OPTIKA GEOMETRIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Dasar II
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Dra. Bidayatul Armynah, M.T
Disusun Oleh :
Kelompok 11
Irham Fachreza D011211059
Nurul Hudaya D011211069
Daud Ibrahim D011211082
Muhammad Umar Chatib D011211093
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Optika Geometrik”. Penulisan makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Dasar II . Dalam Penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini yang bersifat membangun dalam penyempurnaan dalam
penulisan maupun materi. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada pihak -pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................
Kita ketahui bahwa optika sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, baik
dalam dunia kesehatan (ilmu biologi) maupun dalam ilmu fisika. Optika yang merupakan
ilmu yang mempelajari tentang cahaya terdapat dua golongan, yaitu optika geometris dan
optika fisis. Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat merambat dalam ruang
hampa. Dalam berbagai hal cahaya lebih mudah ditinjau berdasarkan garis perambatannya,
yaitu garis yang tegak lurus muka gelombang. Garis rambatan gelombang cahaya disebut
sinar cahaya atau secara singkat disebut sinar. Setiap hari kita tak lepas dari cahaya. Oleh
karena itu, dalam pembahasan ini menjelaskan tentang cahaya terutama sifat-sifat cahaya,
1. Melengkapi tugas mata kuliah Optik yang diberikan oleh dosen pengampu, sebagai bahan
dasar presentasi.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, tulisan ini secara khusus akan membahas :
e) Lensa Tipis
BAB II
PEMBAHASAN
OPTIKA GEOMETRI
Pemantulan
Cermin
Cahaya
Optik
Lensa
Geometri
Alat-Alat
Prisma
Optik
Garis normal pada cermin datar ada 3 macam pemantulan berkas cahaya, yaitu :
3. Bayangan cermin itu tegak arrtinya posisi tegaknya bayangan sama dengan
posisi tegaknya benda
6. Bayangan cermin tertukar sisinya, bagian kanan menjadi bagian kiri bayangan
Secara garis besar pemantulan cahaya terbagi menjadi dua yaitu pemantulan teratur dan
pemantulan baur (pemantulan difus). Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar sejajar jatuh
pada permukaan halus sehingga berkas sinar tersebut akan dipantulkan sejajar dan searah,
sedangkan pemantulan baur terjadi jika sinar sejajar jatuh pada permukaan yang kasar sehingga
sinar tersebut akan dipantulkan ke segala arah.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk
suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan
sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda.
Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu
permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut
dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur.
Akibat pemantulan baur ini manusia dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya pada kain
atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap, dapat terlihat apa yang ada pada kain
atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel
debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.
Gambar 6 Bagian-bagian pada cermin (a) cermin cekung, (b) cermin cembung
Garis pada cermin sferik yang menghubungkan antara pusat kelengkungan C, titik fokus
f dan titik tengah cermin O disebut sumbu utama.
Menurut dalil Esbach jarak antara dua titik tertentu pada cermin cekung dapat diberi
nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang I, sepanjang FC diberi nomor ruang
II, lebih jauh dari C diberi nomor ruang III dan dari O masuk ke dalam cermin diberi nomor ruang
IV. Ruang I sampai III ada di depan cermin cekung (daerah nyata) dan ruang IV ada di belakang
cermin cekung (daerah maya).
Pada cermin cekung semua cahaya yang datang sejajar sumbu utama akan difokuskan
sesuai dengan sifatnya yaitu mengumpulkan cahaya. Titik berkumpulnya sinar-sinar pantul disebut
titik fokus atau titik api yang terletak di sumbu utama. Cara melukis sinar-sinar pantulnya tetap
menggunakan hukum pemantulan cahaya.
Gambar 8. Pemantulan
berkas cahaya sejajar sumbu
utama pada cermin cekung
Bagaimana jika sinar-sinar yang datang ke cermin cekung tidak sejajar sumbu utama?
Ternyata berkas-berkas sinar pantul akan berpotongan di satu titik yang tidak terletak pada sumbu
utama. Oleh cermin sinar-sinar tersebut akan dipantulkan tidak melalui fokus melainkan melewati
suatu titik tertentu pada bidang fokus utama seperti tampak pada gambar 8.
2. Sinar yang datang melalui titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar-sinar yang datang melalui pusat kelengkungan ( C ) akan dipantulkan kembali melalui
titik pusat kelengkungan tersebut.
2. Sinar yang datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Gambar 14. Sinar yang datang seolah-
olah menuju fokus akan di pantulkan
sejajar sumbu utama
3. Sinar-sinar yang menuju titik pusat kelengkungan ( C ) akan dipantulkan seolah-olah berasal
dari titik pusat kelengkungan. Gambar 15. Sinar yang datang menuju pusat
kelengkungan akan dipantulkan kembali
melalui sinar itu juga.
Itulah sebabnya bayangan yang terlihat di dalam kaca spion dari benda-benda nyata di depan kaca
spion tampak mengecil dan spion mampu mengamati ruang yang lebih luas.
Ketentuan Sifat-sifat Bayangan oleh Cermin Lengkung
Selain dengan cara melukis secara cepat kamu dapat menentukan sifat-sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin-cermin sferik dengan menggunakan ketentuan-ketentuan berikut :
• Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan selalu sama dengan lima
• Benda yang terletak di ruang II dan III selalu menghasilkan bayangan yang
terbalikterhadap bendanya. Sedangkan benda-benda yang berada di ruang I dan IV akan
selalu menghasilkan bayangan yang sama tegak dengan bendanya.
• Jika nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda, bayangan selalu
lebih besar daripada bendanya (diperbesar).
• Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, bayangan selalu
lebih kecil daripada bendanya (diperkecil).
3) Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Fokus dan Jarak Bayangan
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s’) pada cermin
cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik.
M = =
dengan
M : perbesaran linier s’ : jarak bayangan terhadap cermin
h’ : tinggi bayangan s : jarak benda terhadap cermin
h : tinggi benda
Jika dalam penghitungan ternyata diperoleh M >1 artinya bayangan yang dibentuk lebih
besar daripada bendanya, jika M = 1 maka bayangan sama besar dengan bendanya sedangkan jika
0<M<1 maka bayangan yang dibentuk akan lebih kecil dari bendanya.
Gambar 18. Cahaya dibiaskan di air berlaku dua hukum pembiasan yang dirumuskan oleh
matematikawan Belanda, Willebrord Snellius (1580-1626). Oleh
karena itu, kedua hukum pembiasan ini populer dengan sebutan hukum I Snellius dan hukum II
Snellius.
Hukum I Snellius : Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak
pada satu bidang datar.
Hukum II Snellius : Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke
medium lebih rapat (misalnya dari udara ke kaca), maka sinar dibelokkan
mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari medium lebih
rapat ke medium kurang rapat (misalnya dari kaca ke udara), maka sinar
dibelokkan menjauhi garis normal.
a. Indeks Bias
Ketika seberkas cahaya datang bergerak dari suatu medium dengan sudut datang i, cahaya
dibiaskan dengan sudut bias r ketika melalui medium yang lain. Dari percobaan ternyata diketahui
bahwa sin i berbanding lurus dengan sin r, atau secara matematis
sin 𝑖 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑥 sin 𝑟 atau sin 𝑖 = 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑎𝑛
sin 𝑟
Tetapan ini merupakan sifat khas suatu medium yang disebut indeks bias (dilambangkan
n). Jadi, indeks bias mutlak n untuk cahaya yang merambat dari vakum (atau udara) menuju ke
suatu medium tertentu dinyatakan dengan persamaan
sin 𝑖
𝑛=
sin 𝑟
Persamaan ini dikenal dengan persamaan Snellius.
Kemudian, persamaan Snellius tersebut dapat dipakai untuk
meramalkan apa yang terjadi jika cahaya datang dari kaca menuju air.
Anggap ada lapisan udara antara permukaan kaca dan air seperti pada
Gambar 19.
Pertama, sinar datang dari kaca (sudut datang = θk) dibiaskan
Gambar 19. Cahaya datang dari ketika masuk ke udara (sudut bias = θu). Sesuai persamaan Snellius,
Kedua, sinar datang dari udara (sudut datang = iu) dibiaskan ketika masuk ke air (sudut bias = ia).
Sesuai persamaan Snellius,
sin θ𝑢
𝑛𝑎 = atau sin θ𝑢 = 𝑛𝑎 sin θ𝑎 … . (∗∗)
sin θ𝑎
Sin iu pada persamaan (*) dan persamaan (**) adalah sama, sehingga diperoleh
𝑛𝑘 sin θ𝑘 = 𝑛𝑎 sin θ𝑎
Secara umum, untuk dua medium (medium 1 dan medium 2) persamaan Snellius berbentuk :
𝑛1 sin 𝜃1 = 𝑛2 sin 𝜃2
sin θ1 𝑛2
= = 𝑛21
sin θ2 𝑛1
dengan,
Ternyata, cepat rambat cahaya dalam kedua medium yang berbeda kerapatan pun
berbeda. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut,
𝑣1 𝑛2 atau 𝑣1𝑛1 = 𝑣2𝑛2
=
𝑣2 𝑛1
Ketika cahaya melewati dari suatu medium ke medium lainnya, ternyata frekuensi cahaya
tidak berubah, sehingga f1 = f2 = f. Karena hubungan v = λf berlaku untuk kedua medium maka,
𝑣1 = 𝑓𝜆1 𝑑𝑎𝑛 𝑣2 = 𝑓𝜆2
sehingga
𝜆1𝑛1 = 𝜆2𝑛2
b. Pemantulan Sempurna
Pada saat cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat ke medium optik kurang rapat dengan sudut datang
tertentu, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Artinya sudut bias akan selalu lebih besar dibandingkan
sudut datang. Bila sudut datang terus diperbesar, maka
suatu saat sinar bias akan sejajar dengan bidang yang berarti
Gambar 20. Sudut Kritis besar sudut biasnya (r) 90°. Tidak ada lagi cahaya yang
dibiaskan, seluruhnya akan dipantulkan.
Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90° ini disebut sudut kritis atau sudut batas.
Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan total atau pemantulan sempurna.
Besarnya sudut kritis dapat dirumuskan sebagai berikut:
n1 sin θ1 = n2 sin θ2
n1 sin ik = n2 sin 90o
n1 sin ik = n2
𝑛2
sin 𝑖𝑘 = , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑛 > 𝑛1
2
𝑛1
c. Kedalaman Semu
Akibat adanya peristiwa pembiasan dalam kehidupan
sehari-hari salah satunya adalah dasar kolam tampak lebih
dangkal dari sebenarnya. Sebagai contoh adalah ketika kita
memasukkan koin logam ke dasar kolam seperti pada Gambar.
Ketika sinar-sinar dari koin logam mengenai bidang batas air-
udara, sinar-sinar ini dibiaskan menjauhi garis normal sehingga
kita seolah-olah melihat koin di P bukan di tempat
sesungguhnya (A). Oleh karena itu, dasar kolam tampak oleh
Gambar 21. Diagram sinar koin di dasar
air mata terlihat lebih dangkal dari kedalaman sebenarnya.
Perbandingan antara kedalaman semu dengan kedalaman sebenarnya dapat ditentukan
seperti berikut :
• Perhatikan ∆AB1B siku-siku. Untuk sudut i kecil,
sin 𝑖 = tan 𝑖 = 𝐴𝐵1 = 𝐴𝐵1 (h = kedalaman sebenarnya)
𝐵𝐵1
sin 𝛼 = 𝑡 , 𝑡= 𝑑 sin 𝛼
𝑑
( ) cos 𝑟
cos 𝑟
𝑑 sin (𝑖 − 𝑟)
𝑡=
cos 𝑟
d = tebal balok kaca r = sudut bias
Salah satu sinar datang tertentu pasti akan menghasilkan sudut deviasi minimum.
Berdasarkan hasil pembuktian, deviasi minimum dapat terjadi pada saat sudut datang pertama
sama dengan sudut bias kedua (i1 = r2 ). Besarnya sudut deviasi minimum pada prisma dapat dicari
menggunakan rumus berikut:
• Untuk sudut lebih dari 15o
𝛿𝑚 + 𝛽
sin( ) 𝑛
2 = 2
𝛽 𝑛1
sin( )
2
• Untuk sudut kurang dari 15o
n2
δ =( − 1)β
m
n1
Keterangan :
δm = sudut deviasi minimum, n2 = indeks bias prisma, n1 = indeks bias lingkungan
Kemudian,jika sinar polikromatis, misalnya sinar putih,
yang digunakan maka di dalam prisma tersebut sinar putih
diuraikan menjadi komponen warna merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu (me ji ku hi bi ni u) seperti pada
gambar di samping. Peristiwa penguraian sinar polikromatis ini
dinamakan sebagai peristiwa dispersi. Gambar 24. Dispersi pada prisma
Benda B dibentuk bayangan oleh permukaan lengkung B' sudut yang dibentuk berdasarkan
pembiasan cahaya adalah:
Semua variabel pada persamaan di atas berlaku perjanjian tanda sebagai berikut :
1. S positif di depan permukaan lengkung/sepihak dengan sinar datang.
2. S' positif di belakang permukaan/berlainan dengan sinar datang.
3. R positif di belakang permukaan lengkung/berlainan dengan sinar datang.
4. Untuk variabel bernilai negatif berlawanan denga kriteria di atas.
(Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung selalu maya, tegak, diperkecil)
dengan n2 = indeks bias bahan lensa dan n1 = indeks bias medium sekitar lensa.
(R positif untuk bidang cembung dan R negatif untuk bidang cekung).
Secara umum fungsi bagian-bagian mata dibagi menjadi dua yakni bagian luar mata (kelopak
mata, bulu mata, alis mata dan kelenjar air mata) dan bagian dalam mata.
• Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan agar cahaya atau bayangan yang masuk jatuh
di retina mata.
• Pupil bertugas mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata.
• Sklera melindungi bola mata terhadap gangguan luar yang bersifat mekanis (ex.
benturan) serta berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata.
• Koroid berfungsi memelihara retina dan mencegah terjadinya pemantulan cahaya di
dalam ruang internal mata dengan cara menyerap cahaya yang tidak diperlukan.
• Retina menjadi tempat penerimaan cahaya dan tempat jatuhnya bayangan benda.
• Saraf optik akan meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju
otak.
• Otot siliari mengatur kelengkungan lensa mata. Pengaturan kelengkungan ini diperlukan
agar bayangan benda jatuh tepat di retina.
Kacamata
Kacamata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu melihat pada orang yang
memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh, rabun dekat, ataupun mata silindris. Kacamata terdiri
dari lensa cembung atau cekung (tergantung jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang
menyangga lensa.
Jauh dekatnya bayangan terhadap lensa (kaca mata) yang digunakan tergantung pada letak objek,
jarak fokus lensa, dan kekuatan atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa dirumuskan dengan:
P=1/f
Keterangan:
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (meter)
Kamera
Kamera merupakan alat untuk menghasilkan foto. Ada dua jenis kamera yang umum dikenal,
yaitu kamera digital dan kamera analog. Saat ini yang akan dibahas adalah kamera analog.
Cara kerja kamera hampir sama dengan cara kerja mata, yakni cahaya masuk difokuskan oleh
lensa dan kemudian ditangkap oleh retina yang merupakan film pada kamera. Rumus untuk
mencari titik fokus pada lensa kamera sama seperti yang kita gunakan pada lensa kaca mata.
Kamera terdiri atas sebuah lensa cembung, diafragma, dan film. Lensa pada kamera dapat diubah-
ubah letaknya sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu terletak tepat pada film. Sifat
bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.
Lup
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan berfungsi untuk memperbesar
ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup sebenarnya merupakan lensa cembung yang
diletakkan antara mata dengan benda yang akan diamati.
Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk melihat komponenkomponen arloji yang
berukuran kecil.
Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil dengan perbesaran
yang lebih besar dari perbesaran lup (dapat mencapai lebih dari 100 kali lipat dari besar benda).
Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Zacharias Janssen dari Belanda pada tahun 1590.
Mikroskop terdiri dari 2 lensa.
Lensa pertama dinamakan lensa obyektif yang diletakkan sekat dengan benda yang akan
diamati. Sedangkan lensa kedua yang diletakkan dekat dengan mata pengamat dinamakan lensa
okuler. Lensa okuler bertindak sebagai lup. Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu
dengan mata berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.
Bayangan akhir yang dihasilkan oleh dua lensa dalam mikroskop bersifat maya, diperbesar dan
terbalik terhadap benda semula.
Periskop
Periskop adalah teropong pada kapal selam yang digunakan untuk mengamati benda-benda di
permukaan laut. Periskop terdiri atas 2 lensa cembung dan 2 prisma siku-siku sama kaki. Jalannya
sinar pada periskop adalah sebagai berikut.
A. KESIMPULAN
Optika merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang konsep cahaya, terutama
mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan pemanfaatannya. Optika terbagi atas dua bagian yaitu optika
geometris merupakan optika yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan cahaya, dan optika
fisis merupakan cabang studi cahaya yang membahas tentang sifat-sifat cahaya, interferensi cahaya,
Optika geometris meliputi pemantulan cahaya (pementulan pada cermin datar, pemantulan pada
cermin cekung dan pemantulan pada cermin cembung), dan pembiasan. Sedangkan optika fisis
meliputi warna cahaya, dispirasi cahaya,interferensi cahaya, difraksi cahaya, polaritas cahaya, dan
pengukuran cahaya.
B. SARAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari cahaya, baik cahaya matahari, cahaya
bulan, cahaya lampu, maupun cahaya api. Oleh karena itu, mari kita mempelajari sifat-sifat
cahaya, hakikat cahaya dan pemanfaatannya, karena cahaya sangatah penting bagi makhluk
hidup.
DAFTAR PUSTAKA