Anda di halaman 1dari 5

Nama : Yana Mulyana

NIM : 2011.11.043
Kelas : TI09K2
Tugas I
Etika Profesi RO ( Refraksionis Optisien )
Dalam standar Profesi itu ada Standar Kompetensi dan Kode Etik.
STANDAR KOMPETENSI
Standar Kompetensi Refraksionis Optisien terdiri dari unit-unit kompetensi yang disusun
berdasarkan butir-butir kegiatan yang terdapat dalam jabatan fungsional Refraksionis Optisien
yang telah disahkan melalui:
1. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/47/MENPAN/4/ 2005
tentang Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien dan Angka Kreditnya.
2. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.
1368/MENKES/PB/IX/2005 dan No. 20 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Refraksionis Optisien dan Angka Kreditnya.
Secara umum kompetensi Refraksionis Optisien mencakup:
1. Kompetensi pada kegiatan pelayanan refraksi
2. Kompetensi pada kegiatan pelayanan optisi
3. Kompetensi pada kegiatan pelayanan lensa kontak
Dari ketiga jenis kegiatan pelayanan tersebut diurai menjadi 34 unit Kompetensi, yaitu:
1. RO.UJI.001.A Melakukan persiapan pelayanan refraksi
2. RO.UJI.002.A Melakukan pemeriksaan pendahuluan pelayanan refraksi
3. RO.UJI.003.A Melakukan pemeriksaan refraksi obyektif
4. RO.UJI.004.A Melakukan pemeriksaan refraksi subyektif monokuler
5. RO.UJI.005.A Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler
6. RO.UJI.006.A Menetapkan kelainan mata yang perlu dirujuk
7. RO.KOM.007.B Melakukan penyuluhan/ bimbingan pemeliharaan penglihatan
8. RO.UJI.008.A Menetapkan kelainan refraksi dan jenis terapi penglihatan yang
diperlukan
9. RO.UJI.009.A Melakukan evaluasi pelayanan refraksi
10. RO.DAT.010.C Melakukan pencatatan pelayanan refraksi
11. RO.TIM.011.D Memimpin satuan unit kerja refraksi
12. RO.DUK.012.E Menterjemahkan resep kacamata
13. RO.UJI.013.A Melakukan pelayanan optisi
14. RO.KOM.014.B Melakukan pemesanan lensa kacamata
15. RO.UJI.015.A Melakukan verifikasi lensa kacamata
16. RO.KUA.016.F Melakukan penilaian kacamata
17. RO.UJI.017.A Melakukan pemotongan lensa kacamata
18. RO.UJI.018.A Melakukan pengecekan lensa hasil prosesing
19. RO.UJI.019.A Melakukan penyetelan kacamata standar
20. RO.KOM.020.B Melakukan pengepasan kacamata ke wajah klien
21. RO.KOM.021.B Melakukan penyuluhan dan bimbingan pemakaian kacamata
22. RO.UJI.022.A Melakukan evaluasi pelayanan optisi
23. RO.DAT.023.C Melakukan pencatatan pelayanan optisi
24. RO.TIM.024.D Memimpin satuan unit kerja optisi
25. RO.UJI.025.A Melakukan persiapan pelayanan lensa kontak
26. RO.UJI.026.A Melakukan pemeriksaan pendahuluan pelayanan lensa kontak
27. RO.UJI.027.A Menentukan jenis lensa kontak
28. RO.UJI.028.A Melakukan penilaian fitting lensa kontak
29. RO.KOM.029.B Melakukan pemesanan lensa kontak
30. RO.KOM.030.B Melakukan bimbingan pemakaian & perawatan lensa kontak
31. RO.UJI.031.A Melakukan pemeriksaan lanjutan/kunjungan ulang
32. RO.KOM.032.B Menentukan rujukan
33. RO.UJI.033.A Melakukan evaluasi pelayanan lensa kontak
34. RO.DAT.034.C Melakukan pencatatan pelayanan lensa kontak
Dari 34 unit kompetensi tersebut di atas, kemudian dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) kategori,
yaitu:
A. Kelompok Dasar
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah unit-unit kompetensi Refraksionis
Optisien yang berlaku dan dibutuhkan pada pelayanan kesehatan mata primer. Unit-unit
kompetensi kelompok dasar meliputi :
Pelayann Refraksi, terdiri dari 9 unit kompetensi
Pelayanan Optisi, terdiri dari 12 unit kompetensi.
B. Kelompok Lanjutan
Dalam kelompok ini tercakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan
pada pelayanan kesehatan mata sekunder. Unit-unit kompetensi yang termasuk dalam
kelompok ini adalah:
Pelayanan Refraksi, terdiri dari 10 unit kompetensi.
Pelayanan Optisi, terdiri dari 10 unit kompetensi
Pelayanan Lensa Kontak, terdiri dari 11 unit kompetensi

C. Kelompok Lanjutan Utama
Dalam kelompok ini tercakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan
pada pelayanan kesehatan mata tersier. Unit-unit kompetensi yang termasuk dalam
kelompok ini adalah:
Pelayanan Refraksi, terdiri dari 11 unit kompetensi.
Pelayanan Optisi, terdiri dari 4 unit kompetensi
Pelayanan Lensa Kontak, terdiri dari 5 unit kompetensi
Mengapa kompetensi Refraksionis Optisien dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
kategori?Pengelompokkan unit-unit kompetensi ke dalam 3 (tiga) kategori ini diperlukan karena
kegiatan pelayanan Refraksionis Optisien di lapangan memang berjenjang sesuai dengan
keahlian yang dimilikinya.Misalnya seorang Refraksionis Optisien yang baru lulus,
kompetensinya digolongkan pada kelompok dasar dimana jenjangnya berada pada pelayanan
kesehatan mata primer. Pada jenjang ini seorang RO tidak diperkenankan:
1. Melakukan pelayanan lensa kontak.
2. Melakukan pemeriksaan penglihatan binokuler.
Untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi, misalnya dari pelayanan kesehatan mata
primer ke pelayanan kesehatan mata sekunder, seorang RO harus meningkatkan keterampilan
dan pengetahuannya melalui pelatihan dan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh organisasi
profesi yang bekerja sama dengan instansi terkait. Dari masing-masing unit kompetensi ini
nantinya akan diuraikan secara detail tentang:
Persyaratan/kondisi unjuk kerja
Acuan penilaian yang berupa:
o Pengetahuan yang dibutuhkan
o Persyaratan dasar yang meliputi kualifikasi pendidikan dan kesehatan fisik dan
mental
Pengetahuan kerja yang dimiliki
Aspek kritis kompetensi
Metode penilaian
Kompetensi kunci






Sebagai contoh adalah uraian tentang unit kompetensi persiapan pelayanan refraksi di bawah ini:
Kode Unit : RO.UJI.001.A
Judul Unit : MELAKUKAN PERSIAPAN PELAYANAN REFRAKSI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk melakukan persiapan pemeriksaan refraksi.
1. Mempersiapkan ruangan
Mengatur jarak pemeriksaan minimal 5 meter. Apabila kurang dari 5 meter, digunakan
Cermin dan Optotype/ Kartu Snellen khusus
2. Mengatur pencahayaan ruangan
Mengatur pencahayaan ruangan dari pencahayaan terang ( day light ) hingga
pencahayaan redup.
3. Mempersiapkan peralatan
Memilih Optotype ( tes obyek ) yang digunakan untuk menentukan tajam penglihatan
yang dapat berupa simbol, gambar, angka ataupun huruf dengan ukuran baku.
Peralatan refraksi yang akan digunakan harus dalam kondisi terkalibrasi sesuai standar
dan laik pakai.
STANDAR PERILAKU ( KODE ETIK )
Mukadimah Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa disertai kesadaran dan rasa tanggung
jawab terhadap fungsi dan tugas serta pengabdian Refraksionis Optisien di dalam
memperjuangkan maksud dan tujuan profesi. Sesungguhnya mata adalah sumber keindahan, dan
jendela masuknya informasi dari alam semesta.Maha Besar Allah yang telah menciptakan mata
yang tak ternilai sebagai tanda keagungan-Nya. Bahwa ilmu Refraksi Optisi adalah suatu sarana
untuk mencapai penglihatan yang optimal, demi pengabdian dan didorong oleh keinginan yang
luhur terhadap kepentingan bangsa dan kesejahteraan umat manusia, maka disusunlah kode etik
profesi RO yang diatur dan disusun sebagai berikut:
KEWAJIBAN
1. Kewajiban Pribadi
Menjaga kemandirian/independensi profesi dari perbedaan kepentingan terhadap
orientasi profesi RO yang mengutamakan pelayanan.
Menjaga integritas profesional, yaitu memberikan pelayanan dengan segenap
kemampuan dan keterampilan terbaik sesuai dengan standar profesi.



2. Kewajiban terhadap Klien (Hubungan dengan Klien)
Hubungan antara RO dengan klien adalah hubungan individu yang dibina atas
dasar saling percaya.
RO wajib melakukan segala upaya untuk mempertahankan & menjaga kepercayaan
itu, seperti:
Memberi penjelasan dan meminta persetujuan ttg tindakan yang akan dilakukan.
Merujuk kepada rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya bila terdapat hal-hal
yang berada di luar kemampuan RO untuk mendapatkan pendapat kedua ( second
opinion ).
Menjaga kerahasiaan informasi yang dikemukakan atau yang diperoleh dari
pemeriksaan. Hal ini terutama berlaku untuk informasi pada catatan klien.
3. Kewajiban terhadap Sejawat/Profesi Lain
Adalah menjadi kewajiban setiap RO untuk menjaga hubungan profesional
dengan baik, seperti:
Hubungan dengan sesama RO, dimana secara keseluruhan tergantung dari hubungan
kesejawatan dalam persatuan profesi.
Hubungan dengan profesi lain dimana dalam menjalankan tugasnya, hubungan baik
yang dibina didasarkan atas saling menghargai tanpa mengurangi tanggung jawab
masing-masing individu.

Anda mungkin juga menyukai