Di susun oleh :
Mahaditha Laela Putri Prawiranegara
E711911043
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan Perilaku (A-F)' selain itu untuk
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II. PEMBAHASAN 6
A. Anatomi Sistem Penglihatan_________________ 7
B. Cara Kerja Sistem Penglihatan 10
C. Gangguan Sistem Penglihatan_________ 15
BAB III. PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
Daftar Pustaka 19
3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungguh luar biasa kuasa Tuhan YME, yang telah menciptakan makhluk
hidup beserta organ tubuh yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk tersebut, sebut
saja manusia dengan memiliki mata yang merupakan organ pengelihatan yang
dapat mendeteksi cahaya, yang dilakukan mata secara sederhana tidak lain
hanyalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap ataukah terang, mata
yang lebih kompleks digunakan untuk pengelihatan visual. Dewasa ini banyak
sekali gangguan-gangguan yang dapat merusak mata, kerusakan yang terjadi bisa
beragam mulai dari kerusakan yang masih dapat di obati sampai terjadinya
“kebutaan” oleh karna itu, makalah ini berusaha memaparkan bagian-bagian
anatomi dan fisiologi dari mata, juga bagaimana mekanisme penglihatan pada
seseorang dan gangguan apa saja yang dapat merusak mata, hal-hal ini
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui khususnya bagi kita
yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan khusus dimana suatu saat nanti
kita akan dihadapkan dengan anakanak yang memiliki ganguan pada
peneglihatannya.
Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat
penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan
setiap jenis pekerjaan. Untuk itu sangat diperlukan kemampuan penglihatan yang
baik agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada jenis pekerjaan tertentu ada kecenderungan penggunaan akomodasi
mata yang berlebih (terus – menerus), terutama pada pekerjaan yang
membutuhkan penglihatan dengan jarak dekat atau menengah, sebagai contoh
seorang operator control, pekerja yang menggunakan computer, penjahit,
respirasi jam dan lain – lain. Jika hal ini berlangsung lama maka akan
menimbulkan kelelahan mata yang berlanjut pada gangguan penglihatan yang
permanen seperti kelainan reflaksi (Phesant, 1991).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem penglihatan?
2. Bagaimana Cara kerja sistem penglihatan?
3. Apa Gangguan pada sistem penglihatan ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami Anatomi Sistem Penglihatan
sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari Sistem
Penglihatan.
5
BAB II. PEMBAHASAN
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara
konstan menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian
pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang
dengan segera di hantarkan pada otak. Penglihatan pada manusia melibatkan
deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar
400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna
biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata
memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya
mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus
difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus
( kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan
reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna
merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dan onus terdapat di bagian dalam retina,
dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai
fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual
( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru)
pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang tidak
seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan
depolarisasi. Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel
yang dapat dideteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel
ganglion. Sel ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh
sistem saraf pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus. Sel-sel ini tereksitasi
oleh interneuron bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel
ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok
interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan
pengaruhnya secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada
6
hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan
antara sel resptor dengan sel bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan
antara sel bipolar dengan sel ganglion.
Setiap mata mengandung sekitar 126 juta fotoreseptor ( 120 juta reseptor
batang dan 6 juta reseptor konus) dan hanya 1,5 juta sel ganglion. Ini berarti
bahwa terdapat sejumlah besar konvergensi dari reseptor dan sel bipolar menjadi
sel ganglion, tetapi hal ini tidak terjadi secara seragam di kedua sisi retina. Pada
bagian perifer retina, terdapat banyak sekali konvergensi tetapi, pada daerah
dengan ketajaman visual terbesar ( fovea sentralis ), terdapat hubungan 1:1:1
antara sel reseptor konus tunggal, sel bipolar tunggal, dan sel ganglion tunggal.
Daerah fovea memiliki banyak sekali reseptor konus dan sangat sedikit
reseptor batang, sedang distribusi reseptor batang dank onus didaerah lain retina
lebih merata. Setiap sel ganglion berespons terhadap perubahan intensitas cahaya
dalam daerah retina yang terbatas, dan bukan terhadap stimulus cahaya yang
statis. Area terbatas ini disebut lapang pandang reseptif sel dan berhubungan
dengan kelompok fotoreseptor yang bersinaps dengan sel ganglion tertentu. Sel
ganglion biasanya aktif secara spontan. Sekitar setengah dari sel ganglion retina
akan berespons terhadap penurunan peletupan (firing) impulsnya jika bagian
perifer lapang pandang reseptifnya di stimulus oleh cahaya, dan meningkatkan
laju peletupannya jika pusat lapang pandang reseptif terkena cahaya (sel pusat-
ON) setengah lainnya dari sel ganglion retina akan meningkatkan laju
peletupannya jika bagian perifer terkena cahaya akan mengurangi laju
peletupannya jika reseptor pusat terstimulasi (sel pusat-OFF). Hal ini
memungkinkan keluaran retina untuk memberi sinyal mengenai keadaan terang
dan gelap relative dari setiap area yang distimulasi dalam lapang pandang.
Sel-sel ganglion dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok utama: sel P
dan sel M. Sel P menerima bagian pusat lapang pandang reseptifnya dari satu
atau mungkin dua (tetapi tidak pernah tiga) jenis konus yang spesifik untuk
warna tertentu, sedangkan sel M menerima input dari semua jenis konus. Oleh
7
karena itu, sel M tidak selektif terhadap warna, tetapi sensitif terhadap kontras
dan pergerakan bayangan pada retina.
Pembagian sel P dan sel M tampaknya dipertahankan di keseluruhan
jalur visual dan sel-sel ini terlibat dalam persepsi visual. Saraf optikus dari kedua
mata bergabung di dasar tengkorak pada struktur yang disebut kiasma optikum.
Sekitar setengah dari setiap serabut saraf optikus akan menyilang ke sisi
kontralateral, sedangkan setengah lagi tetap di sisi ipsilateral dan bergabung
dengan akson-akson yang akan menyeberang dari sisi lainnya. Akson sel-sel
ganglion yang berasal dari regio temporalis retina mata kiri dan regio nasalis
retina mata kanan berlanjut menjadi traktus optikus kiri, sedangkan akson dari
sel-sel ganglion di bagian nasal mata kiri dan bagian temporal mata kanan
berlanjut menjadi traktus optikus kanan. Neuron yang menyusun traktus optikus
akan berhubungan dengan stasiun penerus (perelay) pertama pada jalur visual
ini: badan genikulatum lateral, kolikulus superior, dan nukleus pretektal di
batang otak. Serabut-serabut ini yang bersinaps di kolikulus superior dan nukleus
pretektal terlibat dalam refleks visual dan respons orientasi.Sejumlah kecil
serabut juga bercabang di titik ini untuk bersinaps dengan nukleus suprakiasma,
yang berhubungan dengan jam tubuh dan ritme sirkadian tubuh. Namun
demikian, sejumlah besar neuron mencapai nukleus genikulatum lateral di
talamus. Setiap nukleus mengandung enam lapisan selular dan informasi dari
kedua mata akan tetap terpisah, setiap kelompok serabut akan bersinaps di tiga
lapisan. Sel ganglion M akan berakhir di dua lapisan bawah (disebut
magnoselular karena sel-sel pada lapisan ini berukuran relatif besar). Sel di
lapisan magnoselular bersifat sensitif terhadap kontras dan pergerakan, tetapi
tidak sensitif terhadap warna. Sel ganglion P bersinaps di empat lapisan atas
nukleus genikulatum lateral (dua untuk setiap mata), yang disebut lapisan
parvoselular.
Lapisan ini memiliki sel-sel yang relatif kecil, yang mentransmisikan
informasi mengenai warna dan detil-detil halus. Serabut dari nukleus
8
genikulatum lateral akan berjalan ke belakang dan ke atas dalam suatu berkas
(disebut radiasi optikus) melalui lobus pariental dan lobus temporal ke suatu area
di korteks serebri yang disebut korteks visual primer. Setiap sel korteks akan
menerima input dari sejumlah terbatas sel di nukleus genikulatum lateral,
sehingga memiliki lapang pandang reseptifnya sendiri atau bagian retina yang
memberi respons.
A. Anatomi Sistem Penglihatan
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya
memisah-misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong.
Anatomi berarti mengurai atau memotong. ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari
badan dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lain. Untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih dahulu mengetahui
struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
marupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Untuk mengetahui lebih detail gambar anatomi mata, berikut ini bagian-
bagian mata dan fungsinya, yaitu:
Sklera : Bagian putih mata untuk melindungi mata.
9
Pupil: Titik hitam di tengah mata adalah lubang dimana
cahaya
masuk ke mata.
Iris: Bagian mata yang mengelilingi pupil untuk
mengontrol intensitas cahaya yang masuk dengan cara
merubah ukuran pupil.
Kornea: Lapisan bening di depan mata yang
melindungi iris dan pupil.
Lensa Bening: Terletak di bagian pupil yang berfungsi
untuk fokus cahaya ke retina.
Retina: Lapisan dalam di bagian belakang mata dengan
10 lapisan sel lain, bagian mata paling penting.
Semua saraf di anatomi mata bekerja sama untuk menciptakan
penglihatan yang jelas.
sehingga
Anda melihat gambar dengan jelas. Jaringan refraksi mata yang bermasalah akan
menyebabkan buram pada penglihatan Anda, Bagian dari refraksi mata, yaitu:
Pupil
sensitif.
10
Saat keadaan gelap, pupil akan terbuka sekitar 10 mm agar cahaya
bisa masuk dan terlihat lebih jelas. Cara kerja pupil seperti
Iris Mata
ke retina.
Lensa Mata
bertambahnya usia.
Otot Siliaris
Kornea
bilik mata depan (anterior chamber) atau area yang dipenuhi cairan
11
terhadap benda asing dan resiko cedera. Kornea harus dalam
serupa plasma.
2. Retina
Retina adalah anatomi mata selanjutnya, yaitu lapisan mata paling dalam
yang terdiri atas 120 juta sel fotoreseptor yang mendeteksi cahaya lalu
bernama opsins. Dua sel fotoreseptor utama yang bertugas mengirimkan impuls
listrik ke otak adalah sel kerucut (cones) dan sel batang (rods).
Sel Kerucut
Sel kerucut terletak di pusat retina atau yang disebut makula. Sel
12
disebut sebagai fovea. Sel kerucut bertanggung jawab pada
Terdapat tiga jenis sel kerucut yaitu sel kerucut pendek atau biru,
sel kerucut tengah atau hijau, sel kerucut panjang atau merah. Sel
membedakan warna.
Sel Batang
Sel Batang terletak di tepi retina dan bekerja dalam tingkat cahaya
Saraf Optik
juta serat retina yang disebut sel ganglion. Sel ganglion berfungsi
Semua sel bekerja agar Anda dapat melihat objek visual dengan jelas.
Mata dapat melihat dalam 3D dengan membandingkan impuls dari kedua mata
dari otak.
13
Impuls cahaya akan sampai ke otak lalu berakhir di korteks visual yaitu
bagian otak yang khusus memuat informasi visual, lalu impuls cahaya diproses
sampai menjadi gambar jelas yang Anda lihat. Itulah cara kerja mata yang
Berikut ini adalah bagian pendukung mata yang tidak kalah penting
lainnya,
yaitu:
Sklera
Konjungtiva
mikroba.
14
Koroid
pantulan di retina.
Berikut ini adalah cara kerja mata dalam memproses cahaya jadi gambar
Cahaya memantulkan objek yang sedang Anda lihat Sinar cahaya masuk
ke mata melewati kornea di bagian depan mata Cahaya melewati cairan beranda
depan mata (aqueous humor) lalu masuk ke pupil untuk mencapai lensa mata
belakang mata Saat menuju retina, cahaya melewati cairan kental dan jernih atau
disebut vitreous humor Vitreous humor atau badan bening mata membantu
15
cahaya mempertahankan bentuknya di bola mata. Cahaya tiba di belakang mata
Retina mengubah cahaya menjadi impuls listrik yang kemudian dibawa ke otak
oleh saraf optik. Tahap terakhir cahaya sampai di otak lalu Cahaya diproses di
korteks visual otak besar dan mengartikan semua impuls listrik menjadi apa yang
Anda lihat. Cara kerja mata normal yang ternyata sangat komplek. Semua bagian
di mata bekerja sama untuk menciptakan visual yang Anda lihat. Jika ada satu
Sistem Penglihatan adalah salah satu organ yang paling sensitif dan harus dijaga
penglihatan terganggu.
2. Amblyopia atau Mata Malas: Penurunan daya penglihatan pada satu anak
objek.
5. Buta Warna: Sel batang tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan
16
6. Degenerasi Makula atau Age Macular Degeneration (AMD): Kondisi
9. Diplopia atau Penglihatan Ganda: Kondisi saat Anda membuka mata dan
12. Hifema: Pendarahan di depan mata, terletak di antara kornea dan iris mata.
jelas.
14. Miopi atau Rabun Jauh: Tidak bisa melihat dengan jelas objek
15. Neuritis Optik: Peradangan pada saraf optik yaitu saraf yang mengirimkan
17
16. Retinitis Pigmentosa: Peradangan pada retina yang dapat menyebabkan
buta.
17. Strabismus atau Mata Juling: Kondisi dimana mata tidak bisa fokus pada
18. Sindrom Mata Kering: Mata tidak memproduksi air mata yang
19. Uveitis: Peradangan pada uvea yaitu lapisan tengah mata yang
Kesimpulan Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat
organisme mampu melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk
mendirikan representasi dunia di sekeliling tubuh.Mata adalah alat utama sistem ini.
Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.
Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel
18
https://www.slideshare.net/99yuda/makalah-anatomi-dan-fisiologi-indra-penglihatan
https://www.google.com/search?
safe=strict&rlz=1C1CHBD_idID850ID850&ei=5qloX7qRMbbZz7sPrPW34Ak&q=anatomi+sistem+pengl
ihatan&oq=anatomi+sistem+penglihatan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzICCAAyBggAEAgQHjIGCAAQC
BAeMgYIABAIEB4yBggAEAgQHjIGCAAQCBAeMgYIABAIEB4yBggAEAgQHjoECAAQRzoECAA
QDToICAAQCBAHEB5QimNYrGhg6W5oAHABeAGAAeICiAGVCZIBBzAuMi4yLjGYAQCgAQGq
AQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwi6nPjTrPrrAhW27HMBHaz6DZwQ4dUDCAw&uact=5
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/anatomi-gambar-mata-manusia/
19