Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap kehidupan individu akan terjadi dan dimulai dengan adanya fase usia
kandungan sampai fase usia tua. Dalam menempun setiap fase-fase tersebut,
terdapat tugas-tugas perkembangan yang setiap individu harus dapat
menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu diantaranya
termasuk kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai anak pada masa
perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode
perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai
dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode itu, maka anak itu
memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang
sempurna, permasalahannya bagimananusia akan semakin kompleks ketika
mereka memasuki usia remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai mengenal
lingkungan masyarakat yang lebih luas yang selalu dihadapkan pada
permasalahan-permasalahan yang lebih rumit yang memerlukan penanganan yang
serius. Oleh karna itu bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta
didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga peserta
didik pada usia remaja terarah kearah yang lebih positif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia SD ?
2. Bagaimana Praktek Pendidikan Yang Membantu Mencapai Tugas
Perkembangan Anak Usia SD ?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui Tugas-Tugas Perkembangan Anak Usia SD.
2. Mengetahui Praktek Pendidikan Yang Membantu Mencapai Tugas
Perkembangan Anak Usia SD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD DAN PRAKTEK


PENDIDIKAN YANG MEMBANTU MENCAPAI TUGAS PERKEMBANGAN
ANAK USIA SD

A. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA SD


1. Pengertian dan Tujuan Tugas-Tugas Perkembangan
Menurut Havighurst dalam Soetjiningsih (2012:35) tugas perkembangan
yaitu tugas-tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari
kehidupan individu yang jika berhasil dicapai akan menimbulkan rasa bahagia
dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.
Sebaliknya apabila gagal dalam mencapai tugas perkembangan akan
menimbulkan perasaan tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-
tugas perkembangan berikutnya. Tugas-tugas perkembangan sebagian muncul
sebagai akibat dari kematangan fisik seperti belajar berjalan, tetapi yang lainnya
muncul karena adanya tekanan-tekanan sosial masyarakat, seperti belajar
membaca, serta dari nilai-nilai personal dan aspirasi individual, seperti memilih
dan menyiapkan karir. Namun begitu, pada umumnya tugas-tugas perkembangan
muncul berasal dari tiga penyebab tersebut secara bersama-sama. Masing-masing
tahapan perkembangan memiliki tugas-tugas perkembangannya pada tahap
tertentu menjadi landasan keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas pada
tahap perkembangan berikutnya.
Soetjiningsih (2012:37) menyatakan tujuan tugas perkembangan adalah
a. Sebagai petunjuk untuk mengetahui taraf pencapaian perkembangan yang
diharapkan ada pada usia tertentu sehingga dapat dideteksi aspek-aspek
perkembangan apa yang belum, kurang, atau sudah dicapai oleh individu.
b. Sebagai motivasi bagi individu untuk melakukan apa yang diharapkan.
c. Sebagai petunjuk tentang apa yang akan dihadapi dan apa yang diharapkan
pada masa berikutnya.
2. Tugas-Tugas Perkembangan Anak
Menurut Jannah (2015:91) masa usia SD atau masa kanak Masa Kanak-
kanak Akhir (Late Chilhood), atau masa anak sekolah ini berlangsung dari umur

2
6 tahun sampai umur 12 tahun. Selanjuya Kohnstam menamakan masa kanak-
kanak akhir atau masa anak sekolah ini dengan masa intelektual, dimana anak-
anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya
berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa
timbulnya “sense of accomplishment” di mana anak-anak pada masa ini merasa
siap untuk menerima tuntutan yang dapat timbul dari orang lain dan
melaksanakan/menyelesaikan tuntutan itu. Kondisi inilah kiranya yang
menjadikan anak-anak masa ini memasuki masa keserasian untuk bersekolah.
Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir menurut Robert J.
Havighurst dalam Jannah (2015:91) adalah sebagai berikut:
a) Memperlajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang umum.

b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk yang
sedang tumbuh.

c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

d) Mulai mengembangkan peran social pria atau wanita yang tepat.

e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk


kehidupan sehari-hari.

f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan


sehari-hari.

g) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai.

h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan lembaga-


lembaga.

i) Mencapai kebebasan pribadi

Sedangkan menurut Soetjiningsih (2012:38) tugas-tugas perkembangan anak


yaitu
1. Belajar keterampilan fisik.
2. Membangun sikap sehat terhadap diri sendiri sebagai makhluk yang sedang
tumbuh.
3. Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya.
4. Mengembangkan peran sosial wanita-pria yang tepat.

3
5. Belajar keterampilan dasar calistung (membaca, menulis, berhitung).
6. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Mengembangkan kata hati/hati nurani, moralitas, dan nilai-nilai.
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok social dan lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi
Label yang digunakan oleh orangtua usia kanak-kanak akhir adalah usia yang
menyulitkan di mana anak tidak mau menuruti perintah dan di mana anak banyak
dipengaruhi oleh teman sebaya dan anggota keluarga lain. Dalam keluarga yang
terdiri dari anak laki-laki dan perempuan saling mengejek dan sering terjadi
pertengkaran dan sering terjadi serangan fisik.
Label yang digunakan oleh pendidik, para pendidik melabelkan usia kanka-
kanak adalah adalah usia sekolah. Masa ini para pendidik memandang sebagai
periode kritis dalam dorongan berprestasi, di mana anak membentuk kebiasaan
untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk
kebiasaan untuk bekerja di bawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan
cenderung menetap sampai dewasa.
Ahli psikologi menganggap usia kanak-kanak akhir adalah usia berkelompok
suatu masa dimana perhatian pertama anak tertuju pada keinginan diterima oleh
teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang
bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Para psikolog menemukan masa
akhir kanak-kanak adalah masa kreatif, masa dalam rentang kehidupan dimana
akan menentukan apakah anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya
yang baru dan original.
Periode usia antara 6-12 tahun merupakan masa peralihan dari pra-sekolah ke
masa Sekolah Dasar (SD). Masa ini juga dikenal dengan masa peralihan dari
kanak-kanak awal ke masa kanak-kanak akhir sampai menjelang masa pra-
pubertas.  Pada umumnya setelah mencapai usia 6 tahun perkembangan jasmani
dan rohani anak telah semakin sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat
dan kondisi kesehatannyapun semakin baik, artinya anak menjadi lebih tahan
terhadap berbagai situasi yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan
mereka.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.

4
2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak
penting.
6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka
rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi
nilai baik atau tidak.

Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :


a. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
b. Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran
khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
d. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya
untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini
pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat
mengenai prestasi sekolahnya.
f. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam
permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional
(yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Dengan kita mengetahui tugas perkembangan anak sesuai dengan usianya
maka sebagai orangtua dapat memenuhi kebutuhan apa yang diperlukan dalam
setiap perkembangannya agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode
tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil
dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan
tugas berikutnya, sementara apabila gagal maka akan menyebabkan
ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan
masyarakat dan kesulitan dalam menuntaskan tugas berikutnya (Yusuf 1992:3).
Tugas perkembangan atau development tasks menurut Havighurst adalah
“tugas – tugas yang harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu pada

5
setiap periode perkembangannya agar supaya individu menjadi berbahagia”.
Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor-faktor berikut:
1) Kematangan fisik, misalnya; (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot
kaki ; (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda
pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.
2) Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya; (a) belaar membaca, (b)
belajar menulis (c) belajar berhitung, (d) belajar berorganisasi.
3) Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri, misalnya; (a) memilih
pekerjaan (b) memilih teman hidup.
4) Tuntutan norma agama, misalnya; (a) taat beribadah kepada Allah SWT, (b)
berbuat pada sesama manusia.
Selain itu ada faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia,
faktor – faktor itu antara lain:
a. Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk kekuatan, norma hidup, harapan
serta nilai – nilai ideal pada kehidupan individu yang sedang berkembang.
b. Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor penentu munculnya tugas –
tugas perkembangan pada periode usia – usia tertentu, di samping kondisi
kesehatan dan kecacatan.
c. Kepribadian seseorang, antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan
sosial emosional, sifat dan karakter.

Tujuan mempelajari tugas perkembangan ialah:


1. Mendapatkan petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan
masyarakat dari mereka pada periode usia – usia tertentu.
2. Memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang
diharapkan dari mereka oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang
kehidupannya.
3. Menunjukkan kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan
apa yang diharapkan kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya
Setelah mengetahui tujuan dan faktor perkembangan. Berikut akan dijelaskan
mengenai karakteristik perkembangan pada periode anak usia Sekolah Dasar,
yakni antara lain:
a. Dorongan untuk ke luar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok anak – anak
sebaya.

6
b. Dorongan yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak
yang menuntut  keterampilan tertentu.
c. Dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa yang yaitu dunia konsep –
konsep logika, simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental lainnya.
Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan masa
kanak-kanak akhir dan anak sekolah ( umur 6 -12 tahun) yaitu:
1. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak
belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai keterampilan,
oelh karena itu, kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangatlah tinggi. Anak
laki-lakai aktivitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik
laki-laki dan wanita senang bermain dalam kelompok. Makin tinggi kelas anak
(usia) makin jelas ciri kahs permainan mereka. Implikasinya terhadap sekolah
adalah: bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak mencapai tugas
perkembangan ini secara optimal. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas.
a) Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada
anak untuk melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
b) Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas
dibandingkan tuntutan tugas perkembangan mereka.
c) Usaha yang dan seirus dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik
anak sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati aats
prakarsa sekolah.
2. Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai
makhluk biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri).
Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat
dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan,
kesehatan, dan kebersihan diri.
3. Belajar bergaul dengan teman sebayanya.
Anak hendaknya telah mampu membina keakraban dengan orang lain
diluar lingkungan keluarga.
4. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Pada usia 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan sesuai dengan
jenis kelaminnya. Anak wanita menampilkan tingkah lakunya sesuai dengan

7
yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian juga halnya anak pria.
5. Belajar ketrampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.
Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk
bersekolah, maka anak telah mampu belajar di sekolah, anak dapat belajar
membaca, menulis, dan berhitung karena kemampuan berfikirnya yang
memungkunkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.
6. Belajar mengembangkan konsep (agama, ilmu pengetahuan, adat istiadat)
sehari-hari.
Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat
ini adalah mengenal konsep-konsep untuk memudahkannya dalam
memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatn, kewarganegaraan,
dan masalah yang menyangkut sosial.
7. Belajar mengembangkan kata hati (pemahaman tentang benar-salah, baik-
buruk).
Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah
laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan
moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya.
8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi (bersikap mandiri).
Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi
yang otonom, tanpa tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan
yang meyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.
9. Belajar mengembangkan sikap positif  kehidupan sosial.
Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagi
masyarakat sekolah, anak harus belajr mematuhi aturan-aturan sekolah dan
mampu menyeimbangkan antara keinginannya untuk melakukan kebebasan
dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru, maupun orang
dewasa lainnya.
10. Mengenal dan mengamalkan ajaran agama sehari-hari.

Sedangkan menurut kajian Psikologi tugas perkembangan anak usia sekolah


dasar meliputi
a. Perkembangan kognitif
1. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk,

8
atau ciri lainnya.
2. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda.
3. Decentering,mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan
masalah.
4. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,
kemudian kembali ke keadaan awal.
5. Konservasi,memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari
objek atau benda-benda tersebut.
6. Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu
dari sudut pandang orang lain
b. Perkembangan Moral
1. (Usia 6 sampai 9 tahun) menempati posisi apa untungnya buat saya,
perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya.
Penalaran tahap dua kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan
orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh
terhadap kebutuhannya sendiri.  semua tindakan dilakukan untuk
melayani kebutuhan diri sendiri saja.
2. (Usia 9 – 12 tahun), seseorang memasuki masyarakat dan memiliki
peran sosial. Individu mau menerima persetujuan atau ketidaksetujuan
dari orang-orang lain karena hal tersebut merefleksikan persetujuan
masyarakat terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba menjadi
seorang anak baik untuk memenuhi harapan tersebut, karena telah
mengetahui ada gunanya melakukan hal tersebut. Penalaran tahap tiga
menilai moralitas dari suatu tindakan dengan mengevaluasi
konsekuensinya dalam bentuk hubungan interpersonal, yang mulai
menyertakan hal seperti rasa hormat, rasa terimakasih, dan golden rule.
c. Perkembangan mental emosional dan sosial anak usia sekolah dasar tugas
perkembangannya yaitu;
1. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa
bangga dalam prestasi dan bangga pada kemampuan mereka.
2. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru
mengembangkan perasaan kompetensi dan kepercayaan keterampilan
mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak ada dorongan dari

9
orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
sukses.
3. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui
eksplorasi pribadi akan muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat
tentang diri dan rasa kemerdekaan dan kontrol. Mereka yang tetap yakin
dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman dan bingung
tentang diri mereka sendiri dan masa depan.

d. Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya


mencakup;
1. Mampu melompat dan menari.
2. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan.
3. Dapat menghitung jari – jarinya.
4. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita.
5. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya.
6. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya.
7. Mampu membedakan besar dan kecil.
8. Ketangkasan meningkat.
9.  Melompat tali.
10. Bermain sepeda.
11. Mengetahui kanan dan kiri.
12. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan.
13. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar
Kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini akan melahirkan perilaku
yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan yang terjadi pada anak
yang berusia sekolah dasar antara lain;
a) Suka membolos dari sekolah.
b) Malas belajar.
c) Keras kepala
Dengan mengetahui tugas perkembangan anak diatas maka peran orang tua
sangat dibutuhkan. Dimana dalam mengasuh anak untuk tumbuh dengan
maksimal, sempurna dan seimbang butuh pengasuhan ayah dan ibu. Sehingga
dapat tercipta keseimbangan antara otak kanan-kiri anak. Sebab setiap anak itu
memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Berikanlah rasa nyaman

10
pada buah hati hingga hormone untuk mendukung pertumbuhannya diproduksi
secara maksimal.  Maka dari itu anak usia diatas 6 tahun otak kirinya mulai
berkembang, mulai berfikir logis serta lingkungan memberikan pengaruh 30
persen dan orang tua 70 persen. Oleh sebab itu dalam usia ini orang tua dituntut
menjadi motivator.

B. PRAKTEK PENDIDIKAN YANG MEMBANTU MENCAPAI TUGAS


PERKEMBANGAN ANAK USIA SD
Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan oleh orang dewasa terhadap
orang yang belum dewasa, dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh
guru terhadap anak dalam rangka membantu perkembangannya. Oleh sebab itu
pendidikan harus diberikan kepada anak (Mudhayardlo, 1992:23). Sebagaimana
yang telah dibicarakan sebelumnya bahwa anak tanpa bantuan dari orang
lain/guru tidak akan bisa berkembang atau menjadi dewasa sendiri. Oleh sebab
itu keberadaan orang tua aatu guru di sekolah dalam membantu tugas
perkembangan anak sangat menentukan.
Tugas perkembangan anak SD meliputi beberapa hal yaitu pembelajaran fisik
dimana anak sangat aktif sekali melakukan kegiatan-kegiatan fisik yang memacu
daya kerja otot dan tenaga untuk melakukan suatu aktivitas ,hal ini dilakukan
untuk mengembangkan kreativitas yang anak miliki,karena basic anak pada usia
SD sangat senang sekali bermain. Anak memiliki karakter untuk mencoba hal-hal
baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain
peran serta dari pihak sekolah. Peran orang tua juga ikut berpengaruh karena
berkembangnya anak didik dimulai dari lingkungan keluarga, sehingga peran
sekolah hanyalah sebagai jembatan untuk memberikan bimbingan dan
memberikan teguran apabila siswa melakukan suatu pelanggaran. Setiap
lingkungan dimana anak bersosialisasi maka akan berpengaruh juga terhadap
pembentukan keutuhan anak sebagai organisme yang tumbuh.
Anak didik bisa berkembang daya kreatifitasnya apabila mereka sering
bergaul dan berkelompok dengan teman sebayanya,mereka dapat memahami
mengerti satu sama lain sekaligus sebagai sarana untuk sosialisasi.Dalam
bersosialisasi tidak membedakan jenis kelamin antara wanita dan pria. Mereka
semua sama yang membedakan hanyalah pertumbuhan fisiknya.

11
Untuk meningkatkan prestasi dan intelektual anak ,anak didik berlatih untuk
mengembangkan ketrampilan dasar membaca,menulis,dan berhitung. Karena hal
yang paling dasar tersebut akan mempengaruhi kinerja anak saat mendapatkan
materi pembelajaran di sekolah.Seorang anak apabila salah satu dari ketrampilan
dasar tidak terpenuhi maka proses pembelajaran akan terhambat.Saat anak
memasuki bangku sekolah dasar mereka memperoleh konsep baru yang di dapat
dari lingkungan. Sehingga anak merasakan pengetahuanya bertambah. Dari
konsep baru inilah anak mulai berkembang pola berfikirnya. Dalam
pengembangan pola berfikir anak juga harus mengembangkan kata hati,moral,dan
nilai-nilai. Nilai dan moral merupakan tolak ukur sang anak dalam berperilaku.
Sekolah memiliki peran penting dalam hal memberikan bimbingan kepada anak
didik untuk memperbaiki sikap dan perilaku yang baik dalam proses
pembelajaran sehingga anak dapat mencapai suatu kemandirian. Selain dari guru
dan anak didik,penyelenggaraan pendidikan harus disertai juga fasilitas, sarana
prasarana, standar penilaian yang sudah di atur dalam peraturan perundang-
undangan dan permendiknas.
Orang tua harus dapat melayani tugas perkembangan anak dengan sebaik-
baiknya, misalnya menanamkan kebiasaan untuk bangun pagi, shalat, makan
pada waktunya. Contoh-contoh yang baik, kebiasaan belajar, bermain, istirahat.
Sebagai orang tua perlu memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan norma dan
adat istiadat yang berlaku untuk masing-masing lingkungan.
Demikian juga dengan guru di sekolah menanamkan hidup bersih dan teratur,
menciptakan lingkungan yang menunjang, kebiasaan dan disiplin yang tinggi,
memberikan tanggung jawab terhadap semua anak, membina kerjasama yang
baik, tenggang rasa, percaya diri, melalui model-model dan lain-lain. Kepada
anak diberikan fasilitas dan kesempatan yang cukup dalam memberdayakan alat-
alat yang ada di sekolah, dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Guru harus
dapat membina kerja sama yang baik dengan orang tua, masyarakat dan semua
orang-orang yang terlibat dalam kelancaran pendidikan di sekolah.
Selain itu, seorang guru harus dapat menerapkan metode pengajaran yang
sesuai dengan keadaan siswanya, maka sangat penting bagi seorang pendidik
mengetahui karakteristik siswanya. Selain karakteristik yang perlu diperhatikan
juga adalah kebutuhan peserta didik. Pemahaman terhadap karakteristik peserta
didik dan tugas-tugas perkembangan anak SD dapat dijadikan titik awal untuk

12
menentukan tujuan pendidikan di SD dan untuk menentukan waktu yang tepat
dalam memberikan pendidikan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak itu
sendiri. Secara ideal, dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa, sekolah
dan guru seharusnya dapat menyediakan dan memenuhi berbagai kebutuhan
siswanya dalam rangka pencapaian perkembangan diri siswa.
Baik orang tua maupun guru dalam rangka melayani tugas perkembangan
jangan bersikap otoriter, karena tipe yang demikian akan menghambat tugas
perkembangan anak. Setiap kegiatan anak dapat diajak untuk bekerja sama dan
bermusyawarah, dengan sikap yang demikian sangat menentukan keberhasilan
anak.
Untuk membantu tugas perkembangan ini sekolah perlu melakukan berbagai
usaha :
1. Usaha pertama membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Membahas dalam diskusi kelompok-kelompok tentang berfikir positif,
empati, kontrol emosi, perasaan altruistik (mengutamakan kepentingan orang
lain) dan penampilan menarik perlu bagi remaja untuk membina keakraban
dengan lawan jenis.
b) Melatih siswa untuk selalu bersikap dan berfikir positif, altruistik, empati,
kontrol emosi dan berpenampilan yang menarik. Perlu disusun oleh sekolah
program latihan khusus untuk latihan berfikir positif, altuistik dan kontrol
emosi yang jelas oleh sekolah (khususnya guru pembimbing) dan
dilaksankan sebagai kurikulum inti, bukan ekstra kurikuler. Khusus untuk
penampilan ada program latihan fisik yang benar bertujuan untuk
membentuk pertumbuhan fisik siswa. Dalam pelajran olahraga ada senam
atau kegiatan olahraga yang benar-benar membentuk fisik siwa menjadi
menarik. Disamping itu gizi siwa hendaknya dipenuhi dengan berbagai cara
atau program peningkatan gizi, misalnya dengan pengaturan gizi pada kafe
sekolah.
2. Usaha kedua membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Melakukan bimbingan kelompok yang terjadwal. Untuk membahas tentang
mengapa dan bagaimana seorang remaja melaksanakan peranan sebagai
wanita dan pria sesuai dengan nilai agama, ilmu penegtahuan dan adat
istiadat.
b) Melatih mereka untukmelaksanakan peranan-peranan itu denagn latihan yang

13
terprogram.
c) Menciptakan kondisi belajar yang memupuk kerja sama agar masing-masing
remaja dapat melaksanakan perannya sesuai dengan jenis kelamin.
d) Memberi model teman sebaya, guru dan orang yang dikagumi remaja tentang
peran-peran yang disesuaikan dengan jenis kelamin.
3. Usaha ketiga membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Memberikan informasi tentang bagaimana merawat fisik sesuai dengan jenis
kelamin. Pemberian informasi ini harus dilakukan dalam ruangan yang
terpisah antara remaja wanita dan pria. Hal ini dilakukan untuk menghindari
perasaan malu, pada masing-masing individu yang berbeda jenis kelamin,
jika sedang membahas pertumbuhan fisik yang rahasia.
b) Melakukan diskusi atau bimbingan kelompok untuk membahas permasalahn
yang menyangkut perwatan dan mempergunakan fisik mereka dengan
sebaik-baiknya. Khusus remaja wanita diperlukan peragaan untuk merawat
fisik (seperti kulit, rambut, orga seks, bau badan) dengan mempergunakan
obat-obat tradisional pada waktu yang terprogram dalam kurikulum.
4. Usaha keempat untuk membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Melakukan diskusi atau bimbingan kelompok dibahasa mengapa dan
bagaimana emosi remaja yang mandiri, dan cara mengatasi emosi yang
dialami remaja.
b) Personil sekolah harus menampilkan emosi yang sabar, penuh kasih sayang,
kebahagiaan dalam mereaksi terhadap remaja, sehingga remaja merasakan
senangnya diperlukan dengan emosi yang terkontrol atau positif.
c) Guru menghargai dengan sikap yang menyokong remaj-remaja yang
menampakkan emosi yang positif dalam menghadapi permasalahan yang
menyakitkan dan memberitahu bagaimana seharusnya beremosi jika emosi
tidak terkontrol.
d) Membicarakan dengan orang tua tentang bagaimana bertingkah laku
emossional positif terhadap remaja, agar remaja berkembang emosinya
secara positif.
5. Usah kelima membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengelola koperasi sekolah.
Menyelenggarakan bazar-bazar sekolah didalam sekolah atau diluar sekolah
(mandiri atau bekerjasama dengan lembaga lain) yang dapat menampilkan

14
hasil-hasil usaha siswa.
b) Melakukan pengembangan bakat-bakat khusus yang benar-benar dapat
digunakan untuk mencari penghasilan pada masa sekarang atau masa yang
akan datang.
6. Usaha keenam membantu pencapaian tugas perkembangan.
a) Memperkenalkan potensi-potensi yang dimiliki.
b) Memperkenalkan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan dalam kehidupan
masyarakat, dalam rangka memelihara dan memanfaatkan potensi.
c) Membentuk keyakinan dalam diri remaja tentang jerja keras, dengan
memberikan contoh-contoh orang dan negara yang maju yang memiliki
filsafat atau keyakinan kerja keras dalam berkarier.
d) Memberikan penilaian yang tinggi kepada remaja-remaja yang kreatif dalam
melakukan hal yang positif, baik dalam bidang akademis, sosial, maupun
bakat-bakat khusus.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

15
Tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang muncul pada saat atau sekitar
suatu periode tertentu dari kehidupan individu yang jika berhasil dicapai akan
menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya apabila gagal dalam mencapai
tugas perkembangan akan menimbulkan perasaan tidak bahagia dan kesulitan
dalam menghadapi tugas-tugas perkembangan berikutnya.
Untuk membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri dalam hal ini selain
peran serta dari pihak sekolah .peran orang tua juga ikut berpengaruh karena
berkembangnya anak didik dimulai dari lingkungan keluarga,sehingga peran
sekolah hanyalah sebagai jembatan untuk memberikan bimbingan dan
memberikan teguran apabila siswa melakukan suatu pelanggaran. Setiap
lingkungan dimana anak bersosialisasi maka akan berpengaruh juga terhadap
pembentukan keutuhan anak segabai organisme yang tumbuh.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca maupun penulis
dalam memahami tugas-tugas perkembangan anak SD dan prakteknya dalam
membantu upaya pengembangan tugas-tugas anak SD.

16

Anda mungkin juga menyukai