproses sinyal-sinyal ini untuk menjadi bayangan yang bisa kita lihat.

2) Bergerak

Enam otot 'extraocular' mengontrol pergerakan mata. Empat bergerak ke atas, bawah, liri dan
kanan; dua mengatur mata untuk menyeimbangkan dengan pergerakan kepala.

3) Berkedip

Setiap saat Anda berkedip, sekresi garam (basal tears) dari airmata Anda di sapu di atas
permukaan bola mata, menjaga bola mata tetap lembab dan bersih. Otot-otot pada kelopak
mata atas mengontrol pergerakan membuka dan menutup.

4) Menangis

Cairan garam yang terdapat dalam airmata mengandung protein, air, mucus dan minyak.
Dikeluarkan oleh lacrimal gland bagian atas dan sisi luar mata. Airmata secara refleks
melindungi dari penyebab iritasi seperti asap, debu dan angina, dapat juga keluarnya airmata
karena emosi sebagai respon dari rasa sedih atau bahagia - ada sebuah teori bahwa airmata
yang baik bisa membantu tubuh lebih kuat dari racun dan zat merugikan.

5) Melindungi

Mata di set pada rongga di tengkorak untuk melindungi dari cedera. Bulumata dan kelopak
mata menjaga dari debu dan kotoran. Alis mata di bentangkan untuk mengalihkan keringat
masuk ke mata Anda.

2.1.5 Mekanisme Melihat

10
1. Cahaya memantulkan obyek dan mengirim pada garis lurus menuju mata Anda.
2. Cahaya melalui kornea, menuju pupil dan diteruskan ke lensa mata.
3. Kornea dan lensa membelokkan (membiaskan) cahaya agar di fokuskan ke
retina.
4. Photoreceptors pada retina mengkonversi cahaya menjadi gelombang elektrik.
5. Gelombang elektrik melalui saraf optik menuju otak.
6. Otak memproses sinyal-sinyal itu menjadi sebuah bayangan (image).

2.1.6 Kerusakan Yang Dialami Sistem Visual


Berikut adalah beberapa kerusakan yang dapat terjadi pada sistem visual:
1) Scotoma:
 Kerusakan pada sebuah daerah korteks visual primer menyebabkan
kebutaan di daerah yang berhubungan dengan medan visual kontralateral
kedua belah mata
 Pemeriksaan dengan tes perimetri.
 Banyak pasien dengan skotoma ekstensif tidak menyadari defisitnya
karena faktor completion.
2) Blindsight (penglihatan buta):
 Akibat kerusakan pada korteks visual primer.
 Merespon stimuli visual dalam skotomanya meskipun mereka tidak
memiliki keasadaran yang disadari terhadap stimuli tersebut.

2.1.7 Arus Penglihatan

11
1) Arus Dorsal dan Ventral
Banyak jalur yang mengonduksikan informasi dari korteks visual primer
melalui berbagai daerah terspesialisasi di korteks sekunder dan korteks asosiasi
yang merupakan bagian dua arus utama: arus dorsal dan arus ventral.
 Arus Dorsal
 Mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat dorsal lalu ke
korteks parietal posterior.
 Kebanyakan neuron korteks visual dalam arus dorsal merespons
stimuli spasial yaitu stimuli yang mengindikasikan lokasi objek atau arah
gerakannya.
 Arus Ventral
 Mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat ventral lalu ke
korteks inferotemporal.
 Kebanyakan neuron dalam arus ventral merespons karakteristik objek,
misalnya warna dan bentuk.

Menurut Ungerleider dan Mishkin (dalam Pinel, 2011) menyatakan bahwa arus
dorsal dan ventral menjalankan fungsi-fungsi visual yang berbeda, arus dorsal terlibat dalam
persepsi “di mana” objek berada dan sistem ventral terlibat dalam persepsi tentang “apa”
objek itu.

Menurut Goodale dan Milner (dalam Pinel, 2011) mengatakan bahwa perbedaan
kunci antara arus dorsal dan ventral bukan terletak pada jenis informasi yang mereka
bawa tetapi bagaimana informasi itu digunakan.

Fungsi arus dorsal adalah untuk mengarahkan interaksi behavioral dengan berbagai
objek, sementara fungsi arus ventral adalah untuk memediasi persepsi yang disadari
terhadap berbagai objek → teori “kontrol perilaku” vs “persepsi yang disadari”.

Prospagnosia adalah gangguan rekognisi visual atau agnosia visual dengan kesulitan
spesifik dalam mengenali wajah-wajah. Visual agnosia (agnosia visual) adalah sebuah
agnosia yang spesifik untuk stimuli visual dimana penderita visual agnosia dapat melihat
stimuli visual, tetapi tidak mengetahui objek tersebut.

Macam-macam agnosia visual adalah agnosia gerakan, objek, dan agnosia warna. Hal
ini terjadi akibat kerusakan pada daerah korteks visual sekunder yang memediasi
rekognisi atribut tersebut.

12
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari data yang dikumpulkan, dapat disimpulkan bahwa Sistem
visual adalah bagian dari sistem saraf pusat yang letaknya ada di bagian tubuh atas tubuh
manusia yaitu mata. Sistem visual memberikan kemampuan untuk mengolah atau memproses
detail visual dan tugas dari sistem visual adalah untuk mendeteksi dan mengartikan informasi
dari cahaya tampak untuk membangun sebuah representasi dari lingkungan sekitarnya.

Organ dalam mata yang berperan dalam proses penglihatan adalah kornea, iris, pupil,
lensa mata, retina, translasi cahaya menjadi sinyal-sinyal neuron, dan organ luarnya adalah
bulu mata, kelopak mata, dan alis mata.

Mata memiliki peran yang krusial yaitu, melihat, bergerak, berkedip, menangis dan
melindungi bola mata, akan tetapi dapat terjadi kerusakan di dalam korteks visual primer
yang membuat pasien menderita Scotoma dan Blind sight (penglihatan buta).

Terdapat dua arus penglihatan yaitu arus dorsal dan arus ventral, arus dorsal mengalir
dari korteks visual primer menuju korteks prestriat dorsal lalu ke korteks parietal posterior
dan berstimuli yang mengindikasikan lokasi objek atau arah gerakannya, sementara arus
ventral mengalir dari korteks visual primer ke korteks prestriat ventral lalu ke korteks
inferotemporal dan berstimuli yang mengindikasikan merespons karakteristik objek, seperti
warna dan bentuk.

DAFTAR PUSTAKA

Pinel, John P.J. 2015. BIOPSIKOLOGI Edisi Ketujuh. Yogyakarta: Pustaka Belajar

13
Hapsari, I.I., Puspitawati, I., & Suryaratri, R.D. (2014) Psikologi Faal Tinjauan Psikologi dan
Fisiologi dalam Memahami Perilaku Manusia. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA
Hapsari, I.I., Puspitawati, I., & Suryaratri, R.D. 2017. Psikologi Faal. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Pinel, John P.J. (2009). Biopsikologi: Edisi Ketujuh (Terj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar ©
2020 - Psikologi Multitalent

14

Anda mungkin juga menyukai