Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH FISIKA III

SIFAT SIFAT CAHAYA YANG MENGALAMI REFLEKSI

DISUSUN OLEH :

ELEKRO IIIA :

1. ADI MALIK MUHAMMAD MUTSUHITO


2. SUAIB
3. ASWIN DWI PUTRA
4. MUH. NASIR
5. SUHARDI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2018


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah menolong hambanya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah, mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu, yang disajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari penyusunan maupun yang datang dari luar. Namun, dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah. Akhirnya, makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang sifat-sifat gelombang (pemantulan dan pembiasan gelombang).
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk tugas atau karya tulis berikutnya. Akhirnya,
hanya kepada Allah jugalah kita berharap, semoga apa yang telah dilakukan senantiasa mendapat
Ridha dan Karunia-nya dan tetap bernilai di sisi-nya. Amin…

Makassar, 15 Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cahaya pada hakekatnya tidak dapat dilihat, kesan adanya cahaya apabila cahaya tersebut
mengenai benda. Cahaya dapat bersifat gelombang maupun partikel. Cahaya adalah tenaga
berbentuk gelombang dan dapat membantu kita melihat. Cahaya bergerak lurus ke semua arah.
Cahaya di biaskan apabila bergerak secara tegak lurus melalui medium yang berbeda seperti melalui
udara, kaca dan air. Cahaya dapat bergerak lebih cepat melalui udara.

Cahaya mempunyai banyak manfaat. Selain bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,


cahaya juga di manfaatkan dalam bidang medis. Salah satu penerapannya adalah dalam
pendeteksian suatu penyakit yang bertujuan untuk mendiagnosa dan proses penyembuhan penyakit
melalui terapi. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis membuat makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gelombang?


2. Apa yang dimaksud dengan pemantulan gelombang?
3. Hukum pemantulan cahaya

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian gelombang


2. Mengetahui sifat-sifat gelombang
3. Mengetahui hukum pemantulan cahaya
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian cahaya

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik,
baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara
bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel".

Berdasarkan sumbernya, cahaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu :


Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri, seperti matahari, senter, lilin, dan lampu.
Cahaya yang memancar dari benda akibat pantulan cahaya pada permukaan benda tersebut dari
sumber cahaya. Misalnya, jika kita melihat benda berwarna biru, artinya benda tersebut
memantulkan cahaya berwarna biru.

Berdasarkan dapat dan tidaknya benda memancarkan cahaya, benda dikelompokkan


menjadi 2 yaitu benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan
cahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda
gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.

2.2. Sifat sifat cahaya

1. Dapat mengalami pemantulan (Refleksi)

Cahaya bisa dipantulkan secara teratur dan tidak teratur.

a. Pemantulan cahaya secara teratur.

Ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya datar dan mengkilap, maka cahaya akan
dipantulkan secara teratur. Contohnya cahaya mengenai kaca, maka akan dipantulkan secara
teratur. Sudut datang cahaya sama dengan sudut pantul cahaya.

b. Pemantulan baur

pemantulan tidak teratur sering disebut dengan pemantulan baur atau difus. Pemantulan tidak
teratur terjadi ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya kasar, bergelombang, dan tidak
mengkilap. Contohnya cahaya mengenai permukaan aspal, pemukaan air, dan permukaan batu.
2.3. Hukum Pemantulan Cahaya

Hukum pemantulan cahaya adalah sebagai berikut:

Keterangan Gambar:

 Sinar datang: sinar yang arahnya menuju permukaan benda


 Sinar pantul: sinar yang arahnya menjauhi permukaan benda
 Garis normal: garis khayal yang tegak lurus dengan permukaan benda
 Sudut datang: sudut yang dibentuk antara sinar datang dengan garis normal
 Sudut pantul: sudut yang dibentuk antara sinar pantul dengan garis normal

Bunyi hukum pemantulan bunyi yaitu:

 Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar yang sama,
 Besar sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r)

Pemantulan Cahaya pada Cermin

Cermin dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:


1. Cermin Datar, cermin yang bentuknya datar seperti cermin di rumah untuk bercermin

Sifat bayangan yang dibentuk cermin datar yaitu:

 maya, tegak, sama besar


 arah kanan dan kiri berlawanan
 jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin

Jika dua buah cermin saling berhadapan dan membentuk sudut, maka jumlah bayangan yang
terbentuk adalah :

Keterangan: n = jumlah bayangan yang terbentuk


α = sudut yang dibentuk oleh kedua cermin

2. Cermin Cekung, cermin yang bentuknya seperti bagian sendok tempat menyimpan nasi.

Karakteristik dari cermin cekung yaitu:

 cermin cekung bersifat konvergen yaitu mengumpulkan cahaya


 Fokus cermin cekung bernilai positif (+) karena berada di depan cermin
 Cermin cekung memiliki tiga sinar istimewa sebagai berikut:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui fokus
b) Sinar datang melalui titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
c) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan kembali ke titik itu

 Cermin cekung digunakan untuk pemantul pada lampu senter

3. Cermin Cembung, cermin yang bentuknya seperti belakang sendok

Karakteristik dari cermin cembung yaitu:

 cermin cembung bersifat divergen yaitu menyebarkan cahaya


 Fokus cermin cembung bernilai negatif (-) karena berada di belakang cermin
 Cermin cembung memiliki tiga sinar istimewa sebagai berikut:

a) sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari fokus


b) sinar datang seolah-olah dari fokus dipantulkan sejajar sumbu utama
c) sinar datang menuju titik pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik tersebut

 Cermin cembung digunakan untuk kaca spion pada kendaraan

Besaran Cermin dan Hubungannya

Besaran yang terdapat pada cermin diantaranya:

Keterangan gambar:

 f = jarak fokus
 So = jarak objek (benda) ke cermin
 Si = jarak bayangan ke cermin
 C = R = Jari-jari kelengkungan cermin
 ho = tinggi benda
 hi = tinggi bayangan
 M = perbesaran bayangan

Hubungan dari besaran-besaran di atas yaitu sebagai berikut:

Ingat!!!

 fokus pada cermin cekung bernilai positif (+)


 fokus pada cermin cembung bernilai negatif (-)
 jika Si bernilai negatif berarti bayangan berada di belakang cermin sehingga bersifat maya
tapi jika bernilai positif berarti bayangan berada di depan cermin sehingga bersifat nyata
 untuk mencari perbesaran bayangan, semua besaran harus bernilai positif karena ada tanda
mutlak pada rumus "Si/So"
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu,
cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-
partikel".
 Cahaya dapat dipantulkan refleksi
Cahaya bisa dipantulkan secara teratur dan tidak teratur.
a. Pemantulan cahaya secara teratur.
Ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya datar dan mengkilap, maka cahaya
akan dipantulkan secara teratur. Contohnya cahaya mengenai kaca, maka akan dipantulkan
secara teratur. Sudut datang cahaya sama dengan sudut pantul cahaya.
b. Pemantulan baur
pemantulan tidak teratur sering disebut dengan pemantulan baur atau difus.
Pemantulan tidak teratur terjadi ketika cahaya mengenai benda yang permukaannya kasar,
bergelombang, dan tidak mengkilap. Contohnya cahaya mengenai permukaan aspal,
pemukaan air, dan permukaan batu.
DAFTAR PUSTAKA

Budikase, E. 1995. FISIKA 3 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 3 Program Ilmu.

Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan

Damari, Ari. 2007. Mari Belajar FISIKA. Surabaya: SIC.

Google.com

Http:// Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus versi online/daring (dalam

jaringan).html

Mardaya, dkk. 2007. FISIKA untuk SMA/MA Kelas XII. JakartaTimur: PT Perca.

Purwanto, Budi. 2004. Sains Fisika Konsep dan Penerapannya. Solo: PT Tiga Serangkai.

Purwanto, Budi. 2012. Fisika untuk kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri.

Suryo, Domas.2015. Fisika untuk SMA Kelas XII Semester 1. Solo: CV.Haka MJ.

Anda mungkin juga menyukai