Anda di halaman 1dari 20

TUGAS RESUME IPA

CAHAYA

OLEH KELOMPOK 13 :
WESLY AHWIAN HARIS : 18129330
GIO AFRIANDA : 18129015

NO. ASPEK PENILAIAN SKOR


4 3 2 1
1. KEBENARAN KONSEP

2. KELENGKAPAN KONSEP

3. KEDALAMAN/KELUASAN
KONSEP

4. KETERKAITAN KONSEP

5. KREATIFITAS

6. PENAMPILAN PENYAJIAN

7. PENGUASAAN

8. KECUKUPAN REFERENSI

JUMLAH SKOR PENILAIAN

DOSEN PEMBIMBING: Dr. Hj.YANTI FITRIA,S.Pd, M.Pd


ATIKA ULYA S.Pd, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
1. Pengertian Cahaya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cahaya didefinisikan
sebagai sinar atau terang dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan dan
lampu yang memungkinkan mata menangkap bayangan benda-benda di
sekitarnya.
Menurut Wikipedia, cahaya didefinisikan sebagai suatu energi yang berupa
gelombang elektromagnetik kasat mata dengan panjang gelombang antara 380-
750 nm ( 1 nm = 1 × 10-9 m). Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun tidak.
Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
Cahaya adalah suatu gelombang elektromagnetik atau partikel foton yang
dipancarkan oleh benda-benda yang mampu bersinar (Ex. matahari dan lampu
listrik) sehingga memungkinkan mata kita menangkap bayangan benda-benda
yang berada di sekitar benda bersinar tersebut.
Dari pengertian tentang cahaya tersebut, kita ketahui bahwa cahaya dapat
bertindak sebagai gelombang elektromagnetik dan juga sebagai partikel foton.
Oleh karena itu bermunculan teori-teori tentang cahaya. Ada yang beranggapan
cahaya sebagai gelombang dan ada juga yang beranggapan cahaya sebagai
partikel. Perbedaan 2 pandangan tetang cahaya tersebut kemudian dikenal sebagai
“dualisme gelombang-partikel”.
(sumber : http://rifanbios.blogspot.com/2015/05/fisika-dasar-cahaya.html )
2. Jenis-Jenis Berkas Cahaya
Cahaya bergerak menurut suatu garis lurus yang disebut dengan berkas
cahaya, selanjutnya disebut dengan sinar. Dalam fisika, ada tiga macam berkas
cahaya yaitu berkas mengumpul (konvergen), berkas menyebar (divergen) dan
berkas sejajar (pararel). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar di bawah ini.
Macam-macam berkas cahaya: mengumpul (konvergen), menyebar (divergen)
dan sejajar (pararel)
a. Berkas mengumpul atau konvergen adalah jalannya sinar-sinar yang
menuju pada satu titik yang sama. Peristiwa berkas mengumpul ini dapat
terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin cekung serta pembiasan
cahaya pada lensa cembung.
b. Berkas menyebar atau divergen adalah jalannya sinar-sinar dari satu titik
yang sama kemudian menyebar ke berbagai arah secara teratur. Peritiwa
berkas menyebar ini terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin
cembung serta pembiasan cahaya pada lensa cekung.
c. Berkas sejajar atau pararel adalah jalannya sinar-sinar dari suatu sumber
menuju arah yang sama dalam satu garis lurus. Peristiwa berkas sejajar
terjadi pada pemantulan cahaya pada cermin datar serta sinar senter ketika
dinyalakan.
( sumber : http://fisikazone.com/cahaya/ )
3. Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya memiliki beberapa sifat, diantaranya adalah merambat lurus, dapat
merambat tanpa melalui medium, menembus benda bening, membentuk
bayangan, dapat dipantulkan (refleksi), dapat dibiaskan (refraksi), dapat diuraikan
(diversi), dapat mengalami interferensi, dapat mengalami difraksi dan cahaya
memiliki energi. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
a) Cahaya Merambat Lurus
Cahaya akan merambat lurus apabila melewati suatu medium perantara.
Peristiwa ini dapat kalian buktikan dengan menyalakan lampu senter di pagi hari
ketika udara berkabut. Cahaya merambat lurus juga dapat kalian lihat dari berkas
cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah genting ataupun ventilasi
yang tampak berupa garis-garis lurus. Kedua peristiwa ini membuktikan bahwa
cahaya merambat lurus.
Eksperimen atau percobaan yang dapat membuktikan bahwa cahaya
merambat lurus adalah dengan menggunakan beberapa lempeng logam, kayu atau
karton yang diberi lubang seperti pada gambar di atas. Ketika lubang karton
disusun lurus kita dapat melihat cahaya lilin. Akan tetapi ketika salah satu lubang
digeser, maka kita tidak bisa lagi melihat cahaya lilin tersebut.
Benda gelap (tidak tembus cahaya) seperti kertas tampak oleh mata
manusia karena memantulkan cahaya yang kemudian diterima mata. Benda
tampak hijau karena memantulkan cahaya hijau ke mata pengamat. Benda tampak
hitam karena tidak ada cahaya yang dipantulkan benda tersebut ke mata.
Benda tembus cahaya seperti plastik dapat dilihat mata melalui sinar
pantulnya atau sinar yang diteruskannya. Benda tembus cahaya berwarna kuning,
memantulkan cahaya kuning dan juga meneruskan cahaya kuning. Sehingga mata
yang menerima sinar pantulnya atau sinar terusannya menerima kesan benda itu
berwarna kuning.

Bila lampu baterai ditutup plastik kuning disorotkan ke tembok warna


putih, maka dapat kita lihat telau yang berwarna kuning pada tembok.
Pembuktian Cahaya Merambat Lurus

Pembuktian Cahaya Merambat LurusBayangan lilin tampak terbalik pada


tembok, bila karton digeser mendekati lilin bayangan makin besar, sebaliknya jika
karton digeser mendekati tembok bayangan lilin pada tembok makin kecil. Hal ini
hanya mungkin terjadi jika cahaya merambat lurus. Jika kita lewatkan berkas
cahaya/sinar melalui celah sempit kemudian diarahkan ke balok kaca/ akuarium
diisi air, cahaya tampak merambat lurus. Baik di dalam maupun di luar, balok
kaca, cahaya merambat lurus
b) Cahaya Dapat Merambat Tanpa Medium

Sebagai bentuk gelombang, cahaya merupakan jenis gelombang transversal.


Salah satu ciri gelombang transversal adalah dapat merambat tanpa melalui
medium perantara. Dengan demikian cahaya tentunya dapat merambat tanpa
medium. Sebagai contoh, sinar matahari dapat sampai ke bumi meskipun melalui
ruang hampa udara. Seandainya cahaya tidak bisa merambat pada ruang hampa
udara, tentunya di planet Bumi akan sangat dingin sehingga tidak akan ada
kehidupan.
c) Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Ketika cahaya melewati benda bening atau transparan seperti kaca atau
plastik, maka sinarnya akan diteruskan secara linear (lurus). Dengan demikian,
cahaya mampu menembus benda bening. Sifat ini dapat kalian amati ketika kalian
menyinari benda-benda yang terbuat dari kaca bening seperti gelas atau mangkuk
kaca. Dari situ akan terlihat cahaya senter akan menembus benda tersebut.
contoh peristiwa sifat cahaya dapat menembus benda bening

d) Cahaya Dapat Membentuk Bayangan


Sekarang apa yang terjadi apabila cahaya mengenai benda padat yang tidak
bening seperti batu, kayu, batang besi, gelas porselen dan sebagainya? Tentu akan
terbentuk bayangan bewarna hitam di belakang benda tersebut. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa cahaya dapat membentuk bayangan.
contoh peristiwa sifat cahaya dapat membentuk bayangan

e) Cahaya Dapat Dipantulkan (Refleksi)


Pemantulan atau refleksi adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari
permukaan benda yang terkena cahaya. Peristiwa ini pemantulan cahaya ini dapat
kalian amati ketika kalian sedang berkaca di depan cermin. Di area cermin
tentunya kalian dapat melihat wajah atau tubuh kalian sendiri, ini terjadi karena
cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan. Dalam hal ini benda yang memantulkan
cahaya adalah cermin.
Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh seorang
ilmuwan Belkita yang bernama Willebrord Snellius. Dapat melakukan
pengamatan serupa dengan menggunakan sumber cahaya dan cermin datar yang
diletakkan di atas selembar kertas putih polos. Sinar yang keluar dari sumber
cahaya disebut sinar datang, sinar yang dipantulkan oleh cermin datar disebut
sinar pantul, dan garis yang tegak lurus dengan cermin disebut garis normal.

Dari pengamatan, peroleh hukum pemantulan cahaya, yaitu:


Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).
Untuk selanjutnya, setiap ditemukan kata ‘pemantulan’, maka yang dimaksud
adalah pemantulan teratur yang memenuhi hukum pemantulan cahaya.
contoh peristiwa sifat cahaya dapat dipantulkan (refleksi)

Hukum Pemantulan Cahaya :


>Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
>Sudut datang (i) = sudut pantul (r).
Pemantulan Pada Cermin Datar.
Sifat Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar :
Jarak bayangan ke cermin = jarak benda ke cermin.
Tinggi bayangan = tinggi benda.
Bayangan bersifat tegak dan maya.
Warna bayangan = warna benda.
Posisi bayangan = posisi benda.
Bayangan saling bertukar posisi dengan bendanya

f) Cahaya Dapat Dibiaskan (Refraksi)


Pembiasan atau refraksi adalah pembelokan arah rambat cahaya ketika
melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sifat cahaya dapat
dibiaskan ini dapat kalian amati ketika kalian memasukkan sebatang pensil ke
dalam gelas berisi air jernih. Dari situ nampak bahwa batang pensil terlihat patah
atau bengkok. Hal ini disebabkan karena arah cahaya mengalami pembelokan dari
medium air ke kaca dan ke udara di mana ketiga medium tersebut memiliki
kerapatan yang berbeda.
Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat
optik. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih
rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Pembiasan cahaya sering
kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya.
Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam gelas
yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.
a. Indeks Bias

n = Indeks bias suatu medium.

c = Kecepatan cahaya diudara.

cn= Kecepatan cahaya dalam medium.

indeks bias suatu zat adalah perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa
dengan cepat rambat cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias suatu zat dapat
dicari dengan cara metode snellius

pembiasan pada prisma


b. Hukum Pembiasan Cahaya

i = Sudut datang

r' = Sudut bias.

n = indeks bias medium 1.

n' = indeks bias medium 2.

contoh peristiwa sifat cahaya dapat dibiaskan (refraksi)

g) Cahaya Dapat Diuraikan (Dispersi)


Istilah lain dari penguraian cahaya adalah dispersi cahaya. Dispersi adalah
peristiwa penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi berbagai macam warna
tunggal (monokromatik). Contoh peristiwa dispersi cahaya adalah terbentuknya
pelangi setelah turun hujan. Pelangi terdiri dari beberapa warna antara lain merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

contoh peristiwa dispersi atau penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari


Sebenarnya, warna-warna tersebut berasal dari satu warna saja yaitu warna
putih dari cahaya matahari. Namun, karena cahaya matahari tersebut dibiaskan
oleh titik air hujan, akibatnya cahaya putih diuraikan menjadi berbagai macam
warna sehingga terbentuklah warna-warna pelangi yang indah dipandang mata.
Penyebab Dispersi Cahaya.
Dispersi cahaya terjadi karena setiap warna cahaya memiliki panjang
gelombang yang berbeda sehingga sudut biasnya berbeda-beda. Cahaya putih
terdiri dari gabungan beberapa warna, yaitu merah, hijau dan biru. Putih disebut
warna polikromatik, yaitu warna cahaya yang masih bisa diuraikan lagi menjadi
warna-warna dasar. Merah, hijau dan biru merupakan warna dasar atau warna
monokromatik, yaitu warna cahaya yang tidak dapat diuraikan kembali.
h) Cahaya Dapat Mengalami Interferensi

Interferensi cahaya adalah perpaduan dua gelombang atau lebih menjadi satu
gelombang baru. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini.
■ Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang
cahaya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus
memiliki frekuensi yang sama.
■ Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama.

contoh peristiwa interferensi cahaya dalam kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat fenomena yang
ditimbulkan oleh interferensi cahaya. Sebagai contoh timbulnya garis-garis
berwarna yang tampak pada lapisan tipis minyak tanah yang tumpah di
permukaan air, warna-warni yang terlihat pada gelembung sabun yang mendapat
sinar matahari, serta timbulnya warna-warni pada cakram padat seperti CD
(compact disc).
Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang
cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yg sama serta
selisih fase tetap.
Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu :
>Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling
memperkuat atau konstruktif)
>Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memprlemah
atau destruktif)
i) Cahaya Dapat Mengalami Difraksi

Difraksi cahaya dapat didefinisikan sebagai pelenturan cahaya yaitu saat suatu
cahaya melalui celah maka cahaya dapat terpecah-pecah menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil dan memiliki sifat seperti cahaya baru. Sifat-sifat difraksi pada
cahaya ini dapat dibuktikan dengan melihat pola interferensi yang terjadi pada
layar saat dipasang dibelakang celah.
Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa difraksi dapat kita amati ketika cahaya
masuk ke rumah kita melalui celah pintu yang terbuka sedikit. Dari situ akan
terlihat beberapa bagian cahaya yang terpecah menjadi bagian lebih kecil
menghasilkan pola cahaya baru.
contoh peristiwa difraksi cahaya dalam kehidupan sehari-hari

j) Cahaya Memiliki Energi


Apa yang kalian rasakan ketika tubuh kalian terkena sinar matahari? Tentu kalian
akan merasakan panas bukan? Hal ini membuktikan bahwa cahaya khususnya
cahaya matahari memiliki energi berupa panas yang dipancarkan dalam bentuk
gelombang radiasi.
4. Manfaat Cahaya
Dari sepuluh sifat-sifat cahaya yang telah diuraikan di atas, cahaya memiliki
manfaat atau kegunaan yang sangat besar bagi kehidupan yang ada di Bumi. Lalu
apa saja fungsi atau manfaat dari cahaya tersebut? Berikut ini kami uraikan
beberapa contoh pemanfaatan dari cahaya.
■Fungsi Optik, tanpa cahaya matahari, manusia tidak dapat melihat apapun. Hal
ini dikarenakan tidak ada cahaya yang dapat dipantulkan objek yang dilihat
sehingga tidak ada yang diinterpretasikan di sistem pengelihatan manusia yaitu
mata.
■ Fotosintesis, tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari untuk membuat
makanannya sendiri yang disebut dengan proses fotosintesis. Sehingga meskipun
tanpa diberi pupuk, tumbuhan dapat hidup dan tumbuh dengan sendirinya.
■ Foto Rontgen, di bidang kedokteran, gelombang cahaya matahari dimanfaatkan
dalam foto rontgen atau sinar-X. Foto rontgen merupakan teknik pemeriksaan
penunjang yang penting dalam mendiagnosa suatu penyakit dalam ilmu medis.
■ Pembangkit Listrik, fungsi cahaya sebagai pembangkit listrik ialah pemanfaatan
cahaya matahari (cahaya matahari diubah menjadi energi listrik) untuk memasok
daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Panel surya akan mendapatkan
energi listrik dari cahaya matahari dengan menempatkan panel surya yang
dilengkapi kontroler (mengupayakan matahari selalu jatuh tegak lurus panel)
dengan posisi statis menghadap matahari.
Meskipun sebenarnya fungsi cahaya matahari dapat digantikan oleh generator
listrik, namun karena efek polusi penggunaan generator listrik tinggi, maka
penggunaan generator listrik tidak dianjurkan.
■ Lampu Kendaraan, sifat cahaya yang selalu merambat lurus dimanfaatkan
manusia dalam pembuatan lampu kendaraan bermotor. Sehingga di malam hari,
kita dapat leluasa berkendara.
■ Peralatan Kaca, sifat cahaya yang dapat menembus benda bening dapat
dimanfaatkan orang untuk membuat berbagai macam peralatan berbahan kaca
bening seperti kacamata, akuarium, kaca mobil, termometer dan sebagainya.
■ Alat Optik, sifat-sifat cahaya yang dapat dipantulkan dan dibiaskan menjadi
prinsip dasar dalam pembuatan alat-alat optik untuk kegiatan keilmuan seperti
mikroskop, teleskop (teropong), lup (kaca pembesar), periskop, kamera dan
sebagainya.
■ Pemanasan Ruangan, pemanfaatan cahaya matahari dalam pemanasan ruangan
terdiri atas beberapa teknik, diantaranya:
1) Jendela
Prinsip ini diterapkan dengan membuat lubang pada dinding untuk meneruskan
panas matahari dari luar masuk ke dalam bangunan. Untuk mendapatkan panas
yang optimal maka pada jendela lebih baik dipasang kaca ganda. Meskipun
ada juga jendela tanpa kaca yang juga banyak digunakan.
2) Dinding Trombe
Dinding trombe adalah dinding yang baiasanya berupa kaca yang diluarnya
terdapat ruangan sempit berisi udara. Pemanfaatan cahaya mataharinya ialah
memberi panas pada permukaan luar ruangan, kemudian panas tersebut secara
perlahan dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas di dalam
ruangan sempit tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui saluran
udara pada dinding trombe.
■ Kompor Matahari, metode yang digunakan pada kompor jenis ini adalah dengan
memanfaatkan sebuah cermin cekung besar untuk menyerap panas dari cahaya
matahri yang sebelumnya telah difokuskan pada satu titik. Prinsip ini akan
menghasilkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan panas
dari kompor minyak atau kayu bakar. Selain itu, kebutuhan akan energi fosil (ex.
solar, bensin dsb.) dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
( sumber : https://www.fisikabc.com/2017/09/pengertian-jenis-sifat-manfaat-dan-
contoh-cahaya.html )

5. 13 Macam Teori Tentang Cahaya Menurut Para Ahli Fisika


Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan bahwa cahaya merupakan suatu
gelombang elektromagnetik atau partikel foton yang dipancarkan oleh benda-
benda yang mampu bersinar seperti matahari dan lampu pijar listrik sehingga
memungkinkan mata kita dapat menangkap bayangan benda-benda yang berada di
sekitar benda yang bersinar tersebut.
Dari pengertian tentang cahaya di atas, kita ketahui bahwa cahaya dapat
bertindak sebagai “gelombang” elektromagnetik dan juga sebagai “partikel” foton.
Oleh karena itu, bermunculan teori-teori atau pendapat tentang cahaya. Ada yang
beranggapan cahaya sebagai gelombang dan ada juga yang beranggapan cahaya
sebagai partikel. Perbedaan dua pandangan tentang cahaya tersebut, kemudian
dikenal sebagai dualisme gelombang-partikel.
Namun jauh sebelum lahirnya dualisme gelombang, para ahli fisika pada
zaman dahulu telah merumuskan konsep atau hakekat tentang cahaya. Nah, pada
kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai beberapa teori atau pendapat
mengenai cahaya yang dikemukakan oleh para ahli fisika. Silahkan kalian simak
penjelasan berikut ini. Selamat membaca.
1) Pendapat Plato dan Euclides
Plato (429 – 348 SM) dan Euclides (287 – 212 SM) berasal dari Yunani,
keduanya berpendapat bahwa kita dapat melihat benda di sekeliling kita karena
dari mata kita memancarkan sinar-sinar pengelihatan yang berbentuk kumis-
kumis peraba. Apabila kumis-kumis peraba menyentuh benda, maka kita akhirnya
dapat melihat benda tersebut.
2) Pendapat Aristoteles
Aristoteles (384 – 322 SM) juga berasal dari Yunani. Ia menentang adanya
kumis-kumis peraba, karena pada kenyataannya kita tidak dapat melihat benda-
benda yang berada di dalam ruangan gelap. Menurut Aristoteles, pengelihatan
merupakan bentuk yang diterima mata dari objek yang sedang dilihat. Tetapi
sayangnya, Aristoteles sendiri tidak dapat menjelaskan, mengapa mata dapat
melihat benda. Akhirnya, teori kumis-kumis peraba ini dapat bertahan sampai
abad pertengahan.
3) Pendapat Al-Kindi
Al-Kindi (801 – 873 M) merupakan ilmuwan muslim pertama yang
mencurahkan pikirannya udah mengkaji ilmu optik. Secara lugas, Al-Kindi
menolak konsep pengelihatan yang dikemukakan oleh Aristoteles. Menurut Al-
Kindi, pengelihatan justru ditimbulkan karena ada daya pencahayaan yang
berjalan dari mata ke objek dalam bentuk kerucut radiasi yang padat
4) Pendapat Al-Haytham
Al-Haytham (965 – 1040 M) adalah ilmuwan muslim yang paling populer di
bidang optik. Sang ilmuwan muslim ini meyakini bahwa sinar cahaya keluar dari
garis lurus di setiap titik dari permukaan yang bercahaya. Ia juga menyatakan
bahwa mata dapat melihat suatu benda karena benda tersebut mengeluarkan
cahaya yang kemudian ditangkap mata.
teori cahaya menurut ibnu Al-Haytham
Selain itu, Al-Haytham juga mencetuskan teori tentang berbagai macam
fenomena fisik seperti banyangan, gerhana dan juga pelangi. Menurutnya, warna-
warna pelangi terbentuk karena cahaya matahari dipantulkan awan sebelum
mencapai mata.
5) Pendapat Kamal Al-Din Al-Farisi
Salah satu bagian yang paling penting dalam karya Al-Farisi (1267 – 1319 M)
adalah komentarnya tentang teori pelangi yang menyangkal pendapat Al-Haitham.
Menurutnya, teori yang dicetuskan Ibnu Haitham dinilai mengandung kelemahan
karena tidak melalui sebuah penelitian yang objektif.
Al-Farisi kemudian mengusulkan sebuah teori baru tentang pelangi. Menurut
dia, pelangi terjadi karena sinar atau cahaya matahari dibiaskan dua kali dengan
titik air hujan yang turun. Satu atau lebih pemantulan cahaya terjadi di antara dua
pembiasan. Al-Farisi membuktikan teori pelanginya melalui eksperimen
menggunakan sebuah lapisan transparan yang diisi dengan air dan sebuah kamera
obscura.
6) Pendapat Al-Hasan
Al-Hasan (965-1038 M) adalah seorang ilmuwan Mesir yang mengemukakan
pendapat bahwa mata dapat melihat benda-benda di sekeliling karena adanya
cahaya yang dipancarkan atau dipantulkan oleh benda-benda yang bersangkutan
masuk ke dalam mata. Teori ini akhirnya dapat diterima oleh orang banyak sampai
abad ke-20 ini.
7) Teori Emisi Oleh Sir Isaac Newton
Sir Isaac Newton (1642 – 1727) adalah seorang ilmuwan berkebangsaan
Inggris. Pada tahun 1672 ia berpendapat bahwa:
■ Cahaya adalah pancaran partikel-partikel yang sangat kecil dan ringan berupa
garis lurus ke segala arah dengan kecepatan yang sangat besar. Bila partikel-
partikel ini mengenai mata, maka kita mendapat kesan melihat sumber cahaya itu.
■ Kecepatan cahaya dalam medium rapat lebih besar daripada kecepatan cahaya
dalam medium renggang.
Kelemahan teori emisi Newton adalah sebagai berikut:
■ Teori Newton mengenai kecepatan cahaya tidak sesuai dengan hasil percobaan
Foucault di mana kecepatan cahaya dalam medium rapat ternyata lebih kecil dari
pada kecepatan cahaya dalam medium renggang.
■ Teori Newton tidak dapat menerangkan terjadinya gejala difraksi (pelenturan)
dan interferensi (perpaduan) pada celah sempit. Gejala ini telah dibuktikan
kebenarannya oleh Thomas Young (1773 – 1829 M) dan Agustin Fresnel (1788 –
1827 M).
8) Percobaan Jean Beon Foucault
Teori emisi Newton ternyata memiliki kelemahan setelah Jean Focault (1819 –
1868 M) melakukan percobaan tentang pengukuran kecepatan cahaya dalam
berbagai medium pada tahun 1850. Dalam percobannya, Jean Focault
mendapatkan kesimpulan bahwa kecepatan cahaya dalam air lebih kecil daripada
kecepatan cahaya dalam udara.
Dengan demikian, teori Newton yang menyatakan bahwa kecepatan cahaya
dalam medium rapat lebih besar daripada kecepatan cahaya dalam medium
renggang tidak benar.
9) Teori Gelombang Oleh Christian Huygens
Christian Huygens (1629 – 1695) adalah seorang Ilmuwan berkebangsaan
Belanda yang menerangkan bahwa cahaya pada dasarnya sama dengan bunyi,
yaitu berupa gelombang. Perbedaan cahaya dengan bunyi hanya terletak pada
panjang gelombang dan frekuensinya. Karena cahaya sebagai gelombang, maka
harus ada medium (zat perantara) agar dapat merambat dalam ruang hampa.
Medium gelombang cahaya dalam ruang hampa disebut zat eter yaitu zat
ringan yang elastis, diam dan mengisi seluruh ruang alam semesta. Teori Huygens
ini dapat dengan mudah menjelaskan gejala-gejala pemantulan (refleksi),
pembiasan (refraksi), pelenturan (difraksi) dan perpaduan (interferensi) cahaya.
Kelemahan teori gelombang Huygens adalah sebagai berikut:
■ Teori Huygens tidak dapat menerangkan tentang sifat cahaya yang merambat
lurus, hal ini dengan mudah dapat diterangkan oleh teori Newton.
■ Bukti-bukti eksperimen tentang adanya zat eter tidak pernah terbukti. Hal ini
telah dibuktikan oleh Albert Abraham Michelson (1852 – 1931) dan Edward
William Morley (1838 – 1923) dari Amerika.

10) Teori Gelombang Elektromagnetik Oleh James Clark Maxwell


James Clerk Maxwell (1831 – 1879) adalah seorang ilmuwan asal Inggris
(Skotlandia) yang menyatakan bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Cepat rambat gelombang elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya yaitu
3 × 108 m/s. Kesimpulan Maxwel ini diperkuat oleh percobaan-percobaan para
ilmuwan berikut ini.
■ Heinrich Rudolph Hertz (1857 – 1894), ilmuwan Jerman yang membuktikan
bahwa gelombang elektromagnetik itu sebagai gelombang transversal. Hal ini
sesuai dengan kenyataan bahwa cahaya dapat menunjukkan gejala polarisasi (ex.
difraksi dan interferensi).
■ Pieter Zeeman (1852 – 1943), ilmuwan Belanda, Percobaan yang dilakukannya
pada tahun 1896 menunjukkan bahwa adanya pengaruh medan magnet yang kuat
terhadap berkas cahaya.
■ Johanes Stark (1874 – 1957), ilmuwan Jerman pada percobaan yang dilakukan
pada tahun 1913 yang memberikan hasil bahwa medan listrik yang sangat kuat
berpengaruh terhadap berkas cahaya
11) Teori Kuantum Oleh Max Karl Ernst Ludwig Planck
Teori kuantum pertama kali dicetuskan pada tahun 1900 oleh seorang ilmuwan
berkebangsaan Jerman bernama Max Karl Ernst Ludwig Planck (1858 –1947).
Dalam percobaannya, Planck mengamati sifat-sifat termodinamika radiasi benda-
benda hitam sehingga ia berkesimpulan bahwa energi cahaya terkumpul dalam
paket-paket energi yang disebut kuanta atau foton.
Kemudian pada tahun 1901, Planck mempublikasikan teori kuantum cahaya
yang menyatakan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket energi yang disebut
kuanta atau foton. Akan tetapi dalam teori ini, paket-paket energi atau partikel
penyusun cahaya yang dimaksud berbeda dengan partikel yang dikemukakan oleh
Newton. Karena foton tidak bermassa sedangkan partikal pada teori Newton
memiliki massa.
12) Percobaan Efek Fotolistrik Albert Einstein
Pernyataan Planck ternyata mendapat dukungan dengan adanya percobaan
Albert Einstein (1879 – 1955) pada tahun 1905 yang berhasil menerangkan gejala
fotolistrik dengan menggunakan teori Planck. Fotolistrik adalah peristiwa
terlepasnya elektron dari suatu logam yang disinari cahaya dengan panjang
gelombang tertentu.
Akibatnya, percobaan Einstein justru bertentangan dengan pernyataan
Huygens dengan teori gelombangnya. Pada efek fotolistrik, besarnya kecepatan
elektron yang terlepas dari logam ternyata tidak bergantung pada besarnya
intensitas cahaya yang digunakan untuk menyinari logam tersebut. Sedangkan
menurut teori gelombang seharusnya energi kinetik (energi yang terjadi karena
adanya kecepatan) elektron bergantung pada intensitas cahaya.
13) Hipotesis Lous de Broglie
Louis de Broglie, seorang ahli fisika Perancis, mengemukakan gagasannya
tentang gelombang materi pada tahun 1924. Gagasan ini merupakan penerapan
yang lebih luas dari gagasan partikel cahaya yang dikemukakan oleh Max Planck
dan Albert Einstein. Argumen de Broglie menghasilkan persamaan untuk
menghitung panjang gelombang satu partikel, yaitu sebagai berikut.
λ = h/(mv)
Keterangan:
λ = panjang gelombang (m)
m = massa partikel (kg)
v = kecepatan partikel (m/s)
h = tetapan Planck (6,626 × 10–34 Joule.s)
Broglie membuat suatu hipotesis bahwa apabila cahaya memiliki sifat
partikel, maka partikel juga memiliki sifat gelombang. Dengan demikian, cahaya
mempunyai sifat dualisme yaitu sebagai partikel dan gelombang.
Menurut de Broglie, gerakan partikel mempunyai ciri-ciri gelombang.
Hipotesis de Broglie kemudian terbukti kebenarannya, ketika ditemukan bahwa
elektron menunjukan sifat difraksi seperti halnya sinar X. Sifat gelombang dari
elektron digunakan dalam mikroskop elektron. Hipotesis Louis de Broglie
sebenarnya berlaku untuk setiap benda yang bergerak.
Namun demikian, jika diterapkan untuk benda-benda biasa, seperti bola
golf atau peluru, yaitu benda yang mempunyai massa relatif besar, maka
persamaan de Broglie akan menghasilkan panjang gelombang yang sangat kecil,
tidak teramati.
(sumber : https://www.fisikabc.com/2017/09/teori-tentang-cahaya.html )

DAFTAR RUJUKAN
https://www.fisikabc.com/2017/09/teori-tentang-cahaya.html
https://www.fisikabc.com/2017/09/pengertian-jenis-sifat-manfaat-dan-contoh-
cahaya.html
http://fisikazone.com/cahaya/
http://rifanbios.blogspot.com/2015/05/fisika-dasar-cahaya.html

Anda mungkin juga menyukai