Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH

MATAKULIAH MATERI DAN ENERGI


(AKBC 5406)
“CAHAYA SEBAGAI PARTIKEL”

Dosen Pengampu:
Syubhan Annur, M. Pd.
Ellyna Hafizah, M. Pd.
Rizky Febriyani Putri, M. Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok II
Emilia Hasni 1710129220004
Muhammad Alfian 1710129110010
Mutia 1710129220015
Rina Eriyanti 1710129120017
Yuridiya Fridayanti 1710129320010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MARET
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Sebelumnya marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, yang mana atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Materi dan Energi.
Materi yang dibahas dalam makalah ini yaitu Seputar “Cahaya Sebagai Partikel”.
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam pengerjaannya
masih jauh dari kata sempurna. Kami harap semoga makalah ini dapat membantu
dalam menambah pengetahuan.
Wassalamualaikum wr. wb.

Banjarmasin, 25 Maret 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
C. Manfaat ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
A. Cahaya .......................................................................................................... 6
B. Foton .......................................................................................................... 10
C. Sifat Cahaya Sebagai Partikel .................................................................... 11
1. Radiasi Benda Hitam .............................................................................. 13
2. Efek Fotolistrik ....................................................................................... 17
D. Cahaya Sebagai Partikel dalam Kehidupan Sehari-hari............................. 20
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27
A. Kesimpulan ................................................................................................ 27
B. Saran ........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal abad ke- 20 Albert Einstein dan Max Planck ilmuwan
yang telah mempelopori teori kuantum yang menjelasakan sifat – sifat
partikel dari gelombang. Setelah itu bermunculan ilmuan lain seperti pada
tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat
kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini
menyebabkan De Broglie berpikir sebagaimana cahaya bersifat gelombang
dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat gelombang. Canggung-nya
para ilmuan terhadap hipotesis De Broglie karena gagasan nya tidak
berdasarkan eksperimental tidak seperti teori kuantum yang mempunyai
fakta fakta empiris. Akan tetapi setelah 3 tahun kemudian, Hipotsis De
Broglie terbukti kebenaranya oleh dua ahli fisika Amerika Serikat yaitu
Clinton Davisson dan Lester Germer. Dalam hipotesis-nya De Broglie
menyatakan partikel-partikel seperti elektron, neutron maupun proton
mempunyai sifat dualisme yaitu partikel dan gelombang.
Prinsip dualisme partikel dan gelombang ini merupakan proses
perkembangan Mekanika kuantum yang sekarang ini masih di jadikan
dasar penelitian dan masih kita gunakan untuk belajar di bangku sekolah
maupun perguruan tinggi. kaitanya dengan topik yang akan di bahas yaitu
Dualisme partikel dengan merujuk pada teori yang mendukung prinsip
Dualisme Partikel seperti pertentangan antara Newton dan Huygens,
Percobaan Young, Teori Max Planck, Efek Compton, Efek Fotolistrik,
Hipotesis Luis de Broglie, Percobaan Davensson dan Germer serta Prinsip
Ketidakpastian Heisenberg.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu cahaya ?
2. Apa itu foton atau partikel ?
3. Bagaimana sifat cahaya sebagai partikel ?

4
4. Apa contoh penerapan cahaya sebagai partikel dalam kehidupan
sehari-hari ?

C. Manfaat
1. Untuk mengetahui pengertian cahaya.
2. Untuk mengetahui pengertian foton.
3. Untuk mengetahui sifat cahaya sebagai partikel.
4. Untuk mengetahui contoh penerapan cahaya sebagai partikel dalam
kehidupan sehari-hari.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang
fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme
gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang
studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang
penting pada fisika modern.
Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter. 1 meter jarak yang
dilalui cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya
dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau
1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282,4 mil per detik
(mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Cahaya juga memiliki
sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton. Karena itulah cahaya bisa
juga dipandang kumpulan banyak partikel yang tidak bermassa yang
bergerak dengan kecepatan 3x108 m/s.
Cahaya memiliki beberapa sifat yaitu menembus benda bening,
dapat dipantulkan, merambat lurus, dapat dibiaskan, dan dapat diuraikan.
Untuk lebih jelasnya simak pembahasan sifat-sifat cahaya berikut ini.
1. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening
Benda bening adalah benda yang dapat ditembus oleh cahaya.
Contoh benda bening antara lain kaca, mika, plastik bening, air jernih,
dan botol bening. Berdasarkan kemampuan cahaya dalam menembus
benda dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

6
 Benda bening atau transparan, yaitu benda-benda yang dapat
ditembus atau dilewati cahaya. Benda bening meneruskan semua
cahaya yang mengenainya. Contohnya kaca yang bening dan air
jernih.
 Benda translusens, yaitu benda-benda yang hanya dapat meneruskan
sebagian cahaya yang diterimanya. Contohnya air keruh, kaca dop,
dan bohlam susu.
 Opaque atau benda tidak tembus cahaya, yaitu benda gelap yang
tidak dapat ditembus oleh cahaya sama sekali. Opaque hanya
memantulkan semua cahaya yang mengenainya. Contohnya buku
tebal, kayu, tembok, dan besi.
Sifat cahaya yang dapat menembus benda bening, memungkinkan
cahaya matahari dapat menembus permukaan air yang jernih, sehingga
tanaman yang hidup di dasar air dapat tetap tumbuh dengan baik. Sifat
cahaya yang dapat menembus benda bening ini dapat dimanfaatkan
orang untuk membuat berbagai peralatan misalnya kacamata, akuarium,
kaca mobil, dan termometer.
2. Cahaya Merambat Lurus
Cahaya akan merambat lurus jika melewati satu medium
perantara. Peristiwa ini dapat dibuktikan dengan nyala lampu senter
yang merambat lurus. Cahaya yang merambat lurus juga dapat kita lihat
dari berkas cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah
genting maupun ventilasi akan tampak berupa garis-garis lurus. Kedua
hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus.
Kegiatan yang dapat membuktikan bahwa cahaya merambat lurus
adalah dengan menggunakan karton yang diberi lubang seperti gambar
di atas. Ketika lobang karton disusun lurus kita dapat melihat cahaya
lilin, namun ketika salah satu lobang digeser kita tidak bisa lagi melihat
cahaya tersebut. Sifat cahaya yang selalu merambat lurus ini
dimanfaatkan manusia pada pembuatan lampu senter dan lampu
kendaraan bermotor.

7
3. Cahaya Dapat Dipantulkan
Pemantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses
terpancarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena
cahaya. Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua yaitu
pemantulan teratur dan pemantulan baur (difus).
Pemantulan teratur adalah pemantulan yang berkas cahaya
pantulnya sejajar. Pemantulan teratur terjadi apabila cahaya mengenai
benda yang permukaannya rata dan mengkilap/licin. Salah satu benda
yang dapat memantulkan cahaya adalah cermin. Cermin merupakan
benda yang dapat memantulkan cahaya paling sempurna. Hal ini
disebabkan cermin memiliki permukaan yang halus dan mengkilap.
Pada benda semacam ini, cahaya dipantulkan dengan arah yang
sejajar, sehingga dapat membentuk bayangan benda dengan sangat
baik. Contoh peristiwa pemantulan cahaya adalah saat kita bercermin.
Bayangan tubuh kita akan terliha di cermin, karena cahaya yang
dipantulkan tubuh kita, saat mengenai permukaan cermin, dipantulkan,
atau dipancarkan kembali hingga masuk ke mata kita.
Sedangkan pemantulan baur terjadi karena cahaya mengenai
benda yang permukaannya tidak rata. Contoh pemantulan baur yaitu
pada tanah yang tidak rata atau pada air yang bergelombang. Adanya
pemantulan baur, tempat-tempat yang tidak ikut terkena cahaya secara
langsung akan ikut menjadi terang. Inilah keuntungan adanya
pemantulan baur. Berdasarkan sifat cahaya ini Snellius mengemukakan
hukum pemantulan cahaya yang diuraikan sebagai berikut.
 sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang
datar.
 sudut datang sama dengan sudut pantul.

8
4. Cahaya Dapat Dibiaskan
Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya saat melewati
dua medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya
dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik. Pembiasan
cahaya menyebabkan terjadinya beberapa peristiwa dalam kehidupn
sehari-hari yang diuraikan sebagai berikut.
a. Dasar air yang jernih kelihatan lebih dangkal dari yang sebenarnya.
b. Pensil atau benda lurus lainnya yang diletakkan pada gelas yang
berisi air akan terlihat patah atau bengkok.
c. Peristiwa fatamorgana yang terjadi karena berkas cahaya yang
berjalan dari udara dingin ke udara panas terbiaskan ke arah
horizontal, sehingga suatu benda tampak muncul di atas posisi yang
sebenarnya.
d. Uang logam di dalam air jernih kelihatan lebih dekat ke permukaan.
e. Ikan di akuarium kelihatan lebih besar.
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga
berlaku hukum pembiasan cahaya yang diuraikan sebagai berikut.
1) Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang
lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal.
Misalnya cahaya merambat dari udara ke air.
2) Apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang
kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
5. Cahaya Dapat Diuraikan
Istilah lain dari penguraian cahaya ialah dispersi cahaya. Contoh
peristiwa dispersi cahaya yang terjadi secara alami adalah peristiwa
terbentuknya pelangi. Pelangi biasanya muncul setelah hujan turun.
Pelangi terdiri dari beberapa warna yaitu merah, jingga, kuning, hijau,
biru, nila, dan ungu.

9
Sebenarnya warna-warna tersebut berasal dari satu warna saja
yaitu warna putih dari cahaya matahari. Namun karena cahaya matahari
tersebut dibiaskan oleh titik air hujan, akibatnya cahaya putih diuraikan
menjadi beberapa macam warna, sehingga terjadilah warna-warna indah
pelangi. Peristiwa penguraian cahaya putih menjadi berbagai warna
disebut dispersi cahaya.
Cahaya putih dapat diuraikan menjadi berbagai macam warna
sehingga cahaya putih disebut sinar polikromatik. Cahaya putih seperti
cahaya matahari termasuk jenis cahaya polikromatik. Cahaya
polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen
warna. Cahaya putih tersusun atas spektrum-spektrum cahaya yang
berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Sedangkan peristiwa perpaduan berbagai warna cahaya menjadi
warna putih disebut spektrum cahaya. Spektrum warna yang tidak dapat
diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik. Contoh lain dari peristiwa
penguraian cahaya yaitu terjadinya halo yang mengelilingi bulan atau
matahari dan gelembung air sabun yang terkena cahaya matahari
tampak memiliki beragam warna.

B. Foton
Menurut asal kata, pengertian partikel dalam KBBI yaitu unsur dasar
benda atau bagian benda yang sangat kecil dan berdimensi. Partikel
disebut materi yang sangat kecil seperti butir pasir, elektron, atom atau
molekul.
Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti
cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel
elementer lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan
dalam ruang vakum foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c.
Foton memiliki baik sifat gelombang maupun partikel ("dualisme
gelombang-partikel").

10
Foton menunjukkan fenomena seperti gelombang, seperti pembiasan
dengan lensa dan interferensi destruktif saat gelombang-gelombang saling
bertabrakan; walau begitu, sebagai partikel, ia hanya dapat berinteraksi
dengan materi lewat mengirimkan sejumlah energi
E = h* c / λ
Dimana h adalah tetapan planck, c adalah laju cahaya, dan λ adalah
panjang gelombang. Ini berbeda dengan gelombang klasik, dimana ia
dapat memperoleh atau kehilangan sejumlah energi. Untuk cahaya tampak
energi yang dibawa oleh satu foton tunggal adalah sekitar 4×10–19 joule;
energi ini cukup untuk merangsang sebuah molekul dalam sel fotoreseptor
mata, sehingga membuat kita dapat melihat.
Energi dari sebuah foton dengan frekuensi v diberikan oleh
E=h*v
Karena energi foton adalah berbanding lurus dengan frekuensinya,
foton energi rendah memiliki frekuensi rendah, sementara foton energi
tinggi memiliki frekuensi tinggi. Foton yang tergolong energi rendah
adalah gelombang radio atau gelombang mikro, foton energi sedang adalah
cahaya tampak, foton energi tinggi adalah sinar X, sementara energi yang
lebih tinggi lagi adalah sinar gamma.
Istilah foton pertama kali diberikan oleh Gilbert Lewis tahun 1926,
lewat konsep cahaya dalam bentuk partikel diskrit yang telah berusia
berabad-abad dan telah diformalisasi dalam konstruksi sains optika oleh
Newton. Radiasi penerowongan (channeling radiation) telah dipandang
sebagai sebuah metode untuk membangkitkan berkas foton energi tinggi
terpolarisasi untuk penumbuk antar sinar gamma.

C. Cahaya Sebagai Partikel


Gelombang cahaya digolongkan ke dalam gelombang
elektromagnetik karena dia bisa merambat tanpa memerlukan medium,
salah satu contohnya adalah cahaya matahari yang bisa sampai di bumi

11
tanpa medium apapun. Dualisme artinya memiliki dua sifat yang berbeda.
Cahaya juga ternyata memiliki dua sifat yang berbeda antara lain:
 Sebagai gelombang : Dapat mengalami pembiasan, pemantulan,
interferensi, polarisasi, dan difraksi.
 Sebagai partikel : Terdiri dari paket-paket energi yang disebut Foton.
Energi foton dirumuskan dengan persamaan :
E=hxf
dimana f = C / λ
Penjelasan variabel :
E = Energi Foton
h = konstanta palnck (6.6 x 10-34 Joule s)
λ = panjang gelombang (m)
C = Cepat rambat cahaya (3 x 108 m/s)

Cahaya bersifat sebagai partikel dibuktikan dengan percobaan


Gejala fotolistrik. Ini dia alasan mengapa anda harus melepas perhiasan
yang terbuat dari logam ketika akan melakukan foto rontgen. Karena,
ketika perhiasan tersebut terkena cahaya rontgen, maka efek fotolistrik
akan terjadi dan elektron dari logam akan terlepas dan terserap tubuh. Pada
itensitas tinggi, gejala ini dapat menyebabkan kanker kulit.
Gejala fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron logam saat
logam dijatuhi gelombang elektromagnetik. Elektron dapat terlepas dari
logam karena elektron menyerap energi dari gelombang elektromagnetik
Besarnya energi yang dilepas dirumuskan dengan permasamaan :
Ek = h x f - h x fo
Penjelasan variabel :
Ek = Energi kinetk
f = frekuensi gelombang
fo = frekuensi ambang ( frekuensi terkecil gelombang elektromagnetik
yang menyebabkan elektron terlepas dari logam.)

12
1. Radiasi Benda Hitam
Seberkas sinar datang mengenai lubang pada sebuah dinding
berongga. Sinar ini akan dipantulkan berkali-kali oleh dinding rongga
dan setiap kali dipantulkan intensitasnya berkurang (karena sebagian
diserap) yang mengenai lubang tidak keluar lagi. Itulah sebabnya
lubang ini dinamakan benda hitam. Walaupun dinding dalam kaleng
mengkilat, akan tetapi lubang tampak gelap. Dalam keadaan ini rongga
dipenuhi oleh gelombang-gelombang yang dipancarkan oleh tiap-tiap
titik pada dinding rongga. Radiasi dalam rongga ini bersifat uniform.
a. Jika dinding rongga diberi sebuah lubang, maka radiasi ini akan
mencari titik keluar dari lubang, radiasi yang keluar ini dianggap
sebagai radiasi benda hitam.
b. Ketika benda berongga dipanaskan, elektron-elektron atau molekul-
molekul pada dinding rongga akan mendapatkan tambahan energi
sehingga elektron bergerak dipercepat.
c. Menurut teori Elektromagnetik, muatan yang dipercepat akan
memancarkan radiasi. Radiasi inilah yang disebut sebagai sumber
radiasi benda hitam.
Adapun hukum-hukum yang menjelaskan tentang teori benda
hitam adalah sebagai berikut.
1) Hukum Stefan-Boltzman
Istilah benda hitam diperkenalkan olehh Gustav ribert Kirchoff
pada tahun 1862 ketika mengamati adanya cahaya yang terpancar
dari benda yang berwarna hitam.
Menurut fisika klasik, walaupun secara teori benda hitam
menyerap semua radiasi, namun juga harus memancarkan weluruh
panjang gelombang energy yang mungkin karena hanya dari sinilah
energy bernda tersebut dapat diukur. Dari hukum II Termodinamika,
Kirchoff menunjukkan besar radiasi benda hitam sebagai radiasi
termal dari benda yang tidak bersuhu nol Kelvin akan memancarkan
energi dalam bentuk electromagnet, ia mengatakan bahwa emisivitas

13
pada suatu benda sama dengan absorbsivitasnya. Absorbsivitas
permukaan adalah perbandingan antara cahaya diserap dan cahaya
yang datang dari permukaan itu. Radiasi termal adalah radiasi
elektromagnet yang dipancarkan sebuah benda sebagai akibat suhu
benda itu sendiri. Walaupun suhu benda sama, benda akan tetap
memancarkan gelombang elektromagnetik dengan berbagai macam
gelombang. Total radiasi meningkat secara tajam daripada
peningkatan suhu benda. Secara matematis besar radiasi yang
memancar dari sebuah benda sebanding dengan pangkat empat dari
suhunya. Pernyataan ini dapat kita jelaskan dengan Hukum Stefan-
Boltzman yang berguna untuk menghitung total radiasi benda secara
umum.
Secara matematis Hukum Stefan-Boltzman dapat ditulis
dengan persamaan :
I = e . σ . T4
Dengan pernyataan :
I = Intensitas radiasi pada permukaan benda hitam pada semua
frekuensi
T = Suhu mutlak benda
σ = Tetapan (5,67 x 10-8W/m2K4)
Intensitas merupakan daya per satuan luas, maka persamaan
diatas dapat ditulis sebagai berikut.
𝑸
P= = e. σ . A . T4
𝒕

Dengan :
P = Daya radiasi (W)
Q = Energi kalor (J)
A = Luas permukaan benda (m2)
e = Koefisien emisivitas
T = Suhu mutlak (K)
2) Hukum pergeseran Wien

14
Jika benda padat dipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi,
benda akan tampak memijar dan gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan berada pada spektrum cahaya tampak. Jika benda terus
dipanaskan, intensitas relatif dari spektrum cahaya yang dipancarkan
berubah-ubah. Gejala pergeseran nilai panjang gelombang
maksimum dengan berkurangnya suhu disebut Pergeseran Wien.
Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relatif dari spektrum
cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran
dalam warna-warna spektrum yang diamati, yang dapat digunakan
untuk menaksir suhu suatu benda yang digambarkan pada grafik
berikut.

Pada gambar diatas menunjukkan hubungan antara benda dan


panjang gelombang yang dipancarkannya, pada spektrum cahaya
tampak warna merah mempunyai frekuensi terendah, sedangkan
cahaya ungu mempunyai frekuensi tertinggi. Perubahan warna pada
benda menunjukkan perubahan intensitas radiasi benda. Jika suhu
benda berubah, maka intensitas benda akan berubah atau terjadi
pergeseran. Pergeseran ini digunakan untuk memperkirakan suhu
suatu benda. Untuk lebih jelas melihat pergeseran intensitas benda
kita menyebutnya Pergeseran Wien terhadap panjang gelombang
benda.
Dari hasil penelitiannya, Wien mendapatkan kesimpulan
bahwa jika suhu suatu benda yang memancarkan cahaya semakin

15
tinggi, maka panjang gelombang untuk intensitas maksimum
semakin kecil. Pergeseran Wien dirumuskan sebagai berikut.
λm . T = C
Dengan:
λm = Panjang gelombang dengan intensitas maksimum (m)
T = Suhu mutlak benda hitam (K)
C = Tetapan pergeseran Wien = 2,90 x 10-3 m K
3) Teori Planck
Pada tahun 1900 Max Planck mengumumkan bahwa dengan
membuat suatu modifikasi khusus dalam perhitungan klasik, dia
dapat menjabarkan fungsi I(λT) yang sesuai dengan hasil
eksperimen. Planck mencari teori itu dalam sebuah model proses
atom suara terperinci yang terjadi pada dinding-dinding rongga. Dia
menganggap bahwa atom-atom yang membentuk dinding-dinding
tersebut berperilaku seperti osilator-osilator elektromagnetik yang
kecil dan masing-masing mempunyai suatu frekuensi karakteristik
osilasi tertentu. Osilator-osilator tersebut memancarkan energi
elektromagnetik ke dalam rongga dan menyerap energi
elektromagnetik dari rongga tersebut. Proses ini berlangsung hingga
radiasi rongga tersebut berada dalam kesetimbangan.
Planck mengemukakan dua kesimpulan untuk membuat dua
anggapan radikal (pada waktu itu) mengenai osilator-osilator atom.
a) Sebuah osilator tidak dapat mempunyai energi, tetapi hanya
energi-energi yang diberikan oleh :
E=n.h.v
Dengan v adalah frekuensi osilator (hertz), h adalah konstanta
(sekarang dinamakan konstanta Planck) yang bernilai 6,626 x
1034 joule.sekon, dan n adalah sebuah bilangan (sekarang
dinamaka bilangan kuantum). Energi tersebut hanya mengambil
nilai-nilai bulat. Persamaan tersebut menyatakan bahwa energi
osilator adalah terkuantisasi.

16
b) Osilator-osilator tidak meradiasikan energi secara kontinu, tetapi
hanya dalam “loncatan-loncatan” atau kuanta. Kuanta energi
dipancarkan apabila sebuah osilator berubah dari suatu keadaan
energi terkuantisasi ke suatu keadaan energy terkuantisasi yang
lain. Jadi, jika n berubah sebanyak satu satuan (unit), maka
persamaan sebelumnya memperlihatkan bahwa suatu jumlah
energi yang diberikan :
ΔΕ = Δnhv = hv
Diradiasikan oleh osilator teersebut. Selama sebuah osilator tetap
berada dalam satu keadaan terkuantisasi (keadaan stationer),
maka osilator tersebut tidak memancarkan dan juga menyerap
energi.
2. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu
permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap, radiasi
elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang
berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Istilah lama untuk efek fotolistrik adalah efek Hertz (yang saat ini tidak
digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan bahwa
elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api
listrik lebih mudah.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa
electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya
tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting
dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana
cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek
fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity), efek fotovoltaik, dan efek fotoelektrokimia.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-
partikel, dimana sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat

17
menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang dan seperti-
partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika
kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert
Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max
Planck.
Hasil-hasil eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam
tertentu bila disinari (dikenai radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar
dari harga tertentu akan melepaskan elektron, walaupun intensitas
radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun besar intensitas radiasi
yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lebih kecil
dari harga tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari
logam tersebut. Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi
tersebut disebut efek fotolistrik , diamati pertama kali oleh Heinrich
Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-elektron.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa
electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya
tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting
dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi
pembentukan konsep Dualitas gelombang-partikel. fenomena di mana
cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek
fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia . Ketika
seberkas cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari
permukaan logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik
diamati melalui prosedur sebagai berikut. Dua buah pelat logam
(lempengan logam tipis) yang terpisah ditempatkan di dalam tabung
hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu sama
lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena
kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah
satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya

18
elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain
secara bersama-sama membentuk arus listrik.

Cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang hanya memiliki


energi yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan sebagai E = hf .
Konsep penting yang dikemukakan Einstein sebagai latar belakang
terjadinya efek fotolistrik adalah bahwa satu elektron menyerap satu
kuantum energi. Satu kuantum energi yang diserap elektron digunakan
untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat logam yang lain.
Hal ini dapat dituliskan sebagai Energi cahaya = Energi ambang +
Energi kinetik maksimum elektron
E =W 0 + E km
hf = hf 0+E km
E km = hf – hf 0
Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu
diperhatikan bahwa W0 adalah energi ambang logam atau fungsi kerja
logam, f0 adalah frekuensi ambang logam, f adalah frekuensi cahaya
yang digunakan, dan Ekm adalah energi kinetik maksimum elektron
yang lepas dari logam dan bergerak ke pelat logam yang lain. Dalam
bentuk lain persamaan efek fotolistrik dapat ditulis sebagai
Dimana m adalah massa elektron dan v e adalah dan kecepatan
elektron. Satuan energi dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah
hertz (Hz). Tetapi, fungsi kerja logam biasanya dinyatakan dalam

19
satuan elektron volt (eV) sehingga perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 ×
10−19 J.
Hukum emisi fotolistrik:
a) Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang
dikeluarkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg
digunakan.
b) Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah
frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan.
c) Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan
fotoelektron tidak bergantung pada intensitas cahaya, namun
bergantung pada frekuensi cahaya.
d) Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat
kecil, kurang dari 10−9 detik.
Einstein telah menjelaskan untuk mengeluarkan elektron dari
permukaan logam di butuhkan energi ambang. Jika radiasi
elektromagnetik yang terdiri dari foton mempunyai energi yang lebih
besar di bandingkan energi ambang, maka elektron akan terlepas.
Akibatnya energi elektron maksimum dapat di tentukan :
Ekm = h.f – W0
H = konstanta Planck (6,63 10-34 Js)
Ekm = enegi kinetik maksimum elektron (Joule)
f = frekuensi cahaya (Hz)

D. Cahaya Sebagai Partikel dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Penerapan Radiasi Benda Hitam dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Gejala Pemanasan Global (Efek Rumah Kaca)

20
Salah satu penyebab dari pemanasan global adalah
peningkatan gas rumah kaca (greenhouse effect). Efek rumah kaca
telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 10 s.d. 50 Celcius. Analogi
sederhana untuk menggambarkan efek rumah kaca adalah ketika kita
memarkir mobil di tempat parkir terbuka pada siang hari. Ketika kita
kembali ke mobil di sore hari, biasanya suhu di dalam mobil lebih
panas di bandingkan suhu di luar. Karena sebagian energi panas dari
matahari telah diserap oleh kursi, dashboard dan karpet mobil.
Ketika benda-benda tersebut melepaskan energi panas tersebut, tidak
semuanya dapat keluar melalui jendela tetapi sebagian di pantulkan
kembali. Penyebabnya adalah perbedaan panjang gelombang sinar
matahari yang memasuki mobil dan energi panas yang dilepaskan
kembali oleh kursi. Sehingga jumlah energi yang masuk lebih
banyak dibandingkan energi yang dapat keluar. Akibatnya kenaikan
bertahap pada suhu di dalam mobil. Seandainya tidak ada atmosfer,
energi sinar matahari yang sampai ke bumi akan mampu
memanaskan bumi hingga mencapai suhu 8000C di daerah
khatulistiwa.
b. Mengukur Suhu Matahari

21
Pada temperatur yang cukup tinggi, secara alamiah di dalam
bintang-bintang akan terjadi reaksi fusi, yakni inti-inti ringan akan
bergabung membentuk inti yang lebih berat. Melalui serangkaian
tahapan reaksi fusi, inti-inti atom hidrogen bergabung membentuk
inti helium. Proses penggabungan itu digunakan untuk
membangkitkan energi di dalam bintang-bintang tersebut. Energi
yang dihasilkan oleh matahari atau bintang tersebut terdiri atas
berbagai bentuk radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat
diketahui melalui frekuensi atau panjang gelombangnya. Semua
gelombang elektromagnetik yang dipancarkan akan merambat dalam
ruang angkasa dengan kecepatan sama, yakni dengan kecepatan
spektrum cahaya. Dengan meneliti spektrum sebuah bintang, seorang
astronom akan dapat mengetahui suhu bintang. Tidak mendekat ke
matahari atau bintang dengan berpedoman pada spektrum radiasi
benda hitam.
c. Penggunaan Pakaian

Pada siang hari, kita akan merasa lebih nyaman memakai


baju berwarna putih daripada baju berwarna hitam. Namun, pada
malam hari yang dingin kita akan merasa lebih hangat apabila
mengenakan baju berwarna hitam daripada baju berwarna putih. Hal
itu menunjukkan bahwa permukaan yang gelap merupakan penyerap
dan pemancar kalor yang baik dan permukaan yang berwarna putih
atau mengkilap merupakan penyerap dan pemancar kalor yang
buruk.

22
d. Termos

Prinsip kerja termos sebagai berikut: Lapisan perak


mengkilap mencegah perpindahan kalor secara radiasi. Lapisan
tersebut memantulkan radiasi kembali ke dalam termos. Dinding
gelas, sebagai konduktor jelek, tidak dapat memindahkan kalor.
Ruang vakum antara dua dinding mencegah perpindahan kalor, baik
secara konveksi maupun konduksi. Sumbat dibuat dari bahan
isolator. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah agar
konveksi dengan udara luar terjadi.
e. Panel surya

Panel surya adalah suatu perangkat yang digunakan untuk


menyerap radiasi dari matahari. Panel surya terdiri dari wadah logam
berongga yang di cat hitam dengan panel depan terbuat dari kaca.
Kalor radiasi dari matahari diserap oleh permukaan hitam dan
dihantarkan secara konduksi melalui logam. Bagian dalam panel
dijaga tetap hangat oleh efek rumah kaca, kemudian sirkulasi air
melalui wadah logam akan membawa kalor menjauh untuk
dimanfaatkan pada sistem pamanas air domestik dan untuk
memanasi kolam renang.

23
2. Penerapan Efek Fotolistrik dalam kehidupan sehari-hari
a. Dubbing
Dalam dunia hiburan kita sering kali mendengar kata
“dubbing”. Dubbing ini merupakan salah satu penerapan efek foto
listrik dalam dunia hiburan suara dubbing film direkam dalam
bentuk sinyal optik disepanjang pinggiran keping film. Ketika film
diputar, sinyal ini dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan
sinyal listrik diperkuat dengan menggunakan amplifier
tabung sehingga menghasilkan film bersuara.

b. Foto Diode / Foto transistor


Sebuah fotodioda adalah suatu norman pn diododa dimana
cahaya dapat masuk melalui jendela kecil casing. Photodioda ini
dioperasikan pada bias balik (reverse bias) dan arus yang dihasilkan
sebanding dengan banyaknya cahaya yang masuk ke jendela. Diode
piranti ini digunakan nsebagi penerima serat optic dan counter cepat
karena waktu respon yang cepat. Biasanya digunakan dengan dasar
terputus dengan jendela yang memungkinkan cahaya untuk bersinar
ke persimpanagan kolektor-basis. Hal ini memungkinkan pasangan
electron-lubang yang lebih yang akan diprosuksi. Sebagai transistor
penguat besi.
Manfaat dari foto transistor ini adalah dapat mengubah energi
matahari menjadi energi listrik melalui efek foto listrik internal.
Dapat bermanfaat juga sebagai sensor cahaya berkecepatan tinggi.
Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak
akan memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi

24
dan hole disatu sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika
dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.

Diode laser Photo


c. Tabung Foto pengganda (Photomultiplier tube)
Hampir semua spektrum radiasi elektromagnetik dapat diamati
dengan menggunakan alat ini. Tabung ini , memiliki efisiensi sangat
tinggi, tabung ini juga dapat mendeteksi foton tunggal. Kelompok
peneliti Superkamiokande di Jepang berhasil menyelidiki massa
neutrino yang mana dianugerahi Nobel pada tahun 2002. Efek
fotolistrik eksternal juga dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi
melalui peralatan yang bernama photoelectron Spektroscopy (PES).

Photomultiplier tube
d. CCD (charge coupled divice)
Efek fotolistrik digunakan juga dalam produk – produk
elektronika yang dilengkapi dengan CCD (charge coupled divice).
Seperti kamera pada ponsel , kamera digital denga resolusi hingga
12 megapiksel , atau pemindai kode batang (barcode) yang dipakai
diseluruh supermarket. Semuangaya menggunakan efek fotolistrik
internal dalam mengubah citra yang dikehendaki menjadi data – data
elektronik yang selanjutnya dapat diproses computer.

25
CCD

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang
kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada
bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak.
2. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton.
Karena itulah cahaya bisa juga dipandang kumpulan banyak partikel
yang tidak bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3x108 m/s.
3. Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik,
seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.
4. Cahaya bersifat sebagai partikel dibuktikan dengan percobaan Gejala
fotolistrik. Gejala fotolistrik adalah gejala terlepasnya elektron logam
saat logam dijatuhi gelombang elektromagnetik
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan
dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan
kalimat. Dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar dapat
memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Y, M. 2007. Fisika 3 . Yogyakarta : Yudhistira

Chang, Raymond. 2009. Kimia dasar edisi ketiga jilid satu. Jakarta : Airlangga

Handayani, Sri. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII . Jakarta: Departemen
Pendidkan Nasional

Krane, Kenneth. 1992. Fisika Modern [Terjemahan]. Jakarta: Universitas


Indonesia.

Lestari, A. et all. 2012. Makalah Fisika Sekolah III: Menganalisis secara


kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan sifat-sifat radiasi
benda hitam serta penerapannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika UPI
(Tidak Diterbitkan).

Oxtoby, Gillis, Nachtrieb. 2003. Prinsip-prinsip kimia modern edisi keempat jilid
dua. Jakarta : Airlangga

Sinaga,Parlindungan.2009.Hand Out Fisika Modern. Jurusan Penddikan Fisika


FPMIPA UPI.

Siswanto. 2008. Kompetensi Fisika Untuk SMA . Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional.

Suharyanto , dkk .2009. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta :
CV.Sahabat

Surya, Yohannes. 2009. Fisika modern. Tangerang : Kandel

28

Anda mungkin juga menyukai