Anda di halaman 1dari 8

JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 7 No.

2 Tahun 2022 | 7 – 14

JPK : Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/index
ISSN 2527-7057 (Online)
ISSN 2549-2683 (Print)
Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship Melalui Model Information
Comunication Technology (ICT) Learning
Slamet Hariyadi  1, Muhamad Saleh  2

Informasi artikel ABSTRAK


Sejarah Artikel: Di era abad-21 saat ini membawa perubahan yang sangat pesat dan dampak
Diterima April 2022 signifikan terhadap seluruh aspek, di antaranya dalam dunia pendidikan khususnya
Revisi Mei 2022 pembelajaran. Komponen dan keterampilan yang ada di abad-21 adalah berpikir
Dipublikasikan Juni kritis dan pemecahan masalah, kreatif dan inovasi, komunikasi dan kolaborasi, serta
2022 kecakapan ICT (Information Media and Technology skills). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui secara konseptual gambaran umum pembelajaran PKn
Keywords: berbasis kecakapan abad-21 dengan model ICT untuk membangun kecakapan literasi
Pembelajaran ICT, digital siswa dalam membentuk aspek dan kompetensi warga negara warga negara
Literasi Digital Warga yang dibutuhkan di abad-21. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif dengan
Negara melakukan kajian dan penafsiran melalui studi literatur. Dengan pertimbangan
bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran dan mata kuliah
wajib yang di ajarkan di semua sekolah, jurusan pada Pendidikan Tinggi oleh sebab
itu perlunya memasukkan kecakapan ICT dalam rancangan dan desain model
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
How to Cite : ABSTRACT
Hariyadi. (2022). Building Digital Citizenship Literacy Skills Through the Information
Membangun Kecakapan Communication Technology (ICT) Learning Model. In the 21st century era
Literasi Digital currently brings rapid changes and significant impact to all aspects, including in
Citizenship Melalui education, especially in learning. Components and skills that exist in the 21st century
Model Information are critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication
Comunication and collaboration, as well as ICT (Information Media and Technology skills) skills.
Technology (ICT) The purpose of this research is to find out conceptually the general description of the
Learning. Jurnal 21st century about skill-based Civics learning with the ICT model to build students'
Pancasila dan digital literacy skills in establishing aspects and competencies of citizens that needed
Kewarganegaraan, 7(2), in the 21st century. The method used in this research is descriptive qualitative by
pp. 7-14. DOI: conducting studies and interpretations through literature studies. By considering that
http://dx.doi.org/10.2426 civic education is a compulsory subject and taught in all schools as well as in Higher
9/jpk.v7.n2.2022.pp7-14 Education. Therefore it needs to include ICT skills in the Civic Education learning
model design. Therefore, it is necessary to include ICT skills in the Civic Education
learning model design.

Alamat korespondensi:
Universitas Sembilan belas November 1, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kolaka,
Indonesia
Universitas Haluoleo2, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kendari, Indonesia

Email::
Adhyhariyadi88@gmail.com1; muhammadsaleh@uho.ac.id2;
Copyright © 2022 Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENDAHULUAN karakteristik yang dimiliki warga negara abad-


Untuk membentuk kesiapan warga 21 (Cogan and Derricot 1998) terdiri atas
Negara yang akan menghadapi tantangan kemampuan mengenal masyarakat global,
globalisasi dan revolusi industri 4.0 di abad-21, kemampuan kerja sama dengan orang lain dan
masyarakat Indonesia harus mampu memiliki memikul tanggung jawab atas peran atau
kesiapan menghadapi perubahan yang begitu kewajibannya dalam masyarakat. Selain itu
cepat, (Covey 2005). Tantangan perubahan dimensi kewarganegaraan global yang saling
zaman yang diikuti perubahan fenomena keterkaitan satu sama lain secara konsisten
perilaku manusia berdasarkan tuntutan zaman diantaranya adalah tanggung jawab sosial,
tersebut. Kecakapan abad-21(Trilling 2009)dan kompetensi global, dan pelibatan warga negara

DOI: http://dx.doi.org/10.24269/jpk.v7.n2.2022.pp8-14 email: jpk@umpo.ac.id


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

global, merupakan kerangka multidimensional, METODE


(Morais and Ogden 2011). Metode yang digunakan adalah
Dalam upaya membentuk kecakapan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan
warga negara di era disrupsi yang serba digital data mengunakan studi literartur. Hal ini
saat ini, peran dunia pendidikan sangatlah dilakukan pencarian data dan informasi melalui
penting untuk membentuk warga negara yang dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-
smart and good citizenship melalui Pendidikan foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang
Kewarganegaraan (PKn), dengan pertimbangan dapat mendukung dalam. proses penulisan,
bahwa PKn di ajarkan disemua jenjang dengan membaca dan mempelajari buku, jurnal,
pendidikan baik di sekolah maupun pada maupun surat kabar yang berkaitan dengan topik
Pendidikan Tinggi. Dalam hal membentuk dan penelitian. Sehingga dapat diklasifikasi menjadi
memberikan pengetahuan kepada siswa di tiga tahapan; tahapan deskripsi, tehap reduksi,
lingkungan digital saat ini dapat membangun dan tahapan seleksi (Sugiyono 2010).
agar dapat membangun kecakapan dan Selanjutnya data di analisis secara
keterampilan siswa di abad-21 serta mengubah kualitatif dan komprehensif atas segala sumber
pola pikir siswa yang sangat drastis (Yong and yang di dapatkan sehingga lahir sebuah
Gates 2014). Sehingga diperlukan pembelajaran konseptual model pembelajaran PKn berbasis
yang efektif dengan mengintegrasikan lietrasi ICT yang analisis datanya sesuai dengan model
ICT kedalam pembelajaran PKn. Ide dan konsep (Miles and Huberman 1994) yang meliputi
literasi media ke dalam pendidikan dapat empat komponen yaitu: reduksi data, sajian data,
diambil dari Framework for 21st Century penarikan kesimpulan, dan verifikasi ke
Learning yang memuat konsep digital semuanya di lakukan analisis simultan yang
citizenship yaitu pemberian skill literasi media merupakan upaya berlanjut dan berulang secara
guna mendukung pembangunan warga negara terus menerus.
global (Wibowo.P 2016) Selain itu (Smeets and
Mooij 2001) mengatakan hasil pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan ICT dapat berkontribusi pada lingkungan Untuk mengembangkan kewarganegaraan
belajar yang inovatif dan berpusat pada murid digital warga negara harus memiliki kecakapan;
yang menumbuhkan pembelajaran aktif, belajar digital interpreunership, kemampuan berpikir
menemukan, dan keterampilan berpikir tingkat krits, kreatif, inovatif; kemampuan bekerjasama
tinggi. Semuanya dicapai dengan mengadaptasi jejaring; komunikasi lintas bahasa-benua, lintas
konten pelajaran dan kegiatan pembelajaran budaya; kemampuan menggunakan dan
dengan kebutuhan dan keterampilan masing- memanfaatkan perangkat digital secara efektif,
masing siswa, memfasilitasi kerjasama, dan efisien, dan beretika; memiliki filter yang kuat
dengan menyediakan konteks serta tugas yang dari pengaruh budaya dan ideologi
seotentik mungkin. Selain itu pembelajaran ICT meminimalisasi budaya malas gerak,
berbasis Mobile M-Learning yang di lakukakn di (Komalasari 2019; U.N.E.S.C.O. 2011)Semua
Nigeria, dimana tujuannya untuk memberikan komponen tersebut dapat membentuk civic
soslusi alternatif pembelajaran di era digital, literacy digital warga negara. Majunya
(Oyelere, Suhonen, and Sutinen 2016). perkembangan teknologi memungkinkan
Berdasarkan penjelasan tersebut yang lahirnya konsep kewarganegaraan digital yang
yang menjadi pertanyaan dalam makalah ini penuh rasa tanggung jawab dan beretika sesuai
adalah; bagaimana deskripsi hubungan antara dengan nilai dan norma Pancasila.
pembelajaran PKn dengan kecakapan Perlunya sikap positif dalam berteknologi
pembelajaran ICT, dan bagaiamana sehingga setiap orang dapat bekerja dan bermain
menumbuhkan literasi digital citizenship untuk di era digital saat ini sehingga diperlukannya
meningkatkan kompetensi warga negara. Tujuan nilai-nilai moral Pancasila dan etika,
penelitian ini adalah mengetahui gambaran (Komalasari and Saripudin 2017). Digital
deskpriptif konseptual dan langkah-langkah citizenship secara luas mengacu pada seseorang
pembelajaran PKn berbasis ICT untuk yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
menumbuhkan literasi belajar sisiwa di era untuk secara efektif digunakan untuk
digital yang berwawasan global dilandasi denga berkomunikasi, berpartisipasi dan menggunakan
nilai-nilai pancasila dan UUD Negara Repoblik konten digital serta perlunya sikap positif dan
Indonesia Tahun 1945. percaya diri dengan tekonologi digital,
(Australia 2020). Oleh sebab itu untuk menjadi

8| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

seorang warga negara digital yang utuh perlu warga negara secara online misalnya dalam
memperhatikan nilai-nilai dan komponen- politik, sosial ekonomi, dan budaya. Partisipasi
komponen untuk menjadi warga negara yang ini dapat di lakuakan dalam dua hal yakni;
smart and good citizen, seperti yang di partisipasi politik dalam bentuk makro dalah
kemukakan oleh (Ribble Mike s 2011)yang penggunaan internet sebagai ruang publik untuk
begitu kompleks dan multidimensional menurut berdiskusi dan musyawarah msalkan partisipasi
(Choi 2016) membagi empat kategori konsep tentang pemerintah e-voting, petisi online, yang
warga negara digital: Kewarganegaraan digital sangat penting untuk pelibatan warga negara
sebagai etika, Kewaerganegaraan sebagai media digital, dan pelibatan personalisasi adalah
informasi dan literasi, Pelibatan/partisipasi partisipasi warga negara tidak harus yang
warga negara (civic engagement) , dan sifatnya politik tetapi aktivitas masyarakat yang
Kewarganegaraan digital sebagai resistensi kritis serba digital. Keempat adalah kewarganeraan
Komponen tersebut diatas dapat dilihat pada digital sebagai resistensi kritis untuk kemajuan
Gambar 1: bermasyarakat, berbangsa dan bernegara warga
negara seyogyanya kekuasaan, kebijakan
pemerintah dan aktifitas politik dengan
menggunakan situs jejaring sosial baik yang
tergabung dalam suprastruktur politik/ lembaga
pemerinta dan infrastruktur politik lembaga non
pemerintah sebagai agen kontrol.
Digital citizenship dalam konteks literasi
digital, tidak bisa dipisahkan dari ethic dan sosial
responsibility warga negara. Karena hal ini
meiliki efek terhadap jalannya demokrasi untuk
pemerintahan yang berlandaskan nilai-nilai dan
norma Pancasila dan UUD. (PradanaY 2018)
dalam temuan penelitiannya menyampaikan
Gambar 1. Empat kategori digital citizenship
gagasan dan pendapat warganegara mengenai
Sumber: (Choi 2016)
digital literacy adalah perlunya edukasi terhadap
Penjelasan Gambar 1. tersebut adalah
penggunaan media digital baik yang dilakukan
sebagai berikut: Pertama, Kewarganegaraan
melalui lembaga pemerinah maupun non
digital sebagai etika mengacu pada bagaimana
pemerintah misalnya LSM, media massa,
penggunaan internet dengan sadar, tepat, aman,
komunitas dan lain sebagainya. Tujuan untuk
etis, dan penuh tanggung jawab seperti yang di
mengedukasi warga terkait literasi ini ialah
kemukakakn oleh (Ribble 2004) dan ISTE
untuk membentuk warga negara yang aktif dan
( 2007). Digital citizen perlu mengetahui norma
memiliki kesadaran. Sedangkan dari sisi media
atau nilai tentang penggunaan teknologi serta
ialah menyajikan informasi yang lengkap dan
sadar dan fokus menyadari politik, sosial,
berimbang yang dapat menjadi bahan bagi warga
budaya, ekonomi, pendidikan yang berasal dari
negara untuk menjadi warga negara yang aktif
pengggunaan teknologi digital hal ini sangat
dan berperan positif.skendala saat ini adalah
penting untuk diaktualisasikan dalam kurikulum
kaum milenial tidak memiliki ketertarikan
pembelajaran untuk membangun kecakapan
membaca informasi dari koran, dan lebih tertarik
lietrasi digital sisiwa di abad-21. Kedua
terhadap news agregator lewat media sosial
Kewaerganegaraan sebagai media informasi dan
yang tidak lengkap. Ini menjadi tantangan bagi
literasi adalah menunjukkan kemampuan
media dalam mewujudkan kaum muda agar well
seseorang untuk bisa mengakses, menggunakan,
informed. Tantangan tersebut ialah
membuat, dan mengevaluasi informasi untuk
bersebarannya informasi yang ada sehingga
berkomunikasi yang secara kritis sebagai pusat
warga negara harus bijak dalam memilah dan
aktivitas online yang produktif. Dalam konteks
memilih informasi. Dalam konteks edukasi
persekolahan digunakan dalam pembelajaran
media, tantangan yang nyata ialah adanya
kepada sisiwa untuk menganalisis secara kritis
perspektif yang tidak cukup terbuka mengenai
tentang teks media massa, film, dan iklan serta
literasi media. Contoh pembelajaran tentang
pemerintahan dalam kekuatan sosial dan politik.
media di sekolah hanya dimaknai sebagai
Ketiga Pelibatan/partisipasi warga negara (civic
pengembangan kemampuan teknis siswa dalam
engagement) adalah pelibatan dan partisipasi
menggunakan teknologi/media sebagai sarana

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|9


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

pembelajaran, belum menyentuh pada juga politik, ekonomi, dan budaya yang
pemahaman mengenai literasi media, yang tujuannya untuk memecahkan masalah yang
tentunya akan terjeadi perbedaan mendasar kompleks di era digital (Komalasari 2019).
dalam hasil belajar siswa, (Malik 2018). Penggunaan media digital (Bennett 2015) akan
mempengaruhi digital knowledge masyarakat
Integrasi Digital Citizensip Kedalam mengenai informasi yang di adopsi (Suyatno and
Pedidikan Kewarganegaraan Machfiroh 2016) . 2). Digital Skills;
Kecakapan abad-21 (life and career keterampilan yang menjadi prasyarat untuk
skills, learning and innovation skills, dan keterampilan tahap selanjutnya untuk
Information media and technology skills) harus warganegara di era digital yang terdiri dari:
dimiliki oleh siswa dimuat dalam skema pelangi operational, formal, information,
keterampilan-pengetahuan abad 21 (21 century comummunication, strategic dan content
skills rainbow) yang menunjukkan bahwa creation, (Van Dijk 2013). 3) Digital Ettiquette,
berpengetahuan melalui core subject kurang Komunikasi melalui media digital akan
memadai, harus dilengkapi dengan membawa perubahan perilaku warga negara.
berkemampuan kreatif-kritis-inovatif, Etika digital (Ribble 2004; Ribble Mike s 2011;
berkarakter kuat (bertanggung jawab, peduli Choi 2016), sangat penting untuk warga negara
sosial, toleran, produktif dan adaptif, dan dalam hal menggunakan, memanfaatkan dan
sebagainya), serta didukung pemanfaatan menyebarluaskan informasi melalui media
informasi dan komunikasi secara bijak. digital tentunya harus memperhatikan nilai-nilai
Kecakapan belajar dan berinovasi meliputi dan norma yang bersumber pada pandangan
kecakapan berpikir kritis, kecakapan hidup bangsa dan negara. (Kemendikbud RI
berkomunikasi, kecakapan berkolaborasi dan 2016) membagi literasi media ke dalam lima
berkreasi dirangkum dalam (4C) dikembangkan komponen. Pertama, yaitu kemampuan
ke dalam core subject yang berisi penguatan mendengar, membaca, dan menulis (basic
tentang civic literacy, global awareness, literacy). Kedua, yaitu kemampuan untuk
financial literacy, health literacy, dan mengembangkan basic literacy ke arah
environmental literacy. Pada aspek pemanfaatan sumber dari perpustakaan (library
pengembangan keterampilan hidup dan berkarir literacy). Ketiga, berupa kemampuan untuk
terdiri dari “flexibility and adaptability, initiative mengetahui berbagai bentuk media yang
and self-direction, social and cross-cultural berbeda, seperti media cetak, media elektronik
interaction, productivity and accountability, (media radio, media televisi), media digital
leadership and responsibility”. Selanjutnya (media internet), dan memahami tujuan
kecakapan literasi media informasi dan penggunaannya (media literacy). Keempat,
teknologi digunakan untuk mengolah kembali kemampuan memahami kelengkapan yang
informasi, mengevaluasi secara kritis kegunaan mengikuti teknologi seperti peranti keras
dan manfaat informasi tersebut. (hardware), peranti lunak (software), serta etika
Pengembangan aspek digital citizenship dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
(Heater 2004) berorientasi pada digital Berikutnya, kemampuan dalam memahami
knowledge, digital skills, dan digital etiquette. teknologi untuk mencetak, mempresentasikan,
Hal ini sesuai dengan aspek kompetensi pada dan mengakses internet (technology literacy).
pendidikan kewarganegaraan civic knowledge, Kelima, pemahaman tingkat lanjut antara literasi
civic skills dan civic disposition (Bronson 1998). media dan literasi teknologi, yang
Media digital yang terdiri dari informasi dan mengembangkan kemampuan dan kebutuhan
komunikasi dapat menhasilkan pengetahuan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan
serta alat komunikasi untuk mendapatkan dan audiovisual secara kritis dan bermartabat atau
menghasilkan serta alat komunikasi untuk diistilahkan sebagai visual literacy.
menyebarkan pengetahuan (Jungherr 2019; Dahl Pengembangan literasi media dalam
2008; Mann 2016). 1). digital knowledge; menyiapkan sumber daya manusia di abad-21
pengetahuan yang dimiliki seseorang sebagai dapat diterapkan ke dalam semua materi
bentuk kewaspadaan agar mampu memecahkan pelajaran, termasuk PKn. Guru dan dosen PPKn
masalah dalam era digital. Dalam konteks sosial harus berupaya memanfaatkan jaringan internet
dalam pencernaan media baru, maka kegunaan dalam pembelajaran dengan mengembangkan
digital knowledge untuk mefilter dan tidak hanya pembelajaran berbasis jaringan (pembelajaran
menciptakan pengetahuan baru tetapi terkait daring) sehingga pembelajarn PPKn menjadi

10| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

proses belajar yang terpadu (blended learning) sama, 5).Transparansi; keterbukaan merupakan
dan sangat efektif untuk pembelajaran (Erdem kebalikan dari sekolah tradisional yang tertutup
and Erdem 2015). Di jenjang Sekolah Dasar dimana dinding dan ruang kelasnya tebal, guru
(SD) dan jenjang Sekolah Menengah Pertama dan kebijakan pemerintah setempat yang
(SMP), SMA dan Pendidikan Tinggi siswa mengatur, menilai, dan memproses semuanya,
diminta untuk mencari informasi dari berbagai 6). Pleace-based education melengkapi platform
sumber belajar dari buku, video, internet sdan digital yang cenderung kearah globalisasi
media sosial lainnya, Semua komponen tersebut sehingga peserta didik terhubung dengan ide-ide
akan di integrasikan kedalam pembelajaran PKn eksotis dilokasi yang sama eksotis. Pengalaman
dengan berbagai model dan meode yang cocok belajar otentik memungkinkan peserta didik
di abad-21 yang berbasis digital. untuk mengarahkan perubahan pribadi dalam
mengejar perubahan sosial dimulai dari rumah
Pembelajaran Pkn Dengan Menggunakan dan komunitas yang saling menyayangi., 7).
Model ICT Self-Direct Learning dan bermain; hal ini
Pembelajaran sebagai wadah dan proses merupakan inti dari masa depan pembelajaran,
membelajarkan kepada subyek didik yang tidak mengizinkan peserta didik untuk bermain
terencana dan dievaluasi secara sistematis agar dengan informasi, platform, dan ide-ide sama
subyek didik/siswa dapat mencapai tujuan dengan mengabaikan akses, alat, dan pola
pembelajaran secara efektif dan efisien. kehidupan kecakapan abad-21. Berikan
Pembelajaran hendaknya mampu mendukung kesempatan kepada peserta didik untuk secara
pencapaian tiga kecakapan abad-21 kepada mandiri belajar mengatur dirinya dan mengelola
peserta didik, (Komalasari 2017). Salah satu waktu untuk belajar dan bermain dengan
kecakapan abad-21 yang dikembangkan dalam memanfaatkan smartphone dengan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan menggunakan smartphone secara bijak sesuai
adalah Information Technology and dengan etika.
Comunication (ICT) dengan memanfaatkan Berdasarkan asumsi tersebut Untuk
teknologi informasi dan komunikasi di era mencapai tujuan di atas, tentunya diperlukan
digital, dilakukan dengan berbagai model pembelajaran PKn yang mengokohkan Pancasila
pembelajaran yang sangat cocok dengan dan UUD 1945 in action dan menyesuaikan
kecakapan tersebut. Dalam pembelajaran ICT dengan tuntutan era digital dalam membangun
diarahkan kepada Digital Learning dan Blended digital citizenship, sekaligus mengembangkan
Learning, (Komalasari 2019). kecakapan abad-21. karaktersitik Generasi Z
Menurut Heick (2019) dalam tersebut jika dikaitkan dengan 18 nilai karakter
(Komalasari 2019) untuk mengelola kelas yang dari Kementerian Pendidikan Nasional (2010)
menciptakan peserta didik yang mampu hidup memiliki persinggungan, dimana karakteristik
dimasa depan, terdapat tujuh cara yaitu sebagai generasi Z memiliki potensi untuk berkembang
berikut:1). Literasi digital dan penelitian;literasi positif, jika dikembangkan melalui karakter-
digital ini terkait langsung dengan literasi karakter tertentu (Sari, Zulaiha, and Mulyono
penelitian karena sumber data digital berfungsi 2020). Pembelajaran sebagai sebuah sistem
sebagai sumberdaya penelitian utama, 2). secara komprehensif mensupport pencapaian
Beralih dari standar kebiasaan; pergeseran dari tujuan di atas pada seluruh komponen
standar akademis murni pada kebiasaan berpikir pembelajaran, (Komalasari 2020). Pembelajaran
kritis yang dipersonalisasi melalui perubahan hendaknya memperhatikan dan
sebelumnya dari institusi kepada peserta mempertimbangkan input pembelajaran yang
didik,3).pembelajaran berbasis game dan sebagaimana tertuang pada Tabel 1.
gamification; hal ini mengumpulkan kekuatan
simulasi pembelajaran, permainan sosial, Tabel. 1. Pengembangan Karakter Digital
pengendalian emosi, dan literasi digital untuk Karakter yang Harus di Kembangkan
menghasilkan efek jelas dari transparansi dan Sesuai Dengan Karakteristik Generasi Z
partisipasi pada peserta didik,4). Konektivitas; No
Karakteristik Karakter yang Harus di
melalui media sosial pembelajaran mobile Generasi Z Kembangkan
(mobile learning), pembelajaran campuran, e- 1 Memiliki ambisi Jujur
learning, dan pengalaman pembelajaran untuk besar untuk sukses
dapat digunakan memgembangkan kemampuan Disiplin
interkoneksi, saling ketergantungan dan kerja 2 Berperilaku instan Kerja keras

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|11


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

Peduli Sosial dan model pembelajaran sesuai dengan kondisi dan


Lingkungan tingkat pendidikan di SD, SMP, SMA dan
3 Cinta kebebasan Demokratis Pendidikan Tinggi karena dengan pertimbangan
Semangat kebangsaan bahwa konstruksi pebrpikir siswa berbeda pada
Cinta tanah air setiap jenjang pendidikan. Dalam makalah ini
4 Percaya Diri Mandiri perlu adanya pengujian evektifitas dari
Tanggung Jawab penerapan model pembelajaran yang telah
5 Menyukai hal Rasa Ingin Tahu dijabarkan sebelumnya..
yang detail Kreatif
6 Keinginan untuk Toleransi DAFTAR PUSTAKA
mendapatkan Menghargai Prestasi Australia, Education. 2020. “Digital
pengakuan Cinta Damai Citizenship.Https://Scholar.Google.Com/S
7 Digital dan Gemar Membaca cholar?Hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Educati
teknologi Bersahabat/komunikastif on+Services+Australia%2C+2019&btnG=
informasi Diakses Pada.”
Sumber:(Komalasari 2019)
Dalam hal mencapai tujuan Bennett, Andrew. 2015. Case Study: Methods
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan and Analysis. International Encyclopedia
berbasis kecakapan abad-21, penulis of the Social & Behavioral Sciences:
mengembangkan salah satunya adalah dengan Second Edition. Second Edi. Vol. 3.
kecakapan Information Media and Technology Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-
Skills (ICT) sesuai dengan model pembelajaran 08-097086-8.44003-1.
yang ada di abad-21 dalam hal variabel
kecakapan ICT, dimana akan membawa Bronson. 1998. The Role Civic Education, A
penerimaan positif terhadap respon sisiwa Fortcoming Education Policy Task Force
(Syaiful et al. 2019), dengan deskripsi kegiatan Position. Komunitarian Netw.
yang dilakukan oleh dosen/guru dan kegitan
mahasiswa. Choi, Moonsun. 2016. “A Concept Analysis of
Digital Citizenship for Democratic
SIMPULAN Citizenship Education in the Internet Age.”
Pendidikan kewarganegaraan di era Theory and Research in Social Education
digital 4.0 perlu mengadakan sebuah 44 (4): 565–607.
transformasi dalam bidang pembelajaran yang https://doi.org/10.1080/00933104.2016.12
berbasis tiga kompetensi kecakapan abad-21 10549.
untukk menjawab kebutuhan yang diinginkan di
era ini secara khusus dalam bidang Cogan, J J, and R Derricot. 1998. Citizenship
pengembangan model pembelajaran yang For 21ST Century An International
kreatif, komunikatif, dan inovatif. Keterlibatan Perspective on Education. London: Kogan
positif warga negara dalam hal ini para sisiwa Page.
dengan penggunaan teknologi digital betujuan
untuk penanaman nilai-nilai dan moral dengan Covey, Stephen R. 2005. The 8th Habit,
penuh tanggung jawab agar menjadi warga Melampaui Efektivitas Menggapai
negara yang smart and good citizen sesuai Keagungan. Jakarta: PT Gramedia.
dengan nilai pancasila dan UUD 1945.
Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan Dahl, R. 2008. On Democracy. New Haven:
dapat dilaksanakan dengan berbagai fariasi Yale University Press.
model-model pembelajaran yakni dengan
Dijk, Van. 2013. The Culture of Connectivity:
service learning, problem bassed learning,
discovery learning, project bassed learning, dan Critical History of Social Media. UK:
living value learning, dengan Oxford. University Press.
mengkombinasikan pembelajaran Digital
Erdem, Aliye, and Mukaddes Erdem. 2015. “The
Learning, Blended Learning dan Self Regulated
Effect of Constructivist Blended Learning
Learning.
Dalam hal langkah-langkah pembelajaran Environment on Listening and Speaking
diatas maka para guru/dosen bisa menerapkan
12| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

Skills.” İlköğretim Online 14 (3): 1130–48. Methods Sourcebook. Arizona State


https://doi.org/10.17051/io.2015.27258. University. SAGE Publications, Inc.
Heater, Derrek. 2004. A Brief History of Morais, Duarte B., and Anthony C. Ogden. 2011.
Citizenship. Edinburgh: Edinburgh “Initial Development and Validation of the
University Press. Global Citizenship Scale.” Journal of
Studies in International Education 15 (5):
Jungherr, A. 2019. “Book Review: Social
445–66.
Theory after the Internet: Media,
https://doi.org/10.1177/102831531037530
Technology and Globalization.” The
8.
International Journal of Press/Politics 24
(ue 1)). Oyelere, S. S., J. Suhonen, and E. Sutinen. 2016.
https://doi.org/10.1177/194016121880837 “M-Learning: A New Paradigm of
3. Learning ICT in Nigeria.” International
Journal of Interactive Mobile Technologies
Kemendikbud RI. 2016. Gerakan Literasi Untuk
10 (1): 35–44.
Tumbuhan Budaya Literasi. Jakarta: Biro
https://doi.org/10.3991/ijim.v10i1.4872.
Komunikasi dan Layanan Masyarakat
(BKLM). PradanaY. 2018. “Atribusi Kewarganegaraan
Digital Dalam Literasi Digital.” Untirta
Komalasari, K. 2017. Pembelajaran Kontekstual
Civic Education Jurnal 3 (2): 168–182.
Konsep Dan Aplikasi. Bandung: PT Refika
Aditama. Ribble, M. 2004. “Digital Citizenship:
Addressing Appropriate Technology
———. 2019. Pengembangan Digital
Behavior.” Learning & Leading with
Citizenship Di Era Revolusi Industri 4.0.
Technology 32 (1): 6–11.
Bandung: UPI Press.
Ribble Mike s, Bailey Gerald D. 2011. Teaching
———. 2020. “Peluang Dan Tantangan
Digital Citizenship When Will It Become a
Pendidikan Kewarganegaraan Di Era
Priority for 21st Century School.
Digital 4.0. Makalah Disampaikan Pada
Seminar Nasinoal Tanggal 30 Oktober Sari, Yessy Yanita, Siti Zulaiha, and Herri
2020 Di Jurusan PPKn Universitas Halu Mulyono. 2020. “The Development of a
Oleo Kendari.” Digital Application to Promote Parents’
Involvement in Character Education at
Komalasari, K, and D Saripudin. 2017.
Primary Schools.” Elementary Education
Pendidikan Karakter Konsep Dan Aplikasi
Online 19 (4): 2564–70.
Living Values and Education. Bandung:
https://doi.org/10.17051/ilkonline.19.04.0
Rafika Aditama.
01.
Malik, R S. 2018. “Educational Challenges in
Smeets, Ed, and Ton Mooij. 2001.
21St Century and Sustainable
“Observations in Educational Practice.”
Development.” Journal of Sustainable
British Journal of Educational Technology
Development Education and Research 2
32 (4): 403–17.
(1): 9.
https://doi.org/10.17509/jsder.v2i1.12266. Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kuaitatif, Dan
Mann, M. 2016. “Response To Critics.” In
R&D.” Bandung: Alfabeta.
Global Powers: Mann’s Anantomy Of The
20th Century and Beyond, edited by Suyatno, and Machfiroh. 2016. “Political
RSchorder, 281–322. Cambrideg: Marketing Activity In Simultaneous
Cambridge University Press. Regional Election 2015.” Mimbar:Jurnal
Ilmu Sosial Dan Pembangunan 33 (1): 99–
Miles, B.Mattew, and A.Michael Huberman.
106.
1994. Qualitative Data Analysis: A

1. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan|13


Slamet Hariyadi, dkk | Membangun Kecakapan Literasi Digital Citizenship......

Syaiful, Syaiful, Amirul Mukminin, Akhmad for Information Technologies in


Habibi, Lenny Marzulina, Annisa Astrid, Education.
and Friscilla Wulan Tersta. 2019.
Wibowo.P, Heru. 2016. “Darurat Literasi Media
“Learning in the Digital Era: Science
Dalam Digital Citizenship: Satu Gagasan
Education Students’ Perception on the Snss
Menuju Warga Negara Melek Informasi.”
Use in the Context of English for Specific
Course.” Elementary Education Online 18 Yong, Su-Ting, and Peter Gates. 2014. “Born
(3): 1069–80. Digital: Are They Really Digital Natives?”
https://doi.org/10.17051/ilkonline.2019.61 International Journal of E-Education, e-
0143. Business, e-Management and e-Learning 4
(2): 2–5.
Trilling, Fadel. 2009. 21st Century Skills:
https://doi.org/10.7763/ijeeee.2014.v4.311
Learning for Life in Our Times. Amerika:
.
Jossey-Bass Wiley.
U.N.E.S.C.O. 2011. Digital Literacy in
Education. Moscow: UNESCO Institute

14| JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan

Anda mungkin juga menyukai