Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

ANATOMI SISTEM PENGLIHATAN

Di susun oleh :
Mahaditha Laela Putri Prawiranegara
E711911043

PROGRAM STUDI REKAM MEDIS DAN INFO KESEHATAN


POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2020

1
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmatNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Anatomi Sistem Penglihatan“ tepat pada waktunya. Makalah ini penulis

susun untuk melengkapi tugas mata kuliah 'Kodifikasi Terkait Sistem

Penginderaan, Syaraf dan Gangguan Jiwa dan Perilaku (A-F)' selain itu untuk

mengetahui dan memahami tentang Anatomi Sistem Penglihatan.

Penulis mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu

menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu

setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran

yang bersifat membangun.

Bandung, 19 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II. PEMBAHASAN 6
A. Anatomi Sistem Penglihatan_________________ 7
B. Cara Kerja Sistem Penglihatan 10
C. Gangguan Sistem Penglihatan_________ 15
BAB III. PENUTUP 18
A. Kesimpulan 18
Daftar Pustaka 19

3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sungguh luar biasa kuasa Tuhan YME, yang telah menciptakan makhluk
hidup beserta organ tubuh yang dapat dimanfaatkan oleh makhluk tersebut, sebut
saja manusia dengan memiliki mata yang merupakan organ pengelihatan yang
dapat mendeteksi cahaya, yang dilakukan mata secara sederhana tidak lain
hanyalah mengetahui apakah lingkungan sekitarnya gelap ataukah terang, mata
yang lebih kompleks digunakan untuk pengelihatan visual. Dewasa ini banyak
sekali gangguan-gangguan yang dapat merusak mata, kerusakan yang terjadi bisa
beragam mulai dari kerusakan yang masih dapat di obati sampai terjadinya
“kebutaan” oleh karna itu, makalah ini berusaha memaparkan bagian-bagian
anatomi dan fisiologi dari mata, juga bagaimana mekanisme penglihatan pada
seseorang dan gangguan apa saja yang dapat merusak mata, hal-hal ini
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui khususnya bagi kita
yang sekarang ini sedang menempuh pendidikan khusus dimana suatu saat nanti
kita akan dihadapkan dengan anakanak yang memiliki ganguan pada
peneglihatannya.
Mata merupakan panca indera manusia yang berfungsi sebagai alat
penglihatan. Dengan mata kita dapat melihat sesuatu dan mampu melakukan
setiap jenis pekerjaan. Untuk itu sangat diperlukan kemampuan penglihatan yang
baik agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Pada jenis pekerjaan tertentu ada kecenderungan penggunaan akomodasi
mata yang berlebih (terus – menerus), terutama pada pekerjaan yang
membutuhkan penglihatan dengan jarak dekat atau menengah, sebagai contoh
seorang operator control, pekerja yang menggunakan computer, penjahit,
respirasi jam dan lain – lain. Jika hal ini berlangsung lama maka akan
menimbulkan kelelahan mata yang berlanjut pada gangguan penglihatan yang
permanen seperti kelainan reflaksi (Phesant, 1991).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem penglihatan?
2. Bagaimana Cara kerja sistem penglihatan?
3. Apa Gangguan pada sistem penglihatan ?
C. Tujuan
Agar mahasiswa dapat memahami Anatomi Sistem Penglihatan
sehingga mempermudah dalam mempelajari patofisiologi dari Sistem
Penglihatan.

5
BAB II. PEMBAHASAN

Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara
konstan menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian
pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang
dengan segera di hantarkan pada otak. Penglihatan pada manusia melibatkan
deteksi gelombang cahaya yang sangat sempit dengan panjang gelombang sekitar
400 sampai 750 nm. Panjang gelombang terpendek dipersepsi sebagai warna
biru, dan panjang gelombang terpanjang dipersepsi sebagai warna merah. Mata
memiliki fotoreseptor yang mampu mendeteksi cahaya, tetapi, sebelum cahaya
mengenai reseptor yang bertanggung jawab untuk deteksi ini, cahaya harus
difokuskan ke retina ( ketebalan 200 μm) oleh kornea dan lensa.
Fotoreseptor bisa dibagi menjadi dua jenis yaitu sel batang dan sel konus
( kerucut). Reseptor batang berespons terhadap cahaya remang-remang, dan
reseptor konus berespons dalam keadaan terang dan mampu membedakan warna
merah,hijau, atau biru. Reseptor batang dan onus terdapat di bagian dalam retina,
dan cahaya harus berjalan melalui sejumlah lapisan sel untuk mencapai
fotoreseptor ini. Setiap fotoreseptor memiliki molekul pigmen visual
( batang: rodopsin; konus: eritrolabe(merah), klorolabe (hijau), sianolabe (biru)
pigmen-pigmen ini menyerap cahaya dan memicu potensial reseptor yang tidak
seperti sistem reseptor lainnya, menyebabkan hiperpolarisasi sel dan bukan
depolarisasi. Lapisan antara permukaan retina dan sel reseptor berisi sejumlah sel
yang dapat dideteksi, yaitu sel bipolar, sel horizontal, sel amakrin, dan sel
ganglion. Sel ganglion adalah neuron yang bisa mentransmisi impuls ke seluruh
sistem saraf pusat (SSP) melalui akson di saraf optikus. Sel-sel ini tereksitasi
oleh interneuron bipolar vertical yang terletak diantara sel reseptor dengan sel
ganglion. Selain itu, struktur kompleks ini juga memiliki dua kelompok
interneuron (sel horizontal dan sel amakrin) yang berfungsi dengan memberikan
pengaruhnya secara horizontal, dengan menyebabkan inhibisi lateral pada

6
hubungan-hubungan sinaptik disekitarnya yaitu sel horizontal pada hubungan
antara sel resptor dengan sel bipolar, sementara sel amakrin pada hubungan
antara sel bipolar dengan sel ganglion.
Setiap mata mengandung sekitar 126 juta fotoreseptor ( 120 juta reseptor
batang dan 6 juta reseptor konus) dan hanya 1,5 juta sel ganglion. Ini berarti
bahwa terdapat sejumlah besar konvergensi dari reseptor dan sel bipolar menjadi
sel ganglion, tetapi hal ini tidak terjadi secara seragam di kedua sisi retina. Pada
bagian perifer retina, terdapat banyak sekali konvergensi tetapi, pada daerah
dengan ketajaman visual terbesar ( fovea sentralis ), terdapat hubungan 1:1:1
antara sel reseptor konus tunggal, sel bipolar tunggal, dan sel ganglion tunggal.
Daerah fovea memiliki banyak sekali reseptor konus dan sangat sedikit
reseptor batang, sedang distribusi reseptor batang dank onus didaerah lain retina
lebih merata. Setiap sel ganglion berespons terhadap perubahan intensitas cahaya
dalam daerah retina yang terbatas, dan bukan terhadap stimulus cahaya yang
statis. Area terbatas ini disebut lapang pandang reseptif sel dan berhubungan
dengan kelompok fotoreseptor yang bersinaps dengan sel ganglion tertentu. Sel
ganglion biasanya aktif secara spontan. Sekitar setengah dari sel ganglion retina
akan berespons terhadap penurunan peletupan (firing) impulsnya jika bagian
perifer lapang pandang reseptifnya di stimulus oleh cahaya, dan meningkatkan
laju peletupannya jika pusat lapang pandang reseptif terkena cahaya (sel pusat-
ON) setengah lainnya dari sel ganglion retina akan meningkatkan laju
peletupannya jika bagian perifer terkena cahaya akan mengurangi laju
peletupannya jika reseptor pusat terstimulasi (sel pusat-OFF). Hal ini
memungkinkan keluaran retina untuk memberi sinyal mengenai keadaan terang
dan gelap relative dari setiap area yang distimulasi dalam lapang pandang.
Sel-sel ganglion dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok utama: sel P
dan sel M. Sel P menerima bagian pusat lapang pandang reseptifnya dari satu
atau mungkin dua (tetapi tidak pernah tiga) jenis konus yang spesifik untuk
warna tertentu, sedangkan sel M menerima input dari semua jenis konus. Oleh

7
karena itu, sel M tidak selektif terhadap warna, tetapi sensitif terhadap kontras
dan pergerakan bayangan pada retina.
Pembagian sel P dan sel M tampaknya dipertahankan di keseluruhan
jalur visual dan sel-sel ini terlibat dalam persepsi visual. Saraf optikus dari kedua
mata bergabung di dasar tengkorak pada struktur yang disebut kiasma optikum.
Sekitar setengah dari setiap serabut saraf optikus akan menyilang ke sisi
kontralateral, sedangkan setengah lagi tetap di sisi ipsilateral dan bergabung
dengan akson-akson yang akan menyeberang dari sisi lainnya. Akson sel-sel
ganglion yang berasal dari regio temporalis retina mata kiri dan regio nasalis
retina mata kanan berlanjut menjadi traktus optikus kiri, sedangkan akson dari
sel-sel ganglion di bagian nasal mata kiri dan bagian temporal mata kanan
berlanjut menjadi traktus optikus kanan. Neuron yang menyusun traktus optikus
akan berhubungan dengan stasiun penerus (perelay) pertama pada jalur visual
ini: badan genikulatum lateral, kolikulus superior, dan nukleus pretektal di
batang otak. Serabut-serabut ini yang bersinaps di kolikulus superior dan nukleus
pretektal terlibat dalam refleks visual dan respons orientasi.Sejumlah kecil
serabut juga bercabang di titik ini untuk bersinaps dengan nukleus suprakiasma,
yang berhubungan dengan jam tubuh dan ritme sirkadian tubuh. Namun
demikian, sejumlah besar neuron mencapai nukleus genikulatum lateral di
talamus. Setiap nukleus mengandung enam lapisan selular dan informasi dari
kedua mata akan tetap terpisah, setiap kelompok serabut akan bersinaps di tiga
lapisan. Sel ganglion M akan berakhir di dua lapisan bawah (disebut
magnoselular karena sel-sel pada lapisan ini berukuran relatif besar). Sel di
lapisan magnoselular bersifat sensitif terhadap kontras dan pergerakan, tetapi
tidak sensitif terhadap warna. Sel ganglion P bersinaps di empat lapisan atas
nukleus genikulatum lateral (dua untuk setiap mata), yang disebut lapisan
parvoselular.
Lapisan ini memiliki sel-sel yang relatif kecil, yang mentransmisikan
informasi mengenai warna dan detil-detil halus. Serabut dari nukleus

8
genikulatum lateral akan berjalan ke belakang dan ke atas dalam suatu berkas
(disebut radiasi optikus) melalui lobus pariental dan lobus temporal ke suatu area
di korteks serebri yang disebut korteks visual primer. Setiap sel korteks akan
menerima input dari sejumlah terbatas sel di nukleus genikulatum lateral,
sehingga memiliki lapang pandang reseptifnya sendiri atau bagian retina yang
memberi respons.
A. Anatomi Sistem Penglihatan
Anatomi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari ana yang artinya
memisah-misahkan atau mengurai dan tomos yang artinya memotong-motong.
Anatomi berarti mengurai atau memotong. ilmu bentuk dan susunan tubuh dapat
diperoleh dengan cara mengurai badan melalui potongan bagian-bagian dari
badan dan hubungan alat tubuh satu dengan yang lain. Untuk mengetahui
perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih dahulu mengetahui
struktur dan fungsi tiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh
marupakan dasar yang penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Untuk mengetahui lebih detail gambar anatomi mata, berikut ini bagian-
bagian mata dan fungsinya, yaitu:
 Sklera : Bagian putih mata untuk melindungi mata.

9
 Pupil: Titik hitam di tengah mata adalah lubang dimana
cahaya
masuk ke mata.
 Iris: Bagian mata yang mengelilingi pupil untuk
mengontrol intensitas cahaya yang masuk dengan cara
merubah ukuran pupil.
 Kornea: Lapisan bening di depan mata yang
melindungi iris dan pupil.
 Lensa Bening: Terletak di bagian pupil yang berfungsi
untuk fokus cahaya ke retina.
 Retina: Lapisan dalam di bagian belakang mata dengan
10 lapisan sel lain, bagian mata paling penting.
Semua saraf di anatomi mata bekerja sama untuk menciptakan
penglihatan yang jelas.

B. Cara Kerja Sistem Pengliahatan

1.Jaringan Refraksi Mata

Jaringan refraksi mata adalah jaringan yang memfokuskan cahaya

sehingga

Anda melihat gambar dengan jelas. Jaringan refraksi mata yang bermasalah akan

menyebabkan buram pada penglihatan Anda, Bagian dari refraksi mata, yaitu:

 Pupil

Pupil adalah bagian gelap di tengah mata yang bertugas untuk

merespon cahaya yang masuk. Saat keadaan terang, pupil akan

menutup sekitar 1 mm untuk melindungi retina dari cahaya yang

sensitif.

10
Saat keadaan gelap, pupil akan terbuka sekitar 10 mm agar cahaya

bisa masuk dan terlihat lebih jelas. Cara kerja pupil seperti

aperture atau bukaan kamera.

 Iris Mata

Iris mata adalah bagian di sekeliling pupil yang bertugas untuk

mengontrol ukuran pupil dan intensitas cahaya yang dapat masuk

ke retina.

 Lensa Mata

Lensa mata berbentuk cembung transparan. Cahaya masuk ke

pupil lalu mencapai lensa. Lensa bertugas untuk memfokuskan

cahaya ke retina. Fokus lensa mata akan berkurang seiring

bertambahnya usia.

 Otot Siliaris

Otot siliaris melekat pada lensa, bertugas sebagai akomodasi lensa

untuk mengatur bentuk lensa dalam pemrosesan cahaya.

 Kornea

Kornea adalah lapisan transparan yang melindungi pupil, iris mata,

bilik mata depan (anterior chamber) atau area yang dipenuhi cairan

di antara kornea dan iris mata. Kornea mata berfungsi sebagai

sistem fokus mata utama. Kornea terdiri dari saraf-saraf penting

yang sangat sensitif. Kornea adalah pertahanan pertama mata

11
terhadap benda asing dan resiko cedera. Kornea harus dalam

kondisi jernih untuk membiaskan cahaya.

Terdapat dua cairan di mata sebagai nutrisi mata, yaitu badan

bening (Vitreous Fluid)

merupakan cairan mata seperti gel di belakang mata dan beranda

depan (Aqueous humor) merupakan cairan berlendir transparan

serupa plasma.

2. Retina

Retina adalah anatomi mata selanjutnya, yaitu lapisan mata paling dalam

yang terdiri atas 120 juta sel fotoreseptor yang mendeteksi cahaya lalu

mengubahnya jadi impuls listrik untuk dikirim ke otak lalu diproses.Sel

fotoreseptor mengandung protein yang sangat sensitif terhadap cahaya yang

bernama opsins. Dua sel fotoreseptor utama yang bertugas mengirimkan impuls

listrik ke otak adalah sel kerucut (cones) dan sel batang (rods).

 Sel Kerucut

Sel kerucut terletak di pusat retina atau yang disebut makula. Sel

kerucut berbentuk padat di lubang kecil di tengah makula yang

12
disebut sebagai fovea. Sel kerucut bertanggung jawab pada

penglihatan warna yang fokus.

Terdapat tiga jenis sel kerucut yaitu sel kerucut pendek atau biru,

sel kerucut tengah atau hijau, sel kerucut panjang atau merah. Sel

kerucut bekerja dalam cahaya normal dan membuat Anda bisa

membedakan warna.

 Sel Batang

Sel Batang terletak di tepi retina dan bekerja dalam tingkat cahaya

rendah. Sel Batang tidak bisa membedakan warna namun sangat

sensitif dalam mendeteksi jumlah cahaya terendah.

 Saraf Optik

Saraf optik adalah kumpulan saraf tebal yang bertugas

mentransmisikan impuls dari retina ke otak. Terdapat sekitar satu

juta serat retina yang disebut sel ganglion. Sel ganglion berfungsi

sebagai pengantar informasi cahaya dari retina ke otak.

Setiap bagian sel ganglion memuat informasi cahaya yang

berbeda. Beberapa bagian sel ganglion sangat sensitif terhadap

kontras dan pergerakan cahaya, sebagian lainnya ada yang sensitif

terhadap bentuk dan detail cahaya.

Semua sel bekerja agar Anda dapat melihat objek visual dengan jelas.

Mata dapat melihat dalam 3D dengan membandingkan impuls dari kedua mata

dari otak.

13
Impuls cahaya akan sampai ke otak lalu berakhir di korteks visual yaitu

bagian otak yang khusus memuat informasi visual, lalu impuls cahaya diproses

sampai menjadi gambar jelas yang Anda lihat. Itulah cara kerja mata yang

ternyata sangat kompleks.

3. Bagian Pendukung Mata Lainnya

Berikut ini adalah bagian pendukung mata yang tidak kalah penting

lainnya,

yaitu:

 Sklera

Sklera adalah bagian putih pada mata Anda yang berfungsi

melindungi bola mata. Sklera memiliki tekstur berserat untuk

menjaga bentuk mata.

 Konjungtiva

Konjungtiva adalah selaput transparan yang berbentuk

tipis untuk menutupi sebagian besar sklera dan bagian

dalam kelopak mata Anda. Konjungtiva berfungsi

sebagai pelumas mata dan melindungi mata dari

mikroba.

14
 Koroid

Koroid adalah lapisan jaringan ikat yang menghubungkan antara

retina dan sklera. Koroid mengandung pembuluh darah dengan

konsentrasi tinggi yang ketebalannya 0,5 mm. Koroid juga

mengandung sel-sel pigmen penyerap cahaya untuk mengurangi

pantulan di retina.

C. Cara Kerja Mata

Berikut ini adalah cara kerja mata dalam memproses cahaya jadi gambar

jelas jadi Anda bisa melihat dengan baik:

Cahaya memantulkan objek yang sedang Anda lihat Sinar cahaya masuk

ke mata melewati kornea di bagian depan mata Cahaya melewati cairan beranda

depan mata (aqueous humor) lalu masuk ke pupil untuk mencapai lensa mata

Lensa dapat merubah ukuran cahaya yang akan difokuskan ke retina di

belakang mata Saat menuju retina, cahaya melewati cairan kental dan jernih atau

disebut vitreous humor Vitreous humor atau badan bening mata membantu

15
cahaya mempertahankan bentuknya di bola mata. Cahaya tiba di belakang mata

lalu sampai ke retina

Retina mengubah cahaya menjadi impuls listrik yang kemudian dibawa ke otak

oleh saraf optik. Tahap terakhir cahaya sampai di otak lalu Cahaya diproses di

korteks visual otak besar dan mengartikan semua impuls listrik menjadi apa yang

Anda lihat. Cara kerja mata normal yang ternyata sangat komplek. Semua bagian

di mata bekerja sama untuk menciptakan visual yang Anda lihat. Jika ada satu

bagian kecil saja yang bermasalah, maka penglihatan akan terganggu.

D. Gangguan Pada Sistem Penglihatan

Sistem Penglihatan adalah salah satu organ yang paling sensitif dan harus dijaga

kesehatannya dengan baik. Terdapat jenis-jenis penyakit mata, meliputi:

1. Ablasio Retina: Retina tidak berada di posisi normal dan menyebabkan

penglihatan terganggu.

2. Amblyopia atau Mata Malas: Penurunan daya penglihatan pada satu anak

yang umunya terjadi sejak anak usia dini.

3. Anisokor: Pupil memiliki ukuran yang berbeda sehingga menimbulkan

ilusi kedua mata memiliki dua warna bola mata berbeda.

4. Astigmatisma: Gangguan penglihatan paling umum dimana Anda buram

melihat objek benda, lalu Anda menyipitkan mata untuk memfokuskan

objek.

5. Buta Warna: Sel batang tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan

Anda tidak bisa membedakan warna-warna.

16
6. Degenerasi Makula atau Age Macular Degeneration (AMD): Kondisi

penglihatan yang kabur karena faktor usia.

7. Katarak: Masalah penglihatan menjadi buram karena efek usia.

8. Konjungtivitis atau Mata Merah: Radang atau infeksi pada membran

konjungtiva hingga membuat mata merah.

9. Diplopia atau Penglihatan Ganda: Kondisi saat Anda membuka mata dan

Anda melihat objek ganda.

10. Eye Floaters atau Pengambangan Mata: Gangguan mata

dimana Anda seperti melihat bintik-bintik, garis, berwarna

abu-abu, atau sesuatu yang melayang.

11. Glaukoma: Gangguan pada saraf optik mata yang merupakan

bagian vital bagi penglihatan.

12. Hifema: Pendarahan di depan mata, terletak di antara kornea dan iris mata.

13. Hipermetropi atau Rabun Dekat: Kondisi mata tidak bisa

melihat objek dekat dengan jelas, namun melihat objek jauh

jelas.

14. Miopi atau Rabun Jauh: Tidak bisa melihat dengan jelas objek

benda yang jauh, gangguan mata paling umum untuk orang di

bawah usia 40 tahun.

15. Neuritis Optik: Peradangan pada saraf optik yaitu saraf yang mengirimkan

impuls dari mata ke otak.

17
16. Retinitis Pigmentosa: Peradangan pada retina yang dapat menyebabkan

buta.

17. Strabismus atau Mata Juling: Kondisi dimana mata tidak bisa fokus pada

satu titik, kedua mata menatap pada dua arah berbeda.

18. Sindrom Mata Kering: Mata tidak memproduksi air mata yang

cukup atau mata kelelahan.

19. Uveitis: Peradangan pada uvea yaitu lapisan tengah mata yang

terdiri dari iris mata, badan siliaris, dan koroid.

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan Sistem penglihatan adalah bagian dari sistem indra yang membuat

organisme mampu melihat. Sistem penglihatan menafsirkan informasi dari cahaya untuk

mendirikan representasi dunia di sekeliling tubuh.Mata adalah alat utama sistem ini.

Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut fotoreseptor.

Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua), muncul dari sel-sel

ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

18
https://www.slideshare.net/99yuda/makalah-anatomi-dan-fisiologi-indra-penglihatan

https://www.google.com/search?

safe=strict&rlz=1C1CHBD_idID850ID850&ei=5qloX7qRMbbZz7sPrPW34Ak&q=anatomi+sistem+pengl

ihatan&oq=anatomi+sistem+penglihatan&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzICCAAyBggAEAgQHjIGCAAQC

BAeMgYIABAIEB4yBggAEAgQHjIGCAAQCBAeMgYIABAIEB4yBggAEAgQHjoECAAQRzoECAA

QDToICAAQCBAHEB5QimNYrGhg6W5oAHABeAGAAeICiAGVCZIBBzAuMi4yLjGYAQCgAQGq

AQdnd3Mtd2l6yAEIwAEB&sclient=psy-

ab&ved=0ahUKEwi6nPjTrPrrAhW27HMBHaz6DZwQ4dUDCAw&uact=5

https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/anatomi-gambar-mata-manusia/

19

Anda mungkin juga menyukai