Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

FISIKA

POLARISA
SI
CAHAYA

Disusun Oleh :
Chindy Christie Davina
XI MIPA B / 7
SMA KATOLIK RAJAWALI
MAKASSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah mencurahkan rahmat dan penyertaan-Nya kepada penulis, hingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah fisika yang berjudul “Polarisasi
Cahaya” ini dengan lancar tanpa adanya gangguan yang berarti.

Makalah ini penulis buat dengan jujur berdasarkan studi literatur dari buku
maupun dari berbagai sumber di internet. Dengan terselesaikannya makalah ini,
penulis ingin mengucapkan segenap limpah terima kasih kepada Guru dan teman-
teman sekalian yang telah secara langsung maupun tidak langsung, membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan dan


masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
dari Bapak Guru dan pembaca sekalian akan penulis terima dengan lapang dada
demi kinerja yang lebih baik di kesempatan selanjutnya.

Makassar, Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................2

C. Tujuan Penelitian.................................................................................2

D. Manfaat Penelitian...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Polarisasi Cahaya.............................................................3

B. Cara Membuat Cahaya Terpolarisasi...............................................4

1. Polarisasi dengan Penyerapan Selektif...................................4

2. Polarisasi dengan Pemantulan.................................................6

3. Polarisasi dengan Pembiasan Ganda......................................7

4. Polarisasi dengan Hamburan..................................................8

C. Jenis-jenis Polarisasi Cahaya..............................................................9

1. Polarisasi Linear.......................................................................9

2. Polarisasi Lingkaran..............................................................10

3. Polarisasi Elips........................................................................11

D. Aplikasi Polarisasi Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari...........13

1. Warna pada Langit.................................................................13

2. Kacamata Ryben.....................................................................14

3. Filter pada Fotografi..............................................................14

4. Filter Polaroid.........................................................................14
ii
5. Pertunjukan Film 3 Dimensi..................................................15

6. Kacamata 3 Dimensi...............................................................16

7. Kaca Mobil..............................................................................16

8. Sacharimeter...........................................................................16

9. LCD (Liquid Crystal Display)...............................................17

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Kesimpulan.........................................................................................18

B. Saran...................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, semua yang kita lihat adalah pantulan


dari suatu cahaya. Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750
nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan
panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah
paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat
yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut "dualisme
gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian
dipersepsikan secara visual oleh indra penglihatan sebagai warna.

Cahaya mengalami beberapa gejala fisis seperti, refleksi (pemantulan


cahaya), refraksi (pembiasan cahaya), dispersi (penguraian cahaya),
interferensi (perpaduan 2 buah gelombang cahaya yang menghasilkan pola
terang dan gelap), difraksi (pelenturan cahaya), polarisasi
(penyerapan/pemfilteran cahaya sehingga dihasilkan arah gelombang cahaya
yang sesuai), dan daya urai optik (pemisahan 2 buah sumber cahaya yang
terlihat bersatu).

Namun, dalam makalah ini, penulis tidak akan menjelaskan seluruh


gejala fisis di atas. Penulis hanya akan membahas salah satunya, yaitu
polarisasi cahaya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Fisika di sekolah penulis.

iv
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk membahas


rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa itu polarisasi cahaya?


2. Apakah ada cara untuk memperoleh cahaya terpolarisasi dari cahaya yang
tidak terpolarisasi?
3. Apa saja jenis-jenis polarisasi cahaya?
4. Bagaimana pengaplikasian polarisasi cahaya dalam kegiatan sehari-hari?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan polarisasi cahaya.


2. Untuk mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya polarisasi cahaya.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis polarisasi cahaya.
4. Untuk mengetahui pengaplikasian polarisasi cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat belajar dan
mempunyai pengetahuan yang lebih dalam mengenai polarisasi cahaya.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Polarisasi Cahaya

Polarisasi cahaya adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh


arah getar gelombang saat melewati polarisator. Jika difraksi dan interferensi
dapat terjadi pada gelombang transversal maupun longitudinal, maka tidak
demikian untuk polarisasi. Polarisasi hanya dapat terjadi pada gelombang
transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah
rambatnya, contohnya cahaya.

Cahaya merupakan gelombang transversal, di mana medan E dan


medan B saling tegak lurus.

Arah polarisasi gelombang itu adalah searah dengan arah medan listrik
sebagai komponen getar dari cahaya. Cahaya yang hanya terserap sebagian
arah getarnya disebut cahaya terpolarisasi, sedangkan jika cahaya hanya
mempunyai satu arah getar tertentu disebut cahaya terpolarisasi linear.
Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya
termasuk gelombang transversal. Pada cahaya tidak terpolarisasi, medan listrik

vi
bergetar ke segala arah, tegak lurus arah rambat gelombang. Setelah
mengalami pemantulan atau diteruskan melalui bahan tertentu, medan listrik
terbatasi pada satu arah. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan pada
cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid, dan bias kembar oleh
kristal.
Gejala polarisasi dapat kita lihat pada gelombang yang terjadi pada tali
yang dilewatkan di celah. Apabila tali kita getarkan searah dengan celah, maka
gelombang yang akan terjadi dapat melewati celah tersebut. Sebaliknya, jika
kita getakan tali tersebut dengan acar tegak lurus terhadap celah maka yang
akan terjadi, gelombang yang tercipta tidak akan dapat melewati celah.

B. Cara Membuat Cahaya Terpolarisasi

Secara alami, cahaya tidak terpolarisasi. Namun, cahaya dapat dibuat


terpolarisasi dengan menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan
melewatkan salah satu arah getar saja. Cahaya terpolarisasi didapatkan dengan
cara, yakni sebagai berikut :

1. Polarisasi dengan Penyerapan Selektif

Gambar di
samping menunjukkan
skema polarisasi
selektif menggunakan
filter polaroid. Hanya
cahaya dengan
orientasi sejajar sumbu
polarisasi polaroid
yang diteruskan.

Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid.


Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan

vii
menyerap cahaya dengan arah getar yang lain. Cahaya yang diteruskan
adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu polarisasi
polaroid.

Gambar di samping
menunjukkan 2 buah
polaroid, di mana polaroid
pertama disebut dengan
polarisator dan polaroid
kedua disebut dengan
analisator dengan sumbu
transmisi membentuk sudut θ.
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini cahaya
dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan listrik E yang
sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya terpolarisasi menuju
analisator. Di analisator, semua komponen E yang tegak lurus sumbu
transmisi analisator diserap, hanya komponen E yang sejajar sumbu
analisator diteruskan. Sehingga kuat medan listrik yang diteruskan
analisator menjadi:
E2= E cos θ
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada polaroid
pertama (polarisator) memiliki intensitas I0, maka cahaya terpolarisasi
yang melewati polarisator adalah:
1
I 1= I 0
2
Cahaya dengan intensitas I 1 ini kemudian menuju analisator dan
akan keluar dengan intensitas menjadi:
I 2=I 1 ¿ ¿

viii
2. Polarisasi dengan Pemantulan

Jika seberkas
cahaya menuju ke bidang
batas antara dua medium,
maka sebagian cahaya
akan dipantulkan. Ada
tiga kemungkinan yang
terjadi pada cahaya yang
dipantulkan, yaitu :

 Cahaya pantul tak terpolarisasi.


 Cahaya pantul terpolarisasi sebagian.
 Cahaya pantul terpolarisasi sempurna (seluruhnya).

Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57°,


maka sinar yang
terpantul merupakan
cahaya yang
terpolarisasi. Cahaya
yang berasal dari
cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin. Apabila
cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II
saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh
cermin II. Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi.
Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II disebut analisator.
Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar

ix
yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan menganalisis sinar tersebut
merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.
Peristiwa pemantulan oleh bidang batas dua medium
mengakibatkan polarisasi. Jika cahaya tak terpolarisasi jatuh pada bidang
batas antara 2 medium yang transparan seperti kaca ke udara atau udara ke
kaca, berkas cahaya yang dipantulkan dan dibiaskan akan terpolarisasi
sebagian. Lalu tingkat polarisasi bergantung pada sudut datang serta
indeks bias medium dan ketika terbentuk sudut sedemikian tersebut sinar-
sinar yang dihasilkan oleh pemantulan dan pembiasan akan saling tegak
lurus, maka saat itulah cahaya terpolarisasi sempurna atau terjadi saat sinar
pantul dan sinar bias membentuk sudut 90 derajat.

3. Polarisasi dengan Pembiasan Ganda

Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang


keluar akan sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen,
indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan
kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan cahaya di dalamnya
tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki dua nilai indeks bias
(birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan
mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda.

x
Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di atas, berkas cahaya
datang yang tak terpolarisasi jatuh pada kristal kalsit. Sinar yang keluar
dari kalsit akan terpisah menjadi 2 bagian, yakni sinar biasa (tidak
dibelokkan) dan sinar istimewa (dibelokkan).
Sinar biasa tak terpolarisasi, tetapi sinar istimewa terpolarisasi.
keduanya adalah terpolarisasi bidang dan arah getarnya saling tegak lurus.
Sinar biasa mematuhi hukum Snellius, tetapi sinar istimewa tidak, karena
sinar ini merambat dengan kelajuan berbeda dalam arah berbeda di dalam
Kristal.
Ada arah tertentu pada zat di mana kedua cahaya merambat dengan
kecepatan yang sama. Arah ini disebut sumbu optik. Saat cahaya
membentuk sudut terhadap sumbu optik, berkas-berkas cahaya tersebut
akan berjalan pada arah yang berbeda dan keluar secara terpisah pada
ruang. Jika bahan tersebut diputar, berkas cahaya yang luar biasa akan
berputar di ruang.

4. Polarisasi dengan Hamburan

Jika cahaya dilewatkan pada


suatu medium, partikel-partikel
medium akan menyerap dan

xi
memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran
kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai
fenomena hamburan. Fenomena yang menerapkan prinsip ini antara lain
warna biru pada langit dan warna merah yang terlihat ketika Matahari
terbenam.

Penghamburan cahaya oleh atmosfer bumi bergantung pada


panjang gelombang (λ). Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang
gelombangnya lebih pendek cenderung mengalami hamburan dengan

1
intensitas yang besar. Penghamburan yang terjadi berkurang menurut λ.
4

C. Jenis-jenis Polarisasi Cahaya

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik, dan medan listrik dari


gelombang ini berosilasi tegak lurus dengan arah perambatan. Cahaya
dikatakan tidak terpolarisasi jika arah dari medan listrik bergelombang secara
acak pada waktu tertentu. Sumber-sumber cahaya seperti cahaya matahari,
lampu sorot LED, dan lampu pijar adalah cahaya yang tak terpolarisasi. Jika
medan listrik dari cahaya berarah satu arah, maka itu merupakan cahaya
terpolarisasi. Sumber cahaya terpolarisasi yang paling umum ialah sinar laser.

Berdasarkan bagaimana medan listrik berorientasi, polarisasi cahaya


dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Polarisasi Linear

Polarisasi linear terjadi ketika medan listrik dari cahaya terbatas


(satu arah) sepanjang perambatan.

xii
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi linier, apabila vektor
medan elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik selalu
diorientasikan sepanjang garis lurus yang sama pada setiap waktu sesaat.
Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik atau
magnetik) memiliki :

 Hanya satu komponen, atau


 Dua komponen orthogon allinear yang sefasa dalam waktu atau
berbeda fasa sebesar 180° (atau kelipatannya).

2. Polarisasi Lingkaran

Polarisasi lingkaran terjadi ketika medan listrik memiliki 2


komponen linear yang tegak lurus satu sama lain, memiliki amplitudo

π
yang sama, tetapi memiliki beda fase sebesar . Medan listrik yang
2
dihasilkan berotasi dalam sebuah lingkaran di sekitar arah rambat, dan
bergantung pada arah rotasi, disebut cahaya terpolarisasi kiri atau kanan.

xiii
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor
medan elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik membentuk suatu
lingkaran sebagai fungsi waktu. Kondisi yang memenuhi hal ini adalah
apabila vektor medan (elektrik atau magnetik) :

 Medan harus mempunyai dua komponen Orthogonal linear, dan


 Kedua komponen harus mempunyai besaran yang sama, dan
 Kedua komponen harus mempunyai perbedaan fasa sebesar perkalian
ganjil dari 90° dalam waktu.

Penentuan arah rotasi selalu ditentukan dengan merotasi komponen


yang fasanya mendahului terhadap komponen yang tertinggal fasa dan
mengamati rotasi medan seolah-olah gelombang tersebut terlihat bergerak
menjauh dari pengamat. Jika rotasinya searah jarum jam, maka gelombang
terpolarisasi sirkular sesuai kaidah tangan kanan; jika rotasinya
berlawanan arah jarum jam, maka gelombang terpolarisasi sirkular
menurut kaidah tangan kiri. Rotasi komponen mendahului fasa terhadap
komponen tertinggal fasa harus dilakukan sepanjang pemisahan sudut
diantara dua komponen yang kurang dari 180°. Fasa yang lebih besar atau
sama dengan 0° dan kurang dari 180° akan dianggap mendahului

xiv
sedangkan yang lebih besar dari atau sama dengan 180° dan kurang dari
360° akan dianggap tertinggal.

3. Polarisasi Elips

Polarisasi elips yaitu terjadi pada medan listrik yang digambarkan


sebagai elips. Hasil kombinasi dari 2 komponen linear dengan amplitudo

π
berbeda dan/atau beda fase yang bukanlah .
2

Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi elips apabila ujung vektor


medan elektrik (atau medan magnetik) pada suatu titik membentuk
kedudukan elips dalam ruang. Pada variasi waktu sesaat, medan vektor
berubah secara continue seiring waktu dengan cara yang sama untuk
menggambarkan tempat kedudukan elips. Arah rotasi ditentukan dengan
menggunakan aturan yang sama sepeti halnya pada polarisasi sirkular.
Sebagai tambahan untuk mengetahui arah rotasi, gelombang yang
terpolarisasi elliptical juga dinyatakan dengan rasio aksial yang besarnya
merupakan perbandingan sumbu mayor terhadap sumbu minornya.
Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik
ataumagnetik) memiliki :

 Medan harus mempunyai dua komponen orthogonal linear, dan


xv
 Kedua komponen dapat memiliki besaran yang sama atau berbeda.
 Jika keduanya memiliki besaran yang berbeda, beda fasa waktu di
antara keduanya tidak boleh 0° atau perkalian 180° (karena akan
bersifat linier).
 Jika kedua komponen memiliki besaran yang sama, beda fasa-waktu
diantara keduanya tidak boleh kelipatan bilangan ganjil dari 90°
(karena akan bersifat circular).

D. Aplikasi Polarisasi Cahaya dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Warna pada Langit

Matahari
memberikan sinar
putih yang
dihamburkan oleh
molekul udara ketika
memasuki atmosfer
bumi. Sebelum
sampai ke bumi,
cahaya matahari
telah melalui partikel – partikel udara di atmosfer sehingga mengalami
hamburan oleh partikel – partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru
memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada cahaya merah,
maka cahaya birulah yang lebih banyak dihamburkan dan warna itulah
yang sampai ke mata manusia. Sinar biru dihamburkan lebih banyak
daripada warna lain, sehingga langit tampak berwarna biru.

Ketika Matahari
terbenam, berada di
kerendahan langit, cahaya
dari akhir spektrum biru
xvi
dihamburkan. Matahari terlihat berwarna kemerahan karena warna dari
akhir spektrum lewat ke mata kita, tetapi warna biru lolos. Proses
penghamburan yang terjadi menjelaskan polarisasi cahaya langit.

2. Kacamata Ryben

Kacamata ryben adalah


kacamata yang
digunakan saat terik
matahari, seperti di
pantai atau sedang naik
sepeda motor.
Tujuannya supaya sinar yang keluar dari kaca ryben sudah terpolarisasi
dan intensitas cahaya mengecil tidak menyebabkan silau.

3. Filter pada Fotografi

Penggunaan filter pada


fotografi
memungkinkan
memperoleh gambar
yang lebih jelas dengan
mereduksi cahaya-
cahaya yang tidak
diperlukan.

4. Filter Polaroid

Digunakan untuk melakukan analisis tegangan (stress) pada plastic


transparan. Saat cahaya melewati plastic, tiap warna cahaya tampak akan
xvii
dipolarisasi dengan
arahnya masing –
masing. Jika plastic
semacam itu diletakkan
di antara dua pelat
polarisasi, akan tampak
pola warna – warni. Jika salah satu pelat diputar, pola warna akan berubah
karena warna yang semula dihambat sekarang diteruskan.

5. Pertunjukan Film 3 Dimensi

Film ini dibuat


dengan menggunakan dua
buah kamera atau kamera
khusus dengan dua lensa.
Film 3 dimensi sebenarnya
terdiri atas dua film yang
dipertunjukkan pada saat
yang sama oleh dua
proyektor film.
Di dalam gedung bioskop, kedua film diproyeksikan pada layar
secara simultan. Kedua film berasal dari dua proyektor yang ditempatkan
pada lokasi berbeda. Tiap film kemudian diproyeksikan dari dua sisi yang
berbeda ke dalam layar logam. Sebuah filter polarisasi yang diletakkan di
depan lensa proyektor sebelah kiri akan meneruskan gelombang cahaya
dari gambar pada suatu arah getar tertentu. Bersamaan dengan itu filter
lain di bagian kanan akan meneruskan gelombang cahaya tegak lurus arah
getar yang dihasilkan oleh filter pertama. Film diproyeksikan melalui filter
polarisasi. Sumbu filter polarisasi untuk proyektor sebelah kiri dan sumbu
filter polarisasi untuk proyektor sebelah kanan saling tegak lurus.
Akibatnya, dua film yang sedikit berbeda diproyeksikan ke layar.
Tiap film dipancarkan oleh cahaya yang terpolarisasi dengan arah tegak
xviii
lurus terhadap film yang satunya. Penonton mengenakan kacamata khusus
yang berfungsi sebagai filter. Filter ini akan menyebabkan kesan gambar
yang diterima oleh mata kiri dan kanan akan berbeda. Sehingga kesan
gambar tiga dimensi akan terasa.

6. Kacamata 3 Dimensi

Kacamata ini memiliki


dua filter Polaroid. Tiap
filter memiliki sumbu
polarisasi yang berbeda,
satu horizontal dan
satunya vertical. Hasil
penyusunan proyektor
dan filter itu adalah bahwa mata kiri menonton film dari proyektor sebelah
kanan, sedangkan mata kanan menonton film dari proyektor sebelah kiri.
Hal ini memberi kesan adanya kedalaman gambar 3 dimensi.

7. Kaca Mobil

Kaca mobil pada umumnya berwarna hitam, biru atau hijau tua. Kaca itu
sudah diberi lembaran
plastik polaroid, sehingga
sinar matahari yang
keluar dari kaca tersebut
sudah terpolarisasi dan
intensitasnya sudah
mengecil.

xix
8. Sacharimeter

Sacharimeter adalah
polarimeter yang khusus
untuk menentukan
konsentrasi larutan gula.
Larutan gula disebut
larutan optik aktif.
Larutan tersebut ada
yang dapat memutar
bidang getar polarisasi ke kiri dan ada juga yang ke kanan. Dengan alat
semacam ini, orang dapat menentukan konsentrasi larutan optik aktif.

9. LCD (Liquid Crystal Display)

LCD digunakan dalam berbagai


tampilan, dari mulai jam digital, layar
kalkulator, hingga layar televisi. LCD
dapat diartikan alat peraga kristal cair,
berisi dua filter polarisasi yang saling
menyilang dan didukung oleh sebuah
cermin. Biasanya polarisator yang saling
menyilang menghalangi semua cahaya
yang melewatinya.

Namun, di antara kedua filter itu terdapat lapisan kristal cair.


Selain energi listrik alat ini dipadamkan, kristalnya memutar sinar-sinar
yang kuat dengan membentuk sudut 90°. Sinar-sinar yang berputar itu
kemudian dapat menembus filter (penyaring) bagian belakang. Kemudian
sinar-sinar itu dipantulkan oleh cermin sehingga peraga (layar) tampak
xx
putih. Angka atau huruf pada peraga dengan menyatakan daerah-daerah
kristal cair. Ini mengubah posisi kristal cair tersebut sehingga kristal-
kristal tidak lagi memutar cahaya.

xxi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

 Polarisasi cahaya adalah peristiwa terserapnya sebagian atau seluruh arah


getar gelombang saat melewati polarisator.
 Cahaya yang terpolarisasi adalah cahaya yang dapat dikatakan memiliki
satu titik fokus arah cahaya (satu arah), sedangkan cahaya yang tak
terpolarisasi adalah cahaya yang menyebar ke segala arah.

B. Saran

Pada saat ini, sudah banyak benda di sekitar kita yang berdasarkan
pada sifat polarisasi cahaya. Dengan mempelajari lebih dalam sifat-sifat
cahaya dan polarisasi cahaya, manusia dapat mengembangkan lebih baik
benda dan teknologi. Penulis yakin jika kedepannya, pengetahuan mengenai
polarisasi cahaya akan semakin diteliti dan dikembangkan. Sebaiknya, tidak
perlu menunggu orang lain untuk memulainya, sebab penulis yakin bila
pembaca sekalian menekuni bidang ini dengan baik, pasti dapat menjadi salah
satu dari para peneliti ataupun penemu yang berhasil. Sehingga dapat
menghasilkan temuan yang baik dan berguna bagi manusia dalam
menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

22
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Windi Dwi. 2017. Polarisasi Cahaya. [Internet]. Tersedia di :


https://www.academia.edu/8052505/Polarisasi_Cahaya

Edmund. 2015. Introduction to Polarization. [Internet]. Tersedia di :


https://www.edmundoptics.com/resources/application-notes/optics/introduction-
to-polarization/

Endah. 2011. Polarisasi Cahaya. [Internet]. Tersedia di :


https://fisikamemangasyik.wordpress.com/fisika-3/optik-fisis/a-polarisasi-cahaya/

Faisal. 2015. Penjelasan Mengenai Polarisasi Cahaya. [Internet]. Tersedia di :


https://sainsmini.blogspot.com/2015/09/penjelasan-mengenai-polarisasi-
cahaya.html

Widya. 2015. Polarisasi Cahaya. [Internet]. Tersedia di :


https://misswidyasr.wordpress.com/2015/06/21/polarisasi-cahaya/

Yuliawati, Okta. 2014. Aplikasi Polarisasi Cahaya. [Internet]. Tersedia di :


http://oktantic.blogspot.com/2014/01/aplikasi-polarisasi-cahaya.html

iv

Anda mungkin juga menyukai