DESEMBER 2021 1. Pertanyaan : Riska Arulissa Rahma (29) Bagaimana cara mengasah kemampuan berpikir pada diri seseorang?
Jawab :
• Langsung mengajukan pertanyaan jika kita berasumsi. Cobalah kurangi berasumsi
dan perbanyak bertanya untuk mendapatkan kebenaran karena pada dasarnya asumsi adalah suatu hal yang belum dipastikan kebenarannya, namun perlahan bisa menggantikan kebenaran itu sendiri. Jadi, berhentilah berasumsi • Jika kita mendapatkan suatu informasi, cobalah untuk melakukan riset terlebih dahulu sebelum mempercayai kebenarannya. Fakta itu merupakan sebuah hal yang nyata, dan Anda harus memastikan bahwa fakta yang disampaikan dari orang lain merupakan hal yang nyata dan bisa dibuktikan pula, bukan hanya sebuah asumsi. Cobalah untuk menjadi orang yang sulit percaya dengan orang lain, hal ini akan menghindari Anda untuk mempercayai berita yang tidak benar, dan juga mengasah kemampuan berpikir kritis Anda. • Mulai mempertanyakan setiap hal kecil, tidak perlu hal yang jauh, cukup dimulai dari hal-hal di sekeliling Anda, misalnya, bagaimana cara lampu bohlam bekerja, atau bahkan bagaimana cara pulpen ditemukan, atau bagaimana proses hujan, dan berbagai ha lainnya yang ada di sekitar Anda. Dengan mempertanyakan, Anda secara tidak langsung akan mulai mencari jawabannya dan mengasah kemampuan berpikir kritis Anda. • Cobalah membaca buku-buku berkualitas yang bisa menambah informasi dan wawasan. Percayalah bahwa semakin banyaknya informasi dan wawasan yang Anda miliki, semakin besar dan banyak pertanyaan yang ada di kepala Anda. Selanjutnya, lanjutkan dan nikmatilah siklus tersebut untuk mengumpulkan informasi lebih banyak lagi • Mencoba menempatkan diri sendiri di posisi orang lain, selain meningkatkan rasa empati, Anda akan belajar mengerti dan mempelajari teknik berkomunikasi dan juga mengasah kemampuan untuk mengerti mengapa berbagai hal terjadi dari perspektif orang lain 2. Pertanyaan : Dania Nawang Dwijayanti (05) Bagaimanakah strategi seorang pendidik dalam memaksimalkan keterampilan sosial pada siswa? Jawab : 1. Memberikan berbagai stimulasi pada anak Pendidik perlu memberikan stimulasi atau rangsangan edukatif agar kemampuan sosial emosi anak dapat berkembang sesuai dengan tahapan usianya. Kegiatan belajar seraya bermain dapat dioptimalkan sebagai cara untuk menstimulasi anak, misalnya: mengajak anak terlibat dalam permainan kelompok kecil, melatih anak bermain bergiliran, mengajak anak menceritakan pengalamannya di depan kelas, melatih kesadaran anak untuk berbagi dalam kegiatan kemanusiaan 2. Menciptakan lingkungan yang kondusif Pendidik perlu mengelola kelas menjadi tempat yang dapat mengembangkan kemampuan sosial emosi anak, terutama kesadaran anak untuk bertanggung jawab terhadap benda dan tindakan yang dilakukannya. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik dan psikis. Lingkungan fisik menekankan pada ruang kelas sebagai tempat anak berlatih kecakapan sosial emosinya sedangkan lingkungan psikis lebih ditekankan pada suasana lingkungan yang penuh cinta kasih sehingga anak merasa aman dan nyaman di kelas 3. Memberikan contoh Pendidik adalah contoh konkret bagi anak. Segala tindakan dan tutur kata pendidik akan diikuti oleh anak. Oleh karena itu, pendidik seyogyanya dapat menjaga perilaku sesuai dengan norma sosial dan nilai agama, seperti menghargai pendapat anak, bersedia menyimak keluh kesah anak, membangun sikap positif anak, berempati terhadap masalah yang dihadapi anak, dsb. 4. Memberikan pujian atas usaha yang dilakukan anak Pendidikan sebaiknya tidak sungkan memberikan pujian terhadap kecakapan sosial yang sudah dilakukan oleh anak secara proporsional. Pujian dapat diberikan secara lisan maupun non lisan. Secara lisan, pujian diberikan sesegera mungkin setelah anak menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pengembangan sosial emosional tercapai. Sementara pujian non lisan dapat berupa senyuman, pelukan, atau pemberian benda-benda tertentu yang bermakna untuk anak. 5. Merutinkan membuat perencanaan dengan orang lain, pembiasaan partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu, partisipasi produktif dalam diskusi kelompok, menjawab secara sopan dan tanggung jawab dan menolong orang lain. Hal ini dapat didukung dengan penggunaan metode-metode pembelajaran antara lain : 1) diskusi kelompok, 2) diskusi panel. 3) simposium, 4) ceramah, 5) seminar, 6) role playing atau sosiodrama, 7) brain stroming, 8) pemecahan masalah, 9) inquiry, 10) tutorial branding 3. Pertanyaan : Rida Nanda Kirana Dijelaskan bahwa keterampilan sosial mencakup keterampilan akademik, apakah peserta didik yang akademik terbilang tinggi/bagus, dapat dipastikan ia dapat suskses di masa depannya ? Dan Bagaimana cara guru untuk memaksimalkan hal ini. Sekian terimakasih Jawab : Menurut kelompok kami, nilai akademik tinggi belum tentu memastikan kesuksesan di masa depan. Setiap peserta didik memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Ada peserta didik yang bagus dalam akademik nya dan ada juga peserta didik yang bagus dalam bidang non akademik. Orang yang pintar seringkali menganggap dia pasti sukses karena kepintaran mereka, dan kurang melatih skill-skill lain yang juga penting. Padahal sebenarnya banyak hal seperti hubungan sosial, kemampuan komunikasi, jaringan pertemanan dan sebagainya juga menjadi syarat kesuksesan seseorang. Cara guru untuk memaksimalkan hal tersebut menggali potensi peserta didik, memberikan perhatian siswa yang merasa tidak diperhatikan oleh gurunya tidak jarang prestasi dan motivasi belajarnya menurun. Pada hakikatnya, siswa butuh adanya perhatian atau dukungan dari guru. 4. Pertanyaan : Kinanti Ega Liani Putri (19) Dalam keterampilan sosial, terdapat perilaku seperti empati. Bagaimana cara meningkatkan rasa empati tersebut? Karena rasa empati ini masih kurang sering terdengar di telinga masyarakat. Jawab : Rasa saling menghargai antar individu, memahami orang lain dengan membayangkan apa yang orang lain rasakan. Dengan begitu akan sadar bahwa bersyukur itu adalah hal penting dalam hidup. Memberikan senyuman, menyapa dan mengajak berbicara. Ketika orang membutuhkan bantuan, hendaknya mengulurkan tangan untuk membantu orang tersebut. 5. Pertanyaan : Feris Rahma Auliya (11) Dalam PPT dijelaskan bahwa psikologi sosial menerangkan berbagai fenomena yang terjadi pada manusia sebagai makhluk sosial, fenomena seperti apakah itu? Jawab : Fenomena yang dimaksud adalah suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati oleh manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial berarti manusia membutuhkan seseorang yang lain untuk dapat bertahan hidup dan saling memberikan pertolongan. Contohnya: a. Gotong royong Gotong royong merupakan salah satu contoh nyata bahwa manusia adalah makhluk sosial, karena kegiatan ini dilakukan secara bersama dan dapat memberikan hasil yang nantinya akan dinikmati oleh setiap orang yang berpartisipasi di dalamnya secara adil. b. Aktif dalam organisasi masyarakat Organisasi menjadi wadah untuk pengembangan diri dan menampung masyarakat untuk saling mengenal dan melakukan kegiatan dalam satu tujuan yang sama. c. Menerima perbedaan yang ada Perbedaan dalam negara Indonesia sangat beragam. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kedudukan yang sama satu sama lain. Jika seorang manusia dapat menerima perbedaan, maka hal itu akan membuat kehidupan bermasyarakat menjadi lebih damai. d. Bersosialisasi dengan lingkungan Orang yang pandai bersosialisasi dengan lingkungannya berarti mampu bersosialisasi pula dengan orang lain. Hal ini akan membuat hubungan antar sesame manusia menjadi lebih baik dengan adanya komunikasi. 6. Pertanyaan : Linda Dwi Muflikah (20) Apa manfaat yang diperoleh dari mempelajari keterampilan - keterampilan ilmu ilmu sosial tersebut? Jawab : a) Dengan mempelajari keterampilan sosial, kita dapat memecahkan suatu permasalahan karena menguasai keterampilan berpikir, b) Mengambil keputusan secara tepat dengan berbagai pertimbangan yang matang, c) Menjadi seseorang yang berpikir kritis dan kreatif, d) Mampu mengembangkan potensi diri agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dalam lingkungannya, e) Memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi. 7. Pertanyaan: Aulia Rosyidah (03) Apa maksud dari dimensi kepemimpinan pada indikator dimensi keterampilan sosial? Jawab: Dimensi kepemimpinan yaitu dimensi yang menunjukkan kemampuan seseorang dalam memimpin dengan cara memberikan petunjuk, memberikan motivasi dan membimbing kearah tujuan yang benar.