Anda di halaman 1dari 33

FISIKA LANJUTAN

TUGAS TERSTRUKTUR

BAB VIII. OPTIK

Kelompok I – Teknik Sipil A3 / Malam

1. Deny Satriawan (1807210033)


2. Defri Suganda (1807210029)
3. Nazri Aqsa (1807210015)
4. Robby Handoyo (1807210001)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA

MEDAN
T.P 2018/2019

1
Daftar isi
Daftar isi .................................................................................................................................. 2

BAB VIII. OPTIK

A. PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3

B. PANTULAN CAHAYA ................................................................................................... 4


C. BIASAN CAHAYA ........................................................................................................... 7
D. LENSA TIPIS .................................................................................................................. 18
E. ALAT OPTIK ................................................................................................................... 21
F. PENERANGAN DAN FOTOMETRI .............................................................................. 33

2
BAB VIII. OPTIK

A. PENDAHULUAN

Optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optik dijelaskan dan ditandai dengan fenomena optik.
Kata berasal dari ὀπτική optik Latin, yang berarti tampilan. Bidang optik biasanya
menggambarkan sifat cahaya tampak, sinar inframerah dan ultraviolet, tetapi sebagai
cahaya adalah gelombang elektromagnetik, fenomena yang sama juga terjadi dalam
bentuk sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan lainnya gejala radiasi
elektromagnetikdan mirip maupun pada balok muatan partikel (balok dibebankan). Optik
secara umum dapat dianggap sebagai bagian darikeelektromagnetan. Beberapa gejala
optis bergantung pada sifat kuantum cahaya yang terkait dengan beberapa bidang optik
kuantum hinggamekanika. Dalam prakteknya, sebagian besar fenomena optik dapat
dihitung dengan menggunakan sifat daricahaya elektromagnetik, seperti yang dijelaskan
oleh persamaan Maxwell.
Bidang optik memiliki identitas, masyarakat, dan konferensi. Aspek lapangansering
disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering disebut rekayasa optik.
Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan sistem iluminasi (iluminasi)
disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung sedikit berbeda dalam
aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam
rekayasa optik sering dikategorikan sebagai fotonika atau Optoelektronik. Batas-batas
antara bidang ini dan "optik" yang tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di
berbagai belahan dunia dan dalam berbagai bidang industri. Karena aplikasi yang luas
dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, ilmu optik dan rekayasa optik cenderung
sangat interdisipliner. Ilmu optik merupakan bagian dari berbagai disiplin terkait
termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran (khususnya optalmologidan optometri),
dan lain-lain. Selain itu, perilaku optik yang paling lengkap, seperti dijelaskan dalam
fisika, tidak selalu rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat
digunakan. Model sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian besar perilaku
fenomena optik dan mengabaikan relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Dalam ruang bebas dengan kecepatan gelombang bepergian c = 3 × 10 ^ 8 meter /
detik. Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang
dengan kecepatan v, yang merupakan karakteristik dari bahan dan kurang dari cahaya
besarnyakecepatan sendiri (c). Perbandingan kecepatan cahaya dalam ruang hampa
dengan kecepatan cahaya dalam medium adalah indeks bias bahan n sebagai berikut:
n = c / v.

3
B. PANTULAN CAHAYA

Pengertian Pemantulan Cahaya

Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang tidak..??
karena ada proses pemantulan cahaya, apakah yang dimaksud dengan pemantulan
cahaya..??

Pemantulan cahaya merupakan perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi “medium”
asalnya, setelah menumbuk antar muka dua medium.

Macam-Macam Pemantulan Cahaya

Pemantulan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu:

Pemantulan Teratur

Apabila benda-benda seperti cermin datar, perak datar, air yang tenang disinari dengan
sinar matahari, maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang sama sehingga tampak
berkilauan, pemantulan demikian dinamakan dengan pemantulan teratur.

Pemantulan teratur merupakan pemantulan terjadi pada permukaan pantul yang


mendatar atau rata. Ketika seberkas cahaya mengenai permukaan pantul yang rata,
seluruh cahaya yang datang akan dipantulkan dengan arah yang teratur.

Untuk membuktikan Hukum Pemantulan Cahaya, coba kalian menyalakan sebuah


lampu senter yang mana pada bagian depannya sudah kita tutupi dengan sebuah
kertas karton yang sudah dilubangi pada bagian tengahnya. Dari situ kita bisa dapat
melihat cahaya yang merambat membentuk garis lurus. Hal ini juga berlaku ketika kita
memantulkan cahaya tersebut pada cermin. Jika kita ukur, besarnya sudut datang dan
sudut pantul sama persis atau dengan kata lain sudut datang dan sudut pantul memiliki
besar sudut yang sama.

4
Selain itu juga, cobalah kalian membuat sebuah garis lurus yang searah (tegak lurus)
dengan cermin, kalian akan mendapati sebuah garis yang dinamakan dengan garis
normal. Dari situlah kalian dapat menyimpulkan bahwa sinar datang dan sinar pantul
serta garis normal berada pada satu bidang yang sama persis. Hal ini terjadi pada
beberapa percobaan yang lain dengan menggunakan sudut-sudut yang lain sekalipun.
Hal ini tentu menjadi bukti akan berlakunya Hukum Pemantulan Cahaya.

Pemantulan Cahaya Tidak Datar

Meski pada dasarnya hampir semua benda memiliki sifat memantulkan cahaya, namun
perlu kalian ketahui bahwasanya ada beberapa benda saja yang dapat memantulkan
cahaya yang datang secara sempurna. Hal ini dipengaruhi oleh permukaan dari benda
itu sendiri. Coba kalian perhatikan beberapa contoh gambar yang ada disini, kalian
pastinya akan lebih paham dengan apa yang kami maksud. Contoh misalnya, pada
permukaan yang bening serta rata, cahaya yang dipantulkan akan lebih teratur dan
sempurna, misalnya saja saat terjadi pemantulan cahaya pada cermin. Sedangkan jika
terjadi pemantulan cahaya pada permukaan benda yang tidak rata, hasil cahaya yang
dipantulkan tidak akan teratur. Jenis pemantulan ini disebut juga dengan pemantulan
baur dimana ketika sinar cahaya yang datang sejajar menghasilkan pemantulan cahaya
yang tidak sejajar oleh permukaan yang tidak beraturan.

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

Hukum Pemantulan Cahaya juga bisa kita buktikan ketika kita bercermin. Pada saat
itu, bayangan kita serta bayangan dari benda-benda yang ada disekitar kita akan terlihat
dengan jelas dan teratur. Hal ini dikarenakan cermin memiliki sifat memantulkan cahaya
yang teratur karena permukaan dari cermin yang besifat rata serta bening. Lalu
bagaimana bayangan pada cermin datar ini bisa terbentuk?

Pada saat sinar datang mengenai permukaan cermin datar, sinar tersebut akan
dipantulkan. Jika sinar yang datang secara tegak lurus ke permukaan cermin, maka
cahaya yang dipantulkan juga akan tegak lurus. Misalnya saja ketika kita bercermin,
bayangan kita seolah-olah berada dibelakang cermin. Padahal faktanya bayangan kita
tidaklah berada di belakang cermin. Nah, bayangan seperti ini disebut juga dengan
bayangan maya.

Hukum Pemantulan Cahaya Datar


5
Coba kalian perhatikan lagi pada saat kalian bercermin. Bayangan yang dihasilkan pada
saat kita bercermin memiliki arah yang sebaliknya. Misalnya saja tangan kanan kita
yang tengah memegang sebuah sisir. Maka pada bayangan di cermin akan dihasilkan
tangan kiri kita yang malah memegan cermin. Lantas mengapa demikian?

Perlu kalian ingat. Sifat bayangan yang dibentuk pada cermin datar adalah sama besar,
berkebalikan, tegak dan maya serta jarak benda pada cermin memiliki jarak yang sama
dengan jarak bayangan pada cermin.

Hukum Pemantulan Cahaya

Hukum pemantulan cahaya merupakan hukum fisika yang menjelaskan peristiwa


pemantulan cahaya. Hukum ini dapat anda buktikan dengan melakukan percobaan
pemantulan cahaya.

Berikut ini pernyataan hukum pemantulan cahaya :

1. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal, terletak pada sebuah bidang datar.

Keterangan :

p = sinar datang,
q = sinar pantul,
i = sudut datang,
r = sudut pantul,
N = garis normal,

Sinar Datang

Sinar datang adalah sekumpulan kecil berkas cahaya yang bergerak menuju benda
penghalang. Jika benda penghalang adalah buku maka sinar datang adalah
sekumpulan kecil berkas cahaya yang bergerak menuju buku. Jika benda penghalang
adalah cermin maka sinar datang adalah sekumpulan kecil berkas cahaya yang
bergerak menuju cermin.

6
Sinar Pantul

Sinar pantul adalah sekumpulan kecil berkas cahaya yang bergerak menjauhi benda
penghalang setelah membentur benda penghalang.

Garis Normal

Garis normal adalah garis khayal yang tegak lurus dengan permukaan benda
penghalang yang dibentur oleh berkas cahaya. Bila benda penghalang adalah cermin
maka garis normal adalah garis khayal yang tegak lurus dengan permukaan cermin
yang dilalui berkas cahaya.

Bidang Datar

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, bidang adalah permukaan yang rata dan
mempunyai batas tertentu. Bidang dapat diartikan juga sebagai luas permukaan. Amati
gambar 1. Jika anda meletakkan selembar kertas secara vertikal sehingga berhimpit
dengan sinar datang, sinar pantul dan garis normal maka permukaan kertas tersebut
terletak pada satu bidang datar dengan sinar datang, sinar pantul dan garis normal.
Demikian juga dengan gambar 2. Apabila anda letakkan selembar kertas secara vertikal
sehingga berhimpit dengan sinar datang, sinar pantul dan garis normal maka
permukaan kertas tersebut terletak pada satu bidang datar dengan sinar datang, sinar
pantul dan garis normal.

2. Sudut datang sama dengan sudut pantul.

Jika sudut datang adalah 30o maka sudut pantul adalah 30o. Jika sudut datang 90o (arah
gerak sinar datang tegak lurus dengan permukaan benda) maka sudut pantul adalah
90o (arah gerak sinar pantul tegak lurus dengan permukaan benda tetapi berlawanan
dan berhimpit dengan arah gerak sinar datang).

C. BIASAN CAHAYA

Pengertian Pembiasan Cahaya

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika
cahaya melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda. Pembiasan terjadi
apabila sinar datang membentuk sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus
terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.

7
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang merambat lurus ke segala arah
dengan kecepatan 3 x 108 m/s dan mempunyai panjang gelombang sekitar 380–750
nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

Jadi, Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati
bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu
bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan
cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua
medium berbeda.

Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama ialah perbandingan indeks
bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya
menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.

Arah Pembiasan Cahaya

Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :

 Mendekati garis normal

Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari udara
ke dalam air.

8
 Menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air ke
udara atau dari kaca ke udara. Pembiasan cahayanya tampak seperti gambar di bawah
ini

Indeks Bias Cahaya

Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua
medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju
cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) :
“Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat
dinamakan indeks bias.”

Secara matematis dapat dirumuskan :

dimana :

 n = indeks bias
 c = laju cahaya dalam ruang hampa

( 3 x 108 m/s)

 v = laju cahaya dalam zat


9
 Indeks bias tidak pernah lebih kecil dari 1 (artinya, n ³1), dan nilainya untuk
beberapa zat ditampilkan pada tabel disamping.

Hukum Pembiasan Cahaya

Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell melakukan
eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil
eksperimen ini dikenal dengan nama hukum Snell yang berbunyi :

 Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
 Hasil bagi sinus sudut datang dengan sinus sudut bias merupakan bilangan tetap
(disebut indeks bias).

Secara matematis, hasil bagi sudut datang dan sudut bias dinyatakan sebagai :

i = sudut datang ; r = sudut bias

Pembiasan Cahaya Pada Lensa

Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis
lensa yaitu lensa cembung atau lensa positif dan lensa cekung atau lensa negatif.

10
1. Lensa Cembung

Lensa cembung disebut juga lensa konvergen atau lensa positif merupakan lensa yang
memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian ujungnya. Agar lebih mudah
memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-bagian lensa
cembung di bawah ini:

SU : Sumbu Utama

O : Titik Pusat Optik Lensa

f1 dan f2 : Titik Api (Fokus) Lensa

O – f1 dan O – f2 : f = Jarak Titik Api Lensa.

R1 dan R2 : Jari-Jari Kelengkungan Lensa.

I, II, III : Nomor Ruang Untuk Meletakkan Benda

(I), (II), (III), (IV) : Nomor Ruang Untuk Bayangan Benda

Ada 3 buah sinar istimewa pada lensa cembung, yaitu :

Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan melalui titi api (fokus/f);

Sinar datang melalui titik api (f) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU);

11
Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

Lensa cembung mempunyai sifat seperti cermin cekung. Oleh karena itu bayangan
yang dibentukpun hampir sama, yaitu :

 Bayangan nyata, terjadi dari perpotongan sinar-sinar bias yang mengumpul.


Bayangan nyata pada lensa cembung terjadi jika benda terletak di ruang II dan
III.
 Bayangan maya, terjadi dari perpotongan perpanjangan sinar-sinar bias yang
divergen (menyebar). Bayangan maya pada lensa cembung terjadi jika benda
terletak di ruang I.

2. Lensa Cekung

Lensa cekung (disebut juga lensa divergen atau lensa negatif) adalah lensa yang
memiliki bagian tengan lebih tipis daripada bagian ujungnya. Agar lebih memahami
pembentukan bayangan perhatikan gambar berikut:

Lensa cekung bersifat divergen atau menyebarkan cahaya. Pembentukan bayangan


pada Lensa cekung mempunyai titik api (fokus) yang dinyatakan dengan negatif. Agar
12
lebih mudah memahami pembentukan bayangan yang terjadi, maka perhatikan bagian-
bagian lensa cekung di bawah ini:

SU : Sumbu Utama

O : Titik Pusat Optik Lensa

f1 dan f2 : Titik Api (Fokus) Lensa

O – f1 dan O – f2 : f = Jarak Titik Api Lensa

R1 dan R2 : Jari-Jari Kelengkungan Lensa

Tiga berkas cahaya/sinar istimewa pada lensa cembung

Sinar datang sejajar sumbu utama (SU) akan dibiaskan seolah-olah dari titik api (f1);

Sinar datang seolah-olah menuju titik api (f2) akan dibiaskan sejajar sumbu utama (SU)

Sinar datang melalui titik pusat optik lensa (O) tidak dibiaskan melainkan diteruskan.

13
Lensa cekung hanya dapat membentuk satu macam bayangan, yaitu bayangan maya
dari benda yang terletak di depan lensa dengan sembarang penempatan.

Sifat bayangan yang terjadi :

 Maya (di depan lensa)


 Tegak
 Diperkecil

Hubungan antara Jarak Benda, Jarak Bayangan, dan Jarak Titik Fokus

Keterangan :
SO = jarak benda ke lensa
Si = jarak bayangan ke lensa (bernilai negatif bila bayangan yang dihasilkan bersifat
maya)
f = jarak titik api lensa (berharga positif)
M = perbesaran bayangan
ho = tinggi benda
hi = tinggi bayangan

14
Hubungan antara jarak benda (So), jarak bayangan (Si), dan jarak fokus (f) Sama
halnya pada cermin lengkung, pada lensa juga berlaku persamaan :

Keterangan :

 So = Jarak benda
 Si = Jarak bayangan
 f = Jarak focus
 R = Jari-jari kelengkungan lensa
 M = Perbesaran bayangan
 ho = Tinggi benda
 hi = Tinggi bayangan

Untuk lensa cembung, penggunaan persamaan tersebut dengan memperhatikan tanda


sebagai berikut :

 f ➯ bernilai positif (+) menunjukkan jarak fokus lensa cembung.


 So ➯bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
 Si ➯bernilai positif (+) menunjukkan bayangannya nyata (berada dibelakang
lensa)
 Si ➯ bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan
lensa)

Sedangkan untuk lensa cekung :

 f ➯bernilai negatif (-) menunjukkan jarak fokus lensa cekung.


 So ➯bernilai positif (+) menunjukkan bendanya nyata.
 Si ➯bernilai negatif (-) menunjukkan bayangannya maya (berada di depan
lensa).

15
Kekuatan (Daya) Lensa

Kekuatan lensa atau daya lensa adalah kemampuan suatu lensa untuk
memusatkan/mengumpulkan atau menyebarkan berkas sinar yang diterimanya.
Besarnya daya (P) lensa berkebalikan dengan jarak titik apinya (fokus). Semakin kecil
fokus semakin besar daya lensanya.

Keterangan :

P = daya lensa, satuannya dioptric


f = jarak titik api, satuannya meter (m)

Perhatikan ketentuan berikut:

3. Pembiasan pada Prisma

Gambar diatas menggambarkan seberkas cahaya yang melewati sebuah prisma.


Gambar tersebut memperlihatkan bahwa berkas sinar tersebut dalam prisma mengalami
dua kali pembiasan sehingga antara berkas sinar masuk ke prisma dan berkas sinar
keluar dari prisma tidak lagi sejajar.

16
Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan
prisma disebut sudut deviasi diberi lambang δ. Besarnya sudut deviasi tergantung pada
sudut datangnya sinar.

Dari gambar diatas kita ambil beberapa bagian :

 Untuk segiempat ABCD

 Pada segitiga ABC

 Pada Segitiga ACE

Besarnya sudut deviasi dapat dicari sebagai berikut.

δ = 180o – x

= 180o – (180° – i1 – r2 + β)
17
= 180o –180o + i1 + r2 – β

= i1 + r2 – β

Deviasi Minimum :

δminimum = 2i1– β

2i1 = δmin + β

i1 = Syarat : i1= r2

D. LENSA TIPIS

Pengertian Lensa, Jenis Lensa dan Pembiasan pada Lensa

1. Pengertian Lensa

Lensa merupakan benda bening yang dibatasi oleh dua buah bidang lengkung.Dua
bidang lengkung yang membatasi lensa berbentuk silindris maupun bola. Lensa silindris
bersifat memusatkan cahaya dari sumber titik yang jauh pada suatu garis, sedangkan
lensa yang berbentuk bola yang melengkung ke segala arah memusatkan cahaya dari
sumber yang jauh pada suatu titik.

2. Jenis-jenis lensa

Ada dua jenis lensa yaitu lensa cembumg dan lensa cekung.

a. Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengah lebih tebal daripada bagian
tepinya. Sinar-sinar bias lensa cembung bersifat mengumpul (konvergen).
lensa cembung digolongkan menjadi :

1.cembung rangkap (bikonveks)


2.cembung datar (plan-konveks)
3. cembung-cekung (konkaf-konvek)
18
b. Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis daripada begian
tepinya. Sinar-sinar bias lensa cekung bersifat memancar (divergen). lensa cekung
digolongkan menjadi :

1. cekung rangkap (bikonkaf)


2. cekung datar (plan-konkaf)
3. cekung-cembung (konveks-konkaf).

Jenis-Jenis Lensa

3. Pembiasan cahaya pada Lensa

a. Pembiasan Cahaya pada Lensa cembung Ada tiga Sinar-sinar istimewa pada
pembiasan lensa cembung, yaitu :

1. Sinar datang menuju lensa sejajar sumbu utama lensa akan dibiaskan melalui titik
fokus aktif F1 lensa
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 lensa akan dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama lensa
3. Sinar datang menuju lensa melalui titik pusat optik lensa akan diteruskan tanpa di
biaskan.

Rumus lensa tipis

s = jarak benda

s' = jarak bayangan

n1 = indeks bias medium sekeliling lensa

n2 = indeks bias lensa

R1 = jari-jari kelengkungan permukaan pertama lensa

R2 = jari-jari kelengkungan permukaan kedua lensa

19
jari2 (R)(+) untuk lensa cembung (konkaf) dan (-) untuk lensa cekung (konveks)

Jarak Fokus Lensa-lensa

Perbesaran Bayangan

Kekuatan Lensa (P)

Lensa Gabungan

Harus diingat bahwa dalam menggunakan persamaan ini jenis lensa perlu diperhatikan.
Untuk lensa positif (lensa cembung), jarak fokus (f) bertanda plus, sedangkan untuk
lensa negatif (lensa cekung), jarak fokus bertanda minus.

kekuatan lensa kacamata miopi

Rumus kekuatan lensa kacamata miopi dan hipermetropi beserta contoh soalnya.

Miopi

Miopi atau yang biasa disebut dengan rabun jauh adalah ketika bayangan benda pada
mata jatuh di depan retina. Penderita yang mengalami rabun jauh memakai lensa
cekung (lensa negatif). Cacat mata ini seseorang tidak bisa melihat benda yang jauh.
Umumnya penderitanya pada usia yang masih muda atau dibawah usia 35 tahun.
Seperti Pak Mono ini matanya sudah minus 1 jadi memakai kacamata dengan kekuatan
min 1 dioptri. Karena dioptri (D) itu satuan dari kekuatan lensa kacamata.

20
Rumus Miopi

Keterangan : P = kekuatan lensa kacamata satuannya dioptri (D)

PR = punctum remotum atau titi jauh seseorang dalam satuan cm

Susunan lensa.

Keterangan:
I, II, III, dan IV adalah nomor ruang benda sedangkan (I), (II), (III) dan (IV) adalah nomor
ruang bayangan.

E. ALAT OPTIK

Pengertian Alat Optik Fisika


Alat optik adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan dan hukum
pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda. Alat optik merupakan alat
yang berupa prisma, lensa dan cermin sebagai bagian utamanya. Dalam komponen alat
optik bisa terdiri atas sebuah lensa, beberapa lensa, ataupun kombinasi antara lensa,
cermin, dan prisma.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat optik merupakan alat yang bekerja
berdasarkan prinsip cahaya. Alat optik ini membuat hidup manusia lebih mudah dan
berarti. Kita dapat menikmati keindahan alam semesta, mengabadikan momen-momen
terindah pada lembaran foto atau bahkan bisa membuat butiran ketombe di kepala
menjadi terlihat sebesar lengan manusia.

21
Jenis-Jenis Alat Optik Fisika
Alat optik terbagi atas dua jenis, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan. Yang
termasuk alat optik alami yaitu mata, sedangkan yang termasuk alat optik buatan di
antaranya adalah kacamata, kamera, lup (kaca pembesar), Mikroskop, teropong atau
teleskop, periskop dan sebagainya.
Teropong sendiri dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu teropong pantul dan teropong bias.
Kemudian teropong bias juga ada banyak macamnya seperti teropong bintang,
teropong bumi, teropong panggung, dan teropong prisma.

1.Kombinasi Lensa Tipis


Lensa adalah benda bening dengan ketebalan tertentu yang yang dibatasi oleh dua
bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Apabila ketebalan
lensa jauh lebih kecil dibandingkan dengan diameter kelengkungannya maka disebut
lensa tipis. Lensa tipis dapat berupa lensa cembung (konveks) atau lensa cekung
(konkaf). Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pembiasan cahaya pada lensa
tipis yang terdiri atas pembentukan bayangan dan penurunan rumus pada lensa.
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa tipis, misalnya dipilih lensa cembung
(lensa positif) maka jalannya sinar-sinar diperlihatkan pada gambar berikut ini.
lukisan pembentukan bayangan pada lensa tipis

Keterangan lukisan:
● Sinar yang datang dari benda di titik A dibiaskan oleh permukaan lensa pertama
sehingga menghasilkan bayangan A’.
● Bayangan A’ yang dibentuk oleh permukaan lensa pertama menjadi benda negatif
terhadap permukaan lensa kedua.
● Benda maya A’ oleh permukaan kedua, bayangannya adalah A”. Jadi A” merupakan
bayangan akhir dari lensa.

22
Keterangan:
s = jarak benda ke lensa
s’ = jarak bayangan ke lensa
n2 = indeks bias lensa
n1 = indeks bias medium di sekitar lensa (n1 = 1 jika mediumnya adalah udara).
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan lensa pertama
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan lensa kedua
Untuk lensa positif (cembung), jarak fokus f berharga positif (+) dan untuk lensa negatif
(cekung), jarak fokus f berharga negatif (−). Rumus di atas berlaku untuk semua jenis
lensa, akan tetapi dengan suatu perjanjian tanda berikut.
■ s positif jika benda di depan lensa dan s negatif jika benda berada di belakang lensa.
■ s' positif jika bayangan di belakang lensa dan s’ negatif jika bayangan di depan lensa.
■ R positif jika pusat kelengkungan di belakang lensa dan R negatif jika pusat
kelengkungan di depan lensa.
Lensa tipis dapat juga digambar berupa garis lurus seperti gambar di bawah ini.

lensa tipis positif (cembung) dan negatif (cekung)

2. Alat Optik: Mata


Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan yang sangat berharga. Mata
merupakan indra penglihatan dan merupakan organ yang dapat menangkap perubahan
dan perbedaan cahaya. Organ ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan
menstransmisikan cahaya melalui lensa untuk menghasilkan bayangan objek yang
dilihatnya. Struktur anatomi mata diperlihatkan pada gambar berikut.

23
Fungsi dari masing-masing bagian mata tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Bagian Mata Fungsi
Lensa mata Memfokuskan agar cahaya atau bayangan yang masuk jatuh di
retina mata.
Pupil Mengatur jumlah cahaya yang masuk ke bola mata.
Kornea Menerima rangsangan cahaya dan meneruskannya sampai ke mata
bagian dalam.
Sklera Melindungi bola mata terhadap ganguan luar yang bersifat mekanis
(ex. benturan) serta berfungsi untuk menjaga bentuk bola mata.
Koroid Memelihara retina dan mencegah terjadinya pemantulan cahaya di
dalam ruang internal mata dengan cara menyerap cahaya yang
tidak diperlukan.
Retina Menerima cahaya dan tempat jatuhnya bayangan benda.
Saraf optik Meneruskan informasi bayangan benda yang diterima retina menuju
otak.
Otot siliari Mengatur kelengkungan lensa mata. Pengaturan kelengkungan ini
diperlukan agar bayangan benda jatuh tepat di retina.

3. Alat Optik: Lup (Kaca Pembesar)


Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang menyebutnya suryakanta) adalah lensa
cembung yang difungsikan untuk melihat benda-benda kecil sehingga tampak lebih
jelas dan besar. Sebagaimana yang kalian ketahui, lensa cembung memiliki
kemampuan untuk membentuk bayangan maya yang diperbesar jika benda terletak di
antara titik fokus dan lensa. Bentuk lup diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

24
Untuk lup, benda selalu diletakkan dalam ruang I sehingga bayangan akan terletak di
ruang (IV). Bayangan yang terletak di ruang (IV) bersifat maya dan tegak (coba baca: 5
macam sifat bayangan pada lensa cembung dan cara menentukannya) sehingga jarak
bayangan yang dibentuk lup selalu negatif (s’bertanda negatif).
Rumus perbesaran lup bergantung pada keadaan mata kita saat menggunakannya,
yaitu apakah mata dalam keadaan berakomodasi atau tidak. Untuk itu ada tiga jenis
rumus perbesaran anguler lup yaitu sebagai berikut.

Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum


Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi maksimum dirumuskan sebagai
berikut.
sn
M = +1
f
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lup

Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Tidak Berakomodasi


Perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi dirumuskan sebagai berikut.
sn
M =
f
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lupa

25
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi pada Jarak Tertentu
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi pada jarak tertentu dirumuskan
sebagai berikut.
1 1
M = sn +
f x
Keterangan:
M = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi maksimum
sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
f = jarak fokus lup
x = jarak mata berakomodasi

Contoh Soal: Lup


Seorang siswa melihat sebuah benda kecil dengan menggunakan lup yang berjarak
fokus 10 cm. Jika benda diletakkan di titik fokus lup, tentukan perbesaran lup.
Penyelesaian:
Diketahui:
f = 10 cm
s = 10 cm (karena benda diletakkan di titik fokus lup)
Ditanyakan: M
Jawab:
Jika benda diletakkan di titik fokus lensa, maka pengamat mengamati dengan mata
tidak berakomodasi. Jadi, perbesarannya dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut.
M = sn/f
M = 25/10
M = 2,5 kali
Jadi, perbesaran bayangannya adalah 2,5 kali.

4. Alat Optik: Mikroskop


Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan beberapa lensa pembesar yang
digunakan untuk melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau bagian tubuh
makhluk hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat menggunakan mata
telanjang. Bagian-bagian mikroskop diperlihatkan seperti pada gambar berikut ini.

26
Fungsi dari bagian-bagian mikroskop tersebut yakni sebagai berikut.
Bagian Fungsi
Kamera
Lensa objektif Memperbesar bayangan preparat atau objek.
Revolver Tempat memasang lensa objektif.
Lensa okuler Memperbesar bayangan dari lensa objektif.
Tubus okuler Menghubungkan lensa okuler, revolver, dan lensa objektif.
Sumber Memancarkan cahaya ke arah kondensor.
cahaya
Diafragma Mengatur banyak sedikitnya cahaya.
Kondensor Memusatkan cahaya pada preparat yang diamati.
Kaki mikroskop Menopang badan mikroskop.
Penyangga Menghubungkan dasar dan pegangan mikroskop.
Lengan Tempat memegang mikroskop.
mikroskop
Meja benda Meletakkan preparat yang akan diamati dengan mikroskop.
Penjepit Mengunci letak preparat agar tidak mudah bergeser.
Makrometer Menggerak lensa naik turun secara cepat.
Mikrometer Menggerakkan lensa naik turun secara perlahan.

Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler menentukan panjang pendeknya sebuah
mikroskop. Panjang mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler sama
dengan jarak bayangan objektif ke lensa objektif ditambah jarak bayangan objektif tadi
ke lensa okuler atau secara matematis dituliskan sebagai berikut.
d = s’ob + sok
Keterangan:

27
d = panjang mikroskop
s’ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif
s’ok = jarak bayangan objektif ke lens okuler

Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran


yang dihasilkan oleh lensa objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa
okuler. Secara matematis, perbesaran total yang dihasilkan mikroskop ditulis sebagai
berikut.
M = Mob × Mok
Keterangan:
M = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop
Mob = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif
Mok = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif memenuhi persamaan berikut.
s'ob
Mob =
sob

Sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler mirip dengan perbesaran
sudut lup, yakni untuk pengamatan tanpa akomodasi
sn
Mok =
fok

Dan untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum, perbesaran sudut yang
dihasilkan oleh lensa okuler adalah sebagai berikut.
sn
Mok = +1
fok
Dengan fok = panjang fokus lensa okuler
Contoh Soal: Mikroskop
Sebuah mikroskop menggunakan lensa objektif dan lensa okuler yang masing-masing
dengan fokus 1 cm dan 2 cm. Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berada
pada jarak 15 cm dari lensa okuler. Tentukan perbesaran total dan panjang mikroskop
jika:
■ Mata berakomodasi maksimum
■ Mata tidak berakomodasi
Penyelesaian:
Diketahui:
fob = 1 cm
28
fok = 2 cm
s’ob = 15 cm
Ditanyakan: M dan D untuk mata berakomodasi maksimum dan mata tidak
berakomodasi.
Jawab:
■ Untuk mata berakomodasi maksimum
Sebelum dapat menentukan perbesaran dan panjang mikroskop, ada tiga komponen
yang harus kita hitung terlebih dahlu, yakni jarak benda dari lensa objektif (s ob),
perbesaran lensa objektif (mob) dan perbesaran lensa okuler (mok).
● Jarak benda dari lensa objektif dicari dengan persamaan:
1 1 1
+ =
sob s'ob fob
1 1 1
= −
sob fob s'ob
1 1 1
= −
sob 1 15
1 15 – 1
=
sob 15
1 14
+
sob 15
sob = 15/14 cm
● Perbesaran oleh lensa objektif dicari dengan persamaan:
s’ob
mob =
sob
15
mob = 15
/14
mob = 14 kali
● Perbesaran pada lensa okuler dicari dengan persamaan berikut.
sn
mok = +1
fob
25
mok = +1
2
mob = 12,5 + 1 = 13,5 kali
● Perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah sebagai berikut.
M = mob × mok
M = 14 × 13,5
M = 189 kali
Jadi, perbesaran mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah 189 kali.
● Panjang mikroskop dihitung dengan persamaan:
29
D = s’ob + sok
sok dicari dengan persamaan berikut.
1 1 1
+ =
sok s'ok fok
1 1 1
+ =
sok −sn fok
1 1 1
= +
sok fok sn
1 1 1
= +
sok 2 25
1 25 + 2
=
sok 50
1 27
=
sok 50
50
sok =
27
sok = 1,85 cm
Jadi, panjang mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum adalah:
D = 15 + 1,85 = 12,85 cm
Dengan demikian, panjang mikroskop untuk pengamatan mata berakomodasi
maksimum adalah 16,85 cm.
■ Untuk mata tidak berakomodasi
Pada mikroskop, besar perbesaran objektif selalu sama, baik untuk penggunaan mata
berakomodasi maupun tidak. Oleh karena itu, kita hanya perlu mencari nilai perbesaran
lensa okulernya saja sebelum dapat menentukan perbesaran total mikroskop.
● Perbesaran oleh lensa okuler dihitung dengan persamaan berikut.
sn
mok =
fob
25
mok =
2
mok = 12,5 kali

● Perbesaran total mikroskop dicari dengan persamaan:


M = mob × mok
M = 14 × 12,5
M = 175 kali
Jadi, perbesaran mikroskop untuk mata tidak berakomodasi adalah 175 kali.

● Panjang mikroskop dicari dengan persamaan berikut.

30
D = s’ob + sok
Untuk mata tidak berakomodasi, sok = fok sehingga:
D = s’ob + fok
D = 15 + 2
D = 17 cm
Jadi, panjang mikroskop untuk mata tidak berakomodasi adalah 17 cm.
5. Alat Optik : Teleskop
Teleskop atau teropong adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi
mengumpulkan radiasi elektromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang
diamati[1]. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan astronomi. Jenis
teleskop (biasanya optik) yang dipakai untuk maksud bukan astronomis antara lain
adalah transit, monokular, binokular, lensa kamera, atau keker. Teleskop memperbesar
ukuran sudut benda, dan juga kecerahannya.

Galileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk maksud
astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang
tampak saja (seperti yang dibuat oleh Galileo, Newton, Foucault, Hale, Meinel, dan
lainnya), kemudian berkembang ke panjang gelombang radio setelah tahun 1945, dan
kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya
penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.

Penemuan atau prediksi akan adanya pembawa informasi lain (gelombang gravitasi dan
neutrino) membuka spekulasi untuk membangun sistem deteksi bentuk energi tersebut
dengan peranan yang sama dengan teleskop klasik. Kini sudah umum untuk menyebut
teleskop gelombang gravitasi ataupun teleskop partikel berenergi tinggi.

31
Jenis-jenis teleskop
Teleskop optik
Sebuah teleskop optik adalah teleskop yang bekerja mengumpulkan cahaya atau
memfokuskan cahaya terutama dari spektum cahaya tampak dari spektrum
elektromagnetik (meskipun ada beberapa yang juga bekerja mengumpulkan sinar
inframerah dan ultraviolet).[3] Teleskop optik digunakan untuk memperbesar dan
memperjelas bentuk objek yang berada pada jarak yang jauh.

Agar gambar dapat diamati, difoto, dipelajari, dan dikirim ke komputer, teleskop
dilengkapi dengan menggunakan satu atau lebih elemen optik lengkung, biasanya
terbuat dari kaca, untuk mengumpulkan cahaya dan radiasi elektromagnetik lainnya ke
titik fokus. Teleskop optik yang digunakan untuk astronomi dan di banyak instrumen
non-astronomi, seperti teropong yang digunakan untuk pengamat burung atau bird
watching, dan teropong untuk keperluan mengamati alam sekitarnya. Ada tiga jenis
optik utama:

Teleskop pembiasan yang menggunakan lensa untuk membentuk sebuah gambar.


-Teleskop pemantulan yang menggunakan susunan cermin untuk membentuk
sebuah gambar.
-Teleskop Catadioptric yang menggunakan cermin dikombinasikan dengan lensa untuk
membentuk sebuah gambar.
-Selain jenis teleskop yang sudah umum dikenal, ada beberapa jenis lain yang
mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu seperti Astrograph, Comet seeker, Surya
teleskop.
Bagian-bagian teleskop
-Findescope optik, seperti teleskop miniatur yang terpasang pada tabung teleskop,
berfungsi untuk memperbesar kolom foto serta membentu dalam pemusatan
peneropongan bintang.
-Focuser, setiap teleskop memiliki focuser dan focusers datang dalam berbagai gaya.
melekat pada tabung teleskop dan memegang lensa mata teleskop. Kebanyakan model
teleskop memiliki tombol di sisi (rak dan pinion, Crayford) yang memungkinkan tabung
internal untuk bergerak ke atas dan ke bawah sampai fokus dicapai, tetapi beberapa
model (heliks) baik kiri atau kanan untuk mencapai fokus.
-Eyepieces, terdiri dari berbagai jenis. Pada dasarnya, Eyepiece adalah alat yang
digunakan untuk memperbesar gambar objek dan diletakkan di dekat posisi pengamat
(okuler).
-Tabung Teleskop, setiap Teleskop juga memiliki tabung - atau tabung optik.. Ini
hanyalah sebuah tabung hampa terbuat dari berbagai bahan yang membentuk bagian
teleskop . Untuk teleskop refraktor, lensa utama berjalan di depan dengan focuser di
belakang, sedangkan reflektor memiliki cermin utama di belakang, depan terbuka dan
focuser berada di sepanjang sisi atas. Desain bervariasi antara jenis teleskop dan
produsen

32
-Primer Mirror Cell: Ini adalah perakitan lengkap yang memegang cermin utama dari
teleskop reflektor . Desain juga bervariasi dari produsen ke produsen, tetapi prinsipnya
adalah sama.yaitu memegang cermin dan memungkinkan untuk penyesuaian.
-Lensa, adalah bagian utama teleskop refraktor. Hal ini pada dasarnya kerah yang
memegang lensa primer di tempatnya dan cocok ke tabung teleskop.
-Tripod, yaitu 3 kaki pada teleskop yang berfungsi untuk menahan teleskop hingga
ketinggian tertentu di mana orang dapat berdiri untuk menggunakannya
-Lensa mata, adalah bagian bahwa seseorang terlihat melalui dan tergantung pada jenis
teleskop, beberapa mungkin memiliki lensa tambahan individu berada di dalam.
-Pencari, adalah salah satu bagian yang paling penting dari teleskop karena
memungkinkan pengguna untuk melacak benda-benda di ruang angkasa. Without the
finder it would make it almost impossible to find objects that are long distances away.
Tanpa si penemu itu akan membuat hampir tidak mungkin untuk menemukan benda
yang jarak jauh. It is attached to the side of the main telescope. Hal ini melekat pada sisi
teleskop utama.
-Lensa Barlow, adalah lensa tambahan yang bisa ditempatkan di antara focuser dan
lensa mata. Ini efektif meningkatkan panjang fokus teleskop, sehingga meningkatkan
perbesaran teleskop (biasanya 2x tetapi bisa pergi ke 5x).
-Mount, adalah bagian dari sebuah teleskop yang menjaga teleskop tetap di tempatnya.
Ada dua tipe mount yaitu alt-azimuth dan equatorial. Ada jenis lain dari gunung tetapi
mereka biasanya digunakan untuk yang lebih besar, teleskop canggih yang tidak
tersedia di toko ritel.

F. PENERANGAN DAN FOTOMETRI

1. Intensitas Cahaya ( I ) Ukuran kekuatan sumber menurut mata


Suatu sumber dikayakan memiliki intensitas cahaya I sebesar 1 candela ( 1 cd )
jika tampak sama terang seperti sesuatu sumber baru tertentu yang bersuhu 2046 K
( putih menyala ).

2. Sumber titik Isotropik Sumber titik Isotropik memancarkan cahaya yang sama besar
ke semua jurusan. Jumlah cahaya yang terlihat dan dipancarkan oleh suatu sumber
yang dinyatakan oleh fluks pancaran cahaya total F dari sumber : Fluks pancaran
cahaya total F = 4  I ( satuan fluks adalah Lumen atau Lm ) Fluks  F yang
meninggalkan sumber titik I melalui sudut ruang , dinyatakan oleh :  F=I 

Sudut ruang yang dilingkupi oleh suatu bola penuh yaitu 4 π steredian,maka akan
menghasilkan fluks yang besarnya ∆F = 4π Idari sumber titik.

33

Anda mungkin juga menyukai