Anda di halaman 1dari 15

CAHAYA, BUNYI DAN SIFAT-SIFATNYA

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Konsep Dasar IPA SD
Yang Diampu Oleh
Dra. Lilik Bintartik, M.Pd. dan Dr. M. Anas Thohir, M.Pd.

Disusun oleh :
A5H
Kelompok 9
Anis Nur Lailia (210151601654)
Aulia Rosyidah (210151601737)
Nadea (210151601784)
Putri Mei Anandita (210151601917)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kelompok Mata Kuliah Konsep Dasar IPA SD yang berjudul “Cahaya, Bunyi dan Sifat-
sifatnya”. Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami berterima kasih kepada:
1. Allah SWT
2. Dra. Lilik Bintartik, M.Pd. dan Dr. M. Anas Thohir, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Konsep Dasar IPA SD
3. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi mahasiswa pada
umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam kosakata maupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat
kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3

A. Pengertian Cahaya .......................................................................................................... 3

B. Sifat Cahaya .................................................................................................................... 3

C. Pemantulan Pada Cermin ................................................................................................ 4

D. Pembiasan Pada Lensa Tipis ........................................................................................... 6

E. Alat Optic ........................................................................................................................ 6

F. Frekuensi Bunyi dan Jenis Bunyi ................................................................................... 7

G. Gema dan Gaung............................................................................................................. 9

H. Tinggi – Rendah dan Kuat – Lemah Bunyi .................................................................... 9

I. Nada Bunyi ................................................................................................................... 10

BAB III PENUTUPAN............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

B. Saran ............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda atau
sumber cahaya dalam bentuk gelombang eletromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat merambat di dalam ruang hampa udara (vakum).
Cahaya merupakan pancaran elektromagnetik yang terlihat oleh mata telanjang
manusia.

Bunyi adalah gelombang longitudinal yang memunculkan energi berupa


getaran di udara yang berasal dari berbagai benda atau hal yang memiliki
getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari berbagai hal dan hampir semua
makhluk hidup dapat menghasilkan bunyi. Jadi, bunyi dapat didefinisikan
sebagai energi gelombang yang berasal dari benda yang bergetar sebagai
sumber bunyinya.

Dalam fisika, bunyi atau suara adalah getaran yang merambat sebagai
gelombang akustik, melalui media transmisi seperti gas, cairan atau padat.
Bunyi yang ada tersebut ditangkap oleh telinga sebagai indra pendengaran.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud cahaya?
2. Apa saja sifat cahaya?
3. Bagaimana pemantulan cahaya pada cermin?
4. Bgaimana pembiasan cahaya pada lensa tipis?
5. Apa yang dimaksud alat optic?
6. Apa yang dimaksud dengan bunyi?
7. Apa yang dimaksud dengan frekuensi dan apa saja jenis frekuensi?
8. Apa yang dimaksud gema dan gaung?
9. Bagaimana tinggi -rendah dan kuat – lemah bunyi?
10. Apa yang dimaksud nada bunyi?

1
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian cahaya
2. Untuk mengetahui apa saja sifat cahaya
3. Untuk mengetahui pemantulan cahaya pada cermin
4. Untuk mengetahui pembiasan cahaya pada lensa tipis
5. Untuk mengatahui alat optic
6. Untuk mengetahui pengertian bunyi
7. Untuk mengetahui frekuensi bunyi dan jenis frekuensi bunyi
8. Untuk mengetahui gema dan gaung
9. Untuk mengetahui tingg – rendah dan kuat – lemah bunyi
10. Untuk mengetahui nada bunyi
11. Apa yang dimaksud cahaya?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda
atau sumber cahaya dalam bentuk gelombang eletromagnetik. Gelombang
elektromagnetik dapat merambat di dalam ruang hampa udara (vakum).
Menurut James Maxwell (1831-1897), cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, sehingga cepat rambat cahaya sama dengan cepat rambat
gelombang elektromagnetik, yaitu 3.10¬8 m/s. Cahaya merupakan pancaran
elektromagnetik yang terlihat oleh mata telanjang manusia.
B. Sifat Cahaya
a. Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya adalah pembalikan arah cahaya karena
mengenai sebuah permukaan. Pemantulan cahaya dapat terjadi pada
permukaan yang mengkilap, salah satu contohnya adalah cermin.
Hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh Snellius (1591
–1626). Bunyi hukum pemantulan cahaya sebagai berikut:
• Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada
suatu bidang datar.
• Besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
Jenis Jenis Pemantulan Cahaya
a. Pemantulan Teratur
Berkas sinar–sinar sejajar dipantulkan sejajar juga banyak
sinar pantul yang mengenai mata pengamat sehingga
benda tampak bersinar terang terjadi pada benda–benda
yang permukaannnya halus (rata) seperti kaca, baja, dan
aluminium.
b. Pemantulan Baur
Berkas sinar–sinar sejajar dipantulkan ke segala arah
hanya sedikit sinar pantul yang mengenai mata pengamat
sehingga benda tampak suram terjadi pada benda yang
mempunyai permukaan kasar (tidak rata).

3
b. Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya merupakan peristiwa perubahan arah rambat
cahaya ketika berpindah dari satu medium ke medium lain yang
kerapatan optiknya berbeda. Penyebab terjadinya pembiasan cahaya
dibagi menjadi 2 yaitu:
• Ketika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju
medium yang lebih rapat maka sinar datang akan dibiaskan
mendekati garis normal. Contohnya ketika sinar datang
melalui medium udara menuju air.
• Ketika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju
medium yang kurang rapat maka sinar datang akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Contohnya ketika sinar datang
melalui medium air menuju udara.
c. Dispersi Cahaya
Dispersi adalah peristiwa penguraian cahaya polikromatik (putih)
menjadi cahaya–cahaya monokromatik (me, ji, ku, hi, bi, ni, u) pada
prisma lewat pembiasan atau pembelokan. Hal ini membuktikan bahwa
cahaya putih terdiri dari harmonisasi berbagai cahaya warna dengan
berbeda–beda panjang gelombang.
Sebuah prisma atau kisi kisi mempunyai kemampuan untuk
menguraikan cahaya menjadi warna warna spektralnya. Indeks cahaya
suatu bahan menentukan panjang gelombang cahaya mana yang dapat
diuraikan menjadi komponen komponennya. Untuk cahaya ultraviolet
adalah prisma dari kristal, untuk cahaya putih adalah prisma dari kaca,
untuk cahaya infrared adalah prisma dari garam batu.
Peristiwa dispersi ini terjadi karena perbedaan indeks bias tiap warna
cahaya. Cahaya berwarna merah mengalami deviasi terkecil sedangkan
warna ungu mengalami deviasi terbesar.

C. Pemantulan Pada Cermin


a. Pemantulan pada cermin datar

4
Contoh saat kita sedang berkaca di sebuah cermin rias, yang terjadi
adalah pemantulan dengan besar bayangan sama dengan asli dan tegak
lurus. Hukum pemantulan cahaya di cermin datar adalah:
Sinar datang akan dipantulkan dengan besar sudut pantul sama dengan
sudut datang.
Sinar yang datang tegak lurus cermin akan dipantulkan tegak lurus
cermin
Bayangan yang terbentuk pada cermin datar sifatnya yaitu sama besar,
tegak, arah bayangan berkebalikan, maya, dan jarak bayangan ke
cermin sama dengan jarak benda ke cermin.
b. Pemantulan pada cermin
Cermin cembung merupakan salah satu cermin memiliki permukaan
bidang pantul melengkung ke arah luar. Cermin cembung pada
umumnya digunakan untuk spion kendaraan bermotor supaya
didapatkan bayangan yang lebih lebar sudut pandangnya. Sifat Sinar
yang dipantulkan cermin cembung :
• Sinar datang yang sejajar sumbu utama akan dipantulkan
seolah-olah dari fokus.
• Sinar datang yang menuju R akan dipantulkan kembali dari R
• Sinar datang yang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar
dengan sumbu utama

c. Pemantulan pada cermin cekung


Cermin cekung merupakan sakah satu cermin memiliki permukaan
bidang pantul melengkung ke dalam. Cermin cekung pada umumnya
digunakan untuk reflektor pada lampu utama kendaraan bermotor dan
lampu senter. Untuk cermin cekung memiliki sifat bayangan yang
bergantung pada letak dan posisi benda terhadap cermin. Sebagai
contoh, yaitu:
• Apabila suatu benda diletakkan dekat dengan cermin cekung,
maka sifat bayangan yang dibentuk adalah tegak, lebih besar,
dan semu (maya).

5
• Apabila suatu benda diletakkan jauh dari cermin cekung,maka
sifat bayangan yang dibentuk adalah nyata (sejati) dan terbalik
D. Pembiasan Pada Lensa Tipis
Lensa tipis adalah lensa yang ketebalannnya dapat sangat tipis sehingga
pembiasan dan lensa aberasi di dalam lensa dapat diabaikan.
a. Lensa cembung adalah lensa yang jari-jari kelengkungan berada di
belakang arah datang cahaya. Proses pembentukan Bayangan terjadi
melalui 3 sinar istimewa yakni:
• Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dibiaskan
menunju titik fokus
• Sinar datang yang berasal dari titik f dibiaskan sejajar dengan
sumbu utama
• Sinar datang menuju pusat lensa tidak dibiakan.
Bayangan dapat terbentuk pada titik di mana tigas garis ini
berpotongan, namun untuk melukiskan bayangan biiasanya kita
hanya butuh dua sinar istimewa saja.
b. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang kelengkungan mengarah berlawan
arah dengan arah datang cahaya. Jari-jarinya bernilai bernilai negatif
dengan tiga buah sinar istimewa yakni :
• Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dibisakan
seolah-olah berasal dari titik fokus
• Sinar datang mengarah ke titik fokus semu di belakang lensa
dibiaskan sejajar dengan sumbu utama
• Sinar datang yang menuju titik pusat akan diteruskan tanpa
dibiaskan.
Proses pembentukan bayangan bisa dilakukan dengan perpotongan
minimal dua sinar istimewa.
E. Alat Optic
a. Kaca mata
Kaca mata merupakan alat optik yang digunakan untuk membantu
melihat pada orang yang memiliki cacat mata, baik itu rabun jauh,

6
rabun dekat, ataupun mata silindris. Kaca mata terdiri dari lensa
(tergantung jenis cacat matanya), frame atau kerangka yang
menyangga lensa. Kaca mata berfungsi dengan cara mengatur
bayangan agar jatuh tepat di retina, dengan cara menjauhkan titik jatuh
bayangan pada penderita rabun jauh dan mendekatkan titik jatuh
bayangan pada penderita rabun dekat.
b. Kamera
Cara kerja kamera hampir sama dengan cara kerja mata, yakni cahaya
masuk difokuskan oleh lensa dan kemudian ditangkap oleh retina
yang merupakan film pada kamera. Kamera terdiri atas sebuah lensa
cembung, diafragma, dan film. Lensa pada kamera dapat diubah-ubah
letaknya sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu
terletak tepat pada film. Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah
nyata, terbalik, dan diperkecil.
c. Lup
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan
berfungsi untuk memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di
retina. Lup sebenarnya merupakan lensa cembung yang diletakkan
antara mata dengan benda yang akan diamati.
d. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil
dengan perbesaran yang lebih besar dari perbesaran lup (dapat
mencapai lebih dari 100 kali lipat dari besar benda).Mikroskop terdiri
dari 2 lensa. Lensa pertama dinamakan lensa obyektif yang diletakkan
sekat dengan benda yang akan diamati. Sedangkan lensa kedua yang
diletakkan dekat dengan mata pengamat dinamakan lensa okuler.
Lensa okuler bertindak sebagai lup.
F. Pengertian Bunyi
Bunyi adalah gelombang longitudinal yang memunculkan energi berupa
getaran di udara yang berasal dari berbagai benda atau hal yang memiliki
getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari berbagai hal dan hampir semua
makhluk hidup dapat menghasilkan bunyi. Jadi, bunyi dapat didefinisikan

7
sebagai energi gelombang yang berasal dari benda yang bergetar sebagai
sumber bunyinya.

Dalam fisika, bunyi atau suara adalah getaran yang merambat sebagai
gelombang akustik, melalui media transmisi seperti gas, cairan atau padat.
Bunyi yang ada tersebut ditangkap oleh telinga sebagai indra pendengaran.

G. Frekuensi Bunyi dan Jenis Bunyi


Bunyi memiliki frekuensi. Adapun satuan frekuensi bunyi adalah Hertz
(Hz). Berdasarkan frekuensinya, terdapat tiga jenis-jenis gelombang bunyi.
Ketiga jenis gelombang bunyi tersebut adalah infrasonik, audiosonik, dan
ultrasonik.
1. Audiosonik
Gelombang bunyi audiosonik adalah jenis gelombang bunyi yang
frekuensinya antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Bunyi audiosonik
menjadi satu-satunya jenis gelombang bunyi yang dapat didengarkan
oleh manusia karena frekuensinya berada dalam batas pendengaran
manusia secara normal.
Jadi, semua bunyi yang bisa dengar manusia dalam kehidupan sehari-
hari termasuk jenis bunyi audiosonik. Adapun contoh gelombang
audiosonik ialah lagu yang kita dengar, obrolan teman, atau suara
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
2. Infrasonik
Bunyi infrasonik merupakan jenis gelombang bunyi yang
frekuensinya kurang dari 20 Hz. Jenis bunyi infrasonik tidak dapat
didengar oleh manusia karena gelombangnya tidak dapat ditangkap
oleh telinga manusia sebagai indra pendengaran. Namun, jenis bunyi
tersebut bisa didengar oleh hewan. Beberapa hewan yang mampu
mendengarkan bunyi infrasonik adalah anjing, jangkrik, gajah, dan
lumba-lumba.
Bunyi infrasonik dimanfaatkan oleh manusia untuk sejumlah
keperluan, seperti untuk mendeteksi aktivitas vulkanik gunung berapi
atau aktivitas pergerakan lempeng bumi dengan bantuan alat
seismograf.

8
3. Ultrasonik
Bunyi ultrasonik merupakan jenis gelombang bunyi yang
frekuensinya lebih dari 20.000 Hz. Jenis bunyi ultrasonik tidak dapat
didengar oleh manusia karena gelombangnya tidak dapat ditangkap
oleh telinga manusia sebagai indra pendengaran. Seperti halnya bunyi
infrasonik, bunyi ultrasonik bisa didengar oleh hewan. Adapun hewan
yang mampu mendengarkan bunyi ultrasonik adalah anjing,
kelelawar, paus, dan lumba-lumba.
Bunyi ultrasonik dimanfaatkan oleh manusia untuk sejumlah
keperluan, terutama di bidang medis dan kesehatan, misalnya untuk
mendeteksi janin lewat program USG serta diagnosis berbagai macam
penyakit lewat gelombang ultrasonik. Selain itu, bunyi ultrasonik juga
juga sering digunakan untuk mengukur kedalaman air laut.

H. Gema dan Gaung


Gema dan gaung merupakan dua jenis pantulan suara yang bisa ditangkap
telinga manusia. Gema ialah terdengarnya bunyi pantul setelah bunyi asli
selesai diucapkan. Gema biasanya terjadi saat bunyi dibuat dari jarak jauh
yang di di depannya terdapat tebing atau gedung tinggi. Sementara, gaung
merupakan suatu bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai
dibuat. Terjadinya gaung disebabkan karena penghalang gelombang
memiliki jarak yang dekat dengan sumber suara.

I. Tinggi – Rendah dan Kuat – Lemah Bunyi


Bunyi yang terdengar pelan pada telinga kita adalah bunyi yang lemah.
Sedangkan bunyi yang terdengar keras pada telinga kita adalah bunyi kuat.
Kuat lemah bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar nilai
amplitudo suatu gelombang bunyi maka bunyi yang dihasilkan semakin
kuat. Sedangkan semakin kecil nilai amplitudo bunyi yang dihasilkan
semakin lemah.

Selain amplitudo kuat lemah bunyi juga dipengaruhi oleh jarak antara
sumber bunyi dengan pendengar. Tinggi rendah nada bunyi dapat diamati

9
pada nada do dan nada sol. Nada do lebih rendah daripada nada sol. Tinggi
rendah nada bunyi dipengaruhi oleh frekuensi gelombang bunyi. Semakin
besar nilai frekuensi maka nada bunyi yang dihasilkan semakin tinggi,
sedangkan semakin kecil nilai frekuensi maka bunyi yang dihasilkan
semakin rendah

J. Nada Bunyi
Nada adalah bunyi yang beraturan, serta memiliki frekuensi tunggal
tertentu. Tinggi rendahnya nada tergantung pada besar kecilnya frekuensi
bunyi. Di dalam teori musik, tiap nada punya tinggi nada atau tala tertentu
yang berdasarkan frekuensinya maupun berdasar jarak relatif tinggi nada
tersebut dengan tinggi nada patokan.

10
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
1. Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang dipancarkan oleh benda
atau sumber cahaya dalam bentuk gelombang eletromagnetik
2. Tedapat 3 sifat cahaya yaitu, pemantulan, pembiasan dan dipresi
3. Contoh alat optik adalah kacamata, kamera, lup, dan mikroskop.
4. Bunyi adalah gelombang longitudinal yang memunculkan energi berupa
getaran di udara yang berasal dari berbagai benda atau hal yang memiliki
getaran frekuensi. Bunyi dapat berasal dari berbagai hal dan hampir semua
makhluk hidup dapat menghasilkan bunyi. Jadi, bunyi dapat didefinisikan
sebagai energi gelombang yang berasal dari benda yang bergetar sebagai
sumber bunyinya.
5. Berdasarkan frekuensinya, terdapat tiga jenis-jenis gelombang bunyi.
Ketiga jenis gelombang bunyi tersebut adalah infrasonik, audiosonik, dan
ultrasonik.
6. Gema ialah terdengarnya bunyi pantul setelah bunyi asli selesai diucapkan.
Sementara, gaung merupakan suatu bunyi pantul yang datang sebelum
bunyi asli selesai dibuat.
7. Bunyi yang terdengar pelan pada telinga kita adalah bunyi yang lemah.
Sedangkan bunyi yang terdengar keras pada telinga kita adalah bunyi kuat.
8. Nada adalah bunyi yang beraturan, serta memiliki frekuensi tunggal
tertentu. Tinggi rendahnya nada tergantung pada besar kecilnya frekuensi
bunyi.
B. Saran
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat memberi
manfaat bagi pembacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

11
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dahlan.net. (2021). Pembiasan pada lensa tipis. Diakses pada 16
November, dari https://ahmaddahlan.net/pembiasan-pada-lensa-tipis-dan-
analisis-rumus-pembentukan-bayangan

Fakhriyan Ardayanto. (2020). Nada adalah Bunyi yang Beraturan, Ketahui


Pengertian dan Sifatnya. Diakses pada 15 November 2021, dari
https://hot.liputan6.com/read/4416303/nada-adalah-bunyi-yang-beraturan-
ketahui-pengertian-dan-sifatnya

Faozan Tri Nugroho. (2021). Jenis-jenis Gelombang Bunyi berdasarkan


Frekuensinya yang perlu diketahui. Diakses pada 15 November 2021, dari
https://www.bola.com/ragam/read/4539167/jenis-jenis-gelombang-bunyi-
berdasarkan-frekuensinya-yang-perlu-diketahui

Fisikahepi. (2021). Pemantulan, pembiasan dan dipresi cahaya. Diakses pada 16


Nivember 2021, dari
https://fisikahepi.hepidev.com/2021/04/10/pemantulan-pembiasan-dan-
dispersi-cahaya/

Niken Aninsj. (2021). Definisi, contoh, dan fungsi alat optik. Diakses pada 16
November 2021, dari https://katadata-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/safrezi/berita/614d8f1cc2682
/definisi-contoh-dan-fungsi-alat-optik-materi-fisika-kelas-xi-
sma?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw
%3D%3D#aoh=16370190430826&amp_ct=1637019053852&referrer=htt
ps%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampsha
re=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Fsafrezi%2Fberita%2F614d8f1cc2
682%2Fdefinisi-contoh-dan-fungsi-alat-optik-materi-fisika-kelas-xi-sma.
Wikipedia. (2014). Bunyi. Diakses pada 15 November 2021, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Bunyi

12

Anda mungkin juga menyukai