Handi Pandriantama, Ade Ria S, Imam Taufik, Miftahudin, M, Hafiz Taufik, Norman Swarzkop, Ridwan Andrianto, 1209703013, 1209703002, 1209703018, 1209703023, 1209703024, 1209703029, 1209703033
Program Studi Fisika, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia E-mail: tama_dielz11@rocketmail.com
Asisten: Irfan Firdaus/10207014 Tanggal Praktikum: 26-12-2011 Abstrak Dalam praktikum kali ini, kita akan menyusun alat interferometer michelson-morley dan interferometer mach-zenhder seperti pada gambar 1 dan 2, maka kita dapat mengamati pola interferensi cahaya yang dihasilkan oleh alat tersebut, bila setelah diamati kita dapat menentukan mana yang lebih baik dengan membandingkannya dengan literatur. Dan untuk prinsip babinet, dengan menyorotkan laser ke arah rambut maka kita dapat mengamati pola difraksinya sehingga dengan menggunakan persamaan 2, ketebalan rambut dapat ditentukan. Kata kunci:
I. a.
morley
menggunakan
interferometer
ini
untuk melakukan pembuktian kekonstanan kecepatan cahaya dalam beberapa kerangka acuan inersia, yang dikenal dengan percoban Michelson-morley (1884). Dari hasil
konfigurasi yang paling umum untuk optik interferometer yang diciptakan oleh Albert Abraham Michelson. Interferometer ini juga bisa secara tepat menentukan panjang
percobaan tersebut membuktikan bahwa cahaya tidak memerlukan medium untuk bergarak (eter).
gelombang koheren. Sebuah pola interferensi diproduksi dengan memisahkan seberkas cahaya menjadi dua jalur, memantulkan sinar kembali dan mengkombinasikan gelombang pantul tersebut. Michelson dan Edward
cahaya
koheren,
dapat
denagan
tepat
menentukan koheren.
panjang
suatu
gelombang
Dalam
percobaan
interferometer
Michelson cahaya laser dibagi menjadi dua oleh beam divider, kemudian satu bagian dipantulkan ke cermin datar 1, dan satu bagian yang lain dipantulkan ke cermin datar 2, sinar refleksi dari cermin datar 1 dan 2 akan bertemu kembali dibeam devider yang
Dalam interferometer ini, sinar laser dibagi oleh beam devider 1 menjadi dua bagian cahaya koheren. Satu bagian dari cahaya tersebut direfleksikan (dipantulkan) menuju cermin datar 1, sedang satu bagian lainya ditrensmisikan (diteruskan) menuju
kemudian difokuskan oleh lensa sferis untuk kemudian berinterfesi dan terdeteksi dilayar penampang. Disini bisa terjadi dua
cermin datar 2. Sinar refleksi dari cermin datar 1 dan 2 akan berbaur kembali dibeamdevider 2 kemudian diteruskan oleh lensa sferis untuk kemudian berinterferensi dan terdeteksi dilayar penampang. Interferansi konstruktif atau
kemungkinan yaitu interferensi konstruktif (penguatan sinar) terjadi ketika gelombang cahaya dalam keadan fase yang sama saling bebaur, dan interferensi destruktif (pelemaha cahaya atau keadan gelap) terjadi ketika dua gelombang cahaya yang memiliki beda fase 180o saling berbaur. b. Interferometer Mach-Zendre Interferometer Mach-Zender ditemukan lebih dari seratus tahun yang lalu,
c.
Prinsip Babinet
Menurut prinsip Babinet, pola difraksi
yang sama akan terjadi apabila suatu celah di ganti dengan komponennya. Oleh karena itu difraksi pada suatu kawat yang memiliki tebal d akan sama dengan difraksi yang dialami oleh sebuah rambut yang memiliki tebal d pula. Pada percobaan ini digunakan cahaya laser karen sifatnya monokromatik (memiliki
dari
interferometer ini d
Michelson.
gunakan fase dari untuk dua
Interferometer
menentukan
pergerakan
frekuensi yang sama), koheren (tidak memiliki beda fase), sulit menyebar atau terkolimasi, dan intensitas cahayanya tinggi. Selain mengalami interferensi cahaya juga mengalami dfraksi, yaitu penyebaran cahaya akibat melalui suatu celah sempit. Untuk cahaya monokromatik dengan panjang gelombang difraksinya: .......(1) Dengan menunjukan sudut difraksi. , lebar celah d. Persaman
b.
lensa sfreris, dan layar seperti pada gambar 2. Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut dibagi menjadi dua gelombang cahaya koheren oleh beam Pastikan satu bagian devider 1. tersebut
cahaya
direfleksikan ke cermin datar 1, dan satu bagian lagi ditransmisikan ke cermin datar 2. Pastikan juga kedua cermin datar tersebut
merefleksikan cahaya yang ditangkapnya ke beam devider 2. Fokuskan kedua cahaya yang direfleksikan kedua cermin datar tersebut sehingga berbaur dan masuk kedalam lensa sferis. Amati pola interferensi yang tampak pada layar penampang.
Jika jarak layar ke celah celah difraksi adalah L, maka jarak antara terang pusat (untuk sudut difraksi kecil) adalah ........(2) II. a. Metode Percobaan Interferometer Michelson Rangkai cermin datar, beam devider, lensa sferis, dan layar seperti pada gambar 1. Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut dibagi menjadi dua gelombang cahaya koheren oleh beam devider. Pastikan cahaya hasil refleksi ditangkap oleh cermin datar 1 dan cermin datar 2, pastikan juga kedua cermin tersebut merefleksikan kembali cahaya yang diterimanya ke beam devider. Fokuskan cahaya sehinga masuk kedalam lensa sferis. Amati pola interferensi yang tampak pada layar.
c.
komponen
celah
rambut,
dan
layar
penanpang sejajar. Nyalakan laser, dan pastikan cahaya laser tersebut tepat
mengenai rambut pada bola difraksi. Ukur jarak antara bola difraksi dengan layar penampang. Ukur jarak terang pertama ke terang ke dua. Ulangi eksperimen sebanyak 5 kali dengan fariasi jarak antara bola difraksi dengan penampang.
III.
Prinsip Babinet Tebal rambut = 0.04 mm-0.25 mm. D literatur(diambil tengah-tengah) = 0,0145 cm
d
0.015 0.01 0.005 0 0
prinsip babinet
y = 0.0056x + 0.0007 prinsip babinet Linear (prinsip babinet) 1 2 3
0,005697 0,00633 0,00633 0,00633 0,00757701 0,0058285 0,01074201 0,0063188 0,01390701 0,0057946
Perbandingan
antara
hasil
pola
interferensi Michelson dan Mach zender menunjukan bahwa pola gelap terang
interferometer Mach lebih jelas dan fokus pada layar. Hal ini disebabkan karena pada interferometer Michelson-morley terdapat
pada saat
mengkonfigurasi interferometernya agar sinar laser memantul dan mengarah ke cermin dan beam devider, ini karena kami kesulitan
kaca datar yang memantulkan sinar ke tempat yang sama sehingga menyebabkan
mencari tempat cermin yang sesuai, maka pantulannya pun tidak mengar ah ke lensa sferis dengan sempurna, sehingga pola cahaya yang didapat tidak persis sama dengan pola cahaya pada referensi. Pada saat
interferensi yg mengganggu. Sedangkan pada interferometer Mach tidak ada sinar yang kembali ke titik semula sehingga didapatkan hasil yang lebih fokus. Prinsip Babinet Pada percobaan didapatkan tebal rambut sebesar 0,0061204 cm (rata-rata ). Nilai ini dikatakan cukup baik karena ada dalam range tebal rambut referensi 0.025 cm. Galat yang diketahui sebesar 57,8% dan dari grafik sebesar 18,3%. ini menunjukan kesalahan pada saat praktikum cukup besar. ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti pada saat pengukuran terang ke terang, layar pola yang digunakan tidak untuk konstan sebesar 0.004 cm-
pengambilan gambar pun kamera yang digunakan baterainya habis, jadi pada saat gambar pas untuk dipotret, jadi tak terpotret. Maka kualitas gambar yang didapat juga kurang. Pola interfernsi itu terjadi karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh dua berkas gelombang cahaya yang telah disatukan tersebut. Jika panjang lintasan dirubah dengan diperpanjang maka yang akan terjadi adalah pola-pola frinji akan masuk ke pusat pola. Jarak lintasan yang lebih panjang akan mempengaruhi fase gelombang yang jatuh ke layar. Ketika terjadi interferensi destruktif, pergeseran beda panjang lintasan gelombang cahaya hanya sejauh l/4 yang sama artinya dengan berkas menempuh lintasan l/2 maka akan terlihat pola gelap. Cahanya berubah menjadi energi, dan energy tersebut digunakan molekul-molekul udara untuk meningkatkan vibrasinya.
menangkap
difraksi
(bergerak-gerak) sehingga pungukuran tidak akurat, dan pada pengukuran panjang (L) pengukur yang digunakan seadanya yaitu menggunakan kabel maka pengukuranya tidak akurat juga.
V.
Kesimpulan
VI.
Daftar Pustaka
Modul eksperimen fisika I, laboratorium fisika lanjutan ITB, 2010 http://www.colorado.edu/physics/phys5430/ phys5430_sp01/PDF%2520files/Michelson%2 20Interferometer.pdf http://www.glafreniere.com/sa_Michelson.ht m http://hyperphysics.phyastr.gsu.edu/HBASE/PHYOPT/michel.html http://www.phy.davidson.edu/StuHome/cabe ll_f/diffractionfinal/pages/Michelson.htm http://en.wikipedia.org/wiki/Michelson_interf erometer http://spie.org/etop/ETOP2005_017.pdf&ei=5 HzMS6-DE8y9rAeotiVBQ&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum =2&ved=0CBYQ7gEwAQ&prev=/search%3Fq% 3Dinterferometer%2Bmachzender%26hl%3Did
menyatukan 2 gelombang yang telah dbagi intensitasnya menjadi gelombang koheren yang difokuskan melalui lensa sferis sehingga terjadi pola interferensi konstruktif dan destuktif yang akan ditangkap oleh layar. 2. Pada interferometer michelson morley jarak antara gelap terang lebih renggang dibandingkan dengan interferometer mach zender. 3. Laser dapat dibagi intensitasnya dengan menggunakan beam devider. Intensitas yang tidak terbagi 50%-50% akan mempengaruhi pola interferensi yang terjadi. 4. Pola difraksi pada prinsip babinet oleh sebuah kawat atau rambut berketebalan d sama dengan pola pola difraksi oleh suatu celah yang memiliki lebar d juga. Nilai d dapat dicari dengan