Anda di halaman 1dari 22

Cahaya

Herlina Noor Utami (41618120045)


Muhammad Afif Syaifulloh (41618120024)
Pengertian

Cahaya merupakan energi yang berbentuk gelombang elektromagnetik


dimana energi tersebut adalah energi kasat mata yang memiliki panjang gelombang
380-750nm. Menurut Maxwell “Cahaya adalah gelombang elektromagnetik, ia tidak
memerlukan medium untuk merambat.”
Benda dikatakan sumber Benda tak tembus
cahaya ketika benda tersebut cahaya yang tidak
mampu memancarkan dapat meneruskan
gelombang cahaya. cahaya
Contoh : matahari, api, lampu, Contoh : dinding dan
dan lain-lain. batu
Benda bening
yang dapat
meneruskan
cahaya
Benda gelap merupakan Contoh : kaca
benda tidak berpijar atau
tidak memancarkan Benda tembus cahaya
gelombang cahaya yang yang dapat meneruskan
dibagi menjadi 3 macam sebagian cahaya
Contoh : kertas buram
dan air keruh
Berkas Cahaya
Laju Cahaya

Laju cahaya atau kecepatan cahaya disimbolkan dengan “c” dari celeritas
yang berarti kecepatan. Konstanta ini sangat penting dalam bidang fisika dan
memiliki nilai 299.792.458 m/s (≈ 3,0 × 108 m/s).
Rasio antara c dengan ⱱ (kelajuan rambat cahaya melalui medium) disebut
sebagai indeks bias (n) medium tersebut dengan dirumuskan :

𝑐 Periode Frekuensi
𝑛=
𝑣
Sifat Cahaya
Perambatan Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang merambat di ruang
hampa (tanpa medium), namun jika gelombang cahaya ini merambat melalui suatu
medium maka kecepatan cahaya akan lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
cahaya di ruang hampa.
Cahaya dapat merambat dalam suatu medium dengan tiga cara yaitu :
1. Merambat lurus
2. Dibiaskan
3. Dipantulkan
Pemantulan Cahaya
Pemantulan atau refleksi atau pencerminan merupakan proses kembali
terpancarnya cahaya dari permukaan benda yang memang terkena oleh cahaya.
Pemantulan cahaya bisa dibedakan menjadi 2, yakni pemantulan teratur dan
pemantulan baur (difus) atau tak teratur.
Pemantulan Cahaya
Hukum pemantulan cahaya :
• Cahaya datang, cahaya pantul, dan garis normal terletak tegak lurus dengan
suatu bidang datar.
• Sudut pantul sama dengan sudut datang dimana θi = θr (Hukum Refleksi).
Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya yang terjadi ketika
cahaya melewati bidang batas antara dua medium dengan indeks bias yang berbeda. Arah
pembiasan cahaya :
• Mendekati garis normal • Menjauhi garis normal

Cahaya merambat dari medium optik kurang Cahaya merambat dari medium optik lebih
rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya
cahaya merambat dari udara ke dalam air. cahaya merambat dari dalam air ke udara atau
sebaliknya.
Indeks Bias Cahaya
Pembiasan cahaya juga dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya
pada kedua medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil
dibandingkan dengan laju cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut
Christian Huygens (1629-1695) “Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa
dengan laju cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias.”

Keterangan
n : Indeks bias
c : Laju Cahaya dalam ruang hampa
(3,0 × 108 m/s)
v : Laju cahaya dalam medium
Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa cahaya merambat dengan
mengambil lintasan dengan waktu tempuh terpendek, dimana prinsip ini
mendasari hukum tentang pemantulan dan hukum Snell tentang
pembiasan.
Hukum
Snell
berbunyi
2. Perbandingan sinus sudut
datang dengan sinus sudut
1. Sinar datang, bias pada dua medium yang
garis normal dan berbeda merupakan
sinar bias bilangan tetap.
terletak dalam
satu bidang
datar.
Willebrord Snellius
Persamaan Hukum Snell

• Secara matematis, pernyataan Hukum Snell kedua dapat dituliskan


sebagai berikut
sin 𝜃𝑖
sin 𝜃𝑟
𝑛2
• Jika cahaya datang dari medium 1 ke medium 2 maka ditulis n21 =
𝑛1
sin 𝜃𝑖 sin 𝜃𝑖 𝑛2
• Sehingga = 𝑛21 → =
sin 𝜃𝑟 sin 𝜃𝑟 𝑛1
Polarisasi
• Peristiwa terserapnya sebagian arah getar gelombang transversal sehingga
gelombang hanya memiliki satu arah getar saja.
• Pengurangan intensitas karena terserapnya suatu getar gelombang.
Polarisasi
Polarisasi disebabkan oleh :
• Refleksi, sinar pantul dan sinar bias membentuk sudut 90o

ip + r = 90o
r = 90o – ip

Hukum
Brewster
𝑛2
= tan 𝑖𝑝
𝑛1
Polarisasi
• Refraksi ganda
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda (Kristal) akan
mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan
memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang
lain tidak memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar istimewa).
Polarisasi
• Absorbsi
Penyerapan intensitas cahaya karena penyerapan komponen cahaya oleh
suatu bahan yang dapat menyerap secara selektif (Polarisator : Kristal polaroid).
Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu
polarisasi polaroid.
Cahaya yang
terpolarisasi
𝟏
I = l0
𝟐

Cahaya dengan intensitas


I, menuju analisator
1
I’ = I cos2 𝜃 = 𝑰𝟎 cos2 𝜃
2
Polarisasi
• Hamburan
Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa
terhamburnya cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang
menyelubungi Bumi. Cahaya matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat
terpolarisasi. Cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
mengalami hamburan dengan intensitas yang besar.
Latihan Soal
1. Dalam sebuah eksperimen untuk menentukan kecepatan cahaya di
dalam air, seorang siswa melewatkan seberkas cahaya ke dalam air
dengan sudut datang 30°. Kemudian, siswa mencatat sudut bias yang
terjadi di dalam air ternyata besarnya 22°. Jika kecepatan cahaya di
udara dianggap 3 × 108 m/s, tentukan kecepatan cahaya di dalam air!
Latihan Soal
2. Seseorang menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 30o terhadap garis
normal. Jika cepat rambat cahaya di dalam kaca 2 × 108 m/s, tentukan
indeks bias kaca dengan sudut biasnya!
Latihan Soal
3. Perhatikan gambar kolam berisi air berikut dan tentukan kedalaman
semu kolam jika indeks bias udara dan air masing-masing adalah 1
dan 4Τ3!

𝑛1
Jawab : hsemu = × ℎ𝑎𝑠𝑙𝑖
𝑛2
1
hsemu = 4Τ × 12
3

hsemu = 9 meter
Thank you

Anda mungkin juga menyukai