FISIKA
POLARISA
SI
CAHAYA
Disusun Oleh :
Chindy Christie Davina
XI MIPA B / 7
SMA KATOLIK RAJAWALI
MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan penyertaan-Nya kepada penulis, hingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah fisika yang berjudul “Polarisasi
Cahaya” ini dengan lancar tanpa adanya gangguan yang berarti.
Makalah ini penulis buat dengan jujur berdasarkan studi literatur dari buku
maupun dari berbagai sumber di internet. Dengan terselesaikannya makalah ini,
penulis ingin mengucapkan segenap limpah terima kasih kepada Guru dan teman-
teman sekalian yang telah secara langsung maupun tidak langsung, membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Penelitian.................................................................................2
D. Manfaat Penelitian...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. Polarisasi Linear.......................................................................9
2. Polarisasi Lingkaran..............................................................10
3. Polarisasi Elips........................................................................11
2. Kacamata Ryben.....................................................................14
4. Filter Polaroid.........................................................................14
ii
5. Pertunjukan Film 3 Dimensi..................................................15
6. Kacamata 3 Dimensi...............................................................16
7. Kaca Mobil..............................................................................16
8. Sacharimeter...........................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
iv
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat belajar dan
mempunyai pengetahuan yang lebih dalam mengenai polarisasi cahaya.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Arah polarisasi gelombang itu adalah searah dengan arah medan listrik
sebagai komponen getar dari cahaya. Cahaya yang hanya terserap sebagian
arah getarnya disebut cahaya terpolarisasi, sedangkan jika cahaya hanya
mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear.
Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya
termasuk gelombang transversal. Pada cahaya tidak terpolarisasi, medan listrik
vi
bergetar ke segala arah, tegak lurus arah rambat gelombang. Setelah
mengalami pemantulan atau diteruskan melalui bahan tertentu, medan listrik
terbatasi pada satu arah. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan pada
cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid, dan bias kembar oleh
kristal.
Gejala polarisasi dapat kita lihat pada gelombang yang terjadi pada tali
yang dilewatkan di celah. Apabila tali kita getarkan searah dengan celah, maka
gelombang yang akan terjadi dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya, jika
kita getakan tali tersebut dengan acar tegak lurus terhadap celah maka yang
akan terjadi, gelombang yang tercipta tidak akan dapat melewati celah.
Gambar di
samping menunjukkan
skema polarisasi
selektif menggunakan
filter polaroid. Hanya
cahaya dengan
orientasi sejajar sumbu
polarisasi polaroid
yang diteruskan.
vii
menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan
adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi
polaroid.
Gambar di samping
menunjukkan 2 buah
polaroid, di mana polaroid
pertama disebut dengan
polarisator dan polaroid
kedua disebut dengan
analisator dengan sumbu
transmisi membentuk sudut θ.
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya
dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang
sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju
analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu
transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu
analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan
analisator menjadi:
E2= E cos θ
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid
pertama (polarisator) memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi
yang melewati polarisator adalah:
1
I 1= I 0
2
Cahaya dengan intensitas I 1 ini kemudian menuju analisator dan
akan keluar dengan intensitas menjadi:
I 2=I 1 ¿ ¿
viii
2. Polarisasi dengan Pemantulan
Jika seberkas
cahaya menuju ke bidang
batas antara dua medium,
maka sebagian cahaya
akan dipantulkan. Ada
tiga kemungkinan yang
terjadi pada cahaya yang
dipantulkan, yaitu :
ix
yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut
merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
Peristiwa pemantulan oleh bidang batas dua medium
mengakibatkan polarisasi. Jika cahaya tak terpolarisasi jatuh pada bidang
batas antara 2 medium yang transparan seperti kaca ke udara atau udara ke
kaca, berkas cahaya yang dipantulkan dan dibiaskan akan terpolarisasi
sebagian. Lalu tingkat polarisasi bergantung pada sudut datang serta
indeks bias medium dan ketika terbentuk sudut sedemikian tersebut sinar-
sinar yang dihasilkan oleh pemantulan dan pembiasan akan saling tegak
lurus, maka saat itulah cahaya terpolarisasi sempurna atau terjadi saat sinar
pantul dan sinar bias membentuk sudut 90 derajat.
x
Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di atas, berkas cahaya
datang yang tak terpolarisasi jatuh pada kristal kalsit. Sinar yang keluar
dari kalsit akan terpisah menjadi 2 bagian, yakni sinar biasa (tidak
dibelokkan) dan sinar istimewa (dibelokkan).
Sinar biasa tak terpolarisasi, tetapi sinar istimewa terpolarisasi.
keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah getarnya saling tegak lurus.
Sinar biasa mematuhi hukum Snellius, tetapi sinar istimewa tidak, karena
sinar ini merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda di dalam
Kristal.
Ada arah tertentu pada zat di mana kedua cahaya merambat dengan
kecepatan yang sama. Arah ini disebut sumbu optik. Saat cahaya
membentuk sudut terhadap sumbu optik, berkas-berkas cahaya tersebut
akan berjalan pada arah yang berbeda dan keluar secara terpisah pada
ruang. Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya yang luar biasa akan
berputar di ruang.
xi
memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran
kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai
fenomena hamburan. Fenomena yang menerapkan prinsip ini antara lain
warna biru pada langit dan warna merah yang terlihat ketika Matahari
terbenam.
1
intensitas yang besar. Penghamburan yang terjadi berkurang menurut λ.
4
1. Polarisasi Linear
xii
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi linier, apabila vektor
medan elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik selalu
diorientasikan sepanjang garis lurus yang sama pada setiap waktu sesaat.
Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik atau
magnetik) memiliki :
2. Polarisasi Lingkaran
π
yang sama, tetapi memiliki beda fase sebesar . Medan listrik yang
2
dihasilkan berotasi dalam sebuah lingkaran di sekitar arah rambat, dan
bergantung pada arah rotasi, disebut cahaya terpolarisasi kiri atau kanan.
xiii
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor
medan elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik membentuk suatu
lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang memenuhi hal ini adalah
apabila vektor medan (elektrik atau magnetik) :
xiv
sedangkan yang lebih besar dari atau sama dengan 180° dan kurang dari
360° akan dianggap tertinggal.
3. Polarisasi Elips
π
berbeda dan/atau beda fase yang bukanlah .
2
Matahari
memberikan sinar
putih yang
dihamburkan oleh
molekul udara ketika
memasuki atmosfer
bumi. Sebelum
sampai ke bumi,
cahaya matahari
telah melalui partikel – partikel udara di atmosfer sehingga mengalami
hamburan oleh partikel – partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru
memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya merah,
maka cahaya birulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah
yang sampai ke mata manusia. Sinar biru dihamburkan lebih banyak
daripada warna lain, sehingga langit tampak berwarna biru.
Ketika Matahari
terbenam, berada di
kerendahan langit, cahaya
dari akhir spektrum biru
xvi
dihamburkan. Matahari terlihat berwarna kemerahan karena warna dari
akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru lolos. Proses
penghamburan yang terjadi menjelaskan polarisasi cahaya langit.
2. Kacamata Ryben
4. Filter Polaroid
6. Kacamata 3 Dimensi
7. Kaca Mobil
Kaca mobil pada umumnya berwarna hitam, biru atau hijau tua. Kaca itu
sudah diberi lembaran
plastik polaroid, sehingga
sinar matahari yang
keluar dari kaca tersebut
sudah terpolarisasi dan
intensitasnya sudah
mengecil.
xix
8. Sacharimeter
Sacharimeter adalah
polarimeter yang khusus
untuk menentukan
konsentrasi larutan gula.
Larutan gula disebut
larutan optik aktif.
Larutan tersebut ada
yang dapat memutar
bidang getar polarisasi ke kiri dan ada juga yang ke kanan. Dengan alat
semacam ini, orang dapat menentukan konsentrasi larutan optik aktif.
xxi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Pada saat ini, sudah banyak benda di sekitar kita yang berdasarkan
pada sifat polarisasi cahaya. Dengan mempelajari lebih dalam sifat-sifat
cahaya dan polarisasi cahaya, manusia dapat mengembangkan lebih baik
benda dan teknologi. Penulis yakin jika kedepannya, pengetahuan mengenai
polarisasi cahaya akan semakin diteliti dan dikembangkan. Sebaiknya, tidak
perlu menunggu orang lain untuk memulainya, sebab penulis yakin bila
pembaca sekalian menekuni bidang ini dengan baik, pasti dapat menjadi salah
satu dari para peneliti ataupun penemu yang berhasil. Sehingga dapat
menghasilkan temuan yang baik dan berguna bagi manusia dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
22
DAFTAR PUSTAKA
iv