Anda di halaman 1dari 26

II.

KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA,


JARAK DAN LENSA KERJA, PENENTUAN KOREKSI,
LANGKAH-LANGKAH RETINOSKOPI
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
Beberapa karakteristik reflek retina yang
mengindikasikan status refraksi mata :
1. Kecemerlangan
2. Arah gerakan
3. Kecepatan gerakan
4. Lebar gerakan
5. kesejajaran
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
1. Kecemerlangan
Refleks tampak pudar bila jauh dari titik fokus dan
menjadi lebih terang bila mendekati netralisasi.
Refleks against biasanya lebih pudar daripada
refleks with motion
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
2. Arah gerakan
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa
arah gerakan reflek retina kemungkinan adalah :
- with motion  pada cenderung emetrop dan
hipermetropia
- against motion  pada miopia
- no motion  emetrop atau merupakan titik akhir
netralisasi
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
3. Kecepatan gerakan
refleks akan bergerak lambat bila jauh dari titik
fokus dan menjadi lebih cepat bila mendekati titik
fokus.
kelainan refraksi tinggi mempunyai gerak refleks
lambat sementara kelainan refraksi rendah
mempunyai gerak refleks yang cepat
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
4. Lebar gerakan
gerakan refleks akan sempit jika jauh dari titik
fokus, akan melebar bila mendekati titik fokus dan
mengisi seluruh pupil jika tepat pada titik fokus
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
5. Kesejajaran
pada kasus ametropia astigmat, streak retinoskop
akan digunakan untuk menemukan 2 titik fokus
jauh pada setiap mata, yaitu pada 2 meredian
utama.
untuk menemukan aksis, ada hal yang merupakan
tanda, yaitu :
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
Break phenomena
Break tampak ketika cahaya refleks retina tidak
paralel terhadap satu meredian. Orientasinya refleks
retina pada pupil tidak sama dengan refleks yang
diproyeksikan alat, garis tampak tidak menyatu atau
patah.
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
KARAKTERISTIK REFLEKS RETINA
Break akan hilang ( garis streak menyatu ) bila
proyeksi sinar streak retinoskop diputar ke arah meridian
yang benar. Koreksi silinder harus ditempatkan pada aksis
tersebut.

MERIDIAN SEJAJAR STREAK


JARAK DAN LENSA KERJA
Jarak dari retinoskop ke mata pasien disebut dengan jarak
kerja. Jarak kerja merupakan komponen penting dalam
pemeriksaan retinoskopi.
Idealnya jarak kerja sesuai jarak standar pemeriksaan tajam
penglihatan ( 20 kaki atau 6 meter)  sulit dilakukan
karena refleks akan tampak sangat kecil, sulit dinilai dan
menghabiskan waktu mengganti lensa.
JARAK DAN LENSA KERJA
Prakteknya, jarak kerja adalah sepanjang lengan agar
pemeriksa dapat bekerja untuk memanipulasi lensa uji
coba sambil mengamati refleks cahaya pupil.
Dengan perbedaan jarak kerja tersebut, maka
kekuatan lensa mata saat fokus pun akan berbeda.
D = 1/F
JARAK DAN LENSA KERJA
Contoh :
Jarak kerja 6 mtr, maka kekuatan lensa mata =
D = 1/6
= 0.1667 D( dianggap tidak ada akomodasi)
Jarak kerja sepanjang lengan ( c/ 50 cm, maka
kekuatan lensa mata =
D = 1/0.5
= 2 D ( lensa mata berakomodasi 2 D )
JARAK DAN LENSA KERJA
Dengan demikian, mata yang diperiksa dengan
retinoskopi memiliki kelebihan akomodasi dari yang
dibutuhkan sehingga kelebihan akomodasi ini
dihilangkan dengan penambahan lensa yang dioptri
nya sama. C/ adalah 2 Dioptri. Lensa tersebut
dinamakan “lensa kerja”
JARAK DAN LENSA KERJA
Menentukan kekuatan lensa kerja

JARAK KERJA KEKUATAN LENSA


KERJA
80 cm (0.8 m) + 1.25 D
67 cm (0.67 m) + 1.50 D
50 cm (0.5 m) + 2.00 D
44 cm (0.44 m) + 2.25 D
40 cm (0.4 m) + 2.50 D
PENENTUAN KOREKSI
1. Pada kelainan ametrop sferis
Pada koreksi ametrop sferis, lensa koreksi
hanya sferis minus atau sferis plus untuk
semua meridian. Dengan catatan, pengamatan
tetap dilihat dari 2 meridian utama.
PENENTUAN KOREKSI
contoh : Jarak kerja 50 cm, lensa kerja S + 2.00 D
pada meridian 180 (garis vertikal) diperlukan koreksi S
– 2.00 D  netral
kemudian dinilai meridian 90 (garis horisontal) 
netral. Total lensa koreksi adalah lensa koreksi –
(besarnya kekuatan lensa kerja)
= S – 2.00 D – ( S + 2.00 D ) = S – 4.00 D
PENENTUAN KOREKSI
2. Pada kelainan ametrop astigmat
Setelah didapatkan aksis, untuk medapatkan
koreksi lensa silinder, ada 2 cara yang dapat
dikerjakan, yaitu :
a. Dengan 2 lensa sferis
Netralisasi satu aksis dengan satu lensa sferis.
Contoh : Jarak kerja 1 meter, lensa kerja S +1.00 D.
PENENTUAN KOREKSI
Pada meridian 180 ( aksis 90 ) dinetralisasi dengan S -0.50
D. Pada meridian 90 ( aksis 180 ) dinetralisasi dengan S+
1.50 D dengan jarak pemeriksaan 1 meter
Jadi koreksi nya adalah :
I. S -0.50 – ( + 1.o0 ) = S – 1.50 D pada meridian 180
II. S + 1.50 + (- 0.50 ) – ( + 1.00 ) = 0 D pada meridian 90
Total koreksi adalah S – 1.50 D pada meridian 180 = C –
1.50 x 90
PENENTUAN KOREKSI
Keterangan :
Pada meridian utama kedua ditambahkan S – 0.50
dikarenakan gabungan antara S – 0.50 dan S + 1.50
Pada koreksi kedua meridian utama ( I dan II)
dikurangi S + 1.00 karena lensa kerjanya sebesar S+
1.00
PENENTUAN KOREKSI
b. Dengan menggunakan lensa sferis dan silinder.
Netralisasi satu aksis ( tegak lurus meridian )
dengan suatu lensa sferis. Kemudian, nilai
pergerakan di aksis tegak lurusnya.
Jika pergerakan with motion, koreksi dengan lensa
silinder plus pada aksis sampai tercapai netralisasi
Jika pergerakan against motion, koreksi dengan lensa
silinder minus pada aksis sampai tercapai netralisasi
PENENTUAN KOREKSI
Contoh kasus : jarak kerja 1 meter, lensa kerja S + 1.00
D.
Pada meridian 180 ( aksis 90 ) ternetralisasi dengan S +
3.00 D. Kemudian di meridian 90 ( aksis 180 )
ternetralisasi dengan penambahan C – 1.00 D.
Total koreksi adalah : S + 3.00 – ( + 1.00 ) C – 1.00 X 180

Ket : sferis dikurangi S + 1.00 karena lensa kerja.


LANGKAH-LANGKAH RETINOSKOPI
1. Pasien dalam keadaan tidak berakomodasi (
melihat 6 meter atau digunakan siklopegik
2. Sleve di posisi sinar divergen
3. Gerakan cahaya streak menyeberangi pupil tegak
lurus aksis. Gerakan sepanjang meridian
horisontal = aksis vertikal. Gerakan sepanjang
meridian vertikal = aksis horisontal
LANGKAH-LANGKAH RETINOSKOPI
4. Gunakan mata kanan untuk memeriksa mata
kanan pasien dan mata kiri untuk memeriksa mata
kiri pasien
5. Lihat pergerakan refleks retina di pupil. Masukan
sph – . Jika gerak refleks against motion sampai
terlihat no motion. Jika refleks retina with motion,
masukan lensa sph + sampai terlihat no motion.
LANGKAH-LANGKAH RETINOSKOPI
6. Lakukan hal yang sama pada pengamatan meridian
tegak lurus nya. Ingat jika terjadi break phenomena,
sesuaikan dahulu sudut proyeksi sinar retinoskop
dengan kemiringan aksis.
7. Kurangi total sferis koreksi dengan besarnya lensa
kerja berdasarkan jarak kerja yang dipakai.
8. Catat hasil retinoskopi yang didapat, dan jika
memungkinkan cek tajam penglihatan pasien dengan
koreksi tersebut

Anda mungkin juga menyukai