Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKHIR

3.11 MENGANALISIS CARA KERJA ALAT OPTIK MENGGUNAKAN SIFAT


PEMANTULAN DAN PEMBIASAN CAHAYA OLEH CERMIN DAN LENSA

diajukan untuk memenuhi tugas


Termodinamika dan Gelombang Optik untuk Sekolah
Dosen Pengampu: Drs. Sutrisno, M.Pd.

Disusun oleh:
Anisa Yuliana Putri 1805983

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
1. Kompetensi Inti
a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
b. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
c. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
d. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan.

2. Kompetensi Dasar

3.10. Menganalisis cara kerja alat optik mengguakan sifat pemantulan dan
pembiasan cahaya oleh cermin dan lensa.

3. Indikator
3.10.1 Mendeskripsikan konsep pemantulan pada cermin.
3.10.2 Mendeskripsikan konsep pembiasan pada lensa
3.10.3 Menganalisis pembentukan bayangan pada alat-alat optic.
3.10.4 Mengidentifikasi komponen-komponen pada alat-alat optic
3.10.5 Merumuskan perbesaran bayangan pada alat-alat optic

4. Materi Pembelajaran
a. Pemantulan
b. Pembiasan
c. Mata
d. Lup
e. Mikroskop
f. Teropong bintang
g. Teropong bumi
h. Kamera

5. Sub Materi Pokok


a. Daya akomodasi mata
b. Mata normal dan mata rabun
c. Perbesaran oleh lup untuk mata berakomodasi maksimum
d. Perbesaran oleh lup untuk mata tak berakomodasi
e. Perbesaran bayangan oleh mikroskop
f. Perbesaran pada teropong bintang jenis bias
g. Perbesaran oleh teropong bintang jenis pantul
h. Perbesaran oleh teropong bumi untuk maa berakomodasi maksimum
i. Perbesaran oleh teropong bumi untuk mata tak berakomodasi
j. Pembentukan bayangan pada kamera

6. Materi Prasyarat
a. Gelombang cahaya
b. Optik Geometri

7. Konsep Esensial
a. Pemantulan
b. Pembiasan
c. Panjang fokus
d. Perbesaran
e. Jari-jari kelengkungan
f. Akomodasi maksimum
g. Tak berakomodasi

8. Peta Konsep

9. Bagan materi
10. Kandungan aspek-aspek (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan
klasifikasi pengetahuan (faktual, konseptuan, prosedural dan meta
kognitif).

Materi : Kandungan aspek-aspek Jenis-jenis pengetahuan


Cara kerja alat Meta
Kognitif Afektif Psikomotor Faktual Konseptual Prosedural
optik Kognitif
Cermin
1. Pemantulan       
2. Panjang 
     
Fokus
3. Jari-jari
kelengkunga       
n cermin
4. Sifat
     
Bayangan

5. Perbesaran
      
bayangan
Lensa
1. Pembiasan       
2. Panjang
      
fokus lensa
3. Jari-jari
kelengkunga       
n lensa
4. Sifat
bayangan      
pada lensa
5. Perbesaran
      
bayangan

11. Uraian Materi


A. Mata
Dari salah satu contoh alat optic ini, kita tinjau lensa mata yang memiliki peran
sebagai pembias cahaya yang masuk. Lensa mata berbentuk bikonveks. Lensa mata
bersifat sebagai lensa positif yang kerjanya mengumpulkan cahaya. Berkas sinar
yang masuk akan dikumpulkan dan kemudian dibiaskan untuk ditangkap oleh retina
mata yang perannya mirip layar. Kesan melihat akan terjadi bila terbentuk bayangan
nyata, terbalik dan dierkecil. Pembentukan bayangan yang terjadi ada mata
memenuhi persamaan

1 1 1
= +
f s0 s '
Dengan f adalah jarak focus lensa, s0 adalah jarak benda ke lensa, dan s' adala
jarak bayangan yang terbentuk ke lensa yang sama dengan jarak retina ke
lensa mata.
1. Daya akomodasi
Dari rumusan pada lensa mata tersebut, dapat kita simpulkan bahwa
besarnya s' adalah tetap, karena jarak retina ke lensa tidak mungkin
berubah. Andaikan benda terletak lebih jauh maka agar tetap terjadi
kesan melihat maka focus lensa mata haus membesar, oleh karena itu
lensa mata akan semakin tipis. Lensa mata akan memiliki bentuk paling
tipis saat harus melihat benda dengan jarak takhingga dari mata. Dalam
keadaan ini disebut mata tidak berakomodasi. Sebalikya saat mata harus
melihat benda dengan jarak yang sangatdekat, maka lensa mata akan
menebal. Keadaan paling tebal ini disebut mata berakomodasi
maksimum.
Jarak terjauh yang dapat terlihat oleh mata disebut titik jauh, sedangkan
jarak terdeat benda yang dapat terlihat oleh mata disebut jarak titik
dekat mata. Utuk mata normal nilai titik jauh adalah tak hingga dan nilai
titik dekatadalah 25cm di depan mata.
Mata yang memilihi titik dekat lebih besar dari titik dekat mata normal
(25cm) disebut rabun dekat. Kondisi ini disebut sebagai rabun dekat.
Lensa terlalu negative atau terlalu menyebarkan sinar, maka dibantu
dengan menggunakan kaamata berlensa positif.
Mata yang memiliki titik jauh tertentu atau lebih kecil dari jarak titik jauh
mata normal tidak dapat melihat benda dengan jarak terlalu jauh.
Bayangan yang terbetuk jatuh didepan retina. Kondisi ini disebut sebagai
rabun jauh (miopi). Pada kondisi ini mata dibantu dengan mengguakan
kaca mata berlensa negative.
2. Mata normal
Mata normal akan berakomodasi maksimum saat melihat benda terdekat
dengan jarak 25 cm. mata normal tidak berakomodasi saat melihat benda dijauh
tak hingga. Yang dimaksud jauh tak hingga ini bukan jarak tak berhigga sehingga
kemampuan melihat tak terbatas, melainkan jarak yang cukup besar bila
dibandingkan dengan ukuran bola amata dan titik dekat normal.
3. Mata Rabun Jauh (Myop)
Mata ini tidak bisa melihat dengan jelas untuk benda yang cukup jauh. Ini
disebabkan oleh lensa mata yang terlalu positif (konvergen) sehingga sinar
datang difokuskan di depan retina.

Gambar tersebut menunjukan mata miopi saat tak berakomodasi bayangan


jatuh di depan retina dan saat diberi bantuan lensa negative di depannya
bayangan jatuh tepat di retia sehingga kesan melihat terjadi. Saat berakomodasi
maksimum, mata miopi sama dengan mata normal yaitu memiliki titik dekat 25
cm.

Dalam perhitungan:

So = letak benda sebenarnya (~)

Si = – PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-)


menggambarkan

bayangan di depan lensa. Dari persamaan :

1 1 1
= +
f s0 s '

diperoleh bahwa: f = – PR

Ukuran lensa yang digunakan adalah :

P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)


f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)

1
P=
f

4. Mata Rabun Dekat (Hipermetrop)


Mata dengan kondisi ini tidak bisa melihat pada jarak dekat. Ini karena lensa
mata yang terlalu divergen sehingga sinat datang difokuskan dibelakang retina
mata. Jarak titik dekat mata hipermetrop lebih besar dari 25 cm.

Gambar tersebut menunjukan perjalanan sinar pada mata saat mata dalam
keadaan berakomodasi maksimum. Bayangan yang terbentuk dibelakang retina
karena benda yang dilihat terletak kurang dari 25 cm dari mata. Oleh karena itu
dibantu dengan kacamata berlensa positif sehingga membentuk bayangan maya
dititik dekat mata hipermetrop. Untuk kondisi mata hipermetrop saat tak
berakomodasi sama dengan mata normal saat tak berakomodasi.

Dalam perhitungan:

So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)

Si = – PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa


bayangan

maya yang terletak di titik dekatnya


1 1 1
= + '
f 25 PP

100 1
P= −
25 −PP '

PP = Punctum Proximum (titik dekat = sn ), satuannya meter.

B. Lup
Lup komponen utamanya merupakan sebuah lensa positif yang digunakan untuk
membantu mata mengamati benda-benda yang ukurannya kecil .

a. Perbesaran Lup untuk Mata Berakomodasi Maksimum

Pada saat mengamati benda melalui sebuah lup berakomodasi


maksimum maka bayangan harus terletak di titik dekat mata dengan
memusatkan pandangan pada benda-benda dekat yang memerlukan
panjang fokus yang lebih pendek. Ini dipenuhi dengan otot-otot mata
meningkatkan kelengkungan lensa sehingga lensa tersebut menjadi lebih
cembung. Dengan demikian, s’ =-sn dengan sn adalah jarak titik dekat
mata pengamat
Perbesaran sudut (M) adalah perbandingan sudut lihat dengan alat (β)
dan

perbesaran sudut lihat tanpa alat (α). Untuk sudut kecil didapat β = tan β
dan α = tan α, sehingga perbesaran sudut dapat dinyatakan dengan
persamaan:

β tanβ s n
M= = =
α tanα s

β = sudut lihat dengan alat

α = sudut lihat tanpa alat

M = perbesaran anguler

sn= jarak titik tedekat pengamat


s= jarak benda ke lup

Persamaan untuk mata berakomodai maksimum : s<f

1 1 1
= +
f s0 s '

1 1 1
= +
f s sn

1 1 1
= +
s f sn

sn f
s=
sn + f

s
'
sn s n +f sn
M= = = = +1
s sn f f f
s n +f

M= perbesaran anguler

sn= titik dekat mata

f =jarak focus lup

b. Perbesaran Lup untuk Mata Tak Berakomodasi

Mata dikatakan tidak berakomodasi jika benda yang dilihat


berada di tak hingga. Begitu pula ketika mengamati benda
menggunakan lup. Maka tidak berakomodasi jika bayangan yang
tertangkap oleh mata berada di tak hingga (s’ = ∞ ). Caranya adalah
dengan menempatkan benda di titik fokus lensa sehingga sinar sinar
yang mengenai mata adalah sejajar dan membutuhkan panjang fokus
lensa yang lebih besar sehingga otot-otot mata mengatur bentuk lensa
menjadi pipih atau kurang cembung. Dengan kondisi ini mata tidak
akan cepat lelah saat harus melihat dengan menggunakan lup.

Persamaan untuk mata yang tidak berakomodasi yaitu sebagai


berikut.

1 1 1
= +
f s0 s '

1 1 1
= +
f s0 ∞

1 1
=
f s0

f =s
sn
M=
f

M = perbesaran anguler

sn= titik dekat mata (25 cm)

f = jarak focus lensa

C. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk mengamati benda benda kecil dan tembus
cahaya agar tampak lebih besar dan jeas. Sebuah mikroskop terdiri atas dua
lensa positif yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif berada di
dekat objek atau benda, sedangkan lensa okuler berada di depan mata
pengamat.
Bagaimana pembentukan bayangan pada mikroskop? Perhatikan gambar
berikut ini !

Gambar 3. Pembentukan bayangan pada mikroskop


a. Lensa objektif berfungsi membentuk bayangan sejati, terbalik, dan
diperbesar dari benda yang diamati (AB) untuk memperoleh bayangan
sejati, benda yang diamati diletakkan diantara Fob an 2 Fob di depan lensa
objektif. Bayangan A1 B1 yang dibentuk lensa objektif dan dianggap
sebagai benda bagi lensa okuler terletak antara Fob dan O.
b. Lensa okuler berfungsi membentuk bayangan maya, tegak dan
memperbesar (A2 B2) dan bayangan objektif A1 B1.

Perbesaran bayangan

a) Perbesaran lensa objektif :


b) Perbesaran lensa okuler
c) Perbesaran mikroskop
(1) Untuk mata tidak berakomodasi
(2) Untuk mata berakomodasi maksimum

Perbesaran Mikroskop

M = Mob . Mok

Keterangan

Siob : Jarak bayangan dari lensa objektif


Soob : Jarak benda dari lensa objektif
Siok : Jarak bayangan dari lensa okuler
Sook : Jarak benda dari lensa okuler
hiob : Tinggi bayangan yang dibentuk lensa objektif
hoob : Tinggi benda yang berada di depan lensa objektif
hiok : Tinggi bayangan yang dibentuk lensa okuler
hook : Tinggi benda yang berada di depan lensa okuler
n : Jarak Punctum Proximum
D : Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Sook : D – Siob
Mob : Perbesaran lensa objektif
Mok : Perbesaran lensa okuler
M : Perbesaran mikroskop

D. Teropong Bintang
Teropong bintang disebut juga sebagai teropong astronomi digunakan untuk
mengamati benda benda angkasa agar tampak lebih jelas dan dekat. Perbesaran
yang dihasilkan ini tidak akan lebih besar dari ukuran benda aslinya maka disebutu
perbesaran anguler. Ada dua jenis teropong bintang yaitu teropong jenis bias dan
jenis pantul.
1. Teropong Bintang Jenis Bias
Teropong ini terdiri dari dua lensa yaitu lensa okuler dan lensa objektif. Benda
terletak di jauh takhingga sehingga bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif
selalu terletak pada titik focus lensa objektif. Bayangan ini dianggap sebagai
benda leh lensa okuler yang berfungsi sebagai sebuah lup.

Perbesarannya yaitu
'
y
tanβ s ok
f ob
M= = ' =
tanα y sok
f ob

Perbesaran anguler untuk mata normal tak berakomodasi


sd =25 cm

'
f ob
sok takhingga , sehingga s ok =f ok sehingga M =
f ok

Perbesaran untuk mata noral berakomodasi maksimum


1 1 1 1 1
sd =25 cm s'ok =−25 cm sehingga = − = +
s ok f ok −25 f ok 25
'

maka perbesaran anguler nya M =f ob (


1 1
+
f ok 25 )
2. Teropong Bintang Jenis Pantul
Teropong pantul menggunakan cemin cekung sebagai pengganti lensa
objektif. Diantara cermin objekif dan titik fokusnya dipasang sebuah
cermin datar sedemikian rupa sehingga sinar datang dari cermin objektif
dipantulkan ke lensa okuler.

E. Teropong Bumi
Teropong bumi atau sering disebut teropong medan tersusun atas tiga
lensa cembung yaitu lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler.
Bayangan yang dibentuk bersifat maya, tegak, dan lebih dekat. Lensa
pembalik hanya berfungsi membalik bayangan yang dibentuk lensa objektif
agar menjadi tegak.

1) Mata Berakomodasi maksimum

- Lensa objektif : Sob = ~ ; S’ob = fob

- Lensa pembalik : Sp = 2 fp ; S’p = 2 fp

- Lensa okuler (berfungsi sebagai lup): Sok < fok ; S’ok = -Sn

M= =
sok f ok (
f ob f ob sn + f ok
sn )
d=f ob + 4 f p+ s ok

2) Mata Tidak Berakomodasi

- lensa objektif : Sob = ~ ; S’ob = fob

- lensa pembalik : Sp = 2 fp ; S’p = 2 fp

- lensa okuler (berfungsi sebagai lup): Sok = fok ; S’ok = ~


f ob
M=
f ok

d=f ob + 4 f p+ f ok

.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, A.P, dkk. (2016). Fisika. Jakarta: Mediatama.

Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik - Jilid 1 (terjemahan), Jakarta:
Penerbit Erlangga.

SILABUS FISIKA SMA Kelas X (Allson Mei 2013)

Anda mungkin juga menyukai