Anda di halaman 1dari 21

SISTEM PENGLIHATAN MANUSIA BERKAITAN DENGAN KONSEP

ILMU FISIKA

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Umum

Dosen Pengampu : Dr. Amprasto, M.Si.

oleh :

Tazqia Intisavira (1804470)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ilahi Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya
hingga saat ini kita masih dapat merasakan nikmat-Nya. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpah kepada junjungan Nabi kita Muhammad Rasulullah
SAW. Kepada keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir
zaman.
Atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dimana
makalah ini membahas tentang Sistem Penglihatan Manusia Berkait an dengan
Konsep Ilmu Fisika. Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenunya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritik yang membangun dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki karya ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat dan
menginspirasi bagi pembaca.

Bandung, 20 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................4

1.3 Tujuan Makalah..............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Mata Sebagai Organ Penglihatan...................................................................5

2.2 Bagian Mata dan Fungsinya...........................................................................5

2.3 Mekanisme Melihat......................................................................................13

2.4 Proses Mata Membedakan Warna................................................................17

BAB III PENUTUP...............................................................................................19

3.1 Kesimpulan...................................................................................................19

3.2 Saran.............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terdapat suatu kaitan antara suatu ilmu alam dengan ilmu alam lainya.
Suatu ilmu alam tidak dapat dipisahkan dengan ilmu alam lainnya. Seperti
contoh nya dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup tanpa adanya
reaksi kimia maupun fisika dalam tubuh. Dalam hal yang lebih
spesifiknya, proses penglihatan tidak dapat dijelaskan hanya dengan
konsep ilmu biologi, namun harus menggunakan konsep ilmu fisika.
Secara rinci nya adalah konsep alat optik. Suatu disiplin ilmu dapat
menjelaskan disiplin ilmu lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa fungsi organ mata?
2. Apa fungsi dari bagian bagian mata?
3. Bagaimana mekanisme penglihatan dapat terjadi?
4. Bagaimana proses mata membedakan warna

1.3 Tujuan Makalah


Dibentuknya makalah ini bertujuan agar pembaca dapat memahami:
1. Fungsi organ mata dan bagiannya
2. Mekanisme penglihatan dalam konsep fisika
3. Cara mata membedakan warna
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mata Sebagai Organ Penglihatan


Mata manusia adalah organ yang bereaksi terhadap cahaya dan
memiliki beberapa kegunaan. Sebagai alat indra, mata mamalia
memungkinkan untuk penglihatan.
Sel batang dan kerucut pada retina memungkinkan persepsi cahaya sadar dan
penglihatan seperti diferensiasi warna dan persepsi kedalaman. Mata manusia
dapat membedakan sekitar 10 juta warna.

Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls


elektrokimia pada sel saraf. Pada manusia, mata adalah sistem optik kompleks
yang mengumpulkan cahaya dari lingkungan sekitarnya, mengatur
intensitasnya melalui diafragma, memfokuskan melalui penyesuaikan lensa
untuk membentuk sebuah gambar, mengkonversi gambar tersebut menjadi
satu himpunan sinyal listrik, dan mentransmisikan sinyal-sinyal
ke otak melalui jalur saraf kompleks yang menghubungkan mata melalui saraf
optik menuju korteks visual dan area lain dari otak.

2.2 Bagian Mata dan Fungsinya


Mata memiliki beberapa
komponen yang harus bekerja dengan
baik agar organ dapat berfungsi dengan
sempurna. Mata memiliki organ dalam
dan organ luar. Berikut adalah bagian
bagian mata beserta fungsinya.

1. Kornea
Kornea adalah lapisan
pelindung terluar mata. Fungsinya
adalah mencegah kotoran dan benda asing serta menyaring sinar UV yang
masuk ke mata. Kornea adalah bagian mata yang penting karena
menentukan seberapa baik tingkat fokus mata terhadap suatu objek.
Kornea yaitu lapisan bening pada mata yang berisi oleh berbagai
jaringan. Tak seperti bagian tubuh lain, kornea tidak memiliki pembuluh
darah. Jadi, sebagai penggantinya, kornea mendapatkan asupan dari air
mata. Berikut adalah lapisan dari kornea :

 Epitelium (ephitelium) adalah lapisan terluar kornea. Berfungsi untuk


mencegah masuknya benda asing, serta menyerap oksigen dan nutrisi
dari air mata.
 Stroma, terletak setelah epitelium. Stroma adalah lapisan tengah
paling tebal dan tersusun atas air dan protein sehingga berbentuk
padat dan elastis.
 Endotelium (endothelium), terletak di belakang stroma. Lapisan ini
berfungsi untuk memompa kelebihan cairan pada stroma. Gangguan
fungsi endotelium dapat menyebabkan stroma penuh dengan cairan
sehingga menyebabkan penglihatan kabur.

2. Pupil
Pupil adalah bagian mata yang merupakan celah berbentuk
lingkaran yang terletak di tengah iris. Pupil berfungsi untuk mengatur
cahaya agar fungsi penglihatan dapat optimal. 

3. Iris
Iris adalah selaput bola mata yang ada di belakang kornea mata,
membentuk batas pupil yang memberikan warna khusus. Iris terletak di
depan mata kita dalam wadah anterior di mana ia berada di antara lensa
kristal dan kornea. Iris tampaknya seperti piringan berwarna tetapi dalam
kenyataannya itu adalah diafragma tipis terdiri dari berbagai jaringan ikat
dan serat otot.
Iris atau selaput pelangi merupakan bagian dari mata yang
berwarna dan bertanggung jawab untuk mengendalikan jumlah cahaya
yang masuk ke mata dan melakukannya dengan cara yang mirip dengan
aperture pada kamera. Di tengah-tengah iris adalah pembukaan putaran
yang dikenal sebagai pupil. Ukuran pupil dapat berfluktuasi karena iris
memiliki otot kecil yang baik dapat memperluas (kontraksi) atau sempit
(konstriksi) itu.
Ketika otot-otot sfingter kecil yang ditemukan di iris releks, pupil
akan melebar dan ini memungkinkan lebih banyak cahaya masuk retina.
Ketika kontraksi otot, pupil akan menyempit menyebabkan penurunan
jumlah cahaya yang mampu mencapai mata. Kontraksi dan dilatasi pupil
juga terkait dengan jumlah cahaya pada lingkungan. Pada malam hari,
misalnya, otot-otot akan melebarkan pupil sehingga ada cahaya yang
cukup di mata. Ketika terlalu terang di luar, pupil akan berkontraksi untuk
memungkinkan pengurangan cahaya ke dalam mata dan mencegah
kerusakan retina.

4. Retina
Retina adalah jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan,
yang melapisi 2/3 bagian dalam
posterior dinding bola mata. Retina
membentang ke anterior sejauh
korpus siliaris dan berakhir pada ora
serata dengan tepi yang tidak rata.
Di sebagian besar tempat, retina dan
epitel pigmen retina mudah terpisah sehingga dapat terbentuk suatu ruang
yang disebut subretina. Akan tetapi pada diskus optikus dan ora serata,
retina dan epitel pigmen retina saling melekat kuat.
Retina mata memiliki sepuluh lapisan yang berbeda. Berikut
adalah lapisan-lapisan pada retina diurut dari depan kepala sampai ke
belakang kepala:

1. Membran pembatas dalam adalah membran basal yang diuraikan


oleh sel Müller.
2. Lapisan serat saraf adalah akson dari sel ganglion inti. Lapisan
tipis sel Müller terdapat di antara lapisan ini dan membran yang
membatasi bagian dalam.
3. Lapisan sel ganglion, mengandung inti sel ganglion, akson yang
menjadi serabut saraf optik, dan beberapa sel amakrin.
4. Lapisan plexiform dalam, berisi sinapsis antara akson sel bipolar
dan dendrit dari ganglion dan sel amakrin.
5. Lapisan nukleus dalam, berisi inti dan sel tubuh sekitarnya
(perikarya) dan sel amakrin, sel bipolar, dan sel horisontal.
6. Lapisan plexiform luar, merupakan proyeksi batang dan kerucut
yang masing masing berakhir pada batang bulatan kecil dan
kerucut gagang bunga. Bagian ini menciptakan sinapsis dengan
dendrit dari sel bipolar. Di wilayah makula, bagian ini dikenal
sebagai lapisan serat Henle.
7. Lapisan nukleus dalam, berupa badan sel batang dan kerucut.
8. Membran pembatas luar adalah lapisan yang memisahkan bagian
segmen dalam fotoreseptor dari inti selnya.
9. Lapisan fotoreseptor, bagian batang atau kerucut.
10. Epitel pigmen retina, berupa epitel kubus selapis. Bagian ini
adalah bagian yang terdekat dengan koroid.

5. Lensa mata
Lensa Mata (Lensa Kristalin) adalah bagian mata yang terletak di
belakang pupil dan iris, berfungsi untuk mengumpulkan dan memfokuskan
cahaya ke retina tepat pada bintik kuning. Lensa merupakan bagian lunak
yang transparan. Lensa Kristalin ini mempunyai kemampuan khusus yang
disebut daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk menebal/menipis atau
mencembung/memipihnya lensa sesuai dengan jarak benda yang
dilihat. Lensa semakin cembung saat melihat benda dekat, dan semakin
pipih saat melihat benda jauh. Lensa diikat oleh otot yang disebut
muskulus siliaris, kontraksi otot inilah yang dapat mengubah ukuran
lensa. 

6. Otot
Otot penggerak bola mata disebut juga otot ekstraokuler yang
sangat kecil ukurannya namun sangat kuat dan
efisien gerakannya. Ada enam otot penggerak
bola mata yang melekat pada bola mata. Keenam
otot ini harus bekerja secara bersama-sama
secara sinkron dan tepat serta serentak agar
manusia bisa melihat secara normal untuk
melihat ke atas, bawah, samping kanan, samping
kiri dan rotasi atau memutar, yaitu :
- Medial rectus (MR) : menggerakkan mata ke arah dalam atau
mendekati hidung (adduction)
- Lateral rectus (LR) : menggerakan mata ke arah luar atau menjauhi
hidung (abduction)
- Superior rectus (SR) : menggerakkan mata ke atas (elevation)
 membantu otot superior oblique memutarkan bagian atas mata
kearah mendekati hidung (intorsion)

 membantu otot medial rectus melakukan gerakan adduction

- Inferior rectus (IR) : menggerakkan mata ke bawah (depression)


 membantu otot inferior oblique memutarkan bagian atas mata ke
arah menjauhi hidung (extorsion)
 membantu oto lateral rectus melakukan gerakan abduction.
- Superior oblique (SO) : memutarkan bagian atas mata mendekati
hidung (intorsion) dan membantu gerakan depression dan abduction
- Inferior oblique (IO) : memutarkan bagian atas mata menjauhi hidung
(extorsion) dan membantu gerakan elevation dan abduction.

7. Bintik kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka terhadap
cahaya karena merupakan tempat perkumpulaan sel sel saraf yang
berbentuk cerucut dan batang.

 Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat yang terang. Sel ini


memerlukan protein iodopsin.
 Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap. Sel ini
memerlukan protein mata yang disebut dengan rodopsin. Rodopsin 
bisa terbentuk jika terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A.

8. Bintik buta
Bintik buta adalah bagian pada retina dimana tidak terdapat sel-sel
fotoreseptor yang berfungsi menerima rangsang cahaya. Sel-sel
fotoreseptor (sel konus dan sel batang) akan menerima cahaya yang datang
dan menghantarkan rangsang cahaya tersebut menuju serabut saraf untuk
di interpretasikan di otak. Namun pada bagian bintik buta tidak terdapat
sel-sel ini, sehingga ketika cahaya jatuh di tempat tersebut tidak akan
terjadi penghantaran rangsang menuju otak.
Bintik buta manusia terdapat pada bagian belakang mata. Tepat di
belakang bintik buta merupakan saluran untuk pembuluh darah dan saraf
yang masuk jaringan mata. Bagian bintik buta dikonsentrasikan sebagai
pintu gerbang bagi pembuluh darah dan saraf sehingga bagian ini tidak
memiliki sel fotoreseptor untuk menangkap cahaya. 

9. Saraf Optik
Saraf optik terletak di belakang mata. Hal ini juga disebut saraf
kranial kedua atau saraf kranial II. Ini adalah yang kedua dari beberapa
pasang saraf kranial. Meskipun saraf optik merupakan bagian dari mata,
dianggap berada di sistem saraf pusat.
Fungsi saraf optik adalah untuk mentransfer informasi visual dari
retina ke pusat-pusat penglihatan otak melalui impuls listrik. Saraf optik
terbuat dari sel-sel ganglion atau sel saraf. Ini terdiri dari lebih dari satu
juta serabut saraf. Bintik buta kita disebabkan oleh tidak adanya sel-sel
fotosensitif khusus, atau fotoreseptor, di bagian retina di mana saraf optik
keluar mata. 

10. Aqueous Humor / Beranda depan


Aqueous Humor adalah cairan yang terdapat pada ruang mata
diantara lensa mata dan kornea. Aqueous Humor merupakan cairan dengan
konsentrasi menyerupai plasma namun memiliki konsentrasi protein yang
lebih rendah. Fungsi Aqueous Humor adalah untuk menjaga tekanan di
dalam ruang mata, menjadi nutrisi bagi mata, mempertahankan bentuk
mata, dan menjaga kesehatan mata. Aqueous Humor dihasilkan melalui
tubulus siliaris oleh jaringan silia nya. 

11. Vitreous Humor / Badan bening


Vitreous Humor adalah cairan seperti lendir yang terdapat pada
ruang mata diantara lensa Matadan Retina. Vitreous Humor merupakan
cairan bening, transparan, tidak memiliki pembuluh darah, dan sebagian
besar konsentrasinya merupakan air, dan sangat sedikit zat padat. Vitreous
Humor berfungsi untuk mempertahankan dan menjaga bentuk bulat bola
mata. Tanpa Viterous Humor bentuk bulat bola mata tidak akan
sempurna. 

12. Sklera
Sklera atau selaput keras atau selaput putih (berasal dari
bahasa Yunani skleros artinya keras) adalah lapisan luar mata yang
berwarna putih, berserat, tembus cahaya, elastis dan
mengandung kolagen. Pada mata manusia, keseluruhan sklera berwarna
putih, kontras dengan bagian iris yang berwarna, namun
pada mamalia lain, bagian sklera yang terlihat memiliki warna yang sama
dengan warna iris, sehingga mata mereka terlihat tidak memiliki warna
putih.
Dalam usia perkembangan embrio, sklera terbentuk dari puncak
saraf. Pada anak-anak, sklera berbentuk sangat tipis dan terlihat warna
kebiruan pada dasar pigmen. Menginjak usia tua, tumpukan lemak pada
sklera dapat membuatnya terlihat sedikit kuning.

13. Kelenjar air mata


Kelenjar air mata atau kelenjar lakrimalis adalah kelenjar di mata
yang mengeluarkan air mata. Kelenjar lakrimalis terletak pada bagian
lateral atas mata yang disebut dengan fossa lakrimalis. Bagian utama
kelenjar ini bentuk dan ukuranya mirip dengan biji almond, yang
terhubung dengan suatu penonjolan kecil yang meluas hingga ke
bagian posterior dari palpebra superior. Dari kelenjar ini, air
mata diproduksi dan kemudian dialirkan melalui 8-12 duktus kecil yang
mengarah ke bagian lateral dari fornix konjungtiva superior dan di sini air
mata akan disebar ke seluruh permukaan bola mata oleh kedipan kelopak
mata. Selanjutnya, air mata akan dialirkan ke dua kanalis lakrimalis,
superior dan inferior, kemudian menuju ke punctum lakrimalis yang
terlihat sebagai penonjolan kecil pada kantus medial. Setelah itu, air mata
akan mengalir ke dalam sakus lakrimalis yang terlihat sebagai cekungan
kecil pada permukaan orbita. Dari sini, air mata akan mengalir ke duktus
nasolakrimalis dan bermuara pada meatus nasal bagian inferior. Dalam
keadaan normal, duktus ini memiliki panjang sekitar 12 mm dan berada
pada sebuah saluran pada dinding medial orbita.

14. Bagian luar mata


1) Alis
Alis mata pada sebagian besar mamalia berupa bagian yang
sedikit menonjol sedikit di atas kedua belah kelopak mata dan
mempunyai sedikit rambut halus. Alis mata berfungsi sebagai
pelindung mata yang peka dari tetesan keringat yang jatuh dari
bagian dahi, air hujan, atau sinar matahari yang berlebihan. Bentuk
alis mata dan arah tumbuh rambut pada alis dimaksudkan agar
keringat atau air bisa mengalir ke kening dan jatuh ke pipi, atau ke
arah pipi melewati puncak hidung. Bentuk tulang dahi pada bagian
alis mata juga ikut melindungi mata dari tetesan keringat dan air.
Alis mata juga berfungsi sebagai penahan berbagai macam
kotoran yang bisa memasuki mata, seperti pasir, debu,
dan ketombe. Selain itu rambut pada alis mata juga menambah
kepekaan pada kulit untuk merasakan objek asing yang berada di
dekat mata, misalnya serangga yang hendak masuk ke mata.
2) Bulu mata
Bulu mata, atau lebih tepatnya rambut mata, adalah bagian
dari kelopak mata yang berupa helaian rambut-rambut. Rambut-
rambut ini berfungsi untuk melindungi
supaya debu, keringat atau air yang menetes dari dahi tidak masuk
ke mata. Rambut mata merupakan rambut yang sangat lembut.
3) Kelopak mata
Fungsi dari kelopak mata adalah untuk melindungi dan
menutupi mata agar aman terhindar dari benda asing yang akan
menggangu penglihatan.
Gerakan menutup dan membukanya kelopak mata dapat di
lakukan dengan di sengaja dan tanpa disengaja. Saat benda asing
menyentuh bagian dalam mata secara otomatis mata akan menutup
dan menyapunya. Sehingga mata tetap terjaga dan bukti bahwa
fungsi dari kelopak mata adalah untuk menjaga mata tetap dalam
keadaan baik.

2.3 Mekanisme Melihat

Tuhan menganugerahkan manusia dengan mata sebagai alat optik


terbaik yang pernah ada. Tidak ada seorang manusia pun sampai sekarang
yang dapat membuat perkakas yang menyamai lensa mata manusia. Lensa
mata manusia mengandung daerah pendaran sangat rapat disbanding
dengan semua alat optik buatan mausia (kurang lebih 1015) dan lapisan
yang sangat peka terhadap cahaya, karena kesensitifitasnya dapat berubah
secara otomatis.

Proses melihat diawali dengan cahaya yang dipantulkan oleh benda


di tangkap oleh mata, menembus kornea dan diteruskan melalui pupil
kemudian intensitas cahaya yang telah diatur oleh pupil diteruskan
menembus lensa mata lalu daya akomodasi pada lensa mata mengatur
cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning. Pada bintik kuning, cahaya
diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke otak.
Cahaya yang disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga
kita bisa mengetahui apa yang kita lihat.

Jika mata bekerja untuk melihat sebuah objek berjarak dekat,


bentuk lensa mata menjadi membulat, sedangkan untuk objek berjarak
jauh bentuknya menjadi datar. Daya ini di sebut daya akomodasi, daya
akomodasi diatur oleh otot, iris, dan pupil. Diameter pupil dapat berubah
dari 1 hingga 8 mm.

Sistem lensa mata terdiri atas empat perbatasan refraksi yaitu:

 Perbatasan antara permukaan anterior kornea dan udara


 Perbatasan permukaan posterior kornea dan aqueous humor
 Perbatasan aqueous humor dan permukaan anterior lensa
 Perbatasan permukaan posterior lensa dan vitreous humor

Dua pertiga dari daya bias mata yang kekuatannya sekitar 59


dioptri dihasilkan oleh permukaan anterior kornea. Hal tersebut
disebabkan karena indeks bias kornea (indeks bias = 1.38) sangat berbeda
dengan udara (indeks bias = 1) sementara indeks bias lensa mata (indeks
bias = 1,34) tidak jauh berbeda dengan aqueous humor (indeks bias =
1,33) dan vitreous humor (indeks bias = 1,34). Lensa internal mata
memiliki daya 20 dioptri (sepertiga dari daya bias mata). Namun, lensa
internal ini penting karena sebagai respon sinyal saraf dari otak. Lengkung
permukaannya dapat mencembung sehingga memungkinkan terjadinya
akomodasi. Sementara itu kemampuan refraktif pada kornea relatif
konstan karena kelengkungan kornea tidak pernah berubah.

Benda hanya dapat terlihat dengan jelas jika terletak di daerah


penglihatan mata. Daerah penglihatan mata ini berada di antara titik dekat
mata atau punctum proximum (PP) dan titik jauh atau punctum
remotum (PR). Jika benda berada di luar daerah penglihatan tersebut, mata
tidak akan melihat benda tersebut dengan jelas.
Titik dekat adalah titik
terdekat yang dapat dilihat
mata secara jelas dengan mata
barakomodasi maksimum
(± 25 cm). Pada titik dekat ini
lensa mata akan mencembung
maksimal. Sedangkan titik
jauh adalah titik terjauh yang
dapat dilihat mata secara jelas dengan mata tidak berakomodasi. Pada mata
normal, titik terjauh adalah di titik tak hingga (s = ~).

Sebuah benda berada di depan lensa, bayangan akan dibentuk oleh


lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa, bergantung pada
letak benda dan jarak fokus lensa.  Bayangan yang dihasilkan pada
dasaranya bersifat maya dan terbalik namun diproses menjadi tegak oleh
mata kita. Hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan fokus lensa
adalah sebagai berikut.

1 1 1
+ =
s s' f

Dengan:

s = jarak benda ke lensa (m)


s’ = jarak bayangan ke lensa (m)

f = jarak fokus lensa (m)

Pada mata memiliki jarak bayangan yang berupa jarak antara lensa
menuju retina adalah tetap berupa 2-3 cm. Kekuatan atau daya lensa
adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang datang sejajar
dengan lensa. Hubungan antara jarak fokus dan kekuatan lensa memenuhi
persamaan berikut.

1
P=
f

Dengan:

P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)

f = jarak fokus lensa (m)

Terdapat beberapa kasus yang berupa bayangan tidak jatuh tepat di


retina, yaitu rabun jauh dan rabun dekat. Rabun dekat terjadi terjadi ketika
mata memiliki titik dekat yang lebih besar dari jarak normal punctum
proximum 25 cm dan titik jauh yang tak terhingga. Sehingga pada cacat
mata ini, penderita tidak dapat melihat benda dekat dengan jelas
sedangkan untuk benda yang letaknya jauh dapat terlihat dengan jelas
tanpa berakomodasi. Ini terjadi karena lensa mata tidak mampu untuk
mencembung sebagaimana mestinya sehingga pada jarak yang dekat
bayangan yang dihasilkan jatuh di belakang retina mata.Untuk membantu
penderita ini maka digunakan kacamata dengan lensa cembung dua
(bikonveks) karena kaca mata ini akan membiaskan cahaya secara
konvergen sehingga pembiasan pada lensa mata akan terjadi pada bagian
sudut lensa yang berdeda sehingga bayangan dapat jatuh tepat di retina.

Cacat mata Hipermetropi


Rabun jauh terjadi terjadi ketika mata memiliki titik dekat yang
lebih kecil dari jarak normal punctum proximum 25 cm dan titik terjauh
pada titik tertentu. Sehingga pada cacat mata ini, penderita dapat melihat
benda dekat dengan jelas sedangkan untuk benda yang letaknya jauh tidak
dapat terlihat dengan jelas. Ini terjadi karena lensa mata tidak mampu
untuk memipih sebagaimana mestinya sehingga pada jarak yang jauh
bayangan yang dihasilkan jatuh di depan retina mata.Untuk membantu
penderita ini maka digunakan kacamata dengan lensa cekung dua
(bikonkaf) karena kaca mata ini akan membiaskan cahaya secara divergen
sehingga pembiasan pada lensa mata akan terjadi pada bagian sudut lensa
yang berdeda sehingga bayangan dapat jatuh tepat di retina.

Pengaturan arus cahaya masuk berperan penting dalam proses


adaptasi terang dan gelap. Pada proses adaptasi terang, sel pasak pada
retina akan maju ke depan. Pada adaptasi gelap sel batang akan maju ke
depan. Sensitifitas kedua macam sel tersebut dapat demikian besar
terhadap cahaya maupun sebaliknya, adalah sistem pengaturan kerja dari
kesetimbangan redoks (reduksi-oksidasi) bahan bahan yang terdapat pada
sel organ penglihatan tersebut. Kerusakan sejumlah sel sel batang dapat
menyebabkan meingkatnya rangsangan cahaya melebihi harga batas yang
diperbolehkan dan hal ini akan merusak kemampuan penglihatan
seseorang.
Cahaya yang telah sampai di retina akan dilanjutkan menuju otak
bagian lobus oksipital menggunakan sistem saraf yaitu saraf optik.
Kemudian di proses sehingga hasil penglihatan berupa tegak.
2.4 Proses mata membedakan warna
Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-
sel batang dan sel-sel kerucut. Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel
kerucut dan kurang lebih 125 juta sel batang untuk setiap mata. Sel-sel
batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan
intensitas rendah. Sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan di
malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan ketajaman
pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu
mendeteksi warna. Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin (warna
merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1
jenis sel batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin
akan terurai menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya
atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali. Perlu diketahui bahwa
penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh lebih cepat ketimbang
pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin “menghilang”, sel-sel
kerucutlah yang digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap
total, butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin sehingga
kita dapat melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat
dengan jelas ketika beralih dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas
cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan
dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-
sel kerucut menghasilka  penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel
kerucut hanya terdapat di fovea. Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen
fotosensitif iodopsin. Berdasarkan bentuknya, iodopsin dibagi 3. Masing-
masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga
jenis iodopsin tersebut peka terhadap warna merah, biru dan hijau. Karena
itu maka sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna. Berdasarkan iodopsin
yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi atas tiga jenis, yaitu sel kerucut
biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut
berdasarkan warna cahaya yang diserap oleh sel-sel kerucut. Jika ketiga sel
kerucut tersebut mendapatkan stimulasi yang sama, maka kita akan
melihat warna putih.

Eksperimen menunjukkan bahwa sel


kerucut yang sensitif terhadap panjang
gelombang biru lebih sedikit dari pada sel
yang sensitif pada panjang gelombang
merah dan hijau, dan pada faktanya area
panjang gelombang pada masing – masing
sel saling tumpang tindih (overlap).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah organ penglihatan manusia


merupakan alat optik alami yang sangat luar biasa. Dengan segala kekurangan
nya, mata dapat menyesuaikan diri dengan baik, karena itulah mata manusia
disebut dengan fotoresptor yang handal. Mata manusia memiliki reseptor tertentu
yang mengakibatkannya dapat melihat dan membedakan warna. Pembiasan juga
mempengaruhi jatuhnya cahaya pada retina, hal itu disebabkan oleh indeks bias
komponen mata dan daya akomodasi dari lensa mata.

3.2 Saran

Manusia diciptakan secara sempurna oleh tuhan, mata adalah salah satu
karunia-Nya yang sangat indah. Sebagai manusia, kita harus bersyukur dan
menjaga mata kita agar tetap berfungsi dengan baik. Kita juga sebagai
makhluknya, perlu mempelajari dan mendalami ciptaan-Nya dengan tujuan agar
bisa lebih bersyukur dan mendekat dengan tuhan. Kita harus bisa
mengaplikasikan isi dari makalah ini agar dapat berguna untuk kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Gerhsen, C, dll 1996, Fisika : Listrik Magnet dan Optik, Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta.

Cameron, JR, dll 2006, Fisika Tubuh Manusia, Sagung Seto, Jakarta.

http://dokterharry.com/2012/08/27/otot-penggerak-bola-mata/

http://www.ebiologi.net/2016/05/bagian-bagian-mata-dan-fungsinya.html

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/kornea-lapisan-pelindung-mata/

http://bapakpengertian.blogspot.com/2015/04/Pengertian-Fungsi-Lensa-Mata-
Kristalin-Adalah.html

https://kliksma.com/2015/03/saraf-optik-dan-hubungan-visual-terhadap-otak.html

http://bapakpengertian.blogspot.com/2015/04/Pengertian-Fungsi-Aqueous-
Humor-Adalah.html

http://www.artikelsiana.com/2014/09/proses-melihat-mekanisme-Mata.html

https://metaluwitasari.wordpress.com/2013/06/19/bagaimana-mata-menangkap-
warna/

https://housephysics.blogspot.com/2014/09/diskusi-soal-pada-materi-alat-optik-
mata.html

Anda mungkin juga menyukai