Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI SISTEM


SENSORI PERSEPSI

DISUSUN OLEH :

Nama : Karmalita Louk

Npm : 12114201180098

Kelas : A Keperawatan

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2020

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmatnya. saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Anatomi Fisiologi dan
Patofisiologi Sistem sensori persepsi” dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Anatomi Fisiologi dan
Patofisiologi Sistem sensori persepsi. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Ambon 13 Oktober 2020

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Tujuan Masalah……………………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Anatomi, Fisiologi dan Patofisiologi Sistem


sensori persepsi)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi dan Fisiologi Sistem Sensori

Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan


lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:

1. Indra penglihat (mata)


2. Indra pendengar (telinga)
3. Indra peraba (kulit)
4. Indra pengecap (lidah)
5. Indra pencium (hidung).

Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan


luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.

Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya


nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut
interoreseptor.

Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum,


sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya.
Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia.
Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

B. Tujuan Masalah
Saya menyusun makalah ini Untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III dan juga agar para pembaca bisa
mengetahui tentang Anatomi Fisiologi dan Patofisiologi Sistem Sensori
Persepsi dalam TubuhManusia dan dengan adanya makalah ini  juga di
harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.

BAB II

4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Indera penglihatan (Visual)


Mata adalah organ indra yang memiliki reseptor peka cahaya yang disebut
fotoreseptor. Setiap mata mempunyai lapisan reseptor, sisten lensa, dan
sistem saraf, indra penglihatan yang terletak pada mata(organ visus) yang
terdiri dari organ okuli assoria(alat bantu mata) dan okulus(bola mata).
Saraf indra penglihatan, saraf optikus(urat saraf kranial kedua), muncul
dari sel-sel ganglion dalam rebina, bergabung untuk membentuk saraf
optikus.
1. Anatomi Indera Penglihatan (Visual)
 Bagian Luar:
a. Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang
terdapat ditepi kelopak mata.  
b. Alis Mata (Supersilium) Alis yaitu rambut-rambut halus yang
terdapat diatas mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra) kelopak mata merupakan 2
buah lipatan atas dan bawah kulit yang terletak di depan
bulbus okuli.
d. Kelenjar Air mata.
e. Kelenjar Meibom.

 Bagian Dalam
a. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran tipis bening yang melapisi
permukaan bagian dalam kelopak mata dan dan menutupi
bagian depan sklera (bagian putih mata), kecuali kornea.
Konjungtiva mengandung banyak sekali pembuluh darah. 
b. Sklera
Sklera merupakan selaput Jaringan ikat yang kuat dan
berada pada lapisan terluar mata yang berwarna putih.
c. Kornea
Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui
kornea kita dapat melihat membran pupil dan iris.
d. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh !aringan ikat
yang memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel
pigmen.
e. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan
mata.
f. Pupil

5
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil
menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata
yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar Jika kondisi
ruangan yang gelap, dan akan menyempit Jika kondisi
ruangan terang.
g. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada
ligamen suspensori. Bentuk lensa disebut ruang viretus,
berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang
bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara
bentuk bola mata.
h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus
dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada retina terdapat
reseptor(fotoreseptor).
i. Aqueous humor
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi
bagi kornea dan dapat melakukan difusi gas dengan udara
luar melalui kornea.  
j. Vitreous humor 
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya
berupa zat transparan seperti  Jeli(agar-agar) yang jernih.
zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata
membulat.
k. Bintik kuning
Bintik kuning adalah bagian retina yang paling peka
terhadap cahaya karena merupakan tempat perkumpulan
sel-sel saraf yang berbentuk kerucut dan batang
l. Saraf Optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina,
untuk menuju ke otak.
m. Otot Mata.
Otot-otot yang melekat pada mata :
Muskulus levator palpebralis superior inferior.
Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata.
Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
Muskulus obliques okuli inferior
Muskulus obliques okuli superior

2. Fisiologi Indera Penglihatan (Visual)

6
 Bagian Luar:
a. Bulu Mata Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata
dari benda-benda asing.
b. Alis Mata (Supersilium) Alis berfungsi mencegah masuknya
air atau keringat dari dahi ke mata.
c. Kelopak Mata (Palpebra) berfungsi pelindung mata
sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata(menutup dan
membuka mata).
d. Kelenjar Air mata Berfungsi untuk menghasilkan air mata
yang bertugas untuk Mata menjaga mata agar tetap lembab
(tidak kekeringan)

 Bagian Dalam
a. Konjungtiva
Fungsi Konjungtiva melindungi kornea dari gesekan,
memberikan perlindungan pada sklera dan memberi
pelumasan pada bola mata.
b. Sklera
Berfungsi sebagai pelindung mata dari kerusakan mekanis
dan menjadi tempat melekatnya otot mata.
c. Kornea
berfungsi sebagai pelindung mata agar tetap bening dan
bersih, kornea ini dibasahi oleh air mata yang berasal dari
kelenjar air mata.
d. Koroid
Memberi nutrisi ke retina dan badan kaca, dan mencegah
refleksi internal cahaya.
e. Iris
Iris terdapat di belakang kornea dan berpigmen. Pigmen ini
menentukan warna pada seseorang. mata Iris Juga mengatur
jumlah cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh
saraf otonom.
f. Pupil
Pupil tempat berfungsi untuk sebagai mengatur banyak
sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. pupil juga
Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil
merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina.
g. Lensa
Lensa berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah
bentuk dan juga berperan penting pada pembiasan cahaya

h. Retina

7
retina berfungsi untuk menerima cahaya, mengubahnya
menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf
optik(II).
i. Aqueous humor
Aqueous humor (humor berair) berfungsi menjaga bentuk
kantong depan bola mata.
j. Vitreous humor
vitreous humor berfungsi menyokong lensa dan (Badan
Bening) menolong dalam menjaga bentuk bola mata. 
k. Bintik kuning
Fungsi bintik kuning yang terdapat di retina pada mata Bintik
Kuning adalah untuk menerima cahaya dan meneruskan ke
otak.
l. Saraf Optik
saraf optik memiliki fungsi untuk meneruskan sebuah
rangsang cahaya hingga ke otak. Semua informasi yang akan
dibawa oleh saraf nantinya diproses di otak. Dan dengan
demikian kita bisa melihat suatu benda
m. Otot Mata.
Otot-otot yang melekat pada mata :
- Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata fungsinya
untuk menutup mata.
- Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata)
disekitar fungsinya untuk menutup mata
- Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata)
fungsinya menggerakkan mata dalam (bolamata).
- Muskulus obliques okuli inferior fungsinya
menggerakkan bola mata ke bawah dan kedalam.
- Muskulus obliques okuli superior fungsinya memutar
mata ke atas ke bawah dan keluar.

Mekanisme Penglihatan
a. Cahaya masuk ke dalam mata melalui pupil.
b. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya sehingga
bayangan benda yang dimaksud Jatuh tepat di retina
mata.
c. Kemudian ujung saraf penglihatan di retina
menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak.
d. Otak kemudian memproses bayangan benda tersebut
sehingga kita dapat melihat benda tersebut.

3. Patofisiologi Indera Penglihatan (Visual)

8
a. MIOPIA
- Miopia adalah kelainan refraksi dimana bayangan obyek
terfokus jauh didepan retina pada mata tanpa akomodasi
- Miopia disebut juga penglihatan dekat, atau rabun jauh
- Miopia diperbaiki dengan menggunakan lensa sferis
cekung (minus), yang bertujuan memundurkan bayangan
obyek sehingga tepat di retina
- Jika bola mata lebih panjang dari rata-rata, kelainannya
disebut: miopia aksial
- Jika refraksi lebih refraktif dari rata-rata disebut: miopia
kurvatura, dapat terjadi pada katarak intemesen, dimana
lensa menjadi lebih cembung dan pembiasan lebih kuat,
dapat juga disebabkan kornea yang terlalu cembung
b. HIPEROPIA/HIPERMETROPIA
- Hiperopia adalah kelainan refraksi dimana bayangan
obyek terfokus jauh dibelakang retina pada mata tanpa
akomodasi
- Hiperopia disebut juga penglihatan jauh, atau rabun
dekat
- Hiperopia diperbaiki dengan menggunakan lensa sferis
cembung (plus), yang bertujuan memajukan bayangan
obyek sehingga tepat di retina
- Hiperopia sumbu: merupakan kelainan refraksi akibat
sumbu bola mata pendek
- Hiperopia kurvatura: kelengkungan kornea atau lensa
kurang sehingga bayangan bayangan difokuskan
dibalakang retina
- Hiperopia refraktif: dimana terdapat indeks bias yang
kurang pada sistem optik mata
c. ASTIGMATISMUS
- Astigmatismus adalah kelainan refraksi dimana
bayangan tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam
pada retina, akan tetapi pada dua garis api yang saling
tegak lurus
- Astigmatismus terjadi akibat kelainan kelengkungan
permukaan kornea
- Bayi baru lahir bola matanya bulat atau sferis, sehingga
refraksi lebih kuat, akan lebih sferis pada usia
pertengahan
- Astigmatismus dikoreksi dengan lensa silindris, untuk
mengoreksi bayangan yang kabur

9
- Astigmatismus dapat disebabkan oleh: infeksi kornea,
trauma dan distropi, atau akibat kelainan pembiasan pada
meridian lensa yang berbeda

B. Indera pendengaran (Auditori)


Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar (outer ear),
telinga tengah (middle ear), dan yang terakhir telinga bagian dalam (inner
ear). Perhatikan ilustrasi anatomi telinga berdasarkan tiga bagiannya
berikut ini.
1. Anatomi Indera Pendengaran (Auditori)
a) Telinga luar (outer ear)
Bagian telinga ini terbentuk dari auricula (daun telinga) dan kanal
pendengaran eksternal (liang telinga atau ear canal). Auricula
terbentuk oleh tulang rawan elastis yang melekat erat pada kulit yang
miring. Ini berfungsi untuk menangkap suara dan melokalisasi suara.
Bagian auricula membentuk cekungan yang disebut concha dan
bagian pinggirannya dinamakan heliks.
Bagian daun telinga terdiri dari:

 Heliks
 Spiral
 Antiheliks
 Fosa skafoid
 Fosa segitiga
 Crura antiheliks
 Antitragus
 Lobule
 Tragus

Liang telinga (ear canal) dibentuk oleh tulang rawan dan tulang
temporal. Ukurannya sekitar 4 cm dari tragus ke membran
timpani (tympanic membrane) yang juga disebut sebagai gendang
telinga dan melengkung membentuk huruf S. Lengkungan tersebut
berguna untuk mencegah benda asing mencapai membran timpani.
Terdapat kondil mandibula di bagian depan tulang liang telinga dan
sel udara mastoid di bagian ujungnya. Ada beberapa saraf sensori di
bagian telinga luar, seperti saraf aurikular, saraf oksipital, saraf
ariculotemporal, dan cabang aurikular saraf fagus (saraf arnold).

b) Telinga tengah (middle ear)


Fungsi telinga bagian ini adalah menghantarkan suara yang
telah dikumpulkan auricula ke telinga bagian dalam. Bagian telinga

10
ini memanjang dari rongga ke membran timpani ke jendela oval
yang terdiri dari tulang malleus, incus, dan stapes dan banyak
dinding yang rumit. Misalnya dinding lateral, dinding medial,
dinding tagmental, dan dinding jugularis.
Membran timpani berbentuk tipis dan semi transparan yang
memisahkan telinga luar dengan telinga tengah yang terdiri dari
pars flaccida dan pars tensa. Manubrium malleus melekat kuat
pada membran timpani dengan bentuk cekungan yang disebut
umbo. Bagian yang lebih tinggi dari umbo inilah yang disebut
dengan flaccida pars dan sisanya disebut dengan pars tensa.
Ada tiga saraf sensori pada membra timpani, yaitu saraf
auriculotemporal, saraf arnold, dan cabang saraf timpanik. Pada
permukaan dalam membran timpani terdapat rantai tulang yang
bergerak disebut ossicles, yaitu malleus (palu), incus (landasan),
stapes (sanggurdi). Unsur-unsur tulang ini berfungsi untuk
menghantarkan dan memperkuat gelombang suara hingga 10 kali
lebih kuat dari udara ke perilymph telinga dalam.
Selain itu, terdapat saluran eustachius yang menghubungkan
telinga tengah dengan bagian hulu kerongkongan dan hidung
(nasofaring). Fungsinya untuk menyamakan tekanan udara dengan
gerakan buka tutup. Otot penting yang terdapat di telinga tengah
meliputi otot stapedius dan tendon tensor tympani.
Bagian horizontal saraf wajah melintasi rongga timpani. Oleh
karena itu, bila terjadi kelumpuhan pada saraf atau otot wajah akan
menyebabkan ketajaman suara terhalang dan kerusakan pada
telinga bagian dalam.

c) Telinga bagian dalam (inner ear)


Bagian telinga ini disebut dengan rongga labirin yang
berfungsi membantu keseimbangan dan menyalurkan suara ke
sistem saraf pusat. Rongga ini terbentuk dari labirin osseus, yaitu
rangkaian tulang temporal dan labirin membran (kantung dan
saluran membran). Labirin membran juga memiliki komponen
koklea, vestibular, dan semisirkular (setengah lingkaran).
Koklea (cohclea) adalah organ penting pada teling dalam yang
berbentuk cangkang siput. Bentuknya seperti tabung yang
membengkok ke arah belakang sejauh 2,5 lingkaran dengan bentuk
kerucut di ujungnya. Bagian ini memiliki tiga bilik, yaitu skala
vertibuli, saluran koklear, dan skala timpani. Pada koklea ini,
terdapat organ korti yang berfungsi mengubah gelombang suara
menjadi impuls saraf.

11
Vestibuli merupakan bagian penghubung antara koklea dan
saluran semisirkular. Ini terdiri dari sakula dan utrikula, yaitu sel
rambut yang menjaga keseimbangan posisi kepala terhadap gaya
gravitasi pada saat tubuh dalam keadaan diam.
Sementara semisirkular adalah saluran setengah lingkaran dari
tiga saluran berbeda, yaitu kanalis semisirkularis horizontal,
kanalis semisirkularis vertikal atas, dan kanalis semisirkularis
vertikal belakang yang berisi ampula. Ini berfungsi untuk
menentukan kesadaran posisi kepala saat terjadi gerakan rotasi atau
memutar.

2. Fisiologi Indera Pendengaran (Auditori)


Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh
telinga luar, lalu menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke
telinga tengahmelalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran tersebut. Energi getar yang telah
diamplifikasikan akan diteruskan ke telinga dalam (koklea) dan
diproyeksikan pada membran basilaris, sehingga akan menimbulkan
gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini
merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi
pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan
neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial
aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai
ke korteks pendengaran (Guyton, 2007).

3. Patofisiologi Indera Pendengaran (Auditori)


a. Tersumbatnya telinga oleh kotoran
penyakit pada Telinga bagian luar memiliki kelenjar yang
menghasilkan minyak. Minyak ini berguna untuk mencegah air dan
kotoran masuk ke dalam telinga. Biasanya, minyak bersama kotoran
mengggumpal dan akan mengering. Selanjutnya, kotoran telinga ini
akan keluar dengan sendirinya. Namun, kadangkala kotoran telinga
mengumpul terlalu banyak dan menyumbat telinga. Jika keadaan
demikian, harus konsultasi dengan dokter.
b. Hilangnya pendengaran akibat pencemaran suara
Suara yang terlalu keras dapat menyebabkan kerusakan telinga
bagian dalam. Akibatnya, pendengaran dapat terganggu dan bahkan
pendengaran hilang. Rusaknya telinga akibat suara yang terlalu keras
dapat dicegah dengan tidak mendengarkan dan menghindari sumber

12
pencemaran suara atau menggunakan alat penutup telinga yang dapat
mengurangi intensitas suara.
c. Vertigo
Vertigo adalah penyakit atau kondisi dimana telinga bagian dalam
mengalami gangguan sehingga terasa pusing dan ruang di sekeliling
penderita terasa berputar sehingga pada kondisi seperti ini penderta
merasa berputar atau melayang. Penyakit ini sangat berbahaya jika
menyerang secara tiba-tiba. Kebanyakan para penderita vertigo
terserang kondisi ini saat sedang stress dan kecapean. jadi penderita
vertigo sensitif dengan yang namnay stress dan cape, karena pada
kondisi stress jaringan saraf di otak mengalami overecting karena
menerima pasokan darah dari jantung terlalu mendadak. Jika
keseimbangan saraf ini terganggu maka akana menyebabkan
beberapa komplikasi tidak hanya vertigo namun bisa juga hipertensi,
jantyung koroner bahkan stroke. Penyebab penyakit vertigo adalah
terganggunya saraf yang menghubungkan antara mata dengan otak,
dan pergerakan mata secara abnormal (sering menggerakan mata
dengan berlebihan). Gejala yang dirasakan sering merasa pusing,
sering terserang pusing disertai perasaan melayang walau dalam
keadaan mata tertutup sekalipun.

C. Indera perabaan (Taktil)


Indera peraba atau kulit (integument) adalah lapisan jaringan yang terdapat
pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh. (Buku ajar
Anatomi Umum Tim Bagian Anatomi Fakultas kedokteran Universitas
Hasanuddin, 2011)
1. Anatomi Indera Perabaan (Taktil)
Kulit  terbagi  atas  tiga  lapisan  pokok,  yaitu  epidermis,  dermis
atau  korium,  dan  jaringan  subkutan  atau subkutis.
a. Epidermis
Epidermis terbagi atas lima lapisan.
- Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang
paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati,
tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin
(zat tanduk).
- Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan
protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas
pada telapak tangan dan kaki.
- Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan
sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di
antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini. Tampak
jelas pada telapak tangan dan kaki.

13
- Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah
pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel
berbentuk poligonal dengan besar berbeda-beda karena adanya
proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung banyak
glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya
ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel terdapat
jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari protoplasma
dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembatan
membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero.
Diantara sel juga terdapat sel langerhans.
- Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel
berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan dermo-
epidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan mitosis
dari berbagai fungsi reproduktif dan terdiri dari : Sel berbentuk
kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar,
dihubungkan satu dengan yang lain dengan jembatan antar sel.
Dan Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell
merupakan sel berwarna muda dengan sitoplasma basofilik dan
inti gelap dan mengandung butiran pigmen (melanosomes).

b. Dermis
Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas
jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan  ikat  yang  dilapisan
atas  terjalin  rapat  (pars  papillaris),  sedangkan  dibagian  bawah
terjalin  lebih lebih  longgar  (pars  reticularis).  Lapisan  pars
retucularis  mengandung  pembuluh  darah,  saraf,  rambut, kelenjar
keringat dan kelenjar sebaseus.

c. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis)


merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara
jaringan subkutan dan dermis  tidak  tegas. Sel-sel  yang
tyerbanyak  adalah  liposit  yang  menghasilkan banyak  lemak.
Jaringan subkutan  mengandung  saraf,  pembuluh darah  dan
limfe,  kandungan  rambut  dan  di  lapisan  atas jaringan subkutan
terdapat  kelenjar  keringan.  Fungsi  dari jaringan  subkutan
adalah  penyekat  panas,  bantalan terhadap trauma dan tempat
penumpukan energi.

14
2. Fisiologi Indera Perabaan (Taktil)
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
a. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringan- jaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh
dari pengaruh- pengaruh luar seperti luka dan serangan kuman.
Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis
lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu
tubuh, menahan luka-luka kecil,  mencegah  zat  kimia  dan  bakteri
masuk  ke  dalam  tubuh serta menghalau   rangsang-rangsang 
fisik   seperti   sinar   ultraviolet  dari matahari
b. Penerima rangsang
Kulit   sangat   peka   terhadap   berbagai   rangsang   sensorik 
yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan,
rabaan, dan getaran.  Kulit sebagai alat  perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
c. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit  mengatur  suhu  tubuh  melalui  dilatasi  dan  konstruksi
pembuluh kapiler   serta   melalui   respirasi   yang   keduanya 
dipengaruhi   saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap
kira-kira 98,6 derajat Farenheit  atau  sekitar  36,50C.  Ketika
terjadi perubahan  pada  suhu luar,  darah  dan  kelenjar  keringat
kulit mengadakan  penyesuaian seperlunya dalam fungsinya
masing-masing. Pengatur panas adalah salah  satu  fungsi  kulit
sebagai  organ  antara tubuh  dan  lingkungan. Panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
d. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat
dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang
dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat
tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
e. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas
Kulit  dapat  menyerap  zat-zat  tertentu,  terutama  zat-zat  yang
larut dalam  lemak  dapat  diserap  ke  dalam  kulit.  Hormon  yang
terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit  pada  tingkatan  yang  sangat  tipis.
Penyerapan  terjadi  melalui muara  kandung  rambut  dan  masuk
ke  dalam  saluran  kelenjar  palit, merembes melalui dinding

15
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai
organ tubuh lainnya.
g. Penunjang penampilan
Fungsi  yang  terkait  dengan   kecantikan   yaitu   keadaan   kulit 
yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang
penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat
mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat
maupun konstraksi otot penegak rambut

3. Patofisiologi Indera Perabaan (Taktil)


a. Panu
Penyakit umum yang sangat dikenal dan banyak ditemukan
ditemukan di masyarat ini, mempunyai dampak pada kulit yang
lumyan gatal. Jamur adalah penyebab utama dari panu. Dan tentunya
jamur tersebut munculnya dari kurangnya perhatian kesehatan
terhadap tubuh, sehingga saat makan, makanan yang mengandung
protein tinggi sering memunculkan dan bertambah banyaknya panu
di badan. Panu, pada kulit pertama akan muncul bercak putih-putih
dan berkelanjutan akan menyebar berbentuk pulau-pulaupadabadan.
Hal ini sunggu memalukan jika dilihat oleh teman, pacar, atau orang
yang sepesial bagi anda. Tapi, mau diakata apalagi, inilah penyakit
yang ada saat ini di badananda. Jika keringat becucuran, maka saat
itulah muncul gatal-gatal pada kulit terkena panu.  
b. Kudis
Tungau yang belapak kaki adalah menyebabkan kudis ini muncul.
Gerakan dari tunggau yang dikenal Sarcoptes scabiei ini
menyebabkan gatal yang luar biasa pada kulit yang terkena kudis.
Anak kecil sangat mudah sekali terkena kudis, ini dikarenakan
sistem imun pada anak belum terlalu kuat. Kudis sendiri biasanya
ditemukan pada selah-selah jari tangan, pergelangan tangan, dan
pinggang batas celana.
c. Eksim
Badan yang meradang dan iritasi adalah bentuk dari ciri-ciri eksim.
Eksim sama seperti penyait lainnya yaitu gatal-gatal. Eksim bisa
disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya setelah memegang sabun
ternyata tangan terasa gatal. Gejala yang timbul pada kulit bervariasi,
ada yang terasa gatal ringan dan ada juga yang merasaan panas. Jika
penderita terasa kulitnya semakin gatal dan tingkat kestersan
terhadap gatal tersebut akan menghasilkan penyakit eksim semakin
buruk.

16
D. Indera Penciuman (Olfaktori)
Indra penciuman adalah indra yang digunakan untuk mengenali
lingkungan sekitar atau sesuatu aroma yang dihasilkan. Hidung merupakan
indra pembau yang peka tehadap rangsang berbentuk gas dan uap. Di
dalam rongga hidung terdapat sel-sel reseptor yang dilengkapi dengan
rambut-rambut halus berselaput lender. Pada waktu kamu mencium aroma
makanan, zat berbau yang menguap dari masakan tersebut terhirup
bersama udara  pernapasan. Kemudian larut bersama selaput lender di
dalam rongga hidung. Hal ini merangsang ujung sel saraf pembau di
didalam rongga hidung. Dari ujung sel saraf pembau ini impuls akan
diteruskan ke otak. Setelah dari otak, kamu dapat mengatakan bahwa
masakan tersebut harum.
1. Anatomi Indera Penciuman (Olfaktori)
a. Hidung Luar
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari
atas ke bawah :
- Pangkal hidung (bridge)
- Dorsum nasi
- Puncak hidung
- Ala nasi
- Kolumela
- Lubang hidung (nares anterior)

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan


yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M.
Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris. Kerja otot –
otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit.
Batas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks
(akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi.
Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares

b. Kavum Nasi
Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi
dua ruangan yang membentang dari nares sampai koana
(apertura posterior). Kavum nasi ini berhubungan dengan sinus
frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial
media. Batas – batas kavum nasi :
- Posterior  : berhubungan dengan nasofaring
- Atap  : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale,
korpus sfenoidale dan sebagian os vomer
- Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir
horisontal, bentuknya konkaf dan bagian dasar ini lebih lebar

17
daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan dengan kavum
oris oleh palatum durum.
- Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua
ruangan (dekstra dan sinistra), pada bagian bawah apeks nasi,
septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan subkutan dan
kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari
kartilago ini disebut sebagai septum pars membranosa =
kolumna = kolumela.
- Lateral : dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os
lakrima, os etmoid, konka nasalis inferior, palatum dan os
sfenoid.

Konka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan


dari tulang etmoid. Sedangkan konka nasalis inferior merupakan
tulang yang terpisah. Ruangan di atas dan belakang konka
nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang berhubungan
dengan sinis sfenoid. Kadang – kadang konka nasalis suprema
dan meatus nasi suprema terletak di bagian ini.

c. Mukosa Hidung
Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik
dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa
penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar
rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak
berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat
sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara
mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia
menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa
berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh
palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir
ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.
Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi
yang penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di
dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Dengan
demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya
sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk
ke dalam rongga hidung. Gangguan pada fungsi silia akan
menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan
keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat
disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang,
sekret kental dan obat – obatan.

18
Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka
superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh
epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified
columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga
macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor
penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat
kekuningan.

2. Fisiologi Indera Penciuman (Olfaktori)


a. Sebagai jalan nafas
Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke
atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah
nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau
arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian
mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di
bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke
belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari
nasofaring.
b. Pengatur kondisi udara (air conditioning)
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk
mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus.
Fungsi ini dilakukan dengan cara :
- Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut
lendir. Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air,
penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim
dingin akan terjadi sebaliknya.
- Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan
konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat
berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara
setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.
c. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari
debu dan bakteri dan dilakukan oleh :
- Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi
- Silia
- Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat
pada palut lendir dan partikel – partikel yang besar akan
dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan
dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
- Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri,
disebut lysozime.

19
d. Indra penghirup
Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya
mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan
sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai
daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila
menarik nafas dengan kuat.
e. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi.
Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau
hilang, sehingga terdengar suara sengau.
f. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal
(m,n,ng) dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung
terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.
g. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan
dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh :
iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas
terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar
liur, lambung dan pankreas.

3. Patofisiologi Indera Penciuman (Olfaktori)


a. Sinusitis paranasalis yaitu gangguan indera penghidu yang terjadi
karena radang tulang-tulang tengkorak sekitar hidung yang
berongga dan berisi udara. Anak yang menderita gangguan ini
biasanya sering mengalami batuk pilek. Karena itu, sebaiknya anak
dihindarkan dari faktor pencetus terjadinya serangan batuk pilek
seperti udara kering dan suhu yang hangat.
b. Polip yaitu Gangguan ini terjadi karena adanya tumbuh selaput
lendir hidung yang menonjol. Gangguan polip biasanya dapat
diatasi dengan cara operasi.
c. Salesma (Cold) dan Influenz (Flu) yaitu kondisi alat pernapasan
yang terinfeksi oleh virus. Umumnya menyebabkan batuk, pilek,
sakit leher, terkadang panas atau sakit pada persendian. Pada anak
kecil biasanya diiringi gejala mencret ringan

20
E. Indera Pengecap/rasa (Gustatori)
Pengecapan merupakan fungsi puting kecap pada mulut, manfaatnya
terletak pada pemilihan makanan menurut kesukaan dan menurut
kebutuhan gizi tertentu pada jaringan. (Syaifuddin:2009, 385) 

1. Anatomi Indera Pengecap/rasa (Gustatori)


a. Lidah Bagian Atas Atau Permukaan Superior
Bagian atas lidah ini memiliki bentuk seperti huruf V, huruf V pada
lidah disebut dengan sulkus terminal.Fungsi dari bagian atas lidah
adalah untuk mengecap rasa sebab  permukaan atas lidah akan
bersentuhan langsung dengan makanan atau minuman yang masuk
ke dalam mulut manusia
b. Akar Lidah
Akar lidah letaknya di antara tulang hyoid dan juga di bagian
rahang bawah lidah. Punggung pada bagian akar memiliki posisi
duduk di bagian orofaring. Akar lidah berfungsi sebagai penggerak
lidah sebab tanpa akar, lidah tidak bisa bergerak ke sana dan
kemari.
c. Tubuh Lidah
Bagian besar lidah dua pertiganya adalah tubuh lidah. Di dalam
tubuh lidah akan ada  permukaan kasar dengan nama papilla
lingual. Tubuh lidah akan dikelilingi oleh gigi lateral dan
permukaan anterior. Papila di bagian tubuh lidah memiliki fungsi
sebagai pembantu  pengidentifikasian rasa yang berbeda dari
makanan.
d. Tonsil Atau Amandel
Tonjolan di sebelah kanan dan kiri rongga mulut disebut dengan
amandel. Amandel  bisa membesar seiring berjalannya waktu. Jika
amandel terus membesar akibatnya adalah manuisa akan kesulitan
dalam menelan makanan. Fungsi utama amandel itu adalah sebagai
benteng pertama dalam pertahanan tubuh manusia, sehingga
amandel itu berhubungan langsung dengan sistem kekebalan tubuh
manusia.
e. Adenoid Adenoid
merupakan bagian dari lidah yang memiliki fungsi untuk
memerangi infeksi, sehingga jika ada kuman dan bakteri dicap oleh
lidah, adenoid inilah yang bertugas untuk memerangi kuman dan
bakteri tersebut.
f. Kuncup lidah
Merupakan struktur yang ada di bagian permukaan lidah. Tugas
kuncup lidah adalah sebagai  pencipta resep untuk rasa. Kuncup
lidah bisa mengecap rasa manis, asam, pahit dan asin.

21
g. Frenulum merupakan bagian lidah yang berbentuk berupa lapisan
tipis jaringan yang berguna untuk penghubung antara lidah dengan
dasar mulut.
h. Tanpa otot, lidah tidak bisa digerakkan.Otot di dalam lidah terbagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok lidah intrinsik dan juga
kelompok lidah ekstrinsik. Berikut ini adalah fungsi dari otot lidah
tersebut :
Otot intrinsik
Otot intrinsik memiliki fungsi dalam penguabahn bentuk lidah
dalam sementara.
Otot ekstrinsik Otot ini di dalam lidah memiliki fungsi berupa
pengubahan posisi lidah misalnya

2. Fisiologi Indera Pengecap rasa (Gustatori)


a. Indera pengecap atau perasa Lidah menjadi salah satu dari kelima
indera manusia yang bertugas sebagai pengecap atau  perasa, baik
makanan maupun minuman. Alat ini sangat peka terhadap
rangsangan rasa makanan, seperti manis, asam, pahit, pedas, dan
sebagainya. Selain itu juga mampu mengukur kualitas tekstur dan
struktur makanan, apakah lembut seperti kue dan roti ataukah kasar
dan berserat seperti daging. Hal ini memberikan nilai tambah dan
sangat di gunakan oleh koki atau juru masak.
b. Membantu mencerna makanan Bukan hanya itu, baik lidah
manusia ataupun hewan semua di lengkapi kelenjar yang berguna
merawat dan membantu lidah menjalankan fungsinya. Salah
satunya adalah untuk mencerna makanan. Jadi di lidah terdapat
kelenjar air liur yang membantu manusia untuk mengolah makanan
yang ada di dalam tubuh. Bantuan tersebut membuat makanan
menjadi lebih lembut, serta membantu lidah untuk membaui
apakah rasa dari makanan tersebut. Kelenjar ini juga membantu
lidah untuk meneruskan makanan dari mulut ke kerongkongan
untuk  pencernaan makanan lebih lanjut. Peristiwa ini di namakan
dengan gerakan peristaltic.
c. Membantu manusia berbicara
Bisakah anda berbicara kata ‘dodi’ tanpa menggerakan lidah anda?
tentu saja tidak bisa! Dalam beberapa kata dan percakapan
manusia memerlukan lidah untuk membantu menjelaskan makna
dan maksud pembicaraan. Misalnya saat anda mengatakan ‘dodi’,
bagian ujung lidah akan menempel pada langit langit mulut.
Mengapa? Karena hal ini bisa memperjelas ucapan anda. jika anda
hendak mengucapkan kata ‘dodi’ tanpa menggerakkan lidah, kata
yang keluar nantinya adalah ‘oi’ saja. Membantu melembabkan

22
mulut Apakah anda juga mengalami bibir kering saat siang hari
yang di sebabkan karena panasnya matahari atau dehidrasi?
Bagaimana dengan mengatasinya agar bibir anda tetap segar?
Biasanya orang orang membasahi bibirnya dengan air liur yang di
salurkan melalui lidah. Hal ini dilakukan untuk menjaga
kelembaban bibir, agar tidak terlihat semakin pecah pecah. Sebab
jika anda membiarkan bibir tersebut sampai parah tingkat kepecah
pecahannya, akan menimbulkan luka sampai berdarah. Keadaan ini
memungkinkan seseorang terkena infeksi yang di tandai dengan
pembengkakan di daerah lidahnya. Tentu saja mengganggu
penampilan anda, bukan?
d. Membantu gigi memproses makanan Jika mulut anda hanya
terdapat gigi dan air liur saja, bisakah makanan di cerna mulut?
Mungkin bisa untuk terus di gigit gigiti saja, tapi makanan tersebut
tidak bisa di balik, tidak  bisa di tata di dalam mulut. Masalah ini
seperti ketika anda ‘seliliden’ atau terselipnya makanan di sela
antara gigi anda. Sangat menggelikan, sehingga secara tidak sadar
lidah langsung merangsang makanan tersebut agar segera keluar.
Jika tidak ada bantuan lidah, maka selipan makanan tersebut tidak
akan bisa keluar dari gigi.
e. Pengirim pesan makanan ke otak Baik gigi, air liur, langit langit
mulut, bibir dan semua organ oral tidak memiliki sistem syaraf
yang mampu secara peka terhadap rangangan mengirimkan pesan
ke bagian bagian otak. Lidah menjadi salah satu organ yang paling
peka mengirimkan pesan terhadap otak, entah  bagian gigi ada yang
keropos, bibir terluka seperti sariawan sampai berdarah, hingga ada
lemak yang masih menempel di langit langit mulut, hanyalah lidah
yang mampu merasakan dengan syarafnya yang peka. Kemudian di
kirimkan pesan tersebut ke otak dan di olah di sistem informasi.
Baru setelah itu, otak memberikan tindak lanjut apa yang harus
dilakukan.
f. Pengaturan suhu antara dalam tubuh dengan lingkungan Salah satu
keistimewaan lidah ini adalah sebagai pengatur suhu antara dalam
tubuh dengan udara yang ada di luar. Seperti ketika anda sakit,
maka tubuh anda akan terasa panas tinggi di dalam. Atau dengan
kata lain, suhu yang ada di dalam tubuh naik. Pertama kali yang
merasa kenaikan suhu tersebut adalah lidah. Di dalam mulut akan
terasa panas, lalu merasakan pahit. Dengan adanya pengontrol suhu
yang ada di lingkungan dengan tubuh membantu anda dalam
mempercepat penanganan agar segera sembuh.
g. Pencegah bahaya yang masuk ke dalam mulut Anda pernah
merasakan superpel, sunlight, atau detergen masuk ke dalam tubuh

23
melalui mulut? Bagaimana rasanya, sangat pahit bukan? Saat
pertama kali masuk ke dalam tubuh, apakah lidah anda langsung
menerima? Secara normal lidah bisa memberikan insting kuat,
makanan mana yang layak di makan atau tidak. Hal ini berkaitan
bahwa lidah menjadi salah satu pelindung tubuh manusia dari
racun. Ketika lidah merasa makanan yang masuk adalah racun, atau
mengandung zat zat yang sangat kuat, yang mana bisa merusak
tubuh, maka secara sadar akan menolak. Namun kemampuan ini
tidaklah kuat. Bukan berarti semua makanan yang masuk, dengan
indikasi di beri racun, bisa langsung di tolak lidah. Jika makanan
yang masuk ke dalam tubuh di manipulasi dengan sesuatu yang
menurut lidah enak dan lezat serta pantas untuk di makan, maka
lidah juga akan menerimanya.
h. Membantu mengeluarkan udara
Perbahkan anda meniup peluit? bagaimana bisa peluit tersebut
mengeluarkan bunyi? Karena udara bukan? Siapa yang
menghasilkan udara? lidah! Salah satu manfaat lidah adalah
mampu membantu mengeluarkan panas tubuh, termasuk udara ke
luar, yang mana kegiatan ini membantu untuk mengontrol suhu di
dalam tubuh, membantu menghangatkan tubuh, serta membantu
mengerjakan tugas manusia termasuk meniup peluit dan permen
karet.
i. Indikasi keadaan tubuh Ketika anda melakukan pemeriksaan ke
dokter saat masuk angin, tipus, maag, dan sebagainya, apakah yang
pertama kali di lakukan dokter tersebut? Menyuruh anda membuka
mulut bukan? Mengapa? Hal ini berkaitan dengan lidah anda. Saat
dokter meminta anda membuka mulut, dokter sedang mengecek
kondisi lidah anda. Apakah ada perubahan warna? Dengan adanya
perubahan warna tersebut menjadi indikasi bahwa anda berada
dalam kondisi kurang sehat. Jika lidah berwarna merah muda,
menandakan bahwa ia dalam kondisi sehat. Jika berwarna putih
atau memucat, sebagai indikasi bahwa anda dalam keadaan kurang
baik

3. Patofisiologi Indera Pengecap/rasa (Gustatori)


a. Sariawan
Sariawa atau canker sores atau ulkus aftosa merupakan gejala
erosi pada kulit mulut, yakni di bagian dinding dalam pipi atau
lidah. Penyebab dari sariawan ini adalah diantaranya:
kekurangan vitamin C, alregi, mengkonsumsi makanan /
minuman yang terlalu panas, kekurangan asupan zat besi, atau
bisa juga disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh. Pada

24
dasarnya sariawan merupakan luka terbuka yang bisa
menimbulkan rasa nyeri. Dalam ukuran kecil  dengan diameter
kurang dari 1 cm, sariawan bisa muncul dalam satu kelompok
yang terdiri dari 2 - 3 luka yang biasanya akan sembuh dalam
waktu kurleb 10 hari tanpa meninggalkan bekas. Pencegahannya
adalah dengan cara menambah asupan vitamin C.
b. Kanker Lidah
Kanker lidah adalah kanker kedua terbanyak setelah kanker
bibir sebagai tempat kanker primer. Tembakau dan alkohol
merupakan dua hal yang disinyalir sebagai pemicu semakin
cepatnya pertumbuhan sel kanker lidah. Keganasan kanker lidah
terjadi paling sering pada bagian tengah lateral lidah dan
seringkali asimtomatik. Penyebaran kanker ini  bisa meluas
melalui submukosa ke basal lidah dan menyerang garis tengah
atau ke lateral menuju dasar mulut. Cara pencegahannya adalah
dengan cara berhenti merokok, hindari minuman beralkohol,
menjaga kebersihan mulut dan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali
ke dokter gigi.
c. Glosoptosis
Glosoptosis merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah
yang tertarik ke belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-
anak kondisi glosoptosis sangan berbahaya karena bisa saja
sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang bila tidak
segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan tentang sistem sensoris tersebut , di ketahui dalam


sistem sensoris di bahas tentang panca indra atau lima indra di mana di
jelaskan Anatomi fisiologi dan patofisiologi dan bagaimana mekanisme
kerja panca indra tersebut dan bagian-bagian organ yang bersangkutaan,
sistem sensoris meliputi:
1. Sistem indra penglihatan (mata)
2. Sistem indra pendengar (telinga)
3. Sistem indra pembau (hidung)
4. Sistem indra pengecap (lidah)
5. Sistem indra peraba (kulit)
Dalam sistem sensoris ini Indera Pendengar (Telinga) merupakan alat
pendengar dan alat keseimbangan. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu
telinga luar, telinga tengah dan rongga telinga dalam. Indra penglihatan
(mata) yaitu organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk
melihat dan saraf untuk trandsuksi. Mata terdiri dari beberapa komponen
utama, sebagai berikut. Aqeuos humor, korpus siliais, bintik buta, fovea,
iris, kornea, koroid, lensa, ligamentum suspensorium, makula lutea, neuron
bipolar ,otot siliaris, pupil, retina, saraf optikus, sel batang, sel ganglion, sel
kerucut, sklera, vitreus humor. Indera Peraba (Kulit) merupakan indra
peraba, sebab memiliki ujung-ujung saraf sensori sebagai reseptor khusus
untuk sentuhan, tekanan, temperature (panas dan dingin), serta rasa sakit.
Indera Pengecap (Lidah) merupakan organ yang tersusun atas otot.
Prmukaan lidah banyak tonjolan kecil yang disebut papilla lidah, memberi
kesan lidah terkesan kasar. Pada papilla lidah terdapat indra pengecap.
Indera Pembau (Hidung); aktifnya indra pembau di rangsang oleh gas yang
terhirup oleh hidung. Indra pembau tersebut sangat peka dan kepekaannya
mudah hilang jika di hadapkan pada bau yang sama dalam jangka waktu
yang lama.

B. Saran
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa Sistem Sensori sangat penting bagi kehidupan kita, dengan adanya
panca indra kita dimudahkan dalam menjalankan aktifitas kita. Selain dari
pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena penulis
masih dalam proses pembelajaran. Dan yang penulis harapkan dengan

26
adanya makalah ini, dapat menjadi wacana yang membuka pola
pikir pembaca dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

27
DAFTAR PUSTAKA

Arthur C, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2008. p. 681-7.

Agamemnon D, Stefan S. Color Atlas of Physiology. 5th ed. New York: Thieme;


2003. p. 364-7.

Dorland kamus, kamus kedokteran Dorland edisi 26,buku EGC

Eric P, Hershel R, KevinT. Vander’s Human Physiology: The Mecanism of


Body. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2001. p. 253-4.

Ganong,buku ajar ajar fisiologi kedokteran edisi 17, EGC


Syaifuddin,Drs.H.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi
3.Jakarta:EGC

Indro S, Hendarto H, Jenny B, Gangguan pendengaran (Tuli), in: Efiaty A,


Nurbaiti I, Jenny B, Ratna D, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga  Hidung
Tenggorok Kepala & Leher . 7th
 ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012. p.
10-12. 2.

 Lauralee S. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2001. p. 177-183. 4.

Stuart I, Pierce C.  Human Physiology. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2004.  p.
255-60.
 
TIM,buku ajar anatomi umum fakultas kedokteran Universitas  Hasanuddin,2011

28

Anda mungkin juga menyukai