Anda di halaman 1dari 14

REKAYASA IDE

PEMBUATAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PRAKTIKUM OPTIK GEOMETRI


TINGKAT SMA BERBASIS LASER DIODA

DESAIN DAN PRODUKSI ALAT-ALAT PRAKTIKUM SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


Dr. JURUBAHASA SINURAYA, M.Pd.

Disusun oleh:
KELOMPOK 3

1. DARA ANGGITA LUBIS (4201121018)


2. HANNA ANITA PUTRI SIPAYUNG (4201121024)
3. LESTINA M LUMBAN TOBING (4203121041)
4. NUR SAIMAH LUBIS (4203121042)

FISIKA DIK C 2020

PROGRAM STUDI (S-1) PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan rekayasa ide ini. Atas
Rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan rekayasa ide yang berjudul
"Pembuatan Alat Pratikum Optik Geometri Tingkat Sma N berbasis Leser Dioda " ini
tepat waktu.
Rekayasa ide "Alat Peraga Sederhana Menentukan Panjang Gelombang dan
Frekuensi Spektrum Warna Pada Matahari" ini disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah dari Bapak Jurubahasa, M.Si., pada mata kuliah Desain dan Produksi Alat-Alat
Praktikum Fisika Fakultas MIPA Unimed.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Jurubahasa
Sinuraya, M.Si. selaku dosen mata kuliah Desain dan Produksi Alat-Alat Praktikum
Fisika. Tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait
bidang yang ditekuni penulis.
Penulis menyadari rekayasa ide ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan bermanfaat.

Medan, 17 September 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................................................................. 2
C. Manfaat............................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................................................... 3
BAB III SOLUSI PERMASALAHAN IDE....................................................................................... 7
1. Desain alat praktikum....................................................................................................................... 7
2. Alat dan Bahan..................................................................................................................................... 7
3. Proses Pembuatan.............................................................................................................................. 8
4. Rancangan Data Percobaan............................................................................................................ 8
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan..................................................................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelajaran Fisika, seringkali diartikan siswa sebagai mata pelajaran yang paling
menakutkan karena tingkat kesusahannnya yang tergolong tinggi. Sebagai guru
mata pelajaran Fisika, sering kali mencari cara atau metode pembelajaran yang
menarik untuk siswa agar siswa bisa lebih tertarik, santai, dan mudah mengerti
materi yang diajarkan. Optika adalah salah satu pokok bahasan dalam pelajaran
fisika yang membahas tentang perilaku cahaya dan gelombang elektromagentik
lain. Hal yang dapat dipelajari dalam optika adalah agar siswa dapat lebih
menghargai dunia yang tampak sehari-hari karena pada Optika tidak hanya
dijelaskan mengenai optik dan alat-alatnya saja melainkan berbagai fenomena.
Materi optik dalam pelajaran fisika yang paling diminati oleh siswa adalah
cahaya. Optik juga mempelajari tentang interaksi cahaya dengan benda. Pelajaran
optik terdiri dari dua bagian yaitu optik geometri dan optik fisis. Optik gemetri
memperlakukan cahaya sebagai sebuah sinar dan mengunakanaturan-aturan
geometri untuk membahas perjalanan sinar. Optik fisis memperlakukan cahaya
sebagai suatu gelombang. Pada tingkat SMA, pembahasan optik diberikan pada
pelajaran fisika kelas X pada bagian terakhir yang berupa alat optik terdiri dari
pemantulan cahaya, pembiasan, dan alat optik .Namun pada kurikulum 2013 revisi,
pembahasan tentang optik diberikan pada kelas XI yaitu tentang alat-alat optik yang
berisi Optik Geometri.
Pada umumnya alat praktikum optik geometri yang sering digunakan yaitu
kaca plan paralel. Alat ini digunakan untuk memperlihatkan pembiasan dan
menghitung indeks bias udara dan kaca plan paralel, akan tetapi kaca plan paralel
memiliki kekurangan yaitu sudut kritis dan pemantulan sempurna pada kaca sulit
diperlihatkan. sehingga alat praktikum fisika khususnya pada konsep pembiasan
cahaya, indeks bias, sudut kritis, dan pemantulan tidak ikut dilibatkan dalam proses
pembelajaran fisika .
Alat praktikum optik khususnya optik geometri biasa disebut kit telah banyak
diproduksi dan dijual secara komersial baik produk dalam negeri seperti dari Pudak
Scientific maupun dari luar negeri . Namun kit optik tersebut relatif mahal dan
memerlukan proses yang panjang untuk pengadaan di sekolah. Pengembangan kit

1
optik geometri yang ekonomis sangat perlu dilakukan untuk mencapai pencapaian
dari kurikulum 2013 revisi tentang eksperimen fisika khususnya di bidang optik.
Dengan adanya rancangan pembuatan alat ini, siswa akan lebih mudah
mengamati dan memahami materi optik geometri untuk pembiasan mengunakan
hukum Snellius, dan penentuan indek bias cairan.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat disampaikan dalam rekayasa ide, yaitu
1. Untuk memenuhui tugas mata kuliah desaind dan produksi alat-alat praktikum
fisika sekolah.
2. Untuk Mengetahui peristiwa pemantulan dan pembiasan, hukum Snellius, sudut
kritis dan pemantulan sempurna.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang akan disampaikan dalam rekayasa ide ini, yaitu
1. Dapat menguatkan pemahaman tentang gagasan rekayasa ide
2. Dapat menambah pengetahuan tentang ide yang disampaikan
3. Dapat memberikan ide atau gagasan tentang permasalahan pendidikan,
sehingga permasalahan tersebut dapat diatasi

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. OPTIK GEOMETRI
Dalam optika geometri, pemantulan dan pembiasan cahaya merupakan elemen
yang sangat penting untuk dipahami. Terutama dalam memahami prinsip kerja alat-alat
optik seperti lup, mikroskop, teleskop, kamera, periskop dan sebagainya. Nah, pada
kesempatan kali ini, penulis akan menyajikan ringkasan materi tentang pemantulan dan
pembiasan cahaya. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Pemantulan atau refleksi cahaya adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Peristiwa pemantulan cahaya secara mudah
dapat kita amati pada permukaan benda yang mengkilap seperti cermin atau logam.

B. Pembiasan cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang bisa terjadi
ketika cahaya yang melewati suatu bidang batas antara dua medium yang berbeda.
Peristiwa pembiasan bisa terjadi ketika ada sinar datang dan membentuk suatu sudut
tertentu cahaya datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas atau sudut datang lebih
kecil dari 90o terhadap bidang batas.

Sifat pembiasan cahaya


1. Pembiasan cahaya dari zat renggang ke zat rapat
Sifat yang pertama adalah pembiasan cahaya dari zat renggang ke zat rapat.
Dimana hal tersebut bisa terjadi pada saat cahaya dibiaskan dari udara ke air.
Udara merupakan medium yang lebih renggang dibandingkan dengan air,
sehingga cahaya akan dibiaskan hingga mendekati garis normal.
2. Pembiasan cahaya dari zat rapat ke zat renggang
Sifat yang berikutnya adalah pembiasan cahaya dari zat rapat ke zat renggang.
Kondisi ini bisa terjadi ketika cahaya dibiaskan dari kaca ke air. Kaca memiliki
medium yang lebih rapat jika dibandingkan dengan air. Oleh sebab itu cahaya
akan dibiaskan hingga menjauhi garis normal.

Penerapan pembiasan cahaya dalam kehidupan

3
1. Pemantulan sempurna
Pemantulan sempurna bisa terjadi jika seberkas cahaya datang dari medium
rapat atau indeks bias besar menuju ke medium kurang rapat atau indeks bias
kecil. Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah sudut datang harus lebih
besar daripada sudut kritis atau sudut datang yang bisa menghasilkan sudut bias
90o
Pemantulan sempurna ini biasanya dimanfaatkan dalam proses pembuatan serta
optic. Serat optik adalah jenis kabel yang memiliki daya transmisi yang begitu
tinggi.
2. Pensil atau sedotan yang terlihat patah
Dimana ketika pensil atau sedotan dimasukkan ke dalam air yang ada di sebuah
gelas akan tampak seperti patah. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh
adanya perbedaan medium yang dilalui oleh cahaya.
3. Air laut terlihat dangkal
Air laut yang bisa terlihat dangkal tersebut tak lain karena adanya cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda yaitu dari udara ke air. Prinsip yang
digunakan hampir sama dengan eksperimen pensil yang seolah terlihat patah
ketika dimasukkan ke dalam air.

C. Macam-Macam Pemantulan Cahaya

Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.


 Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan cahaya yang terjadi pada
pemukaan benda yang tidak rata, di mana berkas sinar (cahaya) pantulnya
mempunyai arah yang tidak teratur (baur). Contohnya, pemantulan cahaya
pada tembok, kayu, batu, tanah dan sebagainya.
 Pemantulan teratur adalah pemantulan cahaya yang terjadi pada permukaan
yang rata, di mana berkas sinar (cahaya) pantulnya mempunyai arah yang
teratur (sama). Pemantulan teratur bersifat menyilaukan, namun mampu
menghasilkan bayangan yang jelas. Pemantulan teratur bisa terjadi pada
cermin.

D. Hukum Snellius Pada Pemantulan Cahaya

4
Adapun rumusan hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh Willebrord
Snellius adalah sebagai berikut.
1) Sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
2) Sudut datang sama dengan sudut pantul. Secara matematis, persamaan sudut
datang dan sudut pantul dituliskan dalam bentuk rumus berikut.

θi =θr

3) Sinar datang tegak lurus cermin akan dipantulkan kembali.

E. Hukum Snellius Pada Pembiasan Cahaya

Adapun rumusan hukum pembiasan cahaya yang dikemukakan oleh Willebrord


Snellius adalah sebagai berikut.
1) Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak dalam satu bidang datar.
2) Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
yang berbeda merupakan bilangan tetap.

Secara matematis, pernyataan Hukum Snellius yang kedua di atas dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan berikut.

sin i1 sin i 2 sin i3


= =
sinr 1 sin r 2 sin r 3

sin i
=tetap ………………….(pers. 1)
sinr

Tetapan atau konstanta tersebut disebut dengan indeks bias relatif suatu
medium terhadap medium lain. Jika sinar datang dari medium 1 ke medium 2, maka
indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1 ditulis sebagai berikut.

n2
n21=
n1

Dengan demikian, persamaan (1) di atas dapat ditulis ulang sebagai berikut.
sin i
=n21
sinr

sin i n 2
=
sinr n 1
…………….(Pers. 2)

5
Sehingga kita peroleh rumus hubungan antara sudut datang, sudut bias dan
indeks bias medium sebagai berikut.
n1 sinθ 1=n2 sin θ2
Keterangan:
n1 = indeks bias mutlak medium 1
n2 = indeks bias mutlak medium 2
θ1 = sudutdatangpada medium 1
θ2 = sudut bias pada medium 2

BAB III

6
SOLUSI PERMASALAHAN IDE

Alat yang akan kami rancang yaitu mengetahui peristiwa pemantulan dan
pembiasan, hukum snellius, sudut kritis dan pemantulan sempurna. Alat yang akan
kami buat termasuk sederhana dan pembelian alat dan bahan yang tergolong cukup
murah. Berikut desain alat, alat/bahan dan proses pembuatan alat praktikum sederhana
ini:

1. Desain alat praktikum

Kotak tempat laser dan catu daya

2. Alat dan Bahan


Baterai 2 buah
Laser diode 1 buah
Pisau atau cutter 1 buah
Busur 2 buah
Lem Secukupnya
Binder clip Secukupnya
Akrilik Secukupnya
Penyangga alat (akrilik) 1 buah
Penyangga laser 1 buah
Saklar 1 buah

7
3. Proses Pembuatan
Langkah langkah dalam proses pembuatan alat yaitu sebagai berikut :
1) Untuk membuat sudut pengukuran dari sudut datang dan sudut bias,
gabungkan dua buah busur hingga membentuk sudut 360°
2) Bentuk akrilik berbentuk tabung untuk dijadikan bejana sebagai tempat
cairan
3) Kemudian berilubang pada bagian atas agar cairan dapat memasuki bejana,
air atau cairan yang digunakan di isi setengah bejana
4) Selanjutnya tempelkan busur yang sudah dibentuk pada salah satu
permukaan bejana. Agar memudahkan dalam menghitung sudut datang,
sudut pantul, dan sudut bias dari sinar laser.
5) Dibelakang bejana dibuat penyangga untuk laser agar sinar laser dapat
diatur berkas berbagai sudut datang yang dibutuhkan.

4. Rancangan Data Percobaan


Data percobaan yang akan dibuat memiliki data kuantitatif, adapun data yang
akan diambil yaitu:
1) menentukan sudut bias untuk sinar datang dari udara ke air dengan mengetahui
sudut datang dan indek bias air.
2) menentukan indek bias cairan (air, gula dengan kosentrasi 30%, 50%) dengan
mengetahui sudut datang, sudut bias, indek bias udara,
3) menentukan sudut kritis dan pemantulan sempurna.

5. Pengambilan data untuk pratikum :

Uji coba dilakukan dengan melakukan percobaan Hukum Snellius, penentuan


indek bias beberapa cairan, pemantulan sempurna dan sudut kritis, dalam hal ini,
larutan gula dengan dua kosentrasi yaitu 30% dan 50 % digunakan. Hasil percobaan di
bandingkan dengan perhitungan secara teori.
Rumus yang digunakan pada penelitian ini adalah Hukum Snelius antara dua
medium dalam hal ini medium udara dan air aquades yang ditunjukkan oleh persamaan
(1) dan (2) sudut kritis ditentukan dari Persamaan (3). Pada persamaan-persamaan ini,
n1 adalah indek bias udara atau larutan, θ1 adalah sudut datang dari medium 1 ke
2, n2 adalah indek bias medium kedua yaitu larutan, dan θ2 adalah sudut bias pada
medium kedua, sedangkan θc adalah sudut kritis. Persamaan (1) juga berlaku untuk

8
keadaan dimana medium 1 adalah larutan atau medium lebih rapat ke medium 2 udara
atau medium lebih renggang sehingga menghasilkan Persamaan (3) untuk sudut kritis,
dimana sudut bias yang dihasilkan sebesar 90° . Jika sudut datang dari medium rapat
(dalam hal ini sebagai n1 ) lebih besar dari sudut kritis, sinar tidak lagi dibiaskan
tetapi dipantulkan kembali ke medium datang tersebut. Fenomena ini disebut
pemantulan sempurna yang digunakan pada kabel serat optik untuk mengantarkan
informasi pada sistem komunikasi serat optik .

n1 sinθ 1=n2 sin θ2 …………(1)


n2=n2 sin θ2 /sin θ1 ………..(2)
sin θc =n 2 /n1 …………………(3)

Persamaan (1) digunakan untuk menentukan sudut bias, dengan mengetahui


indek bias udara, indek bias air, dan sudut datang. Persamaan (2) digunakan untuk
mengetahui indek bias cairan dengan mengukur sudut datang, sudut bias, dan
mengetahui indek bias udara. Dalam ekperimen ini, indek bias udara diasumsikan
sama dengan 1.
6.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat praktikum ini sangat baik digunakan pada pembelajaran di sekolah dengan
materi optik geometri yang dimana alat pratikum ini dapat menentukan sudut
bias untuk sinar datang dari udara ke air dengan mengetahui sudut datang dan
indek bias air. menentukan indek bias cairan (air, gula dengan kosentrasi 30%,
50%) dengan mengetahui sudut datang, sudut bias, indek bias udara,
menentukan sudut kritis dan pemantulan sempurna.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan, bahwa tiap pengajar harus paham menggunakan
alat praktikum.

10
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2016. Physics: Principles with Applications, 7th edition. United States
of America: Pearson Global Editions
Halliday, david, Robert Resnick, dan Jearl Walker. 2003. Fundamental of Physics. United
States of America: John Wiley & Sons, Inc
Hastiani, Yuli dan Moh. Toifur. 2014. Pengukuran Indeks Bias Air Melalui Eksperimen
Kisi Difraksi Keping Compact Disc (CD). Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika
(JMPF).4(1). 1-6.
Kurniawan, Hadi. 2019. Potensi Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of
Radiation) Sebagai Pendeteksi Bakteri (Studi Awal Detektor Makanan Halal).
Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. 3(1). 1-10.
Wahyuni, Sri dan Arum Prabawani. 2017. Kisi Difraksi dengan Menggunakan Batang
Talas (Colocasia esculenta). Unnes Physics Journal. 6(1). 74-77.
Nasution, A., Minarni, M., Farma, R., & Ningsih, S. A. PEMBUATAN ALAT LABORATORIUM
UNTUK PRAKTIKUM OPTIK GEOMETRI TINGKAT SMA BERBASIS LASER DIODA.
Komunikasi Fisika Indonesia, 18(2), 137-145.
Hulu, A. B. (2020). Pengaruh Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 1 Alasa Pada Materi Pokok
Alat-Alat Optik Semester Genap TP 2019/2020.

11

Anda mungkin juga menyukai