Anda di halaman 1dari 24

TERMODINAMIKA GELOMBANG DAN OPTIKA UNTUK SEKOLAH

MAKALAH

KD 3.12 Menganalisis Sifat-Sifat Cahaya, Pembentukan Bayangan Pada


Bidang Datar dan Lengkung, Serta Penerapannya
Dosen Pengampu: Drs. Sutrisno, M.Pd.

Disusun oleh:
Burhan Sidqi 1801045
Galih Nur Octafian 1802279

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
1. Kompetensi Inti
KI - 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI - 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI - 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI - 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

2. Kompetensi Dasar
3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, pembentukan bayangan pada
bidang datar dan lengkung, serta penerapannya.

3. Indikator
3.12.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
3.12.2 Menjelaskan hukum pemantulan
3.12.3 Menggambarkan arah sinar datang dan sinar pantul
3.12.4 Menjelaskan hukum Snellius
3.12.5 Menganalisis arah sinar datang dan sinar bias
3.12.6 Menganalisis bayangan pada cermin datar, cermin
cembung, dan cermin cekung
3.12.7 Menganalisis bayangan pada lensa cembung dan lensa
cekung

4. Materi Ajar
Materi Pokok : Sifat Cahaya dan Pembentukan Bayangan
Sub materi Pokok : - Merambat Lurus
- Pembiasan
- Pemantulan
- Penguraian
- Hukum Pemantulan
- Hukum Snellius
- Cermin
- Lensa

5. Peta Konsep
6. Bagan Materi

7. Uraian Materi
a. Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang


dipancarkan oleh benda atau sumber cahaya dalam bentuk
gelombang eletromagnetik (gelombang yang merambat tanpa
medium).
Cahaya memiliki beberapa sifat, yaitu:
1. Cahaya dapat merambat lurus
Sifat cahaya yang pertama yaitu dapat merambat lurus. Sifat
cahaya yang merambat lurus akan terjadi jika melewati satu
medium perantara. Kita bisa mengujinya dengan menyalakan
senter dan cahaya akan terpancar dengan lurus. Selain itu kita
juga dapat melihat cahaya merambat lurus pada berkas cahaya
matahari yang menerobos masuk celah genting atau ventiasi
pada rumah kita yang akan terlihat seperti garis-garis lurus. Hal
ini membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Sifat cahaya
yang merambat lurus oleh manusia dimanfaatkan dalam
pembuatan lampu senter dan lampu kendaraan bermotor
2. Cahaya dapat dipantulkan
Sifat cahaya yang kedua ialah cahaya dapat dipantulkan. Ketika
benda terkena cahaya, cahaya yang mengenai benda akan
dipantulkan. Jenis pemantulan terbagi menjadi dua, yaitu
pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan teratur.

Ketika cahaya mengenai permukaan rata, licin, dan mengilap,


hasil pemantulannya akan teratur. Sedangkan, ketika cahaya
mengenai permukaan yang tidak rata, kasar, dan bergelombang,
hasil pemantulannya akan baur/difus. Pemantulan cahaya dapat
memberi manfaat pada manusia. Contohnya adalah manusia
dapat melihat pantulan bayangannya di cermin.

3. Cahaya dapat dibiaskan


Cahaya akan dibelokkan jika merambat melalui dua zat yang
kerapatannya berbeda. Contohnya seperti udara dengan air.
Peristiwa pembelokkan cahaya setelah melalui suatu medium
rambat disebut dengan pembiasan cahaya.

4. Cahaya dapat diuraikan


Penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna
disebut penguraian cahaya atau dispersi. Salah satu contoh
alami dari ini adalah peristiwa terbentuknya pelangi. Kita bisa
melihat bahwa pelangi setidaknya terdiri dari tujuh warna, yaitu
merah, jingga, kuning, hijau, dan seterusnya. Tapi warna-warna
tersebut awalnya berasal dari satu warna saja, yaitu warna putih
dari cahaya matahari. Apa yang dihasilkan matahari ini
kemudian dibiaskan oleh titik air hujan, sehingga terurai
menjadi tujuh warna pelangi. Cahaya putih dari matahari juga
disebut sebagai sinar polikromatik.
Cahaya matahari sebenarnya tersusun atas berbagai cahaya
berwarna. Namun, mata kita melihat cahaya matahari berwarna
putih. Contoh lain dari dispersi ialah cahaya saat melewati
prisma dan pelangi.
b. Pemantulan Cahaya

Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya


dipantulkan, sisanya diserap oleh benda dan diubah menjadi energi
panas. Jika benda tersebut transparan seperti kaca atau air, sebagian
diteruskan. Untuk benda-benda yang sangat mengkilat seperti cermin
berlapis perak, lebih dari 95 persen cahaya bisa dipantulkan. Hukum
pemantulan menurut Giancoli (2001: 244) dinyatakan bahwa sudut
datang sama dengan sudut pantul. Hukum pemantulan berbunyi:
1. sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada
satu titik dan terletak pada satu bidang datar,
2. sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

Ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur dan


pemantulan baur. Pemantulan teratur jika berkas-berkas sinar sejajar
yang mengenai permukaan halus dipantulkan juga sebagai sinar
sejajar. Sedangkan pemantulan baur jika berkas-berkas sinar sejajar
yang mengenai permukaan kasar dipantulkan ke segala arah (berkas-
berkas tidak sejajar satu sama lain)

c. Pembiasan Cahaya

Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya


pada bidang batas antara dua medium yang kerapatannya berbeda.
Atau disebabkan adanya perbedaan kecepatan rambat cahaya antara
dua medium.
Menurut Cristian Huggens: cepat rambat cahaya dalam ruang
hampa udara dibanding dengan cepat rambat cahaya dalam zat
tertentu mempunyai nilai tertentu yang disebut Indeks bias ( n ).
Dirumuskan:
C
n=
Cn
Keterangan:
1) N   =  indeks bias zat
2) C   =  cepat rambat cahaya dalam ruang hampa ( 3 x 10 8  m/s )
3) Cn =  cepat rambat cahaya dalam medium tertentu ( m/s )
Indeks bias medium ke -1 terhadap medium ke -2 adalah :
n2
n1−2=
n1
Besar indeks bias berbagai zat tidak sama, dapat dilihat dari
tabel dibawah ini :
Hukum Snellius
1. Sinar datang garis normal, dan sinar bias terletak dalam suatu
bidang datar.
2. Perbandingan antara proyeksi sinar datang dengan proyeksi sinar
bias yang sama panjangnya pada bidang batas merupakan
bilangan tetap yang disebut indeks bias.

Arah sinar bias :


Keterangan gambar :
1) Sinar jatuh dari zat optik kurang rapat ke zat optik lebih rapat
dibiaskan mendekati garis normal
2) Sinar jatuh dari zat optik lebih rapat ke zat optik kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal.
3) Sinar jatuh tegak lurus bidang batas antara 2 medium (berimpit
dengan garis normal), tidak dibiaskan melainkan diteruskan
lurus.

d. Penerapan Pemantulan dan Pembiasan Cahaya


1. Cermin Datar
Untuk melukispembentukan bayangan pada cermin datar
digunakan hokum pemantulan cahaya, seperti pada contoh
gambar berikut :
Keterangan :
 a   =  titik benda
 a’   =  titik bayangan
 So  =  jarak benda ke cermin
 Si   =  jarak bayangan ke cermin
 ho  =  tinggi benda
 hi   =  tinggi bayangan
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk cermin datar :
1) maya
2) sama tegak
3) sama besar (ho = hi)
4) jarak benda sama (So = Si)
5) simetris
6) bertukar sisi
Ukuran cermin datar minimum untuk dapat melihat bayangan
seluruh tubuh kita adalah setengah dari ukuran tubuh kita. Dua
buah cermin datar yang membentuk sudut, dapat menghasilkan
bayangan yang jumlahnya lebih dari satu. Jumlah bayangan yang
dibentuk dapat dihitung dengan rumus:
360 °
n= −1
θ

Keterangan:
 N  =  jumlah bayangan
 α  =  sudut buka kedua cermin

2. Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan
cahaya permukaannya berupa cekungan. Cermin cekung bersifat
mengumpulkan cahaya, dimana sinar-sinar sejajar yang
dijatuhkan pada cermin cekung akan dipantulkan sehingga sinar-
sinar pantulnya berpotongan pada titik yang disebut titik focus
atau titik api (F).

Keterangan :
 SU = sumbu Utama
 O = titik pusat bidang cermin
 M = titik pusat kelengkungan cermin
 F = titik focus lensa / titik api
 O – F = jarak focus (f)
 O – M = jari-jari kelengkungan cermin (R)
1
R=2 f atau f = R
2
 Ruang I    = O – F
 Ruang II   = F – M
 Ruang III  = M – ~

Ada 3 sinar istimewa pada cermin cekung :


Berkas sinar datang sejajar sumbu utama, dipantulkan melalui
titik fokus

Berkas sinar datang melalui titik fokus, dipantulkan sejajr sumbu


utama

Berkas sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin,


dipantulkan kembali melalui titik itu lagi
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Bayangan maya adalah bayangan yang dibentuk oleh sinar
pantul yang menyebar (divergen), dapat langsung dilihat
oleh mata tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.
 Bayangan nyata adalah bayangan yang dibentuk oleh sinar
pantul yang mengumpul (konvergen), tidak dapat dilihat
langsung oleh mata tetapi dapat ditangkap oleh layar.

Untuk melukis bayangan diperlukan dua sinar intimewa


 Benda di Ruang I (So  <  F)

Sifat bayangan :
1) maya
2) tegak
3) diperbesar
 Benda di Ruang II (So  <  F)
Sifat bayangan :
1) nyata
2) terbalik
3) diperbesar
 Benda di Ruang III (So  <  F)

Sifat bayangan :
1) nyata
2) terbalik
3) diperkecil

3. Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang
memantulkan cahaya berbentuk cembung. Cermin cembung
bersifat menyebarkan cahaya, dimana sinar-sinar sejajar yang
dijatuhkan pada cermin cembung akan dipantulkan sehingga
sinar-sinar pantulnya seolah-olah berasal dari titik focu utama
(F).

Keterangan :

 SU = sumbu utama
 O =  titik pusat bidang cermin
 M =  titik pusat kelengkungan cermin
 F =  titik api ( fokus  )
 O–F = jarak fokus ( f )
 O–M = jari-jari kelengkungan cermin ( R )

1
R=2 f atau f = R
2
Pada cermin cembung tidak ada pembagian ruangan

Ada 3 sinar istimewa pada cermin cembung :

Berkas sinar datang sejajar sumbu utama, dipantulkan seolah-


olah berasal dari titik fokus.
Berkas sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, dipantulkan
seolah olah berasal dari titik fokus

Berkas sinar datang seolah-olah menuju titik pusat kelengkungan


cermin, dipantulkan kembali.

Pembentukan bayangan pada cermin cembung

Untuk melukis bayangan diperlukan dua sinar intimewa

Kegunaan cermin cembung dalam kehidupan sehari-hari sebagai


kaca spion kendaraan bermotor.

4. Lensa Cembung
Menurut bentuknya lensa cembung terbagi menjadi tiga macam
yaitu:
Keterangan gambar:
1) cembung dua (bikonvek)
2) cembung datar (plankonvek)
3) cembung cekung (konkaf konvek)
Lensa cembung bersifat mengumpulkan sinar-sinar yang datang
padanya.
 Bagian-bagian lensa cembung

Keterangan:
 SU      =  sumbu utama
 O        =  titik pusat optik lensa
 F         =  titik focus
 2F         =  titik pusat kelengkungan lensa
 O – F  =  jarak focus ( f )
 O – 2F=  jari-jari kelengkungan lensa
 O – F   =  ruang I
 F – 2F =  ruang II
 F – ~    =  ruang III
Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung

Sinar datang sejajar sumbu utama, dibiaskan melalui titik fokus

Sinar datang melalui titik fokus, dibiaskan sejajar sumbu utama

Sinar datang melalui titik pusat optik, dibiaskan sejajar sumbu


utama
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung
diperlukan dua sinar istimewa.
 Benda di ruang I ( So < F )

Sifat-sifat bayangan
1) maya
2) tegak
3) diperbesar
 Benda di ruang II ( F < So < 2F )

Sifat-sifat bayangan
 maya
 tegak
 diperbesar
 Benda di titik pusat kelengkungan lensa ( So = 2F )

Sifat-sifat bayangan
1) nyata
2) terbalik
3) sama besar

5. Lensa Cekung
Menurut bentuknya lensa cekung terbagi menjadi tiga macam
yaitu:

Keterangan gambar:
1) cekung dua ( bikonkaf )
2) cekung datar ( plankonkaf )
3) cekung cembung (konvek konkaf )
Lensa cekung bersifat menyebarkan sinar-sinar yang datang
padanya.
Bagian-bagian lensa cekung

Keterangan:
 SU      =  sumbu utama
 O        =  titik pusat optik lensa
 F         =  titik focus
 2F         =  titik pusat kelengkungan lensa
 O – F  =  jarak focus ( f )
 O – 2F=  jari-jari kelengkungan lensa
Pada lensa cekung tidak ada pembagian ruangan.

Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung

Sinar datang sejajar sumbu utama, dibiaskan seolah-olah berasal


dari titik focus utama

Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus, dibiaskan sejajar


sumbu utama
Sinar datang menuju pusat optik, tidak dibiaskan melainkan
diteruskan lurus
Untuk melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung
diperlukan dua sinar istimewa.

Sifat-sifat bayangan :
 maya
 tegak
 diperkecil
8. Daftar Pustaka
Herdansyah, T R. (2017). Mengenal Macam-Macam Sifat Cahaya.
Diakses dari: https://blog.ruangguru.com/mengenal-macam-
macam-sifat-cahaya
Kamajaya. (2014). Fisika untuk kelas X Sekolah Menengah Atas
Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam.
Bandung: Grafindo Media Pratama.
Tipler, P. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ketiga. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai