Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH COATING LENSA TERHADAP PEMAKAIAN

KOMPUTER YANG TERLALU LAMA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

FACHRUL RAZI

NIM : 181256

AKADEMI REFRAKSI OPTISI

YAYASAN BINALITA SUDAMA MEDAN


2021
PENGARUH COATING LENSA TERHADAP PEMAKAIAN KOMPUTER
YANG TERLALU LAMA
PROPOSAL

Oleh:

FACHRUL RAZI
181256

Menyetujui :
Pembimbing

(ARYA NOVIKA N.SIREGAR, RO,M.Pd)

Mengetahui: Ketua
Program Studi

(ZULIANTI-RO-SKM)
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapakan puji syukur Alhamdulillah kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala,


karena

atas pemberian dan Rahmat dan Hidayah- Nya, serta kesehatan dan kesempatan kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun maksud dan tujuan

penulisan adalah untuk memenuhi dalah satu syarat dalam memperoleh gelar Diploma III (

D-III ) Ahli Madya Refraksi Optisi Yayasan Binalita Sudama Medan. Adapun judul karya

tulis ilmiah ini adalah “ Pengaruh Coating Lensa Terhadap Pemakaian Komputer Yang

Terlalu Lama”.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sdalam-

dalamnya kepada :

1.Ibu Arya Novika Naulista Siregar, RO M.Pd selaku Dosen Pembimbing dan Direktur

Akademi Refraksi Optisi Yayasan Binalita Suadama Medan.

2.Ibu Zulianti,RO,SKM sebagai Kepala Prodi Akademi Refraksi Optisi Yayasan Binalita

Suadama Medan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna karena

terbatasnya kemampuan penulis. Maka dari itu penulis selalu membuka diri dalam

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan karya tulis ilmiah

ini. Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan suatu manfaat

bagi setiap pembaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa Akademi Refraksi Optisi

Yayasan Binalita Sudama Medan.


Medan, 8 Februari 2021 Penulis

Fachrul Razi

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................................... i


DAFTAR ISI. .................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR. ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN. ............................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang. ........................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah. ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Masalah. ......................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Penulisan. ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .................................................................................... 3

2.1. Pengertian Monitor Komputer. ................................................................................... 3


2.2. Jenis-Jenis Monitor Komputer. ................................................................................... 4
2.3. Pengertian Lensa Kacamata........................................................................................ 6
2.4. Jenis Lensa Kacamata Berdasarkan Fungsinya. .......................................................... 7
2.5. Jenis Lensa Kacamata Berdasarkan Materialnya ......................................................... 9
2.6. Pengertian Coating lensa. ........................................................................................... 10
2.6.1 Pewarnaan Lensa .............................................................................................. 11
2.6.2 Perlindungan Terhadap Abrasi........................................................................... 12
2.7. Jenis Radiasi .............................................................................................................. 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................... 16

3.1. Jenis Penelitian........................................................................................................... 16


3.2. Lokasi Penelitian. ....................................................................................................... 16
3.3. Waktu Penelitian. ....................................................................................................... 16
3.4. Sumber Data............................................................................................................... 17
3.5. Metode Pengumpulan Data......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin berkembangnya dunia kesehatan mata, masyarakat semakin sadar
akan pentingnya menjaga kesehatan mata. Karena penglihatan tidak dapat
digantikan dengan apapun, maka mata memerlukan perawatan yang baik.
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia yang secara
konstan menyesuaikan pada jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran
yang kontinu, yang dengan segera dihantarkan pada otak.
Dikaitkan pada zaman atau keadaan kita pada saat sekarang ini, kemajuan
teknologi yang semakin pesat, terkhusus perkembangan teknologi
komputer, yang mana komputer sudah menjadi alat atau produk yang
umum dibutuhkan dimasyarakat kita, terutama semenjak pandemi virus
Covid-19 melanda negri kita. Maka kebutuhan terhadap komputer, laptop
dan hanpone yang berbasis PC menjadi semakin meningkat. Ditambah
dengan Peraturan Pemerintah yang menetapkan kepada pelajar, mahasiswa
dan pekerja kantoran untuk melakukan kegiatan di rumah atau disebut
dengan belajar online atau jarak jauh.
Sehingga dengan keadaan kita yang sekarang ini ditengah-tengah wabah
padnemi Covid melanda, mengharuskan setiap orang untuk menambah
intensitas waktu lebih lama di depan komputer atau laptop maupun
handpone termasuk juga para pelajar dan mahasiswa.

1
Bagi mereka yang mengalami gangguan Refraksi atau pengguna
kacamata, maka kita perlu mengetahui apakah lensa kacamata yang
mereka gunakan memiliki ketahanan terhadap lamanya pemakaian
komputer. Terkhusus pada masalah lapisan anti Refraksi lensa kacamata
atau lapisan Coating.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menuliskan


masalah pada pengaruh Coating Lensa terhadap pemakaian komputer
yang terlalu lama.

1.3. Tujuan Masalah

Adapun tujuan penulisan proposal ini adalah :


1) Sebagai salah satu syarat untuk membuat karya tulis ilmiah.
2) Untuk menambah wawasan penulis mengenai pengaruh Coating
Lensa terhadap pemakaian komputer yang terlalu lama.
3) Agar tulisan ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca agar
dapat mengetahui bagaimana pengaruh Coating Lensa terhadap
pemakaian komputer yang terlalu lama.

2
1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat bermanfaat dalam menguji Coating Lensa, apakah
memiliki pengaruh bagi pengguna komputer yang cukup lama.
b. Hasil penelitian ini agar dapat memberikan masukan tentang
ketahanan Coating Lensa dalam menggunakan komputer.
2. Manfaat Praktis
a. Guna mengembangkan pengetahuan dan pola pikir peneliti dalam
menerapkan ilmu yang dipelajari.
b. Bagi Jurusan Refraksi Optisi
Sebagai bahan referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu
pengetahuan khususnya Jurusan Refraksi Optisi pada Yayasan Binalita
Sudama.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Monitor Komputer


Monitor atau dengan istilah lain disebut VDU (Video Display Unit),
merupakan salah satu bagian terpenting dari suatu unit komputer. Bagian
monitor inilah yang paling sering kita pandang bila kita memakai
komputer. Fungsi monitor adalah memperagakan data atau proses yang
terjadi dalam CPU secara visual. Proses yang terjadi dalam CPU (Central
Processing Unit) dikonversikan oleh suatu “ Adapter Vide / Video board “
dari data yang digital menjadi sinyal yang akan disalurkan melalui kabel
penghubung ke monitor.

Monitor yang memakai sistem CRT (Cathode Ray tube) bekerja dengan
cara memancarkan elektron-elektron . Elektron-elektron ini menyapu layar
dari kiri ke kanan dengan jalur-jalur dari atas ke bawah dalam pola yang
disebut “raster” CRT atau yang lebih umum disebut Tabung Sinar Katoda
merupakan tabung pembungkus yang dibuat dari kaca dan mengandung
satu susunan penembak elektron dan mengeluarkan berkas-berkas elektron
yang diarahkan pada layar fluoresen. Bila berkas tersebut terkena cahaya,
maka layar mengeluarkan sinar dengan gelombang yang lebih panjang.
Pancaran - pancaran elektron ini menimbulkan cahaya yang terang.
Bergantung intensitas pancaran elektron tadi. Cahaya ini sangat cepat
menghilang. Untuk itu pancaran elektron harus tetap menyapu layar secara
teratur untuk mempertahankan banyangan yang terjadi. Ini biasa disebut
penyegaran ulang atau “refresh” layar. Monitor umumnya memiliki laju
penyegaran (vertical scan rate)

4
60 hertz, yang maksudnya layar disegarkan kembali sebanyak 60
kali per detik. Jika laju penyegaran rendah, maka akan
mengakibatkan layar tampak berkedip-kedip. Hal ini akan cepat
melelahkan mata kita, maka sebaliknya kita memakai monitor
dengan “vertical scan rate” 70 hertz ke atas sudah cukup baik untuk
digunakan.

2.2 Jenis-jenis Monitor

2.2.1 Monitor Tabung


Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT)
yangditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah
tabung penampilanyang banyak digunakan dalam layar komputer,
monitor video, televisi danoskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil
kerja Philo Farnsworth yangdipakai dalam seluruh pesawat televisi
sampai akhir abad 20, dan merupakandasar perkembangan dari layar
plasma, LCD dan bentuk teknologi TVlainnya.Pada monitor jenis
CRT, layar penampil menggunakan tabungkatoda.
Cara kerja dari teknologi ini untuk memunculkan tampilan
padamonitor adalah dengan cara memancarkan sinar elektron ke
suatu titik dilayar. Sinar tersebut akan diperkuat untuk menampilkan
sisi terang dandiperlemah untuk sisi gelap. Teknologi CRT
merupakan teknologi termurahdibanding jenis monitor lain.
Walaupun begitu, resolusi yang dihasilkan sudah cukup baik untuk
berbagai keperluan. Hanya saja energi listrik yang dibutuhkan cukup
besar dan memiliki radiasi elektromagnetik yang cukup kuat.
5
2.2.2. LCD (Liquid Cristal Diplay)

Sebuah monitor LCD menggunakan teknologi sejenis kristal liquid


yangdapat berpencar, bukan lagi menggunakan tabung elektron seperti
yang10 digunakan oleh monitor jenis CRT. Teknologi yang dihasilkan
berupa monitoryang dikenaldengan nama Flat Panel. Display dengan layar
berbentuk pipihdan kemampuan resolusi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan CRT.
Karena mempunyai bentuk yang pipih, monitor jenis flat tersebut
menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada komputer-
komputer portable.Selain itu, pada LCD brightness ratio-nya telah
menyentuh angka 350 : 1.Brighness ratio merupakan perbandingan antara
tampilan yang paling gelapdengan tampilan yang paling terang. Dengan
teknologi yang disajikan,rasanya pantas saja monitor LCD mematok harga
yang lebih mahal dibandingmonitor berjenis CRT.Cara kerjanya sebagai
berikut : kristal cair akan menyaring cahaya backlight.
Cahaya putih merupakan susunan dari beberapa ratus spectrum cahaya
dengan warna yang berbeda. Beberapa ratus spektrum cahaya tersebutakan
terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau perubahan arah
sinar.Untuk mengatur level gelap/terang (brightness) caranya dalah sebagai
berikut : pada waktu kristal cair menutup serapat-rapatnya untuk
menghasilkan warna hitam seharusnya tidak ada cahaya backlight yang
menembusnya

6
Namun kenyataannya masih ada cahaya backlight yang bias menembus kristal
cair sehingga tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Inilah salah
satu kekurangan LCD. Jadi semakin besar Contrast Ratiomaka semakin bagus
pula LCD dalam menampilkan warna. cara palingmudah untukmengetahui
seberapa bagus Contrast Ratio LCD adalah dengan menampilkan warna hitam
di layar. Jika warna hitam tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit
cahaya backlight yang berhasil menembus kristal cair.

2.2.3 Monitor OLED

Monitor jenis ini merupakan jenis monitor yang ramah lingkungan bila
dibanding dengan monitor tipe LCD. Sebab, ketika layar LCD dinyalakan
dengan menggunakan tabung-tabung fluorescent, terbentuklah uap merkuri(air
raksa) bertekanan rendah. Nah, merkuri (Hg) ini adalah produk yang berbahaya,
yang jika dibuang begitu saja akan mencemari lingkungan.Berbeda dengan
PrganicLight Emiting Diode (OLED), yang memanfaatkan teknologi diode
sehingga bisa menggantikan neon fluorescent.
Teknologi OLED ditemukan perusahaan Eastman Kodak, Dr. Ching W.
Tangpada tahun 1979. Riset di Indonesia mengenai teknologi ini dimulai
padatahun 2005. OLED diciptakan sebagai teknologi alternative yang mampu
mengungguli generasi tampilan layar sebelumnya.Di dalam LED terdapat
sejumlah zat kimia yang akan mengeluarkan cahayajika elektron-elektron
melewatinya. Dengan mengganti zat kimia ini, kitadapat mengganti panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan, sepertiinfrared, hijau/biru/merah dan
ultraviolet.Kita sudah tau bahwa LED adalah dioda, sehingga memiliki kutup
( polar ).Arah arus konvensional hanya dapat mengalir dari anoda ke katoda.

7
2.3 Pengertian Lensa

Pengertian lensa secara umum diuraikan oleh Sri Jumini sebagai


benda transparan yang mampu membelokkan atau membiaskan berkas-
berkas cahaya yang melewatinya, sehingga jika suatu benda berada di
depan lensa, maka bayangan dari benda tersebut akan terbentuk.
Wikipedia (2020) menguraikan pengertian lensa secara lebih lengkap
dari perspektif optik: “Lensa adalah perangkat optik transmisif yang
memfokuskan atau menyebarkan sinar dengan cara pembiasan. Lensa
sederhana terdiri dari satu bagian bahan transparan, sedangkan lensa
majemuk terdiri dari beberapa lensa sederhana (elemen), biasanya disusun
sepanjang sumbu umum. Lensa dibuat dari bahan-bahan seperti kaca atau
plastik, dan digiling dan dipoles atau dicetak sesuai bentuk yang
diinginkan. Lensa dapat memfokuskan cahaya untuk membentuk gambar,
tidak seperti prisma, yang memantulkan cahaya tanpa fokus. Perangkat
yang sama-sama memfokuskan atau menyebarkan gelombang dan radiasi
selain cahaya tampak juga disebut lensa, seperti lensa gelombang mikro,
lensa elektron, lensa akustik, atau lensa peledak. Dari uraian di atas lensa
dapat dibagi 2 berdasarkan materialnya yakni lensa yang terbuat dari kaca
dan lensa yang terbuat dari plastik.

8
2.4 Jenis Lensa Kacamata Berdasarkan Fungsinya

Terdapat dua jenis lensa kacamata berdasarkan fungsinya, yakni:

1. Lensa kacamata single vision


Lensa kacamata tunggal atau single vision adalah jenis lensa kacamata
yang hanya terdiri dari satu titik fokus dengan tujuan memperbaiki
gangguan penglihatan untuk satu ukuran saja.Jenis lensa kacamata ini
biasanya digunakan untuk para pengguna dengan keluhan refraksi mata
yang umum.Sebagai contoh, penderita hipermetropi (rabun dekat) dapat
ditolong dengan kacamata berlensa positif atau plus sedangkan penderita
rabun jauh (miopia) dapat ditolong oleh kacamata berlensa cekung alias
lensa minus
Kacamata berlensa cekung digunakan untuk membantu penderita rabun
jauh agar dapat melihat benda-benda yang jaraknya jauh.Sementara itu,
penderita astigmatisme (penglihatan berbayang) dapat ditolong dengan
menggunakan kacamata berlensa silinder. Lensa silinder dapat membantu
pembiasan cahaya jatuh tepat di retina.Jenis lensa kacamata tunggal
tersedia dalam berbagai material atau bahan, baik plastik atau kaca.

2. Lensa kacamata multifocal


Lensa kacamata multifocal adalah jenis lensa kacamata yang didesain
untuk mengoreksi penglihatan jarak jauh dan jarak dekat. Jenis lensa
kacamata ini ditujukan bagi orang dengan gangguan penglihatan
presbiopia. Presbiopia adalah gangguan penglihatan yang disebabkan oleh
berkurangnya kemampuan fokus mata pada objek dekat yang muncul
seiring bertambahnya usia.Jenis lensa kacamata multifocal terdiri dari
berbagai jenis, yaitu:
9
• Lensa kacamata bifokal

Lensa kacamata bifokal adalah jenis lensa kacamata yang sering


direkomendasikan untuk mengoreksi gangguan penglihatan akibat
usia.Lensa ini mempunyai dua titik fokus, yakni pada bagian atas lensa
untuk memperjelas penglihatan jarak jauh, dan pada bagian bawah lensa
untuk memperjelas penglihatan jarak dekat (misalnya, saat membaca).

• Lensa kacamata trifokal atau progesif

Lensa kacamata trifokal adalah jenis lensa kacamata yang


memiliki tiga titik fokus yang berbeda.Misalnya, bagian atas berfungsi
untuk memperjelas penglihatan jarak jauh, bagian tengah untuk
memperjelas penglihatan jarak menengah, serta bagian bawah untuk
memperjelas penglihatan jarak dekat.Akan tetapi, jenis lensa kacamata
trifokal tidak memiliki garis pembatas seperti pada lensa bifokal. Lensa
kacamata trifokal disebut juga dengan lensa kacamata progresif.

• Lensa kacamata no-progressive

Kebalikan dari lensa kacamata progresif, jenis lensa kacamata


ini memungkinkan Anda untuk dapat melihat tiga titik fokus yang berbeda
tanpa adanya garis pembatas.Jenis lensa kacamata ini dikenal juga dengan
no-line bifocal atau no-line trifocal.

• Lensa kacamata kantor

Jenis lensa kacamata satu ini dirancang khusus bagi orang-


orang yang kerap beraktivitas di depan layar monitor komputer dalam
waktu yang lama.
10
2.5 Jenis Lensa Kacamata Berdasarkan Materialnya

Setelah mengetahui berbagai jenis lensa kacamata berdasarkan


fungsinya, kini saatnya Anda mengenaljenis-jenis lensa kacamata sesuai
materialnya. Beberapa jenis lensa kacamata berdasarkan materialnya
penting diketahui saat Anda akan memilih kacamata.

1. Lensa kaca
Salah satu material yang paling sering digunakan untuk lensa
kacamata adalah kaca. Lensa kacamata yang terbuat dari bahan kaca
umumnya lebih tidak mudah tergores.Akan tetapi, lensa dari bahan kaca
cenderung lebih berat dan hanya bisa digunakan untuk jenis frame tertentu.
Selain itu, dalam perawatannya, lensa kaca membutuhkan perhatian khusus
lantaran rentan terbentur.

2. Lensa plastik
Selain kaca, plastik juga sering dipakai sebagai bahan lensa
kacamata. Jenis lensa kacamata plastik cenderung lebih ringan
dibandingkan kaca. Tak hanya itu, jenis lensa kacamata plastol lebih
fleksibel dan aman karena tidak mudah terbentur.Lensa plastik juga dapat
melindungi penggunanya dari paparan sinar ultraviolet (UV).

3. Lensa polikarbonat
Lensa polikarbonat adalah jenis lensa kacamata yang berukuran tipis
dan ringan. Keunggulan lensa polikarbonat lainnya adalah tahan terhadap
benturan dan mampu memberikan perlindungan terhadap sinar
UV.Biasanya lensa polikarbonat disarankan bagi anak-anak serta orang-
orang yang sering melakukan olahraga atau melakukan kegiatan di luar
ruangan yang berisiko menyebabkan kacamata pecah.
11
4. Lensa trivex

Sama seperti lensa polikarbonat, trivex adalah lensa yang tipis,


ringan, dan tahan terhadap benturan. Jenis lensa ini lebih banyak
digunakan untuk kacamata keselamatan dan kacamata anak-anak. Selain
itu, trivex juga mampu memberikan perlindungan terhadap sinar UV.Pada
beberapa orang, jenis lensa kacamata trivex dapat memberikan penglihatan
yang lebih baik.

5. Lensa high index


Lensa high index adalah jenis lensa kacamata yang ukurannya lebih
tipis dan ringan dibandingkan lensa polikarbonat dan trivex. Jenis lensa ini
direkomendasikan bagi orang-orang yang membutuhkan koreksi visual
tinggi.Lensa high index juga memiliki material yang mampu memberikan
perlindungan terhadap sinar UV.

2.6 Pengertian Coating Lensa

Coating adalah segala proses manufacturing yang dilakukan untuk


meningkatkan performa dari lensa Opthalmic.

Coating pada lensa meliputi :

1 . Pewarnaan pada lensa ( Tinting ) dan photocromics.

2 . Perlindungan terhadap abrasi / Scratch Resistance dan daya tahan

lensa terhadap benturan / impact resistance .

3 . Anti Reflection Coating .

12
2.6 1. Pewarnaan Lensa

Pewarnaan pada lensa umumnya dikategorikan kedalam beberapa jenis

antara lain :

1 . Lensa Kaca.

a. Solid Tints.
Solid Tints yang dilakukan pada lensa kaca dilakukan pada saat proses
Pabrikasi lensa dari pabrik . Pada lensa ini kedalaman kepekatan warna
bergantung pada ketebalan lensa ( Hukum Lambert ). Lensa minus lebih
gelap pada bagian tepi dibanding bagian tengahnya sedangkan lensa Plus
gelap pada bagian tengah dibanding bagian tepinya. Hal inilah yang
menyebabkan lensa jenis ini sudah jarang dipakai kecuali untuk lensa
Plano.

b. Tinting dengan cara Vacuum Coating.

Pewarnaan lensa dengan cara Vacuum Coating dilakukan daengan


memberikan deposit pada salah satu permukaan lensa dengan
menggunakan Lapisan metalic compound. Lensa dipanaskan pada suhu
200 - 300 O
C ( 440 - 570 O
F ) dan proses coating lensa dilakukan pada
keadaan Vacuum dengan Proses Evaporasi ( penguapan ) pada tekanan 10 -

5
mmBar. Bahan yang digunakan untuk proses ini adalah Chromium,
Molybdenum atau Titanium Oxida yang dicampur dengan Silica , Silicium
Monoxida atau Magnesium Flourida.

13
2 . Lensa Plastik .

a. Solid Tints.

Proses ini hanya dilakukan pada lensa Plano, Solid tints yang dilakukan pada
lensa plastik didapat dengan cara polimerisasi dari monomer - monomer
yang mengandung larutanpewarna. Terkadang pada monomer juga diberikan
Ultraviolet Blocking Agent untuk melindungi dari radiasi sinar ultraviolet
tersebut.

b. Tinting dengan cara Surface Treatment.

Metode ini juga dikenal sebagai Dying ( pencelupan ).Pada permukaan lensa
diberi lapisan zat pewarna dengan cara dicelup. Proses ini dilakukan sebelum
dilakukan proses lain seperti AR Coating dan Hard coating. Namun dapat
juga dilakukan setelahnya apabila hard coating tersebut dapat menyerap zat
pewarna. Zat pewarna yang digunakan memiliki 3 warna utama yaitu Biru,
Kuning dan Merah.

Dengan cara pencampuran warna ini maka dapat dihasilkan warna lain dari 3
warna dasar tadi. Pada proses ini dapat dilakukan pewarnaan pada lensa
secara Full Color , gradien bahkan Rainbow Effect.

14
2.6.2 Perlindungan Terhadap Abrasi ( Scratch Resistance)

Kerusakan yang disebabkan oleh menggosok lensa dengan menggunakan


bahan halus ataupun kasar dapat menyebabkan terjadinya goresan pada
permukaan lensa khususnya lensa plastik. Hal ini akan dapat mengganggu
kenyamanan pemakai kacamata terutama apabila goresan yang terjadi
sangat besar dan banyak. Untuk itu pada lensa perlu diberikan lapisan anti
goresan atau yang lebih dikenal sebagai “ Scratch Resistance ” . Scratch
Resistance dapat diukur dengan test yang bervariasi , menurut ISO
( international Standart Organisation ) ada 5 metode yang dapat digunakan
untuk menguji Scratch Resistance ( Practical Optical Dispensing hal 46 )
antara lain :
1 . Taber Test

Test ini pada mulanya dikembangkan untuk menilai ketahanan cat . Test
ini memakai roda karet memiliki kelengkungan seperti lensa. Roda
karet ini digosokkan pada permukaan lensa dengan tekanan tertentu.
Hasilnya dibandingkan dengan lensa CR - 39 sebagai lensa uji coba.

2 . Bayer Test.

Test ini pertama kali dikembangkan untuk menilai ketahanan cat


mobil . Test ini dilakukan dengan meletakkan lensa kedalam suatu
wadah berisi pasir untuk kemudian lensa diguncang - guncangkan
sehingga terjadi abrasi pada permukaan lensa. Hasilnya dilihat
dengan membandingkan permukaan lensa pada awalnya dan setelah
dilakukan test ini
15
3 . Steel wool Test.

Test ini memang didesign untuk Industri Optic . Test ini menggunakan
kain baja yang memiliki tingkat kekasaran yang berbeda. Kain baja ini
digosokkan pada permukaan lensa untuk menilai tingkat ketahanan
terhadap goresan pada lensa. Hasilnya dibandingkan dengan standar yang
berlaku.

4 . Tumble Test ( Barrel test ).

Test ini juga didesign untuk Industri Optic . Test ini dilakukan dengan
meletakkan lensa pada pemutarnya . Hasilnya diukur dengan cara melihat
transmisi cahaya yang dilewatkan pada lensa dengan standart tertentu.

5. Eraser test.

Sebuah penghapus standart digunakan pada permukaan lensa secara


bolak - balik dengan tekanan tertentu. Hasilnya dibandingkan dengan
standart tertentu.

16
2.7 Jenis Radiasi

Radiasi dapat diartikan sebagai energy yang dipancarkan dalam bentuk


partikel atau gelombang.energi yang berpindah tidak memerlukan media
perantara .radiasi terdidri dari beberapa jenis ,dan tiap jenis radiasi tersebut
memiliki panjang gelombang masing-masing.Jenis - jenis radiasi secara
garis besar terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Radiasi Ionisasi

Radiasi Ionisasi adalah radiasi yang dapat menyebabkan proses


ionisasi(terbentuknya ion positif dan ion negative)apabila berinteraksi
dengan materi.umumnya radiasi ini berasal dari bahan atau material radio
aktif,berupa gelombang elektromagnetik dengan energy yang tinggi
(gamma)atau pancaran partikel-partikel mempunyai yang tinggi sehingga
menyebabkan electron terlepas dari orbitnya .Yang telarmasuk dalam jenis
radiasi ionisasi adalah partikel alpha,partikel beta,sinar gamma,sinar x dan
neutron.Setiap jenis radiasi memiliki karakteristik khusus

2. Radiasi Non-Ionisasi

Radiasi Non-Ionisasi adalah radiasi yang tidak memproduksi ion-ion baik


secara langsung maupun tidak pada saat berinteraksi dengan suatu
material(tidak menyebabkan efek ionisasi).Umumnya tidak berasal dari
bahan radio aktif,merupakan gelombang elektromagnetik dengan energy
rendah,tidak mempunyai energy yang cukup untuk membuat electron
terlepas dari orbitnya,akan tetapi dapat menarik electron.Radiasi non
ionisasi tersebut berada di sekeliling kehidupan kita.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kualitatif.Pendekatan kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-
orangdan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif memiliki
karakteristikalami (Natural serfing)sebagai sumber data langsung,
deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Analisis dalam
penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisis induktif dan
makna makna merupakan hal yangesensial. (Lexy Moleong, 2006:04).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan dengan metode pengumpulan data dan referensi-


referensi yang ada, sehingga tidak mengaitkan secara langsung terhadap
lokasi atau tempat penelitian dilakukan.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan selama lebih kurang 2 bulan, terhitung dari bulan


Desember 2020, sampai dengan Februari 2021.

18
3.4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini di peroleh dari buku-buku


referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Disamping
itu juga penuis mencari referensi-referensi lainnya yang berasal dari
internet yang mana data-datanya diseleksi terlebih dahulu dan di cocokan
dengan sumber data yang jadi rujukan penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

data deskriptif

3.5.1. Observasi (pengamatan)


Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan
pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan
panca indra lainnya. Pada metode ini penelitian akan melakukan
pengamatan untuk memperoleh data pasien

19
DAFTAR PUSTAKA

Hendra. Octaviani DF. Keluhan Kesehatan Akibat Penggunaan Laptop Pada


Mahasiswa FKM UI [homepage on the Internet].

Fauzi, Ahmad.2006. Penyakit akibat kerja karena penggunaan komputer.


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas Lampung.
Availabel from hhtp://digilb.unila.ac.id/files/disk1/13/lapyunilapp-gdl-jou-
2007-afauzi-617-penyakit-r.pdf

2003b. Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Radiasi Elektromagnetik.


Media Medika Indonesiana. http://www.mediamedika.net/archives/224.38 (4)
: 213-219.

20

Anda mungkin juga menyukai