Anda di halaman 1dari 18

BAB 10

PERSIAPAN DAN PEMBUATAN BENDA UJI

1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari/Tanggal : Kamis/ 25 Oktober 2018.


Tempat : Laboratorium beton UMSU.

2. TUJUAN PRAKTIKUM

Membuat benda uji untuk pemeriksaan kekuatan beton.

3. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

1. Cetakan kubus (s = 15cm).


2. Tongkat pemadat (d = 16mm, p = 60mm).
3. Mesin pengaduk (Mixer Concrete).
4. Timbangan digital.
5. Tabung ukur/Gelas ukur.
6. Saringan.
Halus : No.4, No.8, No.16, No.30, No.50, No.100, Pan.
Kasar : 1/5”, 3/4”, 3/8”, No.4, Pan.
7. Ember.
8. Sekop.
9. Sendok perata.
10. Pan.
11. Pelat kaca.
12. Kuas.
13. Sekrap.
14. Kain lap.
15. Kunci dan tang.
16. Batang kayu.
17. Plastik.
18. Masker.
19. Sarung tangan.
20. Pelat baja.
21. Kerucut ambrams.
22. Wadah.
23. Sendok semen.

4. BAHAN YANG DIGUNAKAN

1. Agregat halus (Pasir).


2. Agregat kasar (Batu pecah).
3. Air
4. Vaselin.
5. Semen.
5. TEORI

Beton kubus yang dibuat adalah replikasi dari beton yang digunakan
untuk bahan bangunan. Beton silinder ini dibuat dari adukan beton yang
akan digunakan yang merupakan sampel yang akan diuji laboratorium.
Cara pembuatan benda uji untuk tes beton cukup sederhana namun
tetap perlu memperhatikan beberapa hal agar tes beton yang akan
dilakukan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Secara umun terdapat 2 macam jenis benda uji beton, yaitu :
 Kubus beton kuran panjang 15cm, lebar 15cm, dan tinggi 15cm.
 Silinder beton ukuran diameter 15cm, tinggi 30cm.
6. TEORI TAMBAHAN

Campuran beton dalam penampang yang sesuai atau dengan tangan


dalam takaran dan ukuran yang sedemikian rupa sehingga menyisakan
10% kelebihan setelah pencetakan benda uji. Cara pencampuran ini
dengan tangan tidak dapat digunakan untuk beton yang mengandung
bahan tambah udara atau beton dengan slump yang tidak dapat diukur.
Pengadukan dengan harus dibatas untuk takaran 0,007cm3 atau kurang
tata cara lainnya dapat digunakan pencampuran dijelaskan pada 7.1.2 dan
7.1.3 akan tetapi, tata cara lainnya dapat digunakan bila diinginkan untuk
menggambarkan kondisi atau pelaksanaan khusus atau bila tata cara yamg
diisyaratkan tidak dapat dilaksanakan. Tata cara pencampuran dengan
mesin cocok untuk pencamputan tipe drum, penting untuk merubah urutan
pencampuran dan tata cara dari pencampuran kecampuran kecuali
pengatuh perubahan sedang diselidiki.
Gunakan tiga pemasukan penggetar pada titik yang berbeda untuk
masing-masing lapisan. Biarkan penggetar masuk kelapisan yang akan
digetar, dan kesalam lapisan dibawahnya sedikitnya 25mm. Setelah
masing-masing lapisan digetarkan kotak sisi cetakan pelan-pelan 10 kali-
15 kali dengan pali karet gunakan tangan terbuka untuk mengetok cetakan
sekali pakai yang ringan yang peka terhadap kerusakan jika diketok
dengan palu karet.
7. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.


2. Mengunmpulkan material atau bahan percobaan sesuai perhitungan.
3. Mengayak agregat halus dan kasar untuk setiap ukuran saringan
sampai mendapatkan agregat sesuai dengan perhitungannya.
4. Mengumpulkan agregat kasar sebanyak :
 Saringan 1/5” = 420 gr
 Saringan 3/4” = 9215 gr
 Saringan 3/8” = 3440 gr
 Saringan No.4 = 2667,5 gr
Mengumpulkan agregat halus sebanyak :
 Saringan No.4 = 205 gr
 Saringan No.8 = 377,5 gr
 Saringan No.16 = 1352,5 gr
 Saringan No.30 = 2127,5 gr
 Saringan No.50 = 2532,5 gr
 Saringan No.100 = 1170 gr
 Pan = 337,5 gr
5. Membersihkan cetakan (2 cetakan kubus) menggunakan sekrap dan
kain lap (serbet). Setelah bersih lalu mengolesnya dengan vaselin
secukupnya.
6. Kemudian merakit cetakan dan menguncinya dengan erat sehingga
tidak ada satu baut pun yang longgar.
7. Menghidupkan molen dan mencampurkan bahan mulai dari
memasukkan air sebanyak 1/3 dari keseluruhan jumlah air dan
memasukkan agregat kasar dana halus dimulai dari yang terbesar
sampai terkecil, lalu memasukkan semen.
8. Setelah semua bahan dimasukkan dan membiarkan molen berputar
hingga bahan tercampur merata dan memasukkan 2/3 air dari
keseluruhan jumlah air.
9. Menuangkan campuran beton kedalam pan dan mengaduk-aduk
campuran beton tanpa berhenti dan memasukkan campuran beton
kedalam kerucut ambrams sebanyak 1/3 dari tinggi kerucut dan
merojoknya sebanyak 25 kali dan melakukan hal yang sama untuk 2/3
dan merojoknya sebanyak 25 kali lalu mengisinya hingga penuh dan
merojoknya sebanyak 25 kali kemudian mengisinya lagi hingga penuh
dan meratakannya dengan mistar perata kemudian menunggunya
selama 30 detik. lalu mengangkat kerucut ambrams secara perlahan
jika terjadi keruntuhan campuran beton maka nilai slump dapat diukur
seusai dengan perencanaan nilai slump.
10. Jika nilai slump tidak sesuai dengan yang ditentukan maka lakukanlah
langkah-langkah diatas hingga mendapatkan campuran beton yang
sesuai dengan nilai slump yang ditentukan (30-60) cm.
11. Memasukkan campuran beton kedalam cetakan silinder dan mengisi
1/3 dari tinggi cetakan dan menusuknya sebanyak 25 kali kemudian
mengisi 2/3 bagian dan menusuknya sebanyak 25 kali kemudian
mengisinya penuh dan menusuknya lagi sebanyak 25 kali kemudian
mengisinya hingga penuh dan meratakannya dengan mistar perata.
12. Memukul-mukul cetakan menggunakan balok kayu sehingga canpuran
beton didalam cetakan silinder menjadi padat dan tidak berongga
(sampau gelembung udaranya lepas).
13. Meratakan permukaan beton dan menutupnya dengan pelat kaca (kaca
sebelumnya harus diolesi vaselin agar tidak lengket).
14. Mendiamkan beton selama 24 jam.
15. Membuka cetakan dan menimbang berat benda uji lalu mencatatnya.
16. Merendam beton selama 4 hari.
17. Percobaan selesai, kemudian membersihkan alat yang digunakan dan
menynmpannya kembali ketempat semula.
8. ANALISA DATA
Dik : Semen : Pasir : B.pecah : Air
350,52 : 667,57 : 1231,64 : 168,47
1 : 1,905 : 3,514 : 0,481

Volume kubus = s3
= (15)3
= 3375 cm3
= 0,0034 m3

Rata-rata retained saringan halus

SARINGAN IX-B IX-C TOTAL

NO. 4 3,7 3,5 3,6 %

NO. 8 6,8 7,6 7,2 %

NO. 16 12,9 13,1 13 %

NO. 30 28,8 27,4 28,1 %

NO. 50 24,9 29,4 27,15 %

NO. 100 19,4 16 17,7 %

Pan 3,5 3 3,25 %

Tabel rata-rata retained agregat kasar

SARINGAN IX-B IX-C TOTAL

1,5” 3,8 3,55 3,68 %

3/4” 41,6 43,3 42,45 %

3/8” 37,1 34,05 35,58 %

NO.4” 17,5 19,1 18,30 %


Dit : Kebutuhan material untuk 3,5 benda uji
Penyelesaian :
a. Volume total untuk 3,5 benda uji
= 3,5 x Vol. Kubus
= 3,5 x 0,0034
= 0,0119 m3

b. Berat material untuk 3,5 benda uji


 Semen = 0,0119 x 350,52 = 4,17 kg
 Pasir = 0,0119 x 667,57 = 7,94 kg
 B.Pecah = 0,0119 x 1231,64 = 14,66 kg
 Air = 0,0119 x 168,47 = 2,00 kg
Total = 4,17 + 7,94 + 14,66 + 2,00
= 28,77 kg

c. Jumlah Agregat kasar (B.Pecah = 14,66 kg)

saringan 1,5= { 3,68} over { 100} x(14,66)=0,54 kg

saringan 3/4= { 42,45 } over {100 } x (14,66)=6,22 kg

saringan 3/8= {35,58 } over {100 } x (14,66)=5,22 kg

18,30
saringan no 4 = x ( 14,66 ) = 2,68 kg
100

Total ` = 14,66 kg

d. Jumlah Agregat halus (pasir = 7,94 kg)

3,60
Saringan no. 4 = x (7,94) = 0,2858 kg
100

7,20
Saringan no. 8 = x (7,94) = 0,5717 kg
100

13
Saringan no. 16 = x (7,94) = 1,0322 kg
100
28,10
Saringan no. 30 = x (7,94) = 2,2311 kg
100

27,15
Saringan no. 50 = x (7,94) = 2,1557 kg
100

17,70
Saringan no. 100 = x (7,94) = 1,4054 kg
100

3,25
Pan = x (7,94) = 0,2581 kg
100

Total = 7,94 kg

Checked By

(Diperiksa Oleh)

Retno Friana Dewi, S.T


10. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Perbandingan dalam pembuatan benda uji kubus adalah :


Semen : Pasir : Batu Pecah : Air
1 : 1,905 : 3,514 : 0,481
2. Kebutuhan material dibuat 3,5 benda uji untuk mengantisipasi
kekurangan bahan/material.
3. Berat material untuk pembuatan benda uji 3,5 adalah 28,77 kg,
dengan berat masing – masing bahan sebagai berikut :
 Semen = 4,17 kg
 Air = 2,00 kg
 Pasir = 7,94 kg
 Batu Pecah = 14,66 kg

B. SARAN

1. Diharapkan untuk kedepannya agar peralatan praktikum beton


dapat lebih dilengkapi untuk kelancaran praktikum.
2. Sebaiknya praktikum dilaksanakan ditempat yang lebih lapang dan
tidak terganggu oleh banyaknya kendaraan di sekitar lokasi
praktikum.
3. Diharapkan agar pembuatan benda uji sesuai dengan umur yang
seharusnya.
9. GAMBAR ALAT DAN FUNGSI

1. Cetakan Silinder
Fungsi : Sebagai alat
pencetak beton.

2. Tongkat Pemadat (Temperd)


Fungsi : Untuk merojok
benda uji didalam cetakan
silinder.

3. Mesin pengaduk (Mixer


concrete)
Fungsi : Alat pengaduk
campuran beton.
4. Timbangan digital
Fungsi : Alat untuk
menimbang bahan uji.

5. Gelas ukur
Fungsi : Sebagai alat untuk
memasukkan air kedalam
mesin pengaduk sesuai
takaran yang telah
ditetapkan.

6. Saringan agregat halus


( No.4; No.8; No.16; No.30;
No.50; No.100; Pan)
Fungsi : Untuk menyaring
agregat halus.
7. Saringan agregat kasar
(1 ½” ; 3/4”; 3/8”; No.4)
Fungsi : Untuk menyaring
agregat kasar.

8. Ember
Fungsi : Sebagai alat untuk
menampung air.

9. Skop tangan
Fungsi : Alat untuk
memasukkan campuran
beton kedalam cetakan
silinder.
10. Sendok semen
Fungsi : Untuk meratakan
campuran beton didalam
cetakan.

11. Pan
Fungsi : Alat untuk
menampung campuran beton
setelah diaduk pada mesin
pengaduk.

12. Plat kaca


Fungsi : Sebagai penutup
cetakan silinder yang berisi
campuran beton.
13. Kuas
Fungsi : Alat untuk
mengoles vaselin pada
cetakan silinder dan plat
kaca.

14. Skrap
Fungsi : Alat untuk
membersihkan sisa-sisa
campuran yang ada dimolen.

15. Kain lap


Fungsi : Alat untuk
membersihkan cetakan
silinder, plat kaca dan mesin
pengaduk setelah dicuci.
16. Kunci No.12, No.14, No.17
Fungsi : Untuk mengunci
dan membukan baut yang
ada pada cetakan.

17. Tang
Fungsi : Untuk membantu
membuka dan mengunci
baut.

18. Batang kayu


Fungsi : Untuk memukul
cetakan silinder yang berisi
campuran.

Anda mungkin juga menyukai