Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH CAHAYA

FISIKA INDUSTRI

Dosen Pengampu : Iwan Roswandi, S.kom, MT.


Disusun Oleh : Herlina Noor Utami (41618120045)
Muhammad Afif S. (41618120024)
Fakultas : Teknik
Program Studi : Teknik Industri

UNIVERSITAS MERCU BUANA


Jl. Meruya Selatan No.1, RT.4/RW.1, Meruya Sel., Kembangan, Kota Jakarta
Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11650
KATA PEGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya lah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pada waktu yang tepat. Makalah
yang berjudul “Cahaya” berhasil diselesaikan.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak karena dalam


pengerjaan laporan ini Penulis mendapatkan bantuan baik materil maupun non
materil. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh
sebab itu, Penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Selain itu, penulis berharap Makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan bermanfaat.

Bogor, 7 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PEGANTAR .............................................................................................. ii


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Pengertian Cahaya ..................................................................................... 4
B. Sifat-sifat Cahaya ....................................................................................... 4
C. Laju Cahaya ............................................................................................... 8
D. Pemantulan Cahaya ................................................................................... 9
E. Aplikasi Pemantulan Cahaya .................................................................. 11
F. Pembiasan Cahaya ................................................................................... 13
G. Indeks Bias Cahaya .............................................................................. 14
H. Prinsip Fermat ...................................................................................... 14
I. Polarisasi ................................................................................................... 15
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 18
Latihan Soal ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Cahaya
Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik
yang secara kasat mata dengan memiliki panjang gelombang sekitar 380
hingga 750 nm. Menurut Maxwell “Cahaya adalah gelombang
elektromagnetik, ia tidak memerlukan medium untuk merambat.”, cahaya
merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang kasat
mata maupun yang tidak kasat mata.
Tidak hanya itu saja, cahaya merupakan paket partikel yang biasa disebut
dengan nama foton. Kedua definisi tersebut menjadi sifat milik cahaya yang
secara bersama, sehingga disebut sebagai "dualisme gelombang-partikel".
Paket cahaya yang dinamakan dengan spektrum lantas akan dipersepsikan
secara visual oleh indera penglihatan (mata) sebagai warna. Jika dalam
bidang studi cahaya, dikenal dengan sebutan optika, yang menjadi area riset
cukup penting dalam bidang fisika modern.
Studi mengenai cahaya ini sendiri dimulai saat muncul era optika klasik
yang mempelajari mengenai besaran optik, seperti :
1. Intensitas
2. Frekuensi atau panjang gelombang
3. Polarisasi
4. Fase cahaya

B. Sifat-sifat Cahaya
Cahaya mempunyai beberapa sifat yakni menembus benda yang
bening, bisa dipantulkan, merambat lurus, bisa dibiaskan dan bisa diuraikan.
Untuk mengetahui secara lebih jelas, bisa disimak pembahasan sifat cahaya
yang berikut ini.

1. Cahaya Bisa Menembus Benda Bening


Benda bening merupakan benda yang bisa ditembus dengan mudah
oleh adanya cahaya. Contoh benda bening yang ada di sekitar kita antara
lain, kaca, mika, plastik bening, botol bening dan air jernih. Berdasarkan

4
kemampuan cahaya dalam menembus benda, bisa dibedakan sebanyak 3
contoh, yakni :
a. Benda bening atau transparan, yakni benda-benda yang bisa
ditembus dan dilewati oleh cahaya. Benda bening akan meneruskan
semua cahaya yang datang dan mengenainya. Contoh benda bening
seperti kaca yang bening dan air jernih.
b. Benda translusens, yakni benda-benda yang hanya bisa meneruskan
sebagian cahaya saja yang telah diterima. Contoh benda ini seperti air
yang keruh, bohlam susu dan kaca dop.
c. Opaque atau benda yang tak bisa ditembus oleh cahaya, yakni
benda gelap yang sama sekali tak bisa ditembus oleh adanya cahaya
yang datang. Opaque ini sendiri hanya akan memantulkan semua
cahaya yang akan mengenai benda tersebut. Contoh bendanya seperti
buku yang tebal, tembok, kayu, hingga besi.

Sifat cahaya yang bisa menembus pada benda bening,


memungkinkan cahaya matahari yang bisa menembus permukaan air yang
jernih, sehingga tanaman yang hidup di dasar air bisa tetap tumbuh dengan
baik dan tanpa adanya gangguan. Sifat cahaya yang bisa menembus benda
bening ini juga bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk membuat berbagai
macam peralatan penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti kacamata,
kaca mobil, akuarium, hingga termometer.

2. Cahaya Bisa Dipantulkan


Pemantulan atau refleksi atau pencerminan merupakan proses
kembali terpancarnya cahaya dari permukaan benda yang memang terkena

5
oleh cahaya. Pemantulan cahaya bisa dibedakan menjadi 2, yakni
pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus) atau tak teratur.

3. Cahaya Bisa Diuraikan

Istilah lain dari penguraian cahaya itu dinamakan dengan dispersi


cahaya. Contoh terjadinya peristiwa dispersi cahaya yang secara alami
benar-benar terjadi merupakan peristiwa dari terbentuknya pelangi.
Peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna biasa
disebut dengan nama dispersi cahaya. Cahaya putih bisa diuraikan menjadi
berbagai macam warna yang bagus, sehingga warna putih tersebut bisa
disebut dengan nama sinar polikromatik. Cahaya putih seperti pada
cahaya matahari itu termasuk ke dalam cahaya polikromatik.
Cahaya polikromatik merupakan cahaya yang tersusun dari beberapa
macam komponen warna yang ada. Cahaya putih juga tersusun atas
spektrum cahaya yang memiliki warna merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu.

6
4. Cahaya Bisa Dibiaskan
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan arah rambat cahaya pada
saat melewati sebanyak 2 medium yang memiliki kerapatan berbeda.
Pembiasan cahaya ini sendiri biasanya digunakan oleh manusia dalam
berbagai pembuatan alat optik. Pembiasan cahaya bisa menyebabkan
terjadinya berbagai macam peristiwa yang ada pada kehidupan sehari-hari,
yang bisa diuraikan sebagai berikut :
a. Dasar air yang jernih akan terlihat lebih dangkal dari yang sebenarnya
b. Pensil atau benda lurus yang lain apabila diletakkan di dalam gelas yang
berisikan air, maka akan terlihat patah atau bengkok benda tersebut
c. Peristiwa fatamorgana yang akan terjadi karena adanya berkas cahaya
yang berjalan dari udara dingin ke udara yang panas terbiaskan ke arah
atau sisi horizontal, sehingga pada suatu benda tersebut tampak muncul
di atas posisi yang sesungguhnya
d. Uang logam jika diletakkan di dalam air yang jernih akan terlihat lebih
dekat dengan permukaan
e. Ikan yang berada di dalam akuarium juga akan terlihat jauh lebih besar

Seperti yang ada pada pemantulan cahaya, di dalam pembiasan cahaya


juga berlaku dalam hukum pembiasan cahaya yang bisa diuraikan
sebagai berikut :
a. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
memiliki kerapatan lebih, cahaya akan dibiaskan mendekati garis yang
normal. Semisal, cahaya akan merambat dari udara ke air.
b. Apabila cahaya merambat dari zat yang jauh lebih rapat ke zat yang
memiliki kerapatan kurang, maka cahaya akan dibiaskan menjauhi
garis normal. Semisal, cahaya merambat dari air ke udara.

7
5. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya akan merambat dengan lurus jika memang dia akan
melewati 1 medium perantara saja. Peristiwa ini juga bisa dibuktikan
dengan baik, nyalanya lampu senter yang berjalan atau merambat dengan
lurus. Cahaya yang merambat dengan lurus juga bisa kita lihat dari berkas
cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah-celah genting
ataupun ventilasi yang akan tampak berupa seperti garis yang lurus. Kedua
hal inilah yang bisa membuktikan jika cahaya memang merambat lurus.
Kegaitan yang bisa membuktikan jika cahaya merambat lurus ialah
dengan menggunakan karton yang diberikan lubang. Saat lubang karton
disusun lurus, kita bisa melihat cahaya lilin. Akan tetapi, saat salah satu
lubang digeser, maka kita tak akan bisa lagi melihat cahaya itu. Sifat
cahaya yang selalu merambat dengan lurus ini biasa dimanfaatkan oleh
manusia dalam membuat lampu senter hingga lampu pada kendaraan
bermotor.

C. Laju Cahaya
Laju cahaya atau kecepatan cahaya disimbolkan dengan c adalah
sebuah konstanta fisika universal yang penting dalam banyak bidang fisika.
Nilai presisinya adalah 299.792.458 m/s (kira-kira 3,0 × 108 m/s), karena
panjang meter didefinisikan berdasarkan konstanta ini dan standar
internasional waktu.
Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat dilajui oleh
segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini
merupakan kelajuan segala partikel tak bermassa dan medan fisika,
termasuk radiasi elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut

8
teori modern adalah kelajuan gravitasi (kelajuan dari gelombang gravitasi).
Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti
gelas ataupun udara lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan
kelajuan v (kelajuan rambat cahaya dalam suatu materi) disebut
sebagai indeks bias n material tersebut (n = c / v).

Cahaya dapat merambat dalam suatu medium dengan tiga cara yaitu:
1. Merambat lurus
2. Dibiaskan
3. Dipantulkan

Benda dikatakan sumber cahaya ketika benda tersebut mampu


memancarkan gelombang cahaya (contoh : matahari, api, lampu, dan lain-
lain). Benda gelap merupakan benda tidak berpijar atau tidak memancarkan
gelombang cahaya yang dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Benda tak tembus cahaya yang tidak dapat meneruskan cahaya. Contoh : dinding
dan batu.
2. Benda bening yang dapat meneruskan cahaya. Contoh : kaca.
3. Benda tembus cahaya yang dapat meneruskan sebagian cahaya. Contoh : kertas
buram dan air keruh.
D. Pemantulan Cahaya
Pemantulan cahaya adalah salah satu kondisi perubahan arah rambat
pada cahaya dan beloknya suatu cahaya disebabkan adanya cahaya yang
membentuk suatu permukaan. Pemantulan adalah salah satu sifat dari cahaya
dan cahaya yang merambat lurus akan memantul mengenai permukaan suatu
benda. Cahaya yang memantul seringkali menimbulkan hasil cahaya yang
bervariasi dan setiap cahaya pasti memiliki wujud zat yang bervariasi.
Pemantul cahaya bisa diperoleh dengan berbagai kondisi dan bisa membuat
suatu cahaya yang berbeda-beda. Permukaan benda yang bisa memantulkan

9
cahaya bisa bervariasi, mulai dari permukaan lunak sampai dengan kasar.
Pemantulan cahaya bisa dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pemantulan teratur
Pemantulan yang berkas cahaya pantulnya itu sejajar. Pemantulan
teratur bisa terjadi jika cahaya mengenai benda yang permukaannya itu
rata dan mengkilap alias licin. Salah satu contoh benda yang bisa
memantulkan cahaya yakni cermin. Cermin itu merupakan benda yang
bisa memantulkan cahaya dengan paling sempurna. Hal ini dikarenakan,
pada cermin mempunyai permukaan yang sangat halus dan mengkilap.
Dalam benda seperti ini, cahaya bisa dipantulkan dengan arah yang
sejajar, sehingga bisa membentuk bayangan benda dengan sangat baik.
Contoh peristiwa pemantulan cahaya ini sendiri terjadi saat kita sedang
bercermin. Bayangan tubuh kita akan terlihat di cermin, karena cahaya
yang dipantulkan oleh tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin,
dipantulkan alias dipancarkan kembali sehingga bisa masuk ke mata kita.
2. Pemantulan difus/baur/tidak teratur
Pemantulan ini terjadi pada tanah yang rata atau pada air yang
bergelombang. Adanya pemantulan baur ini sendiri, tempat-tempat yang
sebelumnya tak terkena oleh cahaya secara langsung, akan menjadi ikut
terang. Inilah keuntungan jika adanya pemantulan baur.

 Hukum Pemantulan Cahaya

Hukum pemantulan cahaya berisi 2 poin yang sangat penting yaitu


tentang sinar datang, garis normal dan sinar pantul yang letaknya pada
suatu bidang yang memiliki permukaan datar. Dalam hukum pemantulan
cahaya, sudut datang cahaya dan sudut pantul cahaya memiliki nilai yang
sama. Untuk bisa membuktikan teori pemantulan cahaya adalah dengan
menyalakan sebuah lampu senter dan pada bagian depannya ditutup
dengan karton yang sudah diberi lubang di bagian tengahnya. Dengan cara
itu cahaya yang merambat membentuk garis lurus akan terlihat secara jelas
dan setiap pemantulan cahaya akan menghasilkan gerak yang bervariasi.

10
Saat membuat sebuah garis yang lurus pada cermin, tentu akan
dihasilkan suatu garis normal dan dengan cara ini dapat disimpulkan
bahwa sinar berjalan dengan cara garis lurus. Hukum pemantulan cahaya
memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari dan
pemantulan cahaya selalu terjadi pada berbagai jenis benda. Sudah banyak
berbagai langkah-langkah penelitian yang dilakukan mengenai
pemantulan cahaya dan setiap pemantulan cahaya memiliki hasil yang
berbeda-beda. Hukum pemantulan cahaya :
• Cahaya datang, cahaya pantul, dan garis normal terletak tegak lurus
dengan suatu bidang datar.
• Sudut pantul sama dengan sudut datang dimana θi = θr (Hukum
Refleksi).

E. Aplikasi Pemantulan Cahaya


1. Jendela
Jendela adalah bagian penting dalam suatu rumah dan dengan
jendela rumah yang baik, maka rumah akan memiliki ruang untuk
masuknya udara. Aliran udara memiliki peranan yang sangat penting dan
dengan jendela akan mudah sekali udara bersih masuk kedalam rumah.
Jendela biasanya dibuat dari bahan dasar kaca dan juga kayu sebagai
kerangkanya. Ada berbagai jenis jendela yang kini banyak digunakan di
Indonesia dan jendela pada dasarnya memiliki peranan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Udara yang masuk ke dalam rumah
memiliki perubahan wujud zat yang sangat bervariasi dan setiap jendela
pasti memiliki area yang penting bagi masuknya udara.

11
2. Spion
Spion adalah salah satu kaca yang sengaja dirangkai untuk
digunakan dalam kendaraan dan setiap kendaraan pada umumnya pasti
dilengkapi dengan kaca spion. Kaca spion berfungsi untuk melihat kondisi
jalan di bagian samping kendaraan dan kaca spion menjadi salah satu
peralatan aman berkendara yang sangat penting.
Kaca spion dirangkai dengan berbagai body yang berbeda-beda dan
spion sangatlah dianjurkan untuk digunakan para pengendara. Spion
menjadi salah satu pemantul cahaya yang sangat populer di seluruh dunia.
Setiap pengendara yang tidak menggunakan kaca spion pada
kendaraannya, pasti melanggar aturan lalu lintas dan akan kena sangsi,
berupa denda tilangan dari polisi.

3. Kaca Lemari
Lemari adalah salah satu perabotan rumah tangga yang banyak
digunakan masyarakat dan dengan lemari berbagai pakaian atau peralatan
rumah tangga menjadi tersusun secara rapih. Lemari modern selalu
dilengkapi dengan kaca cermin atau kaca pemantul cahaya dan dengan
kaca lemari yang baik, maka manusia bisa bercermin. Lemari seringkali
dibuat dengan berbagai bahan yang berbeda-beda dan lemari tradisional
biasanya terbuat dari bahan dasar kayu. Perpaduan antara kayu dan keca
menjadi pelengkap lemari. Harga lemari dijual dengan sangat bervariasi,
karena disesuaikan dengan kondisi lemari dan proses kerumitan
pengerjaan lemari.

4. Kaca Mobil
Kaca mobil adalah salah satu perlengkapan yang memiliki peranan
sangat baik dan dengan kaca mobil, kendaraan memiliki alat pemantul
cahaya. Mobil adalah kendaraan yang menjadi alat transportasi sangat
populer di seluruh dunia dan ada berbagai keunggulan mobil, jika
dibandingkan dengan motor. Mobil memiliki atap yang melindunggi
pengendara dari panas dan juga hujan. Setiap merk mobil pasti memiliki
keunggulannya masing-masing dan setiap mobil pasti memiliki

12
F. Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang
terjadi ketika cahaya melewati bidang batas antara dua medium dengan
indeks bias yang berbeda. Pembiasan terjadi apabila sinar datang membentuk
sudut tertentu cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut
datang lebih kecil dari 90O) terhadap bidang batas.
Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama ialah
perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium
pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan
sempurna. Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Mendekati garis normal
Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya
merambat dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, contohnya
cahaya merambat dari udara ke dalam air.

2. Menjauhi garis normal


Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari
medium optik lebih rapat ke medium optik kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air ke udara atau dari kaca ke
udara. Pembiasan cahayanya tampak seperti gambar di bawah ini.

13
G. Indeks Bias Cahaya
Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya
pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut
Christian Huygens (1629-1695),“Perbandingan laju cahaya dalam ruang
hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias”. Secara
matematis dapat dirumuskan :

Berikut adalah tabel indeks bias beberapa zat :

H. Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa cahaya merambat dengan
mengambil lintasan dengan waktu tempuh terpendek, dimana prinsip ini
mendasari hukum tentang pemantulan dan hukum Snell tentang pembiasan.
Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda bernama Willebrord Snell
melakukan eksperimen untuk mencari hubungan antara sudut datang dengan
sudut bias.

14
Hukum Snell berbunyi :
 Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
 Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua
medium yang berbeda merupakan bilangan tetap.
Secara matematis, hasil bagi sudut datang dan sudut bias dinyatakan
sebagai :

I. Polarisasi
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang
transversal (pengurangan intensitas) sehingga gelombang hanya memiliki
satu arah getar saja.

Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator.


Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang
terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut
merupakan sinar terpolarisasi atau tidak. Cahaya yang datang ke cermin

15
dengan sudut datang sebesar 57o, maka sinar yang terpantul merupakan
cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I adalah cahaya
terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila cermin II diputar sehingga
arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling tegak lurus, maka tidak
akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini menunjukkan
terjadinya peristiwa polarisasi. Polarisasi disebabkan oleh :
1. Refleksi (Pemantulan), pemantulan akan menghasilkan cahaya
terpolarisasi jika sinar pantul dan sinar biasnya membentuk sudut 90o.
Arah getar sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang
pantul.

2. Refraksi ganda, cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda
(Kristal) akan mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda.
Sebagian berkas akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar
biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum Snellius
(disebut berkas sinar istimewa).

3. Absorbsi, Penyerapan intensitas cahaya karena penyerapan komponen


cahaya oleh suatu bahan yang dapat menyerap secara selektif (Polarisator :
Kristal polaroid). Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah
getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi polaroid.

16
4. Hamburan, polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada
peristiwa terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di
atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh
partikel debu dapat terpolarisasi. Cahaya yang panjang gelombangnya
lebih pendek cenderung mengalami hamburan dengan intensitas yang
besar.

17
BAB II PEMBAHASAN

Latihan Soal
1. Seseorang menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 30o terhadap garis
normal. Jika cepat rambat cahaya di dalam kaca 2 × 108 m/s, tentukan
indeks bias kaca dengan sudut biasnya!

2. Dalam sebuah eksperimen untuk menentukan kecepatan cahaya di dalam


air, seorang siswa melewatkan seberkas cahaya ke dalam air dengan sudut
datang 30°. Kemudian, siswa mencatat sudut bias yang terjadi di dalam air
ternyata besarnya 22°. Jika kecepatan cahaya di udara dianggap 3 ×
108 m/s, tentukan kecepatan cahaya di dalam air!

18
3. Perhatikan gambar kolam berisi air berikut dan tentukan kedalaman semu
kolam jika indeks bias udara dan air msing-masing adalah 1 dan 4⁄3!

19
DAFTAR PUSTAKA
Novitrian, Viridi, Sparisoma. Cahaya dan Optik : Pemantulan Cermin dan Pembiasan
Lensa. 2014. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Resa, Selamet, Iwan. Modul Fisika Industri : Cahaya. 2019. Jakarta : Universitas Mercu
Buana.
http://fisikazone.com/polarisasi-cahaya/, diakes pada tanggal 6 Oktober 2019 pukul 22:40
WIB.
https://www.fisikabc.com/2017/10/hukum-snellius-pada-pembiasan-cahaya.html, diakses
pada tanggal 6 Oktober 2019 pukul 22:17 WIB.
https://www.fisikabc.com/2017/10/pemantulan-cahaya.html, diakses pada tanggal 5
Oktober 2019 pukul 20:40 WIB.
http://www.habibullahurl.com/2017/04/pengertian-cahaya-dan-sifat-sifat-cahaya.html,
diakses pada tanggal 4 Oktober 2019 pukul 19:55 WB.
https://blog.ruangguru.com/pengertian-pemantulan-cahaya-dan-macam-macamnya,
diakses pada tanggal 4 Oktober 19:58 WIB.
https://www.dosenpendidikan.co.id/pembiasan-cahaya/, diakses pada tanggal 5 Oktober
21:44 WIB.
https://www.berpendidikan.com/2015/12/bunyi-hukum-pemantulan-cahaya-dan-macam-
macamnya.html, diakses pada tanggal 5 Oktober 22:02 WIB.
https://bangkusekolah.com/2015/07/31/hukum-pemantulan-cahaya/, diakses pada tanggal
5 Oktober 2019 pukul 21:47 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai