BAB X
OPTIKA GEOMETRIK
Cahaya merupakan bentuk energi gelombang yang sangat vital bagi manusia. Coba
kamu bayangkan hidup tanpa cahaya, dimana sekeliling kita gelap gulita tanpa ada
cahaya matahari, cahaya lampu ataupun cahaya api. Dalam waktu singkat peradaban
manusia tak mampu bertahan lama. Manusia akan punah. Untunglah cahaya telah ada
sejak dahulu, sehingga manusia dapat memanfatkan cahaya berdasar sifat-sifat
geometrk cahaya seperti pemantulan, pembiasan dan sebagainya. Mata, kacamata dan
berbagai peralatan yang menggunakan lensa maupun prisma banyak membantu
pekerjaan manusia Alat-alat itu disebut sebagai alat optik.
Alat-alat optik mampu menutupi keterbatasan indera penglihatan manusia yang tidak
mampu melihat dengan jelas benda-benda yang jauh, benda-benda yang sangat kecil.
Dengan bantuan cahaya dan alat optik manusia dapat merekam kejadian-kejadian yang
telah berlalu. Dalam bab ini kamu akan diajak memperdalam tentang cahaya dan alat-
alat optik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pernahkah kamu difoto menggunakan kamera? Pernahkah kamu melihat jarak jauh
menggunakan teropong prisma (keker)? Pernahkah kamu melihat benda kecil
menggunakan lup atau mikroskop? Tetapi pasti jarang diantara kamu melihat pulau dari
dalam kapal selam menggunakan periskop. Untuk melihat benda-benda yang sangat
kecil seperti mikroorganisme, sel darah, kamu membutuhkan alat bantu mikroskop.
Demikian juga kalau kita mau mengamati benda-benda yang sangat jauh seperti
bintang, rasi bintang, bulan dan lain sebagainya kita membutuhkan teleskop.Alat-alat
tersebut dan alat-alat lainnya yang menggunakan lensa dan prisma tergolong sebagai
alat-alat optik. Dalam bab ini akan dibahas banyak hal tentang alat-alat tersebut. Namun
sebelumnya Kamu harus memahami lebih banyak apa itu cahaya.
CAHAYA
(OPTIK)
OPTIK FISIS
ALATALAT
OPTIK GEOMETRIS OPTIK
KAMERA
LUP
PEMBIASAN CAHAYA
MIKROSKOP
KACA PLAN
LENSA PARALEL
TELESKOP
PRISMA
1. Pemantulan Cahaya
Seseorang dapat melihat benda karena benda tersebut mengeluarkan atau
memantulkan cahaya ke mata kita. Karena ada cahaya dari benda ke mata kita, entah
cahaya itu memang berasal dari benda tersebut, entah karena benda itu memantulkan
cahaya yang datang kepadanya lalu mengenai mata kita. Jadi, gejala melihat erat
kaitannya dengan keberadaan cahaya atau sinar.
1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut sinar datang sama dengan sudut sinar pantul.
Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan
membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan
cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk
bayangan benda. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan
biasa .
Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya
mengenai suatu permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Pemantulan seperti ini
disebut pemantulan baur. Akibat pemantulan baur ini manusia dapat melihat benda dari
berbagai arah. Misalnya pada kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang
gelap, dapat terlihat apa yang ada pada kain atau kertas tersebut dari berbagai arah.
Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan
dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.
Dari percobaan ini dapat kita simpulkan bahwa cermin datar akan
membentuk bayangan dengan sifat-sifat maya, sama tegak dengan benda aslinya dan
sama besar dengan benda aslinya.
Dua buah cermin datar yang digabung dengan cara tertentu dapat
memperbanyak jumlah bayangan sebuah benda. Jumlah bayangan yang terjadi
bergantung pada besar sudut yang dibentuk oleh kedua cermin itu. Jika kamu memiliki
dua buah cermin segi empat lakukanlah percobaan berikut. Letakkan kedua cermin
tersebut saling berhadapan dengan salah satu sisi segi empat tersebut berhimpit hingga
membentuk sudut 900, kemudian letakkanlah sebuah benda P (pensil misalnya) diantara
kedua cermin tersebut! Perhatikanlah berapa jumlah bayangan yang terbentuk?
Bila sudut antara dua cermin datar 90 menghasilkan 3 bayangan dari
suatu benda yang diletakkan di antara kedua cermin tersebut dan sudut 60° menghasilkan
5 bayangan, berapakah jumlah bayangan yang dibentuk bila sudut antara dua cermin 30° ,
22,5° , 15° dan seterusnya?
360
n= −1
α
dengan :
n : Jumlah bayangan
Tugas
3) Tinggi Minimal Cermin Datar Agar Saat Bercermin Seluruh Bayangan Tubuh
Tampak di dalam Cermin
Bila seorang anak yang tingginya 150 cm ingin melihat bayangannya pada
cermin datar, haruskah cermin itu mempunyai tinggi yang sama dengan anak itu?
Gambar 5. Panjang
minimal cermin yang
diperlukan agar bayangan
anak tampak seluruhnya
dari ujung kaki sampai
ujung rambut di dalam
cermin adalah cukup L =
½ h, dimana h sebagai
tinggi badan anak
tersebut.
Bila d = jarak mata ke ujung rambut (m), L = tinggi minimal cermin datar
yang diperlukan (m), h = tinggi orang dari ujung kaki sampai ujung rambut (m), maka
diperoleh hubungan bahwa L = ½ h. Jadi, agar dapat melihat tinggi seluruh bayangan
benda pada sebuah cermin datar maka tinggi cermin itu haruslah sama dengan setengah
tinggi badan. Sedangkan pemasangan bagian bawah cermin haruslah ½ jarak ujung jari
kaki ke mata.
Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm berdiri di
depan cermin datar pada jarak 1,5 m. Cermin itu ditegakkan vertikal di atas meja. Jarak
dari mata ke ujung kepala 10 cm. Berapakah tinggi meja dari lantai, dan berapa tinggi
vertikal cermin?
R
f=
2
dengan
f : jarak fokus
Gambar 6 Bagian-bagian pada cermin (a) cermin cekung, (b) cermin cembung
Menurut dalil Esbach jarak antara dua titik tertentu pada cermin cekung
dapat diberi nomor-nomor ruang. Jarak sepanjang OF diberi nomor ruang I, sepanjang FC
diberi nomor ruang II, lebih jauh dari C diberi nomor ruang III dan dari O masuk ke
dalam cermin diberi nomor ruang IV. Ruang I sampai III ada di depan cermin cekung
(daerah nyata) dan ruang IV ada di belakang cermin cekung (daerah maya).
Pada cermin cekung semua cahaya yang datang sejajar sumbu utama akan difokuskan
sesuai dengan sifatnya yaitu mengumpulkan cahaya. Titik berkumpulnya sinar-sinar
pantul disebut titik fokus atau titik api yang terletak di sumbu utama. Cara melukis sinar-
sinar pantulnya tetap menggunakan hukum pemantulan cahaya.
1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F).
2. Sinar yang datang melalui titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama.
Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa antara ruang tempat benda berada
dan tempat bayangan berada bila dijumlah hasilnya adalah 5. Kecuali benda yang berada
di titik-titik khusus. Dengan demikian berlaku:
Tugas
Lukislah pembentukan bayangan dari benda AB yang berada di dalam ruang IV cermin
cekung. Sebutkan pula sifat-sifatnya!
1. Sinar yang datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal
dari titik fokus (F).
Gambar 13. Sinar yang datang sejajar sumbu
utama akan dipantulkan seolah-olah dari titik
fokus
Seperti halnya pada cermin cekung, melukis bayangan pada cermin cembung juga
diperlukan minimal dua sinar istimewa. Karena depan cermin adalah ruang IV maka
berapapun jarak benda nyata dari cermin tetap berada di ruang IV . Dengan demikian
bayangan yang terbentuk berada di ruang I cermin cembung dan bersifat maya,
diperkecil.
Tugas
Lukislah pembentukan bayangan dari benda AB yang berada di dalam ruang I, II, dan III
cermin cembung. Sebutkan pula sifat-sifatnya!
Selain dengan cara melukis secara cepat kamu dapat menentukan sifat-
sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin-cermin sferik dengan menggunakan ketentuan-
ketentuan berikut :
- Jumlah nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan selalu sama dengan lima
- Benda yang terletak di ruang II dan III selalu menghasilkan bayangan yang
terbalikterhadap bendanya. Sedangkan benda-benda yang berada di ruang I dan
IV akan selalu menghasilkan bayangan yang sama tegak dengan bendanya.
- Jika nomor ruang bayangan lebih besar daripada nomor ruang benda, bayangan
selalu lebih besar daripada bendanya (diperbesar).
- Jika nomor ruang bayangan lebih kecil daripada nomor ruang benda, bayangan
selalu lebih kecil daripada bendanya (diperkecil).
Hubungan antara jarak benda (s), jarak fokus (f) dan jarak bayangan (s’)
pada cermin cekung dapat ditentukan dengan bantuan geometrik.
Pada gambar tampak juga bahwa segitiga ABO dan A'B'O sebangun sehingga diperoleh,
s' s'-f
=
sehingga diperoleh persamaan s f , gunakan perkalian silang sehingga,
1 1 1
= −
s f s'
1 1 1
= +
atau f s s'
Bila jarak fokus sama dengan separuh jarak pusat kelengkungan cermin f = ½ R,
sehingga persamaan cermin lengkung juga dapat dituliskan dalam bentuk sebagai berikut
2 1 1
= +
R s s'
a. Jarak benda s bernilai positif (+) jika benda nyata terletak di depan cermin.
Jarak benda s bernilai negatif (-) jika benda maya terletak di belakang cermin.
b. Jarak bayangan s’ bernilai positif (+) jika bayangan nyata di depan cermin.
Jarak bayangan s’ bernilai negatif (-) jika bayangan maya di belakang cermin.
c. R dan f bertanda positif (+) untuk cermin cekung dan bertanda (-) untuk cermin
cembung.
Berbeda dengan cermin datar besar bayangan yang dibentuk oleh cermin
lengkung berbeda-beda sesuai dengan letak benda tersebut terhadap cermin. Untuk
mengetahui perbesaran linier pada pembentukan bayangan pada cermin lengkung maka
dapat dibandingkan tinggi bayangan h’ dengan tinggi benda h atau jarak bayangan
terhadap cermin s’ dengan jarak benda terhadap cermin s.
h' s'
M=| |=| |
h s
dengan
M : perbesaran linier
h’ : tinggi bayangan
h : tinggi benda
s’ : jarak bayangan terhadap cermin
s : jarak benda terhadap cermin
Jika dalam penghitungan ternyata diperoleh M >1 artinya bayangan yang dibentuk lebih
besar daripada bendanya, jika M = 1 maka bayangan sama besar dengan bendanya
sedangkan jika 0<M<1 maka bayangan yang dibentuk akan lebih kecil dari bendanya.
Contoh Soal:
a. jarak bayangan
c. sifat-sifat bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui : s = 5 cm
R = 20 cm maka f = 10 cm
Ditanya :
a. s’
b. M
c. sifat-sifat bayangan
Jawab:
1 1 1
= +
a. f s s'
1 1 1
= +
10 5 s'
1 1 1
= −
s' 10 5
1 1 2
= −
s' 20 10
1 1
=−
s' 10 sehingga s’ = 10 cm
Jadi jarak bayangannya 10 cm
s' 10
= =2
b. M = s 5 kali
c. Sifat-sifat bayangannya adalah : maya, tegak, diperbesar, di ruang IV.
Tugas
Buatlah penyelesaian soal-soal berikut di buku tugasmu!
Kegiatan Percobaan
Tujuan :
Menentukan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus.
Petunjuk Teknis
3. Amati bayangan api lilin pada layar apakah tegak atau terbalik,
diperbesar atau diperkecil.
Latihan
Kerjakan persoalan berikut di buku latihanmu!
2. Pembiasan Cahaya
c
nmedium=
v
dengan
Indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium saat berkas cahaya
dari ruang hampa melewati medium tersebut. Indek bias mutlak suatu medium dituliskan
nmedium. Indeks bias mutlak kaca dituliskan nkaca, indeks bias mutlak air dituliskan nair dan
seterusnya. Oleh karena c selalu lebih besar dari pada v maka indeks bias suatu medium
selalu lebih dari satu nmedium >1.
Air 1,33
Alkohol 1,36
Gliserin 1,47
Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias suatu medium terhadap
indeks bias medium yang lain.
n1 n2
n12= n21=
n2 atau n1
dengan
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias dari suatu cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda merupakan suatu konstanta.
sin i n 2
=
sin r n 1
Menurut teori muka gelombang rambatan cahaya dapat digambarkan sebagai muka
gelombang yang tegak lurus arah rambatan dan muka gelombang itu membelok saat
menembus bidang batas medium 1 dan medium 2 seperti diperlihatkan gambar 18.
AE v 2 . t
=
sebagai berikut, Sin r = AD AD . Bila kedua persamaan dibandingkan akan
diperoleh
sin i v 1
=
sin r v 2
Pada peristiwa pembelokan cahaya dari medium 1 ke medium 2 ini besaran frekuensi
cahaya tetap atau tidak mengalami perubahan. Karena v = .f maka berlaku pula,
sin i λ 1
=
sin r λ 2
sin i n 2 v 1 λ1
= = =
Sehingga berlaku persamaan pembiasan sin r n 1 v 2 λ2
Dengan keterangan,
Contoh Soal:
1. Cepat rambat cahaya di medium A besarnya 2 x 108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di
ruang hampa 3 x 108 m/s, berapakah indeks bias mutlak medium itu?
Penyelesaian:
Diketahui :
n1 = 1
v1 = 3 x 108 m/s
v2 = 2 x 108 m/s
Ditanya : n2 = ?
Jawab :
n2 v1
=
n1 v2
n2 = 1,5
2. Seberkas cahaya datang dari udara (nu = 1) ke dalam air (na = 1,33) dengan sudut
datang 30°. Tentukan besar sudut bias!
Penyelesaian
Diketahui : nu = 1
na = 1,33
i = 30°
Jawab : Berkas sinar berasal dari udara menuju air, berarti n = n = 1 dan n = n =1,33.
1 u 2 a
sin i n 2
=
sin r n 1
0
sin 30 1,33
=
sin r 1
0,5
=1 , 33
sin r
0,5
sin r = 1,33
r = 22,1°
3. Cepat rambat cahaya di dalam kaca 2,00 x 108 m/s dan cepat rambat cahaya di dalam
air 2,25 x 108 m/s.
Tentukan:
a) indeks bias relatif air terhadap kaca
b) indeks bias relatif kaca terhadap air
Penyelesaian:
Jawab :
v kaca
a) nair-kaca
= v air
2.00 x108
= 2 ,25 x108
= 0,89
4. Berkas sinar merambat di udara dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan frekuensi 4,62 x
4
na = n2 = 3
Ditanya : a) λu = ?
b) λa = ?
Jawab : a) c = λ.f
λu = 6,5 x10-7 m
Jadi, panjang gelombang cahaya di udara adalah λ1 = 6,5 x 10-7 m.
b) Panjang gelombang cahaya di dalam air (λ ) bila panjang gelombang cahaya
2
λ2 = 4,86 x 10-7 m.
Pemantulan Total
Bila sudut datang terus diperbesar, maka suatu saat sinar bias akan sejajar dengan bidang
yang berarti besar sudut biasnya (r) 90°. Tidak ada lagi cahaya yang dibiaskan,
seluruhnya akan dipantulkan. Sudut datang pada saat sudut biasnya mencapai 90° ini
disebut sudut kritis atau sudut batas. Pemantulan yang terjadi disebut pemantulan total
atau pemantulan sempurna. Persamaan sudut kritis sebagai berikut.
sin i n 2
=
sin r n 1
sin i k n2
0
=
sin 90 n1
n2
sin ik = n1
Keterangan
Contoh:
Berkas sinar datang dari intan ke udara. Bila indeks bias intan = 2,4 dan indeks bias
udara = 1 tentukan sudut kritis pada intan!
Penyelesaian:
Diketahui : n1 = 2,4
n2 = 1
Jawab : n2
sin ik = n1
1
sin ik = 2,4 = 0,417
ik = 24,6°
Jadi, sudut kritis untuk intan adalah 24,6°. Artinya bila sinar datang dari intan menuju
udara dengan sudut datang lebih besar dari 24,6°, maka sinar-sinar tersebut akan
dipantulkan kembali ke intan. Oleh karena itu, intan dibentuk sedemikian sehingga
hampir semua sinar datang ke permukaannya membentuk sudut yang lebih besar dari
24,6° sehingga sinar yang datang ke intan setelah masuk ke permukaan dalamnya akan
dipantulkan sempurna. Akibatnya intan tampak berkilauan.
Pemantulan total diterapkan pada banyak alat optik antara lain periskop, teleskop,
mikroskop, dan teropong binokuler. Dewasa ini dikembangkan pemakaian serat optik.
Latihan
Kerjakan di buku tugasmu!
1). Seberkas cahaya terang dari udara memasuki air dengan indeks bias air 4/3.
Apabila sudut datang cahaya 300. Tentukan:
a) Cepat rambat cahaya di air
b) Sudut bias cahaya
c) Lukis pembiasan sinar
2). Sinar datang dari kaca ke air dengan sudut datang 45 0. Indeks bias kaca dan
indeks bias air berturut-turut 3/2 dan 4/3. jika panjang gelombang sinar dalam
kaca adalah 4000 Å, tentukan : (1 Å = 10-10 m)
a) Sudut bias
b) Panjang gelombang dalam air
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang dibatasi oleh sisi-
sisi yang sejajar.
Cahaya dari udara memasuki sisi pembias kaca plan paralel akan dibiaskan mendekati
garis normal. Demikian pula pada saat cahaya meninggalkan sisi pembias lainnya ke
udara akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pengamat dari sisi pembias yang
berseberangan akan melihat sinar dari benda bergeser akibat pembiasan. Sinar bias akhir
mengalami pergeseran sinar terhadap arah semula.
i1
d
D
s t
B C
dengan keterangan
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
Contoh soal:
Seberkas sinar memasuki balok kaca dari udara (nu = 1) dengan sudut datang i = 30°.
Bila indeks bias balok kaca 1,52 dan ketebalannya 4 cm tentukan jarak pergeseran
sinar setelah sinar yang masuk itu keluar dari balok kaca!
Penyelesaian:
Diketahui :
i = 30º
n1 = nu = 1
n2 = nk = 1,52
d = 4 cm
Ditanya : t = ?
Jawab:
n1 sin i = n2 sin r
n1
sin r = n2 sin i
1 1
= 1,52 .sin 30° = 1,52 . 0,5
sin r = 0,33
d . sin(i1−r 1 )
t=
cosr 1
0 0
4 x sin(30 −19 ,2 )
0
t = cos19 , 2 = 0,79 cm.
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
Prisma juga merupakan benda bening yang terbuat dari kaca, kegunaannya
antara lain untuk mengarahkan berkas sinar, mengubah dan membalik letak bayangan
serta menguraikan cahaya putih menjadi warna spektrum (warna pelangi).
Cahaya dari udara memasuki salah satu bidang pembias prisma akan dibiaskan dan pada
saat meninggalkan bidang pembias lainnya ke udara juga dibiaskan.
sini 1 n ud
=
pada bidang pembias II : sinr 2 n k
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang dan sinar bias
prisma.
Pada saat i1 = r2 dan r1 = i2, sudut deviasi menjadi sekecil-kecilnya disebut sudut Deviasi
Minimum ( δ ).
m
Karena i1 = r2 δ=i 1 +r 2 −β
δm=i 1 +i 1−β
δm+β =2i 1
δm +β
i 1=
2
dan r1 = i2 β=r 1 +i 2
β=r 1 +r 1
β
β=2r 1
r1=
2
sini 1 n2
=
sehingga : sinr 1 n1
untuk prisma dengan sudut pembias β ≤ 150, sudut deviasi minimum ditentukan
tersendiri. Karena sudut deviasi menjadi sangat kecil (δm) sehingga nilai sin α = α.
Akibatnya persamaan Hukum Snellius di atas berubah dari,
δm+ β
sin( ) n
2 2
=
β n1
sin( )
2
δm+ β
( ) n
2 2
=
β n1
( )
2
δm + β n2
=
β n1
n2
δ m= β−β
n1
n2
δ m=( −1) β
n1
Contoh :
1. Sebuah prisma dengan sudut pembias 600 mempunyai indeks bias 1,67. Hitung
a. Sudut deviasinya jika sudut datangnya 600.
b. Sudut deviasi minimum
c. Sudut deviasi minimum jika sudut pembias prisma
100.
Penyelesaian
β = 60o a) = …. ? i1 = 60o
n2 = 1,67 b) m = …. ?
n1 = 1 c) m = …. ? β = 10o
Jawab :
Arfan Fitriyadi, S.Si. 297
a) = i1 + r2 – β β = i2 + r1
= 60o + 53,28 – 60o 60o = i2 + 31,23o
= 53,28o i2 = 60o – 31,23o
i2 = 28,77o
r1 = 31,23o
sin m
2
n prisma
sin
b) 2 = n uara
n prisma
sin m
2 = n uara . sin 2
60 o 1,67 60 o
sin m
2 = 2 . sin 2
m 60 o
sin
2 = 1,67 . sin 30o
60 o
sin m
2 = 1,67 . 0,5
60 o
sin m
2 = 0,835
n2
1
n
c) β = 10o → m = 1 β
n prisma
1
n
m = udara β
1,67
1
m = 1 10o = 0,67 . 10 = 6,7o
2. Sebuah prisma (np = 1,50) mempunyai sudut pembias β = 10°. Tentukan deviasi
minimum pada prisma tersebut!
Penyelesaian:
Karena sudut pembiasnya β < 15° gunakan persamaan deviasi minimum
m = (n21– 1). β
Diketahui : n1 = nu = 1
n2 = np = 1,50
β = 10°
Ditanya : m = ?
Jawab :
m = (n21– 1) β
n2
1
n
= 1 β
= (1,5 – 1) 10°
m = 5°.
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
Permukaan lengkung lebih dikenal sebagai Lensa tebal, dalam kehidupan sehari-hari
dapat diambilkan contoh, antara lain :
- Akuarium berbentuk bola
- Silinder kaca
- Tabung Elenmeyer
- Plastik berisi air di warung makan
Sinar-sinar dari benda benda yang berada pada medium 1 dengan indeks bias mutlak n1 di
depan sebuah permukaan lengkung bening yang indeks bias mutlaknya akan dibiaskan
sehingga terbentuk bayangan benda. Bayangan ini bersifat nyata karena dapat ditangkap
layar.
n1 n2 n −n
[ +
s s' ][
= 2 1
R ] (Coba buktikanlah persamaan tersebut!)
Dengan keterangan,
n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung
n2 = indeks bias permukaan lengkung
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung
Syarat : R = (+) jika sinar datang menjumpai permukaan cembung
R = (-) jika sinar datang menjumpai permukaan cekung
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga ada perjanjian tanda
berkaitan dengan persamaan-persamaan pada permukaan lengkung seperti dijelaskan
dalam tabel berikut ini.
Sinar dari benda AB dan menuju permukaan lengkung dibiaskan sedemikian oleh
permukaan tersebut sehingga terbentuk bayangan A'B'. Bila tinggi benda AB = h dan
tinggi bayangan A'B' = h', akan diperoleh
h
tan i = s atau h = s tan i dan
h'
tan r = s' atau h’ = s’ tan r
s' sin r
sehingga M = s sin i
sin i n2 sin r n1
= =
Karena sin r n1 atau sin i n2 maka diperoleh persamaan
perbesaran pada permukaan lengkung sebagai berikut.
s' n
| 1|
M = s n2
n1 n2 n −n
pertama (s = f1) sehingga dari persamaan permukaan lengkung
[ +
s s' ][
= 2 1
R ]
n1 n2 n2 −n1 n1 n 2−n 1
di peroleh
[ f1 ~
+
][
=
R ] , sehingga
[ ][
f1
+0 =
R ] atau
1 n2 −n1
=
f n1 R
n1 R
Sehingga jarak fokus pertamanya sebesar, f1 = n2 −n1
Fokus kedua (F2) permukaan lengkung adalah titik pertemuan sinar-sinar bias apa bila
sinar-sinar yang datang pada bidang lengkung adalah sinar-sinar sejajar. Artinya benda
berada jauh di tak terhingga (s = ) sehingga dengan cara yang sama seperti pada
penurunan fokus pertama di atas, kita dapatkan persamaan fokus kedua permukaan
lengkung.
n2 R
f2 = n2 −n1
Contoh soal:
1. Jari-jari salah satu ujung permukaan sebuah silinder kaca (nkaca = 1,5) setengah bola
adalah 2 cm. Sebuah benda setinggi 2 mm ditempatkan pada sumbu silinder tersebut
pada jarak 8 cm dari permukaan itu. Tentukan jarak dan tinggi bayangan bila silinder
berada:
a) di udara (nudara = 1)
4
b) di air (nair = 3 )
a. Diketahui n1 = nu = 1
n2 = nkaca = 1,5
s = 8 cm
h = 2 mm = 0,2 cm
R = +2 cm (R bertanda positif karena permukaan
cembung)
Ditanya : s' dan h'
Jawab :
n1 n2 n −n
[ +
s s' ][
= 2 1
R ]
1 1,5 1,5−1
[ +
8 s' ][
=
2 ]
1,5 1 1
= −
s' 4 8
s’ = 1,5 x 8 = 12 cm
s' n 1
| |
M = s n2
12 x 1
| |
M= 8 x 1,5
M = 1 kali
h'
M= h
h’ = 2 mm
b.Diketahui n1 = nair =
: n2 = nkaca = 1,5
s = 8 cm
h = 2 mm = 0,2 cm
R = + 2 cm (R bertanda positif karena permukaan
cembung)
Ditanya : s' dan h'
Jawab :
s' = -1,5 x 12 = -18 cm
s' n
| 1|
M = s n2
-18 x 4/3
| |
M= 8 x 1,5
M = 2
h'
M= h
h'
1= 2
Penyelesaian:
DDiketahui : n1 = nkaca = 1,5 (benda ada di dalam permukaan lengkung)
n2 = nudara = 1
s = 24 cm
R = 18 cm ( bertanda positif karena permukaan cembung)
Ditanya : s’ dan h’
Jawab :
s' n 1
| |
M = s n2
-11,08 x 1,5
| |
M = 1 x 24
M = 0,69
h'
M= h
h’ = 0,69 mm
3. Seekor ikan berada di dalam akuarium berbentuk bola
dengan jari-jari 30 cm. Posisi ikan itu 20 cm dari dinding
akuarium dan diamati oleh seseorang dari luar akuarium
pada jarak 45 cm dari dinding akuarium. Bila indeks bias
a. Menurut orang (orang melihat ikan), berarti berkas sinar datang dari ikan ke mata
orang)
Diketahui :
n1 = nair =
n2 = nudara = 1
s = 20 cm
R = -30
s’= -18 cm
Jadi menurut orang, jarak ikan ke dinding akuarium menurut orang hanya 18 cm
(bukan 20 cm!). s’ - menyatakan bayangan ikan maya.
Berarti menurut orang, jarak orang ke ikan adalah 45 cm + 18 cm = 63 cm (bukan 65
cm!).
b. Menurut orang (ikan melihat orang), berkas sinar datang dari orang ke mata ikan
Diketahui :
n1 = nudara = 1
n2 = nair =
s = 45 cm
R = +30
(R bertanda positif karena sinar datang dari orang menembus permukaan cembung
akuarium ke mata ikan)
Ditanya : s’
= -120 cm
Jadi menurut ikan, jarak orang ke dinding akuarium bukan 45 cm melainkan 120 cm.
Jarak orang ke ikan menurut ikan sama dengan 20 cm + 120 cm = 140 cm. Ikan
merasa orang masih sangat jauh dari jarak yang sebenarnya.
Penyelesaian
Diketahui:
Ditanya :
Jawab :
n2 = nudara
s = 50 cm
n1 n 2 n 2 n1 1 1 4
1
S S1 = R S = 225 – 150
4 1 4 1 4 24
3 1 3 1
S = 900 – 150
50 S1 = 75
1 20
4 1 1 1
S = 900
1 3
150 S = 75
900
4 1
1
1 S1 = 20 = - 45 cm
150 S = 225
n2 = nair
S = 100 cm
4 4 1 4 5
1
3 3 1
3S = 900
100 S1 = 75
-15S1 = 3600
1 4 1
1
100 3S = 225 3600
S1 = 15
4 1 1
3S1 = 225 – 100 S1 = –240 cm
5.
Permukaan salah satu balok gelas berbentuk setengah bola cekung dengan jari-jari 20
cm. sebuah benda tegak berada 30 cm di depan permukaan lengkung tersebut pada
sebuah balok. Tentukan letak dan perbesaran bayangan (ngelas = 1,5)]
Penyelesaian
Dik : R = – 20 cm
s = 30 cm
n1 = 1 ( udara )
n2 = 1,5 ( glass )
Dit : s1= …. ?
M = …. ?
Jawab :
= – 25,71 cm
Latihan
indeks biasnya . Seekor ikan di dalam akuarium itu berada pada jarak 40
cm dari dinding akuarium dan diamati oleh orang di luar akuarium 90 cm
dari dinding akuarium tersebut. Tentukanlah jarak orang ke ikan:
a) menurut orang
b) menurut ikan
2. Tentukan jarak fokus suatu permukaan lengkung dari kaca (nkaca = 1,5)
yang berjari-jari 15 cm di udara.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan dan minimal salah satu
permukaannya itu merupakan bidang lengkung. Lensa tidak harus terbuat dari kaca yang
penting ia merupakan benda bening (tembus cahaya) sehingga memungkinkan terjadinya
pembiasan cahaya. Oleh karena lensa tipis merupakan bidang lengkung. Ada dua macam
kelompok lensa :
Untuk memudahkan pembuatan diagram lensa digambar dengan garis lurus dan tanda di
atasnya, untuk lensa cembung di tulis (+) dan lensa cekung (–). Untuk lensa memiliki dua
titik fokus.
Seperti pada cermin lengkung, pada lensa dikenal pula berkas-berkas sinar istimewa.
(1).Sinar datang sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan melalui titik fokus.
(2).Sinar datang melalui titik fokus lensa, dibiaskan sejajar sumbu utama.
(3).Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
(1).Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus.
(2).Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus lensa dibiaskan sejajar sumbu utama.
(3).Sinar datang melalui titik pusat lensa tidak dibiaskan melainkan diteruskan.
Untuk lensa nomor ruang untuk benda dan nomor-ruang untuk bayangan dibedakan.
nomor ruang untuk benda menggunakan angka Romawi (I, II, III, dan IV), sedangkan
untuk ruang bayangan menggunakan angka Arab (1, 2, 3 dan 4) seperti pada gambar
berikut ini:
Latihan
maka
[ +
OB BI1 ][
=
R1 ]
Pada permukaan lengkung ADC , sinar dari lensa ke medium n1, s = -DI1, s’ = DI2
n2 n n −n
maka
[ + 1 = 1 2
-DI1 DI2 -R2 ][ ]
Karena dianggap lensa tipis maka ketebalan BD diabaikan, sehingga BI 1 = DI1 dan saling
meniadakan karena berlawanan tanda . Apabila kedua persamaan dijumlahkan diperoleh :
n1 n1 n2−n1 n1 −n 2
[ +
OB DI2 ][ ] [ ]
=
R2
+
−R1
n1 n1 n2 −n1 n1 −n 2
[ +
s s'
=
R2 ][ ] [ ] +
−R1
n1 n1 n2 −n1 n2 −n 1
[ s
+
s' ][ ] [ ]
=
R2
+
R1
n1 n1 n −n1 1 1
( +
s s'
= 2
R2 )( )( +
R1 R 2 )
Semua ruas dibagi dengan n1 akan diperoleh persamaan lensa tipis sebagai berikut.
n2
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
Jarak fokus lensa (f) adalah jarak dari pusat optik ke titik fokus (F). Jadi
bila s = ~ bayangan akan terbentuk di titik fokus (F), maka s’= f.
n2
( 1s +s'1 )=( n −1)( R1 + R1 )
1 1 2
1 1 n 1 1
( )(
+ = 2 −1
~ f n1 )( +
R1 R 2 )
1 n 1 1
1
Karena ~ = 0 maka rumus jarak fokus lensa :
f
= 2 −1
n1 ( )( +
R1 R 2 )
1 1 n 1 1
Bila persamaan
( )(
+ = 2 −1
s s' n1 )( +
R1 R 2 ) disubstitusikan dengan persamaan
1 n 1 1
f ( )(
= 2 −1
n1
+
R1 R 2 ) maka akan didapat persamaan baru yang dikenal sebagai
persamaan pembuat lensa, yaitu
1 1 1
= +
f s s1
Dengan keterangan,
n1 = indeks bias medium sekeliling lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa
R = bertanda (+) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cembung
R = bertanda (-) jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk cekung
R= ∞ jika permukaan lensa yang dijumpai berbentuk datar
5. Perbesaran bayangan
Untuk menentukan perbesaran bayangan lensa tipis dapat menggunakan persamaan
sebagai berikut.
s 1 h'
M=| |=| |
s h
Dengan keterangan,
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
h = tinggi benda
h' = tinggi bayangan
M > 1 = bayangan diperbesar
M < 1 = bayangan diperkecil
s1 (+) = bayangan nyata
s1 () = bayangan maya
Daya Lensa adalah kekuatan lensa dalam memfokuskan lensa. Daya lensa berkaitan
dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar)
suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan
Suatu lensa gabungan merupakan gabungan dari dua atau lebih lensa dengan sumbu
utamanya berhimpit dan disusun berdekatan satu sama lain sehingga tidak ada jarak
antara lensa yang satu dengan lensa yang lain (d = 0).
1 1 1 1
= + + +. . ..
f gab f 1 f 2 f 3 dan daya lensa sebagai berikut.
Pgab=P1 +P2 +P 3 +. .. .
Berlaku ketentuan untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f) bertanda plus,
sedangkan untuk lensa negatif (lensa cekung), jarak fokus bertanda minus.
Penyelesaian:
Diketahui : f1 = +6 cm
f2 = -8 cm
f3 = +10 cm
Jawab:
120
fgab = 17 = 7,06 cm
1
= 7,06 cm
100
= 7,06 m
P = 14,17 dioptri.
Penyelesaian
Diket : Bikonveks
R1 = 80 cm n2 = 1,56
R2 = 40 cm n1 = 1
Dit : f = …. ?
P = …. ?
Jawab :
n2 1 1 1
1
f = ( ) (
n1
=1 +
R 1 R2 ) P = f meter
atau
1 1, 56 1 1
f = ( 1
−1) ( +
80 40 ) 100
P = f ( cm )
1 3 1,68
f = 0,56 (80 ) = 80 100 100
P= f = 47,62 = 2,09 dioptri
Penyelesaian
Diket : R1 = 12 cm S = 15 cm
R2 = 36 cm S1 = 72 cm ( nyata )
n1 = 1
Jawab :
1 1 1 n2 1 1
f = S + S1
1
f =
( ) (
n1
−1 +
R 1 R2 )
1 1 1
n2
f = 15 + 72
1 24 5
29
360 = ( ) (121 +361 )
1
−1
f = 360 + 360
1 29
29
360 = ( n 2−1 ) (363 + 361 )
f = 360 29 4
360 = ( n 2−1 ) . 36
1 360
f = 29 = 12,41 cm 29 1
360 = ( n 2−1 ) . 9
29 9
n2 – 1 = 360 . 1
29
n2 – 1 = 40
29 69
n2 = 40 + 1 = 40 = 1,725
4. Jarak fokus lensa gelas ( n = 1,5 ) di dalam alkohol ( n = 1,35) adalah 45 cm.
Hitung jarak fokus dan kuat lensa tersebut di udara.
Jawab : di alkohol
n2 1 1
1
f ( ) ( )
=
n1
−1 +
R 1 R2
alkohol
g ng 1 1
1
45 ( ) ( )
=
nalk
−1 +
R 1 R2
1 1
1
45 (1,51,35 −1) ( )
=
+
R 1 R2
150 135 1 1
1
45 ( =
) ( )−
135 135
+
R 1 R2
1 1
1
45
15
= 135
( ) .
+
R 1 R2
1 1
1
45
1
= 9 .
( ) +
R 1 R2
1 1
( ) +
R 1 R2
1
= 45 .
9 1
1 = 5
di udara
n2 1 1
1
f =
( ) (
n1
−1 +
R 1 R2 )
udara
Penyelesaian
Diket : Plan Konkaf
f = - 25 cm
R1 = ~
R2 = - 12 cm ( berbentuk cekung )
R1 R2 n1 = 1
udara
Dit : n2 = …. ?
Jawab :
n2 1 1
1
f =
( ) (
n1
−1 +
R 1 R2 )
n2
1
−25 =
( ) ( 1¿ +-121 )
1
−1
1
−25 = ( n 2−1 ) (0+121 )
1 1
−25 = ( n 2−1 ) .
(− )
12
a. fokus lensa
b. kuat lensa
c. perbesaran bayangan jika sebuah benda diletakkan pada jarak 50 cm.
Penyelesaian
Dit : a. f = …. ?
b. P = …. ?
c. M = …. ? s = 50 cm
Jawab :
n2 1 1
1
a) f =
( ) (
n1
−1 +
R 1 R2 )
=
(1,61 −1) . ( −101 +121 )
6 6 5
10 . ( 60 60 )
− +
=
1 1
f =
( 100 )
−
f = -100 cm = -1 m
1 1
b) P = f = -1 = -1 dioptri
1
1 1 1 S
| |
c) f = S + S
1
M= S
1 1 1 −100/3
− | |
100 = 50 + S
1
M= 50
1 1 1 2
−
S1 = 100 – 50 M= 3 X
1 1 2
−
S1 = 100 – 100
1 3
−
S1 = 100
100
−
S1 = 3 cm
a. Jarak fokus
b. Kekuatan lensa
c. Indeks bias lensa
Penyelesaian
Dit : a. f = …. ?
b. P = …. ?
c. n2 = …. ?
Jawab :
1 1 1 100
1
a). f = S + S b). P = f
1 1 100
cm
= 24 + 24 P = 12
2 25
= 24 P= 3
1 1 1
f = 12 P = 8 3 dioptri
f = 12 cm
n2 1 1
c)
1
f =
( ) (
n1
−1 +
R 1 R2 )
n2
1
12 =
( ) ( 19 + 181 )
1
−1
1 2 1
12 = ( n 2−1 ) ( +
18 18 )
1
12 = ( n 2−1 ) . (183 )
1
12 = ( n 2−1 ) . ( 16 )
Arfan Fitriyadi, S.Si. 330
1 6
n2 – 1 = 12 . 1
1
n2 = 2 +1
n2 = 1,5
Latihan
2. Sebuah lensa tipis bikonveks mempunyai jarak fokus 8 cm. Sebuah benda
yang tingginya 2 cm diletakkan di depan lensa itu. Tentukan posisi dan tinggi
bayangan yang terbentuk jika benda diletakkan pada jarak a. 12 cm dan dan b. 20 cm!
udara. Hitung jarak fokusnya jika lensa tersebut dicelupkan dalam air n = !
1 1 1 1 1 1
= + = +
f 1 s1 s 11 f 2 s2 s 12
Lensa I : Lensa II :
1 1
s1 s2
M 1=| | M 2=| |
s1 s2
jarak kedua lensa :
1
d=s1 +s 2
Perbesaran bayangan akhir :
M = M1 . M2
s 11 s 12
M =| . |
s1 s2
Contoh
Tentukan
Diketahui:
RA = 40 cm = RB = 40 cm
d = RA + RB = 80 cm
s A = 25 cm
Ditanya:
a. s'A ?
Jawab:
a.
s'A = 100 cm
b. d = s’A + sB
80 = 100 + sB
sB = 80 – 100 = 20 cm
s'B = 10 cm.
c.
Tujuan :
Untuk menyelidiki jarak fokus dan sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cembung lakukanlah eksperimen berikut ini.
1 = Bangku optik
2 = Lilin sebagai benda
3 = Lensa cembung
4 = Kertas putih sebagai layar
Petunjuk Teknis :
Aturlah posisi lensa dan lilin pada jarak tertentu (s). Pastikan bayangan lilin
terbentuk di layar.
Carilah bayangan api lilin yang tampak paling terang di layar lalu ukurlah jarak
dari lilin ke layar yang merupakan jarak bayangan (s’).
Amati pula bayangan api kecil pada layar, apakah tampak terbalik atau tegak,
diperbesar atau diperkecil.
Lakukanlah langkah-langkah di atas berulang-ulang untuk jarak benda (s) yang
berbeda-beda. Masukkan data yang Kamu peroleh ke dalam table..
1. M a t a
Gambar 35
Mata sebagai alat
optik
a. Bagian-bagian mata
Mata merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dan merupakan bagian dari
lima panca indera kita. Tanpa mata orang tidak akan pernah menikmati keindahan dunia
ini. sudah sewajarnyalah kita patut bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi anugrah
yang luar biasa ini. dengan bantuan mata kita dapat membedakan benda berdasarkan
tingkat kecerahan, bentuk, tekstur, kedalaman, tingkat tembus pandang, gerakan dan
ukuran benda.
Keterangan:
Sklera atau selaput putih merupakan bagian luar yang melindungi susunan mata
bagian dalam yang lembut.
Retina adalah bagaian syaraf yang sangat sensitif terhadap cahaya.
Lensa mata (lensa cembung) berfungsi untuk memusatkan cahaya yang masuk
ke dalam mata
Iris merupakan bagian otot yang dapat mengatur sinar yang masuk ke mata,
menambah atau mengurangi cahaya yang masuk ke mata.
Pupil (biji mata) yaitu lubang yang memungkinkan cahaya masuk
Kornea merupakan lapisan pelindung mata yang jernih
Syaraf optik atau syaraf penglihatan berfungsi untuk menghantarkan sinyal-
sinyal (isyarat-isyarat) listrik ke otak. Di otak sinyal tersebut diolah, kemudian
timbul pesan informasi dari apa yang dilihat.
Beberapa istilah yang perlu diketahui terlebih dahulu pada mata diantaranya:
Berikut ini gambar pembentukan bayangan benda pada retina, lensa mata berfungsi
sebagai lensa cembung.
Bayangan benda
Benda
F 2F
2F F O
Semua benda yang teramati terletak di ruang III yaitu berjarak lebih besar dari 2 F.
Sifat-sifat bayangan yang terbentuk di retina :
1. Nyata
2. Terbalik
3. Diperkecil
4. Di ruang II
Perhitungan untuk hubungan antara jarak fokus mata, jarak benda dan jarak bayangan
benda atau jarak retina ke lensa mata dapat menggunakan rumus sebagai berikut.
1 1 1
+
f = s s'
Latihan.
2. Sebutkan nama bagian dan kegunaan dari bagian mata yang berwarna putih, biru,
orange, kuning dan abu-abu dari penampang mata berikut ini!
4. Sebuah benda dilihat oleh mata normal yang memiliki jarak fokus 5 cm pada
jarak 4 meter. Tentukan jarak retina ke lensa mata!
5. Bagaimana bayangan yang terjadi jika benda yang diamati mata terletak di ruang
II (antara F dan 2F) ?, di ruang I (antara O dan F)?
c. Cacat Mata
Mata normal (Emetropi) adalah mata yang dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi
bayangan jatuh tepat pada retina dan memiliki titik dekat 25 cm, serta titik jauh tak
terhingga ().
Mata dinyatakan cacat biasanya karena berkurangnya daya akomodasi mata atau kelainan
bentuk mata. Seseorang yang mengalami kelainan atau ketidak normalan pada daya
akomodasi matanya misalkan tidak bisa melihat jauh, tidak bisa melihat dekat atau tidak
mampu membedakan garis lurus maka orang tersebut dikatakan mengalami cacat mata
atau ametropi. Cacat mata semacam ini dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata,
lensa kontak ataupun dengan jalan operasi.
Agar dapat melihat normal orang yang mengalami cacat mata ini dapat ditolong dengan
menggunakan kaca mata berlensa negatif (divergen) dengan kekuatan lensa sebesar
100
P=−
f
1 1 1
+
f = S S'
1 1 1
+
f = ~ −PR , dimana f ( satuan cm.)
1
P=−
atau f , f ( satuan meter.)
S=~ ,
S’ = -PR
Contoh:
Seseorang memiliki titik jauh 200 cm. Berapakah kekuatan lensa kaca mata orang
tersebut agar ia dapat melihat dengan normal.
Penyelesaian :
Ditanya : P = ….dioptri
100
P=−
Jawab f
1 1 1
+
f = S S'
1 1 1
+
f = ~ −PR
1 1 1
+
f = ~ −200
1 1
0+
f = −200
f = -200 cm
100
P=−
200 = - 0,5 dioptri
Seseorang yang menderita rabun dekat atau dikatakan berpenglihatan jauh (terang jauh)
biasanya memiliki titik dekat lebih dari 25 cm, sedangkan titik jauhnya tidak berubah
tetap pada jarak yang tak terhingga. Hal ini terjadi karena lensa mata kurang mampu
mencembung sebagaimana mestinya sehingga berkas cahaya yang datang dari jarak dekat
akan berpotongan di belakang retina.
Rabun Dekat
Agar dapat melihat normal kembali maka penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan
menggunakan kaca mata berlensa positif (konvergen) dengan kekuatan lensa sebesar
100
P=−
f , f dalam cm
1
P=
atau f ; dimana f dalam satuan m.
1 1 1
+
f = S S'
1 1 1
+
f = s −PP
dengan
S’ = -PP
Contoh:
Seseorang penderita rabun dekat (hipermetropi) mempunyai titik dekat 50 cm. Berapa
kuat lensa kaca mata yang harus digunakan agar:
Penyelesaian :
Diketahui : PP = 50 cm.
1 1 1
+
f = 25 −PP
1 1 1 2 1 1
+ +
f = 25 −50 = 50 −50 = 50
1 1
f = 50
f = 50 cm.
100
jadi P = 50 = 2 dioptri
b. S = 30 cm
1 1 1
+
f = 30 −PP
1 1 1 5 3 2
+ −
f = 30 −50 = 150 150 = 150
1 2
f = 150
f = 75 cm
100
jadi P = 75 = 4/3 dioptri
Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap
atau kacamata bifokal ( kacamata dua fokus)
Gambar 41:
+ + Kacamata bifokal
4) Astigmatisme (Silindris)
Orang yang menderita cacat mata silindris tidak mampu melihat garis garis yang vertikal
atau horisontal secara bersama-sama. Hal ini disebabkan karena lensa mata tidak
berbentuk sferik (irisan bola) melainkan agak melengkung di bagian tertentu. Cacat mata
astigmatisme juga memfokuskan sinar sinar pada bidang vertikal lebih pandak daripada
sinar-sinar pada bidang horisontal.
Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan bantuan kacamata silindris sehingga dapat
membentuk bayangan yang jelas pada bagian retinanya.
Gambar 42. katarak pada mata bukanlah cacat mata karena kelainan daya akomodasi mata, melainkan karena pengapuran pada k
Info sains
1. Seseorang penderita miopi memiliki titik jauhnya 100 cm. Berapa kekuatan lensa kaca
matanya agar dapat melihat benda yang jauh.
2. Titik dekat mata seorang siswa terletak pada jarak 120 cm di depan mata. Untuk dapat
melihat dengan jelas suatu benda yang berjarak 30 cm di depan mata, berapa kekuatan
lensa kaca mata yang ia perlukan.
3. Pak Pris, seorang guru fisika memakai kaca mata lensa rangkap (bifocal) dengan ukuran
– 0,5 dioptri dan 2 dioptri. Jika Pak Pris melepas kaca matanya berapa jarak terdekat dan
terjauh yang dapat dilihat dengan jelas oleh matanya.
2. Kamera
Untuk merekam gambar suatu obyek, tempat, atau peristiwa orang biasanya
menggunakan kamera. Bagian-bagian pada kamera sangat mirip dengan mata. Lensa
kamera sama fungsinya dengan lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan
bayangan, diafragma kamera sama fungsinya dengan pupil yang berfungsi sebagai
pengatur cahaya yang masuk, film pada kamera sama fungsinya dengan retina pada mata.
Perbedaan yang ada hanya pada cara memfokuskan bayangan. Pada lensa mata punya
daya akomodasi untuk mencembung dan memipihkan lensa tetapi kalau pada kamera
untuk dapat memfokuskan bayangan lensa harus diubah-ubah jaraknya terhadap film.
Lensa
film
Benda bayangan
Gambar 45: Hasil gambar dari sebuah kamera, peluru yang ditembakkan pada telur
F 2F
2F F O
1 1 1 S'
+ | |
Pada kamera berlaku rumus lensa, f = S S' dan perbesarannya : M = S
h'
| |
= h
1
p=
Kekuatan lensa dirumuskan sebagai berikut : f , satuannya m-1 atau dioptri.
a. Kamera Pin hole
Pin
h h’
S S’
Gambar 48: skema kamera pinhole
h s
h' = s'
Contoh Soal:
Sebuah kamera pin hole digunakan untuk melihat sebuah gedung yang tingginya
15 m. Jika jarak kamera ke gedung 60 m dan panjang kamera 25 cm. Hitunglah
tinggi bayangan gedung pada kamera.
Penyelesaian :
Ditanya : h’ = ….?
h S 15 60
Jawab : h' = S' → h' = 0,25' → h’ = 0,0625 m = 6,25 cm
b. Kamera Digital
Pada jaman sekarang banyak digunakan kamera digital yang tidak menggunakan
lensa maupun prisma. Sehingga tidak terjadi proses pembiasan cahaya. Fungsi
peralatan optika untuk merekam objek digantikan dengan peralatan elektronik
digital dengan layer LCD.
Latihan.
Benda
Lup
Lup terdiri dari sebuah lensa cembung. Gunanya untuk melihat benda-benda kecil agar
tampak lebih besar dan jelas.
Dalam penggunaan lup seseorang harus menempatkan benda yang akan dilihat pada
ruang satu (antara lensa dan fokus lensa) sehingga akan dihasilkan bayangan yang
diperbesar dan maya.
2f f 0f 2f jadi s≤f
jika s < f dikatakan lensa mata berakomodasi
tegak,
diperbesar,
di ruang IV
Perbesaran yang dihasilkan oleh lup adalah perbesaran anguler atau perbesaran sudut
yang besarnya secara umum di tuliskan dalam persamaan
M γ =s
n ( −s'1+d + 1f + −s'+d
−d
) dengan
Mγ : perbesaran sudut lup PP : titik dekat mata , PR: titik jauh mata
catatan:
1. Untuk Mata berakomodasi maksimum maka −s '+d= PP, bayangan jatuh pada
titik dekat mata (PP)
3. tak berakomodasi maka −s '+d= PR, bayangan jatuh pada titik jauh mata (PR)
4. Untuk mata menempel pada kaca lup atau d ( jarak mata ke lup) diabaikan maka
rumus perbesaran (M) menjadi :
25 h'
M = f + 1. dimana M = Perbesaran Lup dan M = h
Ditanya : h’ = ….?
Jawab : a. berakomodasi maksimum
h'
M= h →h’ = M . h
25
M= f +1
25
M = 10 + 1 =3,5
h’ = M . h = 3,5 . 50 mm = 175 mm
b.tidak berakomodasi
h'
M= h →h’ = M . h
25 25
M = f → M = 10 =2,5
h’ = M . h = 2,5 . 50 mm = 125 mm
Latihan
Jawablah di buku latihanmu!
4. Mikroskop
Untuk melihat benda-benda yang sangat kecil atau renik tidak cukup hanya dengan lup
saja. Untuk itu dalam penelitiannya Antonie Van Leeuwenhoek (1632-1723) menemukan
sebuah alat yang dapat digunakan untuk mengamati benda-benda renik yang disebut
dengan mikroskop.
Sebuah mikroskop terdiri atas susunan dua buah lensa cembung. Lensa cembung yang
dekat dengan denda yang diamati disebut dengan lensa obyektif, sedangkan lensa yang
dekat dengan mata disebut dengan lensa okuler. Jarak fokus lensa okuler dibuat lebih
besar daripada lensa obyektifnya.
Sebuah mikroskop selalu memiliki jarak fokus okuler (fok) yang lebih besar dari pada
jarak fokus obyektif ( fob)
Jadi,
fok fob
Fob 2Fob
Fok O
2Fob Fob O Fok
2Fok
Semua benda yang diamati pada mikroskop terletak di ruang II lensa obyektif yaitu untuk
membentuk bayangan di ruang III lensa obyektif setelah dibiaskan oleh lensa obyektif.
Bayangan ini dianggap benda oleh lensa okuler dan terletak di ruang I lensa okuler.
Akhirnya bayangan akhir terbentuk di ruang IV lensa okuler setelah mengalami
pembiasan lensa okuler.
Sifat bayangan akhir pada mikroskop adalah:
maya,
terbalik,
diperbesar,
Perbesaran lensa obyektif adalah perbesaran linier lensa positif yang besarnya
dinyatakan sebagai
dengan
Perbesaran lensa okuler mikroskop (Mok) sama seperti perbesaran lup. perbesaran totalnya
adalah
M tot =M ob . M ok
Sedangkan untuk jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler mikroskop adalah d yang
besarnya sebagai berikut.
Bayangan hasil pembiasan lensa obyektif terletak di antara titik fokus lensa okuler
dengan titik pusat lensa okuler, sehingga s’ok fok.
PP
d=s' ob+s ok dan M total =
S ob '
S ob x
( )
f ok
+1
Bayangan hasil pembiasan lensa obyektif tepat terletak di titik fokus lensa okuler
sehingga s’ok = fok dan s’ ok = tak terhingga.
S ob ' PP
d=s' ob+f ok dan M total = S ob x ( )
f ok
Teleskop atau alat untuk mengamati benda-benda yang jauh biasanya terdiri dari :
- Sebuah lensa (+), sebagai lensa okuler , yaitu lensa yang dekat dengan mata.
- Sebuah lensa (+), sebagai lensa obyektif, yaitu lensa yang menghadap obyek
fob f0k
a. Teropong Bintang
Bintang, sebagai benda terletak jauh tak terhingga s0b= ~ bayangan dari lensa
obyektif di fob. Titik fokus okuler berimpit dengan fokus obyektif. Bayangan dari
Jadi sok = fob dan sob = fob dan sok = fok serta s1ok= ~
f ob
M= f ok
Ob Ok
Gambar 55. Pembiasan cahaya pada teropong bintang dengan lensa mata tidak berakomodasi
Sifat bayangan akhir pada teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi adalah:
terbalik,
diperbesar,
di tak terhingga
Mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s0b= ~ , sehingga bayangan lensa obyektif terletak pada
titik fokus obyektif sehingga s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai benda lensa okuler .
Jadi benda lensa okuler di ruang I lensa okuler. s0k = di ruang I. Bayangan okuler di
f ob
M= s ok
d = f0b + s0k
Ob Ok
Gambar 56: Pembiasan cahaya pada teropong bintang untuk lensa mata berakomodasi
maya,
terbalik,
diperbesar,
di ruang IV okuler
b. Teropong Bumi
Prinsip dari teropong ini sama dengan teropong bintang, perbedaannya terletak pada
bayangan terakhirnya (yaitu tegak). Untuk itu harus dipasang lensa pembalik.
Oleh karena itu, teropong ini terdiri dari 3 buah lensa yaitu :
- lensa obyektif : terdiri dari lensa positif
- lensa cembung : berfungsi sebagai lensa pembalik
(terletak antara lensa obyektif dan lensa okuler)
- lensa okuler : terdiri dari lensa positif dan berfungsi sebagai lup
Benda terletak di jauh tak terhingga jadi s 0b = ~ , bayangan dari lensa obyektif s 10b = f0b
jatuh di titik fokus lensa obyektif dan berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa
pembalik. Lensa pembalik berfungsi membalikkan sifat bayangan, menjadi tegak dengan
perbesaran 1, sehingga Mp =1.
Teleskop dengan Titik fokus okuler berimpit dengan titik pusat kelengkungan lensa pembalik. Bayangan
menggunakan
Dua lensa cembung
dari lensa pembalik tepat di titik fokus okuler. S0k= f0k
Bayangan akhir dari lensa okuler jatuh di jauh tak terhingga s10b= ~
Ob P Ok
2fp fp O fp 2fp
Gambar 57: Pembiasan cahaya pada teropong bumi dengan lensa mata tidak berakomodasi
Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata tidak berakomodasi adalah:
maya,
tegak,
diperbesar,
di tak terhingga
Berlaku rumus :
Ob P Ok
2fp fp O fp 2fp
Sifat bayangan akhir pada teropong bumi untuk mata berakomodasi adalah:
Gambar 58: Pembiasan cahaya pada teropong bumi dengan lensa mata berakomodasi
Arfan Fitriyadi, S.Si. 364
maya,
tegak,
diperbesar,
Untuk menghindari panjang teropong bumi yang berlebihan diciptakan teropong prisma
atau sering disebut keker.
c. Teropong Panggung
f ob
M =
f ok
d=f ob + f ok
dengan fok dimasukkan bertanda – (negatif) karena lensa cekung
Mata berakomodasi
Benda pada jarak jauh sekali s0b= ~ , sehingga bayangan lensa obyektif terletak pada
fokus s0b = f0b. Bayangan tersebut sebagai benda lensa okuler . Jadi benda lensa okuler di
Sebuah kapal selam menggunakan alat optik, yaitu periskop. Periskop berguna untuk
melihat keadaan di atas permukaan air. Periskop memiliki dua buah prisma yang
berfungsi untuk membelokan berkas sinar dari benda yang dilihat.
Latihan
Kerjakan di buku tugasmu!
Rangkuman
1. Ada dua jenis pemantulan yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan
baur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang datang ke suatu permukaan yang tidak rata
dipantulkan oleh permukaan itu tidak sebagai sinar-sinar sejajar. Akibatnya kita dapat
melihat benda dari berbagai arah.
2. Pemantulan teratur terjadi karena sinar-sinar sejajar yang datang ke suatu permukaan
rata dipantulkan oleh permukaan itu dalam arah sejajar pula sehingga membentuk
bayangan benda yang hanya dapat dilihat pada arah tertentu saja.
3. Cermin adalah benda yang dapat memantulkan cahaya. Cermin dibedakan atas cermin
datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung terdiri atas cermin cekung dan cermin
cembung. Karena pemantulan, cermin dapat membentuk bayangan
4. Bayangan pada cermin dibedakan atas bayangan nyata dan bayangan maya. Bayangan
nyata dibentuk langsung oleh sinar-sinar pantul, sedangkan bayangan maya dibentuk
oleh perpanjangan sinar-sinar pantul. Bayangan nyata dapat ditangkap layar,
sedangkan bayangan maya dapat dilihat langsung pada cermin
5. Pada cermin datar bayangan selalu bersifat maya, tegak dengan ukuran sama besar
dengan bendanya, cermin cembung menghasilkan bayangan maya, tegak dan
diperkecil, sedangkan bayangan pada cermin cekung dapat bersifat nyata atau pun
maya begitu pun ukuran bayangannya dapat tegak atau terbalik, diperbesar, sama
ataupun diperkecil bergantung kedudukannya di depan cermin
6. Persamaan untuk menentukan tinggi minimal cermin datar yang ditegakkan vertikal
agar terlihat tinggi seluruh bayangan
0
360
−1
n= α
8. Persamaan untuk menyatakan hubungan antara jarak fokus (f) dan jari-jari
kelengkungan (R) pada cermin lengkung
R = 2 f
9. Persamaan untuk menyatakan hubungan antara jarak fokus (f) dan jarak benda (s)
serta jarak bayangan (s') pada cermin lengkung
1 1 1
f = S + S1
10. Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang
batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.
11. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang
hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut.
12. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks
bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias
antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
14. Pada balok kaca, prisma dan lensa, berkas cahaya mengalami dua kali pembiasan.
Pembiasan menyebabkan berkas sinar yang masuk pada balok kaca mengalami
pergeseran saat keluar dari balok kaca tersebut.
δm = (n2-1– 1)β
16. Pembiasan pada permukaan lengkung menyebabkan bayangan tampak lebih besar
atau lebih kecil dari yang sesungguhnya.
s' n1
| |
M= sn 2
17. Lensa tipis merupakan salah satu bentuk permukaan lengkung yang memiliki dua
bidang batas dengan ketebalan yang diabaikan. Lensa tipis dibedakan berdasarkan
kemampuannya mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang melewatinya.
Dikenal adanya lensa positif (lensa cembung atau lensa konvergen) dan lensa negatif
(lensa cekung atau lensa divergen).
1
s h'
M=| |=| |
s h
1
P= f
18. Bayangan sebuah benda di depan lensa dapat bersifat nyata atau maya, tegak atau
terbalik, diperbesar atau diperkecil bergantung posisi benda dan jenis lensanya.
19. M ata
PP
Akomodasi M= f
PP
- Berakomodasi maks M= f +1
.Berjarak d cm dari mata: M =
PP PP PP.d
+ −
f D D .f , PP = jarak baca normal, D =
-s’ + d D = daya akomodasi
22. Mikroskop
Berakomodasi d = s’ob + sok
3 5
c. 3
d. 4
e. 5
2. Pada gambar soal no 1. bagian mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya
bayangan adalah nomor.…
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
3. Sifat Bayangan yang terbentuknya pada mata adalah ...
a. Nyata, terbalik, dan diperkecil
b. Nyata, tegak, dan diperkecil
c. Nyata, tegak, dan diperbesar
d. Maya, tegak, dan diperbesar
e. Maya, terbalik , dan diperkecil
4. Ketika mata melihat benda yang letaknya jauh, maka.…
a. Lensa mata menipis dan mata berakomodasi
b. Lensa mata menebal dan mata tak berakomodasi
c. ensa mata menipis dan mata tak berakomodasi
d. ensa mata menebal dan mata tak berakomodasi
e. Lensa mata berakomodasi maksimum
5. Terbentuknya bayangan pada orang penderita cacat mata miopi yang benar ditujukkan
gambar .
. .
a. c.
.
b. d.
e.
b. d.
e.
b. d.
e.
B
• •A • • •
22. Berikut ini merupakan kegiatan orang yang bekerja dengan menggunakan alat optik
lup adalah .....
a. Tukang Batu
b. Tukang servis kendaraan
c. Tukang servis jam
d. Tenaga laboratorium kesehatan
e. Peneliti bakteri
23. Letak benda yang benar terhadap lup pada gambar di bawah ini adalah ....
a. c.
● ● ● ● ● ● ● ●
M F O F M M F O F M
b. d.
● ● ● ● ● ● ● ●
M F O F M M F O F M
● ● ● ●
e. M F O F M
Soal Uraian
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar
1. Jarak focus lensa gelas ( n = 1,5 ) di dalam alkohol ( n = 1,35) ialah 45 cm. hitung
jarak fokus dan kuat lensa tersebut di udara.
a. Fokus lensa
b. Kuat lensa
c. Perbesaran bayangan jika sebuah benda diletakkan pada jarak 50 cm.
a. Jarak fokus
Arfan Fitriyadi, S.Si. 380
b. Kekuatan lensa
c. Indeks bias lensa
6. Jarak fokus lensa di dalam larutan etil alkohol 45 cm. Hitung jarak fokus dan kuat
lensa tersebut di udara bila indeks bias lensa di udara 1,5 dan indeks bias larutan
1,35!
8. Salah satu jari-jari kelengkungan lensa plankonkaf besarnya 12 cm. Bila jarak fokus
lensa itu -22,2 cm, tentukanlah indeks bias lensa tersebut!
9. Sebuah lup yang berjarak titik api 5 cm menghasilkan bayangan maya 25 cm dari
mata. Berapakah jarak benda ? Berapakah perbesaran panjangnya ?
10. Sebuah benda yang tingginya 5 mm diamati oleh orang bermata normal dengan
memakai lup yang jarak titik apinya 4 cm.
a. Berapakah perbesaran sudutnya jika lup menghasilkan perbesaran maksimum ?
b. Berapakah perbesaran sudutnya jika bayangan maya berada 50 cm dari lensa ?
c. Berapakah perbesaran sudutnya jika bayangan maya itu berada di tempat yang
jauh tak berhingga ?
d. Berapa jarak benda ke mata jika loupe diletakkan 5 cm dari benda dan saat itu
mata berakomodasi pada jarak 45 cm, hitung pula perbesarannya.
11. Seorang bermata normal (titik dekat 25 cm) mengamati sebuah benda dengan
menggunakan sebuah lup yang jarak titik apinya 12,5 cm. Jarak antara benda dengan
lup 10 cm. Jarak antara mata dengan lup 50 cm. Berapakah perbesaran sudutnya ?
12. Berapakah panjang fokus sebuah kacamata membaca yang dipakai seseorang, kalau
orang tersebut mempunyai titik dekat 20 dm ?
13. Titik jauh sebuah mata myop adalah 30 cm. Berapakah panjang fokus kacamata yang
harus dipakai supaya dapat melihat benda-benda yang sangat jauh ?
GLOSARIUM
Bayangan maya : bayangan yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan sinar-
sinar pantul. Bayangan ini tak dapat ditangkap layar.
Bayangan nyata : bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar-sinar pantul.
Dalil Esbach : aturan untuk menentukan sifat-sifat bayangan pada cermin lengkung
berdasarkan ruang benda dan ruang bayangan
fokus cermin : sebuah titik pada sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-sinar yang
Indeks bias :perbandingan indeks bias medium yang satu terhadap medium yang
relatif lain.
Sinar istimewa : sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus
mengukur sudut datang dan sudut pantulnya
Sudut datang : sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan garis normal
Sudut deviasi : sudut yang dibentuk oleh berkas sinar masuk dan berkas sinar yang
keluar dari prisma.
Sudut pantul : sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan garis normal
Sumbu utama : garis yang menghubungkan pusat kelengkungan dan pusat cermin