Anda di halaman 1dari 12

DISUSUN OLEH

NAMA : GLORY C. SALENUSSA

KELAS : VIII-

TUGAS : FISIKA

SMP NEGERI I SERAM BARAT


TAHUN 2020

KATA PENGANTAR

Page 1
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat TUHAN yag maha esa, karena dengan

rahmatnya penulis dapat menyelesaikan dan dapat menyususn makalah

yenyang “ cahaya” ini guna memenuhi tugas mata pelajaran fisika. Pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulis

menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik membangn yang ditunjukan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua

pihak

DAFTAR ISI

Page 2
halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………… i
DAFTAR ISI …………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………… 1
C. Tujuan ……………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………… 2


A. Pengertian Cahaya…………………………… 2
B. dan Teori Cahaya ………………………… 2
C. Sifat-Sifat Cahaya ………………………… 4
D. Penmanfaatan Energi Cahaya Bagi Kehidupan Manusia … 6

BAB III PENUTUP ………………………………………… 8


A. Kesimpulan …………………………………………… 8
B. Saran ……………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………… iii

BAB I
PENDAHULUAN

Page 3
A.    Latar Belakang

Cahaya merupakan suatu bentuk energi yang sangat penting yang

dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Tanpa adanya

cahaya kehidupan di bumi pun dipastikan tidak dapat berjalan sempurna.

Semua makhluk hidup menggantungkan hidupnya baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap keberadaan cahaya.

Tanpa dipungkiri, manusia juga sangat bergantung terhadap keberadaan

cahaya. Tanpa cahaya kita tidak akan bisa apa-apa, sebagai contohnya proses

melihat meskipun mata kita normal tapi jika tidak ada cahaya maka kita tidak

akan bisa melihat. Begitu pentingnya peranan cahaya bagi makhluk hidup,

oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas cahaya secara fisika.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian dan teori energi cahaya?

2. Apa sifat-sifat energi cahaya?

3. Apa pemanfaatan energi cahaya bagi kehidupan manusia?

C. Tujuan

1. Dapat Menjelaskan pengertian dan teori energi cahaya

2. Dapat Menjelaskan sifat-sifat energi cahaya

3. Dapat Menjelaskan apa saja manfaat energi cahaya bagi kehidupan

manusia

BAB II
PEMBAHASAN

Page 4
A.    PENGERTIAN ENERGI CAHAYA

Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat

mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,

cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat

mata maupun yang tidak.

Kedua definisi cahaya di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya

secara bersamaan sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel". Paket

cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh

indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan

sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.

Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik

yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang

gelombang, polarisasi dan fasa cahaya. Sifat-sifat cahaya dan interaksinya

terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti

refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi,

difraksi, dispersi, polarisasi. Masing-masing studi optika klasik ini disebut

dengan optika geometris (en:geometrical optics) dan optika fisis (en:physical

optics).

Era ini kemudian disebut era optika modern dan cahaya didefinisikan

sebagai dualisme gelombang transversal elektromagnetik dan aliran partikel

yang disebut foton. Pengembangan lebih lanjut terjadi pada tahun 1953

dengan ditemukannya sinar maser, dan sinar laser pada tahun 1960.

B.     TEORI ENEGRI CAHAYA

Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel

ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala

arah dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens

Page 5
( 1629 - 1695), cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Perbedaan

antara keduanya hanya pada frekuensi dan panjang gelombangnya saja. Dua

pendapat di atas sepertinya saling bertentangan. Sebab tak mungkin cahaya

bersifat gelombang dan sekaligus sebagai partikel. Pasti salah satunya benar

atau kedua-duanya salah, yang pasti masing-masing pendapat di atas

memiliki kelebihan dan kekurangan.

Pada zaman Newton dan Huygens hidup, orang-orang beranggapan

bahwa gelombang yang merambat pasti membutuhkan medium. Padahal

ruang antara bintang-bintang dan planet-planet merupakan ruang hampa

(vakum) sehingga menimbulkan pertanyaan apakah yang menjadi medium

rambat cahaya matahari yang sampai ke bumi jika cahaya merupakan

gelombang seperti dikatakan Huygens. Inilah kritik orang terhadap pendapat

Hygens. Kritik ini dijawab oleh Huygens dengan memperkenalkan zat hipotetik

(dugaan) bernama eter. Zat ini sangat ringan, tembus pandang dan memenuhi

seluruh alam semesta. Eter membuat cahaya yang berasal dari bintang-

bintang sampai ke bumi. Dalam dunia ilmu pengetahuan kebenaran suatu

pendapat akan sangat ditentukan oleh uji eksperimen.

Walaupun keberadaan eter belum dapat dipastikan di decade awal Abad

20, berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan seperti Thomas

Young (1773 - 1829) dan Agustin Fresnell (1788 - 1827) berhasil membuktikan

bahwa cahaya dapat melentur (difraksi) dan berinterferensi. Gejala alam yang

khas merupakan sifat dasar gelombang bukan partikel. Percobaan yang

dilakukan oleh Jeans Leon Foucault (1819 - 1868) menyimpulkan bahwa cepat

rambat cahaya dalam air lebih rendah dibandingkan kecepatannya di udara.

Padahal Newton dengan teori emisi partikelnya meramalkan kebalikannya.

Selanjutnya Maxwell (1831 - 1874)  mengemukakan pendapatnya bahwa

cahaya dibangkitkan oleh gejala kelistrikan dan kemagnetansehingga tergolong

gelombang elektromagnetik. Sesuatu yang berbeda dibandingkan gelombang

bunyi yang tergolong gelombang mekanik. Gelombang elektromagnetik dapat

Page 6
merambat dengan atau tanpa medium dan kecepatan rambatnya pun amat

tinggi bila dibandingkan gelombang bunyi.

Gelombang elektromagnetik marambat dengan kecepatan 300.000

km/s.  Kebenaran pendapat Maxwell ini tak terbantahkan ketika Hertz (1857 -

1894) berhasil membuktikannya secara eksperimental yang disusul dengan

penemuan-penemuan berbagai gelombang yang tergolong gelombang

elektromagnetik seperti sinar x, sinar gamma, gelombang mikro RADAR.

C.     SIFAT-SIFAT ENERGI CAHAYA

            Cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat cahaya banyak

manfaatnya bagi kehidupan yaitu sebagai berikut.

1. Cahaya Merambat Lurus

Saat berjalan di kegelapan, kamu memerlukan senter. Ketika senter

kamu nyalakan, bagaimana arah rambatan cahaya yang keluar dari senter

tersebut? Cahaya dari lampu senter arah rambatannya menurut garis lurus.

Benarkah cahaya merambat lurus? Kamu dapat membuktikan sifat cahaya ini

dengan melakukan kegiatan berikut. Berdasarkan dapat tidaknya

memancarkan cahaya, benda dikelompokkan menjadi benda sumber cahaya

dan benda gelap. Benda sumber cahaya dapat memancarkan cahaya. Contoh

benda sumber cahaya yaitu Matahari, lampu, dan nyala api. Sementara itu,

benda gelap tidak dapat memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu

batu, kayu, dan kertas.

Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan

menjadi benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak

tembus cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila

dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak

tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sementara

itu, benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.

Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.

Page 7
2. Cahaya Dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan

difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya

mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar

pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi

jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan

yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini sinar

pantul memiliki arah yang teratur.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung.

3. Cahaya Dapat Dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda,

cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan.

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih

rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya

merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat

yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi

garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.

Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya.

Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang dimasukkan ke dalam

gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak patah.

4. Cahaya Dapat Diuraikan

Pelangi terjadi karena peristiwa penguraian cahaya (dispersi). Dispersi

merupakan penguraian cahaya putih menjadi berbagai cahaya berwarna.

Cahaya matahari yang kita lihat berwarna putih. Namun, sebenarnya cahaya

matahari tersusun atas banyak cahaya berwarna. Cahaya matahari diuraikan

oleh titik-titik air di awan sehingga terbentuk warna-warna pelangi.

Page 8
D.    PEMANFAATAN ENERGI CAHAYA
Ada beberapa cara pemanfaatan energi cahaya yaitu:

1.      Pemanasan Ruangan

Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk

pemanasan ruangan, yaitu:

a.       Jendela

Ini merupakan teknik pemanasan dengan menggunakan energi panas

matahari yang paling sederhana. Hanya diperlukan sebuah lubang pada

dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar masuk ke dalam

bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang

menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada

jendela dipasang kaca ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim

dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca agar matahari bebas

menyinari dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.

b.      Dinding Trombe (Trombe Wall)

Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat ruangan sempit

berisi udara. Dinding bagian luar dari ruangan sempit tersebut biasanya

berupa kaca. Dinding ini dinamai berdasarkan nama penemunya yaitu Felix

Trombe, orang berkebangsaan Perancis.

Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan ini akan dipanasi oleh

sinar matahari, kemudian panas tersebut perlahan-lahan dipindahkan

kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas di dalam ruangan sempit

tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui saluran udara pada

dinding trombe.

2.      Kompor Matahari

Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas

yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin

cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan

untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

Page 9
3.      Pengeringan Hasil Pertanian

Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan

menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat

menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan

biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-

negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan

hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar

fosil maupun menggunakan listrik.

4.      Pemanasan Air

Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk

mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan.

Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia

sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil

ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga

surya maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air

dilakukan dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor

sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.

5.      Pembangkitan listrik

Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana, yaitu mengubah

cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah

satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini

sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi

melalui sel surya. Sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam

jumlah yang tidak terbatas langsung diambil dari matahari, tanpa ada bagian

yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga sistem sel surya

sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.

BAB III
PENUTUP

Page
10
A.    Kesimpulan

      Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat

mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,

cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat

mata maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.

Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan

sehingga disebut "dualisme gelombang-partikel".

Cahaya memiliki beberapa macam sifat, yaitu : cahaya merambat lurus,

cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan, dan cahaya dapat

diuraikan.

Cahaya meruapakan energi yang sangat penting untuk menunjang

kehidupan makhluk hidup di bumi. Hal ini disebabkan oleh peran cahaya

yang sangat banyak, salah satunya sebagai sumber energi yang dapat diubah

menjadi energi listrilkyang sering disebut PLTS.

Di atas telah dijelaskan secara singkat pembangkit listrik tenaga surya.

Yang diawali dengan penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTS dan

komponen-komponen yang mendukung dihasilkannya tenaga listrik.

Kemudian dijelaskan juga sistim kelistrikan tenaga surya. Dan terakhir target

yang dapat dicapai dengan adanya PLTS. Selain dari BIPV yaitu module yang

dipasang di perumahan atau bangunan-bangunan, sekarang juga telah

dibahas kemungkinan pemasangan PLTS berkapasitas sangat besar di satu

wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan misalnya pemasangan di negara-

negara yang memiliki padang pasir.

Selain itu yang menarik adalah beberapa hasil karya pemanfaatan tenaga

listrik dari cahaya matahari di negara-negara berkembang seperti India,

Mongol, negara-negara Eropa timur. Seperti hasil karya dari Mongol tentang

pemasangan PLTS bersekala kecil di rumah-rumah suku-suku yang tinggal di

padang rumput yang jauh dari jaringan listrik utama

Page
11
B.     Saran

            Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan

dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan

kalimat. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya

sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat

memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Page
12

Anda mungkin juga menyukai