Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INTERFEROMETER MICHELSON
*).
Pieldrie Nanlohy ;Dosen Jurusan Fisikan Fakultas MIPA k Unpatti
**)
Samy J Litiloly; Dosen Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Unpatti
1082 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 9 Nomor 2, 2012; 1081 - 1086
penyaring ruang lebih besar dari pada visibilitas kisi penyaring ruang menghasilkan penyinaran yang
dari interferometer tanpa penyaring ruang. Hasil ini tidak merata. Visibilitas kisi interferensi yang
menunjukkan bahwa berkas sinar pada dihasilkan oleh interferometer Michelson dengan
interferometer yang menggunakan penyaring ruang menggunakan penyaring ruang lebih besar dari
mempunyai derajat koherensi yang lebih tinggi. visibilitas kisi interferensi tanpa penyaring ruang.
Hasil sebesar V = (0,61 0,01) tersebut sudah Visibilitas kisi interferensi dengan penyaring ruang
cukup baik mengingat derajat koherensi sempurna : V = (0,61 ± 0,01) ; Visibilitas kisi interferensi
dengan V = 1 tidak pernah diperoleh. Pada tanpa penyaring ruang : V = (0,25 ± 0,02).
Kenyataannya, dari eksperimen terbaik yang pernah
dilakukan hanya bisa dihasilkan V 0,85 (Laud, Ucapan Terima Kasih
1988). Kami mengucapkan terima kasih kepada
Drs. Sunarta, SU; kepala Laboratorium Fisika
Dasar FMIPA UGM, dan kepada Drs. Wagini,
M.Si; staf Dosen pada Jurusan Fisika FMIPA
UGM, yang telah banyak membantu dengan
memberikan fasilitas dan diskusi yang berharga
selama penelitian.
Daftar Pustaka
1. Astuti, E. T.,1985, Studi Pendahuluan
Secara Eksperimen Mengenai
Holografi, Skripsi S-1, Fakultas MIPA
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Born, M. dan Wolf, E.,1975, Principles of
Optics, Fifth Edition, Pergamon Press,
Great Britain.
Gambar 11. Pola Interferensi yang terbentuk tanpa 3. Collier, R. J., Burekhardt, C. B. dan Lin,
penyaring ruang L. H.,1971, Optical Holography,
Academic Press, New York.
4. Halliday, D. dan Resnick R., 1978, Fisika
2 (terjemahan dalam bahasa Indonesia ole
Silaban, P. dan Sucipto, E.), Edisi ke-3,
Penerbit Airlangga, Surabaya.
5. Hamdani, 1995, Interferometer
Michelson dengan Laser He-Ne dan
Penggunaannya untuk Mengukur
Indeks Bias Udara, Skrpsi S-1, Fakultas
MIPA Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
6. Hecht, E. dan Zajac A., 1974, Optics,
Addison-WesleyPublishing,
Massachussets.
7. Laud, B. B., 1988, Laser dan Optik
Nonlinier, (terjemahan dalam bahasa
Indonesia oleh Sutanto), Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
8. Lestari, W., 2001, Studi Pengaruh
Gambar 12. Pola Interferensi yang terbentuk Konsentrasi Terhadap Gradien Indeks
dengan penyaring ruang Bias terhadap Suhu Metanol dan Etanol
dengan Menggunakan Interferometer
V. KESIMPULAN Mach-Zehnder, Skripsi S-1, Fakultas
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat MIPA Universitas Gadjah Mada,
disimpulkan bahwa, telah didapatkan suatu metode Yogyakarta.
penyaringan ruang yang sederhana yang cukup 9. Lokollo, R., 1998, Penentuan Indeks
efektif untuk membersihkan sinar keluaran laser Bias Gas Alam Cair (Butana) dengan
yang disebarkan oleh lensa obyektif dari gangguan Menggunakan Interferometer
(noise) laser yang disebarkan oleh lensa Michelson, Skrpsi S-1, Fakultas MIPA
obyektif.Dengan menggunakan penyaring ruang Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
dihasilkan penyinaran dengan distribusi intensitas 10. Maruto, G., Utomo, A. B. S. dan
yang merata, sedangkan yang tidak menggunakan Nurwantoro, 1992, Panduan Praktikum
1086 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 9 Nomor 2, 2012; 1081 - 1086