Anda di halaman 1dari 3

Nama : Galih Kusuma Adiasmara

NIM : 175090301111013
Kelas : A

UAP INTERFEROMETER MICHELSON


1. Hitung lamda

Jawab:

Berdasar rumus yang terdapat dalam soal dan pengolahan menggunakan MS. EXCEL
didapat nilai λ sebesar 629.7545 ± 3.02 nm. Nilai lamda sinar lase He-Ne menurut
Avandhanulu (2001) dalam bukunya disebutkan bahwa nilai panjang gelombang dari
laser He-Ne yang menjadi nilai standar ialah sebesar 6328 Å atau 632.8 nm. Dari
kedua angka tersebut dapat diketahui bahwa nilai lamda yang didapat dari data
praktikum sangat mendekati nilai lamda standar dari sinar laser He-Ne sehingga dapat
diketahui bahwa nilai lamda yang didapat merupakan nilai yang ideal.
2. Jawab:
a. TMS (Topography Measurement System) adalah suatu mikroskop yang cara
kerjanya berdasar pada konsep topografi non kontak dan pengukuran parameter
permukaan material. Hasil pengukuran yang didapat adalah sebuah peta topografi
dengan tingkat resolusi tinggi dari suatu permukaan fungsional dan mikrostruktur.
Selain itu juga dihasilkan suatu parameter ukur lain seperti flatness, ripple, dan
roughness. Ukuran yang mampu diamati oleh TMS-1200 adalah 3,5 X 2,5 mm2.
Prinsip kerja yang digunakan dalam TMS-1200 menggunakan prinsip kerja
Interferometer Michelson. Pengukuran panjang gelombang cahaya dapat dilakukan
dengan cara interferensi. Pola interferensi didapatkan dengan membagi amplitude
gelombang cahaya menjadi dua bagian yang berintensitas sama. Pembagian
amplitude gelombang dilakukan dengan menggunakan pemecah sinar (beam
splitter).
b. Prinsip pengukuran dengan power meter digunakan untuk menentukan Redaman
total saluran (total loss) kabel serat optik secara akurat. Redaman serat optik
merupakan fungsi panjang gelombang, maka pengukuran harus dilakukan sesuai
dengan panjang gelombang pada perangkat transmisi. Sedangkan pada
interferometer michelson menggunakan prinsip pemecahan atau pembagian
gelombang menjadi dua lalu disatukan kembali sehingga terjadi interferensi.
Kelebihan menggunakan optical power meter adalah peralatannya yang simple dan
tidak memakan ruang sedangkan kekurangannya adalah nilai yang didapat
tergantung pada ketelitian kalibrasinya. Kelebihan interferometer michelson
adalah kemudahan dalam kalibrari serta dapat dibuat atau dirangkai sendiri namun
kekurangannya adalah alatnya yang memakan ruang.
3. Kalibrasi interferometer michelson dilakukan dalam beberapa tahap. Yang pertama
adalah dengan mengatur posisi laser, lensa, beam splitter dan juga cermin agar sinar
laser dapat menjadi 1 garis lurus dan terfokus pada 1 titik di beam splitter, usahakan
jarak antara cermin pertama dengan beam splitter sama dengan jarak cermin kedua
dengan beam splitter. Kedua adalah dengan menggeser skala nonius pada mikrometer
sedemikian rupa hingga didapat pola yang paling terang. Setelah didapat pola paling
jelas maka interferometer siap digunakan
4. Jawab:
a. Kondisi tersebut dikarenakan pola yang terjadi merupakan hasil interferensi
dimana merupakan penggabungan antara 2 atau lebih gelombang yang sefase.
Pengaruh besar kecilnya panjang gelombang sehingga berdampak pada nilai
kerapatan pola yang terbentuk adalah karena intensitas ataupun energi hasil
interferensi dipengaruhi oleh nilai panjang gelombang terkait.
b. Jumlag frinji ini akan bergantung pada jarak lintasan optik. Apabila lintasan
optiknya sama (jaraknya) maka dapat dikatakan gelombang yang berinterferensi
akan memiliki fase yang identik sehingga mampu menghasilkan pola interferensi
berupa frinju yang terdapat pada layar. Pada jarak tertentu apabila lintasan tidak
sama maka yang tergambar pada layar adalah pola terang tanpa adanya pola gelap.
Hal tersebut dikarenakan oleh fase gelombang yang tidak menimbulkan
interferensi sehingga tidak terbentuk pola.
c. Terdapat korelasi antara kondisi a dan b dimana untuk memperoleh pola
interferensi tertentu maka yang perlu dipertimbangkan adalah nilai panjang
gelombang dan juga jarak lintasan optiknya.
5. Jawab:
a. Gambar alat michelson

Alat alat yang digunakan dalam interferometer michelson adalah laser He-Ne,
lensa dengan f=50mm dan f-=100mm, beam splitter dan 2 cermin serta meja
rangkaian.
b. Digunakan 2 lensa karena lensa dengan f=50mm sebagai pengumpul berkas sinar
laser dan lensa dengan f=100mm sebagai pemfokus berkas sinar yang telah
dikumpulkan oleh lensa dengan f=50mm. fungsi tersebut yang menjadi alasan
mengapa digunakan 2 lensa. Apabila digunakan 1 lensa saja dengan f=100mm
nungkin IM masih dapat digunakan namun data yang didapat pasti akan
mengalami penurunan akurasi maupun presisinya sehingga fungsi kerja dari IM
tersebut menjadi tidak optimal.

Anda mungkin juga menyukai