Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH IPA

CAHAYA DAN ALAT OPTIK

DOSEN PANGAMPU:
NI MADE DYAN ANGGRENI, S.SI., M.PD
DR. I GEDE ASTAWAN, S.PD., M.PD

KELOMPOK 9 :
1. LUH PUTU KUSUMA SARI (2311031399)
2. I MADE ANDIKA ADE WIRAWAN (2311031164)

UNIVERSIITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2024
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa ,atas segala
limpah rahmat dan karunia-nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Makalah Cahaya Dan Alat Optik”.
Kami menyadari di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan
terimaksih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang membatu dalam pembuatan
makalah ini.
Pada proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang telah di miliki sehingga dapat selesai dengan baik dan
oleh karenanya ,kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Singaraja, 18 Maret 2024

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
2.1 Pengertian Cahaya Dan Sifat-Sifat Cahaya ............................................... 4
2.2 Pengertian Cermin, Jenis-Jenis, Sifat-Sifat Cermin Dan Pembentukan
Bayanagannya ..................................................................................................... 7
2.3 Pengertian Lensa, Jenis-Jenis, Sifat-Sifat Lensa Dan Pembentukan
Bayanagannya ................................................................................................... 11
2.4 Kekuatan Lensa .......................................................................................... 15
2.5 Alat Optik Dan Jenis-Jenisnya .................................................................. 16
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 22
3.2 Saran ........................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cahaya dan alat optik merupakan konsep yang sering dijumpai dalam ilmu
pengetahuan dan pendidikan. Cahaya adalah sumber energi yang berasal dari
matahari, yang dipindahkan ke bumi dalam bentuk gelombang radiasi. Alat optik,
seperti mata, kacamata, lup, mikroskop, teleskop, kamera, dan proyektor, merupakan
alat yang digunakan untuk menghasilkan bayangan melalui pemantulan atau
pembiasan. Alat optik adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat
cahaya dan interaksi cahaya dengan materi.
Cahaya dan alat optik memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari,
mulai dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman hingga pengamatan dan
penglihatan yang dilakukan manusia. Alat optik buatan, seperti kacamata, lup, dan
mikroskop, membantu manusia dalam melihat dan memahami sesuatu dengan lebih
baik. Alat optik alamiah, seperti mata, memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses penglihatan dan pengamatan.
Berbagai produk hasil keilmuan cabang fisika optik juga telah muncul, seperti
kaca mata, proyektor, periskop, dan masih banyak lagi. Penggunaan alat optik telah
menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, dan penguasaan konsep
cahaya dan alat optik sebaiknya mendapat perhatian sejak dini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan sifat-sifat cahaya?
2. Apa pengertian cermin, jenis-jenis cermin, sifatnya dan pembentukan
bayangannya?
3. Apa pengertian lensa, jenis-jenis lensa, sifatnya dan pembentukan bayangannya?
4. Apa itu kekuatan lensa?
5. Apa pengertian alat optik dan jenis-jenisnya?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dan sifat-sifat cahaya
2. Mengetahui pengertian cermin, jenis-jenis cermin, sifatnya dan pembentukan
bayangannya
3. Mengetahui pengertian lensa, jenis-jenis lensa, sifatnya dan pembentukan
bayangannya
4. Mengetahui kekuatan lensa
5. Mengetahui pengertian alat optik dan jenis-jenisnya

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cahaya Dan Sifat-Sifat Cahaya
A. Pengertian Cahaya
Cahaya dapat merambat tanpa medium, termasuk jenis gelombang
elektromagnetik. Menurut Newton (1642- 1727) cahaya terdiri dari partikel-patikel
ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens (1629--1695),
cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Kedua pendapat tersebut sama- sama
memiliki kebenaran. Oleh karena pada kenyataannya, cahaya menunjukkan sifat
keduanya, yaitu sebagai partikel dan gelombang.
Gelombang cahaya tidak memerlukan medium sebagai media perambatannya.
Misalnya, pada siang hari tampak terang karena cahaya matahari menerangi bumi.
Walaupun matahari berada jauh dari bumi dan dipisahkan oleh ruang hampa di ruang
angkasa, namun cahaya matahari mampu sampai di bumi. Di sekitar kita, ada banyak
sekali benda yang memancarkan cahaya. Benda yang dapat memancarkan cahaya
dinamakan sumber cahaya. Ada dua macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya
alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami merupakan sumber cahaya
yang menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari
sebagai bintang besar pusat tata surya. (Putra, 2022).

B. Sifat-Sifat Cahaya
Cahaya penting dalam kehidupan, sebab tanpa adanya cahaya tidak mungkin ada
kehidupan. Jika bumi tidak mendapat cahaya dari Matahari, maka bumi akan gelap
gulita dan dingin sehingga tidak mungkin ada kehidupan. Para ahli telah meneliti
cahaya untuk mengetahui sifat- sifatdan karakteristik cahaya. Cahaya memiliki
beberapa sifat yang dijabarkan sebagai berikut;
1. Cahaya Merambat Lurus: Cahaya akan merambat lurus secara terus menerus
dan dapat menembus benda bening. Misalnya, jika cahaya difokuskan
menggunakan lubang kecil, maka akan tampak jelas bahwa ia membentuk
garis lurus. Jika kita mengintip lubang kecil tersebut menggunakan lubang
kecil lain, kita tidak dapat melihat cahaya tersebut jika lubang kecil yang kita
gunakan untuk mengintipnya tidak tegak lurus dengan lubang kecil sumber
cahaya. lampu senter dan lampu sorot kendaraan bermotor ketika dinyalakan
dapat merambat lurus.
2. Cahaya Dapat Dipantulkan: Cahaya dapat dipantulkan jika menabrak suatu
permukaan bidang.
Ada dua jenis pemantulan cahaya:
a) Pemantulan teratur : terjadi ketika cahaya mengenai permukaan rata, licin,
dan mengilap.
b) Pemantulan baur : terjadi ketika cahaya mengenai permukaan tidak rata,
kasar, dan bergelombang.
Cahaya merupakan suatu gelombang. Salah satu sifat gelombang adalah
dapat dipantulkan. Jika cahaya jatuh pada suatu permukaan, sebagian

4
dipantulkan dan sebagian diteruskan atau diserap. Jumlah cahaya yang
dipantulkan atau diserap bergantung pada sifat permukaan benda yang
memantulkan cahaya. Jika permukaan berupa cermin, hampir semua cahaya
dipantulkan. Jika permukaan berwarna hitam kasar, hampir semua cahaya
diserap. Suatu benda dapat dilihat karena benda itu memantulkan cahaya ke
mata. Cahaya memiliki hukum pemantulan yang berbunyi :
a. Sudut pantul (r) sama dengan sudut datang (i).
i=r
b. Sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang dan
ketiganya berpotongan di satu titik.

arah garis normal selalu tegak lurus pada permukaan di titik yang diamati.
Jika permukaan pemantul berupa bidang datar yang licin, arah garis
normal di berbagai titik sama. Namun, jika permukaan berupa bidang
berlekuk-lekuk, arah garis normal pada berbagai titik bisa berbeda.

3. Selain dapat di pantulkan cahaya dapat dibiaskan, artinya jika cahaya


merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda, cahaya tersebut akan
dibelokkan. Pembiasan terjadi karena kerapatan optik kedua medium
berbeda. Kerapatan optik udara lebih kecil dibandingkan kerapatan optik kaca
sehingga proses pembiasan cahaya dari udara ke gelas (kaca) adalah seperti
gambar berikut ini :

Seperti halnya pemantulan cahaya, pembiasan cahaya juga mengikuti aturan-


aturan tertentu. Ada dua aturan yang menentukan jalannya pembiasan cahaya,
yaitu :
a. Hukum I pembiasan yang berbunyi sinar datang, sinar bias dan garis
normal terletak pada satu bidang, ketiganya berpotongan di satu titik.
b. Hukum II pembiasan yang berbunyi :
• Sinar yang datang dari medium yang kurang rapat ke medium
yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal.

5
• Sinar yang datang dari medium yang lebih rapat ke medium
yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal.
Pembiasan cahaya mengikuti Hukum Snellius :
a. Hukum Snellius
Hukum Snellius adalah rumus yang memberikan hubungan antara
sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang
melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti udara dan
gelas. Hukum ini dikenal sebagai Hukum Pembiasan atau Hukum
Descartes. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda
Willebrord Snellius, yang merupakan salah satu penemunya. Hukum
Snellius menyebutkan bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias
adalah konstan, yang tergantung pada medium.
Perumusan matematis hukum Snellius adalah:
n1 sinθ1 = n2 sinθ2
Dimana:
• n1 dan n2 adalah indeks refractivitas medium yang dilalui
cahaya datang dan cahaya bias, masing-masing.
• θ1 dan θ2 adalah sudut datang dan sudut bias, masing-masing.
Hukum Snellius dapat digunakan untuk menghitung sudut datang atau
sudut bias, dan dalam eksperimen untuk menghitung indeks bias suatu
bahan.
b. Pemendekan Dan Pemanjangan Semu Akibat Pembiasan
• Pemendekan semu adalah gejala yang disebutkan dalam
pembiasan, yang terjadi karena cahaya merambat dari medium
optik yang lebih rapat ke medium optik yang kurang rapat.
Contohnya, kaki teman yang terendam di dalam air akan
tampak lebih pendek dari keadaan sesungguhnya, dan koin
atau sesuatu yang berada di dasar bak mandi akan tampak
lebih dangkal.
• Pemanjangan semu adalah efek yang terbalik dari
pemendekan semu, yang terjadi karena cahaya merambat dari
medium optik yang lebih rapat ke medium optik yang lebih
lambat. Contohnya, kaki teman yang terendam di dalam air
akan terlihat lebih panjang dari keadaan sesungguhnya, dan
koin atau sesuatu yang berada di dasar bak mandi akan terlihat
lebih rendah.
4. Cahaya dapat diuraikan melalui proses yang disebut dispersi, di mana cahaya
putih dipisahkan menjadi berbagai warna saat melewati media yang berbeda,
seperti prisma atau tetesan air hujan. Ini terjadi karena cahaya terdiri dari
berbagai gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda, dan media
tersebut memengaruhi kecepatan gelombang-gelombang tersebut, sehingga
memisahkan warna-warna yang terkandung dalam cahaya putih. contohnya
penguraian cahaya putih menjadi cahaya berwarna seperti terbentuknya
pelangi saat hujan.

6
5. Cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, hal ini karena gelombang
cahaya terbentuk karena adanya perubahan medan magnet dan medan listrik
secara periodik. Contohnya matahari yang memancarkan gelombang
cahayanya melalui ruang angkasa (tanpa medium).

2.2 Pengertian Cermin, Jenis-Jenis Cermin, Sifat-Sifatnya Dan Pembentukan


Bayangannya
A. Pengertian Cermin
Cermin adalah salah satu benda padat yang sisinya halus dan mengkilap sehingga
dapat memantulkan cahaya. Jenis-jenis cermin sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kehadiran cermin tentu memilki beragam manfaat. Adapun
manfaat dari cermin di antaranya adalah sebagai alat bantu untuk berdandan, alat
bantu untuk mengetahui kendaraan di belakang (spion), alat bantu untuk melihat
kendaraan di tikungan tajam dan lain sebagainya.
B. Jenis-Jenis Cermin, Sifat-Sifat Yang Di Hasilkannya Dan Pembentukan
Bayangannya
1. Cermin Datar
Cermin datar (plane mirror) merupakan jenis cermin yang permukaannya
berupa bidang datar. Pada cermin ini permukaannya terbuat dari kaca bersifat
halus dan datar pada bagian pemantulnya. Namun, di bagian belakang kaca
dilapisi oleh bahan yang terbuat dari logam tipis dan mengkilap sehingga
cahaya sulit untuk menembus cermin. Cermin datar dianggap memiliki jari-
jari yang tidak terhingga. Hal ini menyebabkan benda yang ada di depan
cermin datar memiliki bayangan yang akan bersifat maya (semu). Adapun
hal-hal tentang sifat pembentukan bayangan dari cermin datar ini bisa
diketahui sebagai berikut:
• Bayangan tegak.
• Bayangan yang dihasilkan sama besar dengan besar benda.
• Bayangan maya (semu).
• Bayangan sama seperti benda aslinya.
• Jarak benda dengan cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin.
• Pada bagian kiri benda akan menjadi bagian kiri benda.
Cermin datar sering dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, apabila seseorang ingin melihat bayangannya secara keseluruhan,
akan terdapat beberapa pertanyaan yang dapat ditimbulkan, seperti:
Berapakah tinggi cermin datar yang diperlukan? Jika cermin tersebut
diletakkan secara vertikal, berapakah jarak ujung cermin datar tersebut dari
lantai? Hal ini dapat dijawab melalui ilustrasi berikut ini (Randjawali,
n.d.). Misalkan seorang pemudi memiliki tinggi H, dan diasumsikan
bahwa mata pemudi tersebut berada pada jarak c dari ujung kepalanya.
Jarak antara mata pemudi tersebut dengan lantai adalah h. Dengan
demikian H=h+c. Pembentukan bayangan pemudi tersebut pada cermin
datar diilustrasikan pada gambar berikut ini.

7
terlihat bahwa digunakan dua buah berkas cahaya datang yang memantul
pada cermin. Mulamula dihitung jarak antara cermin dan lantai (QS).
Dengan meninjau berkas cahaya yang datang dari ujung kaki pemudi
tersebut (PQ) dan selanjutnya dipantulkan oleh cermin menjadi berkas
cahaya pantul (QT) yang menuju ke mata pemudi tersebut. Berdasarkan
hukum pemantulan cahaya, sudut pantul sama dengan sudut datang. Dari
gambar tersebut nampak bahwa garis yang menunjukkan berkas cahaya
datang dan garis berkas cahaya pantul simetris terhadap garis normal. Oleh
karena itu, panjang QS sama dengan panjang Qd. Panjang PT = h, sehingga
panjang QS dan Qd adalah setengah dari PT, atau dapat dituliskan :

Dengan demikian jarak sisi cermin bagian bawah dari lantai adalah
setengah dari pengurangan antara tinggi badan dan jarak antara mata
dengan ujung kepala pemudi tersebut. Selanjutnya, ditinjau berkas cahaya
datang dari ujung kepala (VU) yang dipantulkan cermin datar sehingga
menghasilkan berkas cahaya pantul (UT). Dengan cara yang sama dapat
diketahui bahwa panjang UD sama dengan setengah dari c atau

Hal ini berarti bahwa sisi bagian atas cermin akan berada
pada dari ujung kepala pemudi tersebut. Penggunaan cermin datar untuk
melihat bayangan tubuh secara keseluruhan tidak dipengaruhi oleh jarak
objek tersebut terhadap cermin. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa diperlukan cermin datar dengan tinggi setengah dari tinggi objek
tersebut (Geancoli, 2001).
Pembentukan bayangan pada cermin datar dimulai dari benda yang
berada di depan cermin. Jarak antara benda dan cermin disebut dengan S.
Kemudian, sinar datang dari benda tersebut menuju cermin dengan sudut
sebesar i. Sinar datang mengenai permukaan cermin datar dan dipantulkan
sesuai dengan hukum pemantulan. Sinar datang dipantulkan dengan sudut
sebesar r, di mana sudut sinar datang (i) dan sudut sinar pantul (r) adalah
sama (i = r). Sinar pantul tidak bersilangan pada titik yang sama karena
cermin datar tidak memiliki titik fokus yang jelas. Bayangan yang terlihat
pengamat seperti berasal dari belakang cermin, tempat di mana sebenarnya
sinar tidak pernah terbentuk. Titik bayangan dihasilkan dari perpotongan
sinar-sinar pantul yang digambarkan oleh garis putus-putus.

8
2. Cermin Cekung
Cermin cekung merupakan cermin yang mempunyai permukaan
memantul dan berbentuk melengkung atau membentuk sebuah cekungan.
Pada jenis cermin ini garis normalnya berupa garis yang mampu melalui pusat
kelengkungan, yaitu di titik M atau 2F. Biasanya, sinar yang datang melalui
titik tersebut akan dipantulkan kembali ke titik itu juga. Pasalnya, cermin
cekung memiliki sifat konvergen, yaitu mengumpulkan cahaya atau sinar
pantul. Adapun sifat bayangan yang dihasilkan dari cermin cekung
tergantung sifat bendanya. Inilah beberapa sifat dari cermin cekung yang
dapat diketahui yaitu:
• Jika benda berada di ruang l atau dekat dengan cermin cekung,
maka sifat bayangan yang terbentuk adalah maya, tegak, dan lebih
besar jika dibandingkan dengan aslinya.
• Jika benda berada di ruang ll atau tidak terlalu dekat dan jauh
dengan cermin cekung, maka sifat bayangan yang terbentuk adalah
terbaik, nyata, dan lebih besar dari benda yang aslinya.
• Jika benda berada di ruang lll atau lebih jauh dari cermin cermin,
maka sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik, dan
lebih kecil jika dibandingkan dengan aslinya.
Untuk dapat melukiskan bayangan cermin cekung, biasanya di gunakan
tiga sinar istimewa yaitu :
1) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus
cermin cekung.

2) Sinar datang menuju titik fokus cermin cekung dipantulkan sejajar


sumbu utama.

3) Sinar datang melalui titik pusat kelengkungan cermin cekung


dipantulkan kembali melalui titik itu juga.

9
Secara matematis hubungan jarak fokus dengan jarak benda dan jarak
bayangan dituliskan:

Pada cermin cekung jarak titik fokus dan jarak benda bernilai positif,
sedangkan jarak bayangan akan bernilai positif jika dihasilkan bayangan
nyata dan bernilai negatif jika bayangan yang dihasilkan maya (semu).
Perbandingan antara jarak benda dengan jarak bayangan dan tinggi benda
dengan tinggi bayangan merupakan definisi dari perbesaran bayangan (M).
Perbesaran bayangan selalu bernilai positif, secara matematis dituliskan:

3. Cermin Cembung
Cermin cembung merupakan sebuah cermin yang permukaannya
berbentuk seperti kulit bola dan melengkung ke arah luar. Biasanya, titik
fokus cermin ini berada di belakang cermin, sehingga bersifat maya atau
semut dengan nilai negatif. Cermin cembung bersifat divergen atau
memancarkan cahaya. Jika sinar yang dihasilkan oleh cermin cembung
diperpanjang pada bagian pangkalnya, maka sinar yang dihasilkan akan
selalu berpotongan dengan titik fokus di bagian belakang cermin. Biasanya,
cermin cembung digunakan pada cermin yang dipasang di pinggir jalan yang
memiliki tikungan tajam serta kaca spion mobil. Adapun sifat bayangan yang
dihasilkan oleh cermin cembung ini tegak, maya dan diperkecil.
Karena jarak fokus dan pusat kelengkungan cermin cenderung berada di
belajang cermin maka Menurut (Suwarna, 2010) cermin cembung juga
memiliki tiga sinar istimewa yaitu :
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama akan dipantulkan seolah-
olah dari titik fokus.

10
2) Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu
utama.

3) Sinar datang menuju titik M (titik pusat kelengkungan) akan


dipantulkan seolah-olah dari titik itu juga.

Benda yang diletakkan di depan cermin cembung akan selalu


menghasilkan bayangan di belakang cermin dengan sifat maya, sama tegak,
dan diperkecil. Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s'), dan
titik fokus (f) memiliki persamaan yang sama dengan cermin cekung.
Perbedaannya, pada cermin cekung nilai jarak fokus selalu negatif.
2.3 Pengertian Lensa, Jenis-Jenis Lensa, Sifatnya Dan Pembentukan Bayangannya
A. Pengertian Lensa
Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskanatau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis
lensa yaitu lensa cembung (lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif).
B. Jenis-Jenis Lensa, Sifat-Sifat Yang Di Hasilkannya Dan Pembentukan
Bayangannya
A. Lensa Cembung
Lensa Cembung (Concaf) bersifat menyebarkan berkas cahaya
(Divergen). Ciri utama lensa cembung adalah bagian tengah lensa lebih
tebal dari pada bagian pinggirnya. Lensa cembung adalah jenis lensa optik
yang memiliki permukaan cembung pada satu sisi dan permukaan datar
pada sisi lainnya. Berdasarkan bentuknya, lensa cembung dibedakan
menjadi 3 jenis, yaitu:
• Bikonveks atau cembung ganda.
• Plankonveks atau cembung datar.
• Konkaf-konveks atau cembung cekung.
Lensa cembung memiliki kekuatan positif, yang berarti bahwa sinar yang
melewati lensa akan dibiaskan melalui titik fokus (F1) di belakang lensa.
Sinar yang datang menuju titik fokus di depan lensa (F2) akan dibiaskan
sejajar sumbu utama. Sinar yang melewati pusat optik lensa (O) diteruskan,
tidak dibiaskan. Lensa cembung memiliki kemampuan untuk memfokuskan
cahaya pada titik fokusnya, yang memungkinkan lensa cembung digunakan
dalam aplikasi seperti proyektor atau kamera untuk membentuk gambar
yang jelas.

11
Adapun sinar-sinar istimewa pada lensa cembung yaitu :

Contoh bayangan benda pada lensa cembung :

Sifat bayangan pada lensa cembung dapat bersifat nyata atau maya, tegak
atau terbalik, diperbesar, diperkecil atau sama besar dengan benda aslinya.
Jenis atau sifat bayangan yang dihasilkan bergantung pada posisi benda dan
panjang fokus lensa. Jenis atau sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa
cembung bergantung pada posisi benda dan panjang fokus lensa. Semua

12
bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap
bendanya, sedangkan semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung
pasti terbalik terhadap bendanya.
Sifat Lensa Cembung yaitu :
• Lensa konvergen artinya sifat lensa cembung mengumpulkan
cahaya dan memperbesar bayangan.
• Titik fokus lensa yaitu titik tempat berkumpulnya pembiasan
cahaya sejajar.
• Titik fokus lensa cembung bersifat nayata atau sejati.
• Jarak fokus adalah jarak titik fokus dengan titik pusat lensa.
• Ada dua titik fokus yang berjarak sama dari pusat lensa cembung.
• Jarak fokus bisa berbeda tergantung dari kombinasi.
kelengkungan kedua permukaan.

Rumus Lensa Cembung


A. Rumus untuk mencari fokus lensa cembung:

Keterangan:
- nu adalah indeks bias udara atau air
- R1 dan R2 adalah kelengkungan dari lensa cembung

B. Rumus mencari jarak bayangan pada lensa cembung:


1/f = 1/s +1/s’
Keterangan:
- f = fokus lensa cembung
- s = jarak benda
- s’ = jarak bayangan

C. Perbesaran pada lensa cembung (M)


M=S’/S atau M=h’/h atau bisa dengan rumus M = f/ (s-f)

B. Lensa Cekung
Lensa Cekung (Conveks) bersifat mengumpulkan berkas cahaya
(kovergen). Ciri utama lensa cekung adalah bagian tengahnya lebih tipis
daripada bagian pinggirnya. Lensa cekung sering disebut lensa konkaf atau
lensa negatif. (Nirsal, 2015). Bentuk lensa cekung diantaranya yaitu:
• Lensa bikonkaf yaitu lensa cekung yang dibatasi oleh dua bidang
lengkung yang arahnya berlawanan.
• Lensa plan konkaf yaitu lensa yang dibatasi oleh satu bidang
datar dan satu bidang lengkung.

13
• Lensa konvek konkaf yaitu lensa cekung yang dibatasi oleh dua
bidang lengkung yang searah.
Lensa cekung adalah jenis lensa optik yang memiliki bentuk cekung
ke arah dalam, dengan bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian
pinggirnya. Lensa cekung juga disebut lensa divergen, karena sifatnya yang
mengumpulkan cahaya dan membentuk gambar yang lebih kecil dan
terfokus. Lensa cekung digunakan dalam aplikasi seperti kacamata untuk
rabun jauh, lensa pembesar, peralatan optik laboratorium, dan teleskop.

Adapun sinar-sinar istimewa pada lensa cembung yaitu :

Contoh bayangan benda pada lensa cekung :

14
Bayangan benda pada lensa cekung dapat berupa maya, tegak,
diperkecil, terletak di depan lensa, dan jarak bayangan lebih kecil dari jarak
benda aslinya. Posisi benda selalu berada di ruang IV di depan lensa cekung,
sehingga bayangan yang terjadi selalu maya, diperkecil, sama tegak, dan
berada di ruang.
Terdapat beberapa sifat-sifat bayangan lensa cekung, antara lain:
• Lensa cekung bersifat menyabarkan atau memancarkan sinar-sinar
yang datang padanya (divergen) sehingga disebut lensa negatif.
• Lensa cekung memiliki dua titik api (titik fokus) maya dan terletak
sama jauh dari titik pusat optik.

Rumus Lensa Cekung


Seperti pada lensa cembung pada lensa cekung berlaku rumus yaitu:

Keterangan:
• S’ = Jarak bayangan
• S’ = ( + ) positif, bayangan nyata
• S’ = ( – ) negatif, bayangan maya
• S = Jarak benda
• f = jarak titik a[i, bernilai negative

Perbesaran ( m ) rumusnya yaitu:

Keterangan:
• h’ = ( – ) negatif, bayangan terbalik

15
• h’ = ( + ) positif, bayangan tegak
• m = ( + ) positif, bayangan tegak
• m = ( – ) negatif, bayangan terbalik

2.4 Kekuatan Lensa


Kekuatan lensa adalah besarnya ukuran suatu lensa dalam membelokkan sinar
yang datang padanya. Jadi, semakin besar kekuatan suatu lensa, sudut bias yang
dihasilkan akan semakin besar pula. Sebaliknya, semakin kecil kekuatan suatu lensa,
sudut bias yang dihasilkan juga akan semakin kecil. Untuk menyatakan kemampuan
lensa dalam membiaskan cahaya digunakan sebuah besaran yang disebut kekuatan
lensa. Kekuatan lensa bergantung pada Panjang focus lensa (f), dan secara sistematis
dirumuskan sebagai berikut:
1
P=𝑓

Dengan :
P = Kekuatan lensa (dioptri)
f = Panjang fokus (m)
Apabila satuan panjang focus lensa focus lensa dalam cm, maka rumusnya
menjadi sebagai berikut.
100
P= 𝑓

2.5 Alat Optik Dan Jenis-Jenisnya


A. Pengertian Alat Optik
Alat optik adalah alat-alat yang menggunakan lensa dan memerlukan cahaya.
Mata merupakan alat optik alami. Mata kita memiliki kemampuan untuk melihat
sangat terbatas, yaitu tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda kecil, benda-
benda yang sangat jauh dan tidak dapat merekam apa yang dilihatnya dengan baik.
Oleh sebab itu mata kita harus dibantu dengan alat-alat optik buatan seperti kamera,
lup, mikroskop, dan teropong. Pemanfaatan konsep fisika dalam bidang optik juga
banyak digunakan oleh manusia (Harefa, 2019). Dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering tidak mampu melihat benda yang kecil-kecil dengan mata telanjang. Salah satu
alat yang kita gunakan untuk dapat melihat benda agar kelihatan lebih besar adalah
lup (kaca pembesar) Alat yang lainnya, seperti mikroskop, teleskop, atau teropong.
Semua alat tersebut adalah alat-alat optik buatan manusia.
B. Fungsi Alat Optik

16
Alat optik memiliki berbagai fungsi, tergantung jenis dan desain yang dimiliki.
Namun, fungsi utama alat optik adalah memanipulasi cahaya atau radiasi
elektromagnetik untuk tujuan pengamatan, analisis, pemrosesan gambar, dan aplikasi
lainnya. Berikut beberapa fungsi umum dari alat optik:
a. Memfokuskan Cahaya : Alat optik seperti lensa dan kaca pembesar
berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada titik tertentu, sehingga
memungkinkan kita untuk memperbesar dan mengamati objek dengan
lebih jelas.
b. Memecah Cahaya : Prisma dan alat optik lainnya dapat memecah cahaya
menjadi spektrum warna atau komponen-komponen lainnya, untuk
membantu dalam analisis dan penelitian mengenai sifat cahaya.`
c. Memantulkan dan Membiaskan Cahaya : Alat optik seperti cermin dan
lensa dapat memantulkan dan membiaskan cahaya dengan sudut dan arah
yang diinginkan.
d. Merekam dan Membuat Gambar : Alat optik seperti kamera, teropong, dan
teleskop dapat merekam dan membentuk gambar objek atau fenomena
optik, baik di daratan atau di luar angkasa.
e. Memeriksa dan Mendiagnosa : Alat optik yang biasa digunakan pada
bidang medis, seperti mikroskop dapat digunakan dalam mendiagnosis
dan memeriksa penyakit atau kondisi medis pada jaringan dan organ dalam
tubuh manusia.
f. Membantu Penglihatan Manusia : Alat optik seperti kacamata dan lensa
kontak bermanfaat untuk membantu penglihatan manusia menjadi lebih
jelas, utamanya bagi orang yang memiliki cacat mata seperti rabun jauh,
rabun dekat, atau astigmatisme.
g. Membantu Pengamatan Astronomi : Alat optik seperti teleskop digunakan
untuk mengamati dan mempelajari objek-objek astronomi di luar angkasa,
termasuk planet, bintang, dan galaksi.
h. Sebagai Pemindai Optik : Alat optik juga dapat digunakan di bidang
teknologi sebagai pemindai optik yang bisa mengubah gambar fisik atau
teks menjadi data digital yang dapat diproses dan disimpan dalam
perangkat elektronik.
C. Gangguan Mata Visual Dan Cara Penanggulangannya
Gangguan mata terjadi karena berbagai faktor, termasuk genetik, usia, dan kondisi
kesehatan. Beberapa gangguan mata yang paling umum antara lain:
➢ Rabun dekat (Hipermetropi): Penderita hipermetropi sulit melihat objek yang
dekat dengan jelas, karena lensa mata yang terlalu pipih.
➢ Rabun jauh (Miopia): Mata tampak samar melihat benda yang jaraknya jauh.
➢ Astigmatisme: Ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang bergerak atau
berubah dengan baik.

17
➢ Presbiopi: Ketika mata tua tidak dapat melihat objek dekat dengan jelas
➢ Katarak: Lensa alami mata menjadi seperti kabur, yang biasanya menyerang orang
tua
➢ Glaukoma: Penyakit mata yang merusak saraf optik mata, yang mengirimkan
informasi visual ke otak
➢ Konjungtivitis: Penyakit yang paling umum terjadi, yang disebut juga 'mata
merah’
➢ Pterigium: Gangguan mata akibat adanya selaput lendir yang menutupi bagian
putih mata
Untuk mengatasi gangguan mata, ada berbagai cara yang dapat dilakukan,
termasuk penggunaan kacamata, lensa kontak, atau operasi laser. Selain itu, ada
beberapa cara untuk mencegah gangguan mata, seperti melakukan cek mata sejak
usia 40 tahun. Jika ada gejala atau gangguan mata, sebaiknya segera
mengonsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
D. Macam – Macam Alat Optik
Alat optik terbagi menjadi dua jenis, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan
(Sukarno, 2020). Alat optik alami hanya terdiri dari satu jenis saja, yaitu mata.
Sementara itu, yang termasuk sebagai alat optik buatan, di antaranya kacamata,
mikroskop, lup (kaca pembesar), kamera, teropong, dan lain sebagainya.
1. Mata Manusia
Alat optik penting pada manusia adalah mata. Mata manusia mempunyai
keterbatasan, ketika melihat benda yang sangat kecil, benda langit seperti
bulan, matahari, dan bintang yang sangat jauh. Oleh karena itu, manusia
menciptakan alat bantu berupa alat optik. Semua bayangan benda dapat
dilihat secara jelas bilamana bayangan tersebut jauh tepat pada retina.

Mata adalah satu-satunya contoh alat optik alami yang ada di dunia ini. Mata
juga merupakan alat optik utama yang menjadi dasar dari diciptakannya
berbagai alat-alat optik buatan.
2. Kacamata
Kacamata merupakan jenis alat optik buatan yang banyak ditemukan di
sekitar kita. Kacamata berfungsi sebagai alat bantu bagi orang-orang yang
memiliki cacat mata, seperti rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi),
astigmatisme, dan mata tua (presbiopi).

18
Cara kerja kacamata adalah mengatur bayangan agar jatuh tepat di retina.
Jadi, kacamata ini kan punya kaca/lensa ya, gais. Nah, lengkungan lensa
kacamata bisa dibuat berbagai ukuran dan bentuk seperti kornea mata. Bagi
penderita rabun dekat (miopi), lensanya akan berbentuk cembung atau
melengkung ke arah dalam. Dengan bentuk yang seperti itu, cahaya yang
jatuh di belakang retina dapat diarahkan tepat di retina. Sebaliknya, bagi
penderita rabun jauh (hipermetropi), lensa yang digunakan adalah lensa
cekung dengan lengkungan mengarah ke luar. Sehingga, cahaya yang jatuh
di depan retina dapat diarahkan ke titik retina.
3. Lup (Kaca Pembesar)
Lup atau kaca pembesar hanya terdiri dari satu lensa positif dan berfungsi
untuk memperbesar ukuran bayangan yang terbentuk di retina. Lup
sebenarnya merupakan lensa cembung yang diletakkan antara mata dengan
benda yang akan diamti. Lup banyak digunakan oleh tukang arloji untuk
melihat komponenkomponen arloji yang berukuran kecil. Ada 2 cara dalam
menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak
berakomodasi.

4. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik untuk melihat benda-benda kecil dengan
perbesaran yang lebih besar dari perbesaran lup (dapat mencapai lebih dari
100 kali lipat dari besar benda). Mikroskop pertama kali ditemukan oleh
Zacharias Janssen dari Belanda pada tahun 1590. Mikroskop terdiri dari 2
lensa. Lensa pertama dinamakan lensa obyektif yang diletakkan sekat dengan
benda yang akan diamati. Sedangkan lensa kedua yang diletakkan dekat
dengan mata pengamat dinamakan lensa okuler. Lensa okuler bertindak
sebagai lup. Ada dua cara dalam menggunakan mikroskop, yaitu dengan mata
berakomodasi maksimum dan dengan mata tak berakomodasi.

19
5. Periskop
Periskop adalah alat optik yang berfungsi untuk mengamati benda dalam
jarak jauh atau berada dalam sudut tertentu. Bentuknya sederhana, yaitu
berupa tabung yang dilengkapi dengan cermin/prisma pada ujung-ujungnya.
Prisma ini akan memantulkan cahaya yang datar sejajar padanya, kemudian
diatur sedemikian rupa sehingga membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu
tabung. Periskop digunakan pada tank dan kapal selam. Para navigator kapal
di kapal selam memanfaatkan periskop untuk mengamati gerak-gerik yang
terjadi di permukaan laut. Ketika kita melihat ujung bawah, cahaya sejajar
masuk lewat ujung atas mengenai cermin, oleh cermin akan dipantulkan
membentuk sudut 45 derajat ke cermin bawah yang juga membentuk 45
derajat. Sinar-sinar pantul sejajar tadi akan dipantulkan kembali ke mata kita
yang melihat dari ujung bawah sehingga kamu dapat melihat benda-benda
yang berada di ujung atas. Prinsip kerja Periskop yaitu cahaya dari benda akan
masuk secara horizontal kemudian turun dan mengarah ke mata pengamat
secara horizontal juga. Bagian periskop yang berada diatas permukaan air
haruslah tidak menarik perhatian atau mencolok. Oleh karena itu, pipa
periskop dibuat dengan bentuk panjang menyempit dan kecil.

6. Teropong
Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang digunakan untuk
melihat benda-benda yang sangat jauh sehingga tampak lebih dekat dan lebih
jelas. Teropong berfungsi mendekatkan benda ke mata kita. Ada dua jenis
teropong, yaitu:
a. Teropong bias yang terdiri dari beberapa lensa untuk membiaskan sinar
yang datang dari benda. Beberapa contoh teropong bias yaitu Teropong
bintang, teropong bumi, teropong prisma, teropong panggung.
b. Teropong pantul yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa sebagai
pemantul dan pembias sinar datang.

20
7. Proyektor
Proyektor adalah sebuah perangkat optik yang memproyeksikan gambar
atau gambar bergerak pada sebuah permukaan datar, biasanya sebuah layar
putih atau dinding putih. Kebanyakan proyektor membuat gambar dengan
cara menyinari objek melalui lensa transparan kecil, namun proyektor
sekarang dapat memproyeksikan gambar secara langsung, dengan
menggunakan laser. Ada beberapa jenis proyektor, yaitu: Slide Projector
(Proyektor Slide), Overhead Projector (OHP) dan Digital Projector (CRT
Projector, LCD Projector, DLP Projector, LCoS Projector dan LED
Projector).

8. Kamera
Kamera merupakan alat untuk menghasilkan foto. Ada dua jenis kamera
yang umum dikenal, yaitu kamera digital dan kamera analog. Saat ini yang
akan dibahas adalah kamera analog. Cara kerja kamera hampir sama dengan
cara kerja mata, yakni cahaya masuk difokuskan oleh lensa dan kemudian
ditangkap oleh retina yang merupakan film pada kamera. Rumus untuk
mencari titik fokus pada lensa kamera sama seperti yang kita gunakan pada
lensa (kacamata) diatas. Kamera terdiri atas sebuah lensa cembung,
diafragma, dan film. Lensa pada kamera dapat diubah-ubah letaknya
sedemikian agar bayangan yang dibentuk lensa selalu terletak tepat pada film.
Sifat bayangan yang dibentuk kamera adalah nyata, terbalik, dan diperkecil.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cahaya merupakan bentuk energi gelombang elektromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang 380-750 nm. Selain itu, cahaya juga disebut sebagai
partikel yang disebut foton paket. Kedua definisi ini disebut sebagai dualism
gelombang-partikel. Sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus, cahaya dapat
dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan, cahaya sebagai
gelombang elektromagnetik.
Cermin adalah salah satu benda padat yang sisinya halus dan mengkilap sehingga
dapat memantulkan cahaya. Jenis-jenis cermin sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kehadiran cermin tentu memilki beragam manfaat. Adapun manfaat dari
cermin di antaranya adalah sebagai alat bantu untuk berdandan, alat bantu untuk
mengetahui kendaraan di belakang (spion), alat bantu untuk melihat kendaraan di
tikungan tajam dan lain sebagainya. Cermin memiliki 3 jenis yaitu Cermin datar (plane
mirror) merupak jenis cermin yang permukaannya berupa bidang datar, Cermin
cekung merupakan cermin yang mempunyai permukaan memantul dan berbentuk
melengkung atau membentuk sebuah cekungan, Cermin cembung merupakan sebuah
cermin yang permukaannya berbentuk seperti kulit bola dan melengkung ke arah luar.
Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskanatau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis
lensa yaitu lensa cembung (lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif). Kekuatan
lensa adalah besarnya ukuran suatu lensa dalam membelokkan sinar yang datang
padanya. Jadi, semakin besar kekuatan suatu lensa, sudut bias yang dihasilkan akan
semakin besar pula. Sebaliknya, semakin kecil kekuatan suatu lensa, sudut bias yang
dihasilkan juga akan semakin kecil. Untuk menyatakan kemampuan lensa dalam
membiaskan cahaya digunakan sebuah besaran yang disebut kekuatan lensa.
Alat optik adalah sebuah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum
pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membentuk bayangan suatu benda.
Alat optik terbagi menjadi dua, yaitu alat optik alami dan alat optik buatan. Macam-
macam alat optik seperti mata manusia yang merupakan alat optik alami, alat optik
buatan seperti Kacamata, Lup (kaca pembesar), Mikroskop, Periskop, Teropong,
Proyektor dan kamera.
3.2 Saran
Semoga makalah yang kami buat ini bisa bermanfaat terutama untuk diri saya sendiri
selaku penyusun dan para pembaca. Untuk kesempurnaan makalah ini saya mohon
kritik dan saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar saya selaku penyusun
bisa memperbaki kekurangan-kekurangan dari makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA
Harefa, A. R. (2019). Peran ilmu fisika dalam kehidupan sehari-hari. Warta
Dharmawangsa, 13(2).
Nirsal, N. (2015). Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cermin dan Lensa.
D’ComPutarE: Jurnal Ilmiah Information Technology, 2(1), 24–33.
Putra, R. M. (2022). Cahaya Dan Penerapan Sifat-Sifat Cahaya. CV MEDIA
EDUKASI CREATIVE.
Randjawali, E. (n.d.). BAB 2 CERMIN DATAR. FISIKA OPTIK UMUM DAN MATA,
19.
Sukarno, B. B. (2020). Bagus Bintang Sukarno , M . Pd . 1–45.
Giancoli, D. C. 2001. Fisika Jilid 2 (5th ed.). Jakarta: Penerbit Erlangga

23

Anda mungkin juga menyukai