Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH GELOMBANG

POLARISASI CAHAYA
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

NAMA : KIKI HAIKAL SIAGIAN (4172240001)


LINCARIA SIREGAR (4172240006)
DANIEL PRADIBTA MANULANG (4173240005)
DESY MUTIARA (4172240004)
PUSPITA DEWI PUTRI FARUWU (4173540014)
KELAS : FISIKA NONDIK 2017

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berisikan tentang Polarisasi. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang topik tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, Maret 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan Makalah.......................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. Pengertian Polarisasi Cahaya..................................................................................................5
B. Jenis Polarisasi Cahaya...........................................................................................................7
C. Sebab-sebab Polarisasi Cahaya...............................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................13
PENUTUP.....................................................................................................................................13
Kesimpulan................................................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari semua yang kita lihat adalah pantulan dari suatu cahaya.
Dari pantulan tersebut kita dapat menikmati segala keindahan ciptaanNYA. Bisa dibayangkan
bagaimana dunia ini tanpa cahaya, mungkin seperti malam hari tanpa sinar lampu pijar. Mungkin
itulah kenapa Allah SWT menciptakan matahari sebagai sumber cahaya alami.
Pertanyaan yang muncul adalah apa yang dimaksud dengan cahaya? Bagaimana dan
kenapa cahaya dapat dipantulkan? Ternyata cahaya adalah suatu gelombang tranversal, dan
mungkin jawaban pertanyaan terakhir adalah menyangkut sifat dari cahaya itu sendiri, yaitu
mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), intervensi, pelenturan (difraksi), dan
polarisasi.
  Muncul pertanyaan lagi, apa bukti dari semua sifat cahaya tersebut? Bukti dari sifat
polarisasi misalnya, jika kita keluar pada siang hari kita akan merasa silau oleh terik matahari.
Itu tidak akan terjadi jika kita memakai kacamata hitam karena gelombang dari sinar matahari
tersebut akan terserap oleh kacamata hitam. Disini penulis akan mengkaji lebih jauh tentang
salah satu sifat cahaya tersebut, yakni polarisasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian polarisasi cahaya?
2. Bagaimana cahaya terpolarisasi?
3. Kenapa cahaya dapat terpolarisasi?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian polarisasi cahaya.
2. Untuk mengetahui bagaimana polarisasi cahaya.
3. Untuk mengetahui sebab polarisasi cahaya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Polarisasi Cahaya


Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi
elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Cahaya adalah
paket partikel yang disebut foton.
Kedua definisi di atas adalah sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut
"dualisme gelombang-partikel". Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan
secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.
berikut ini beberapa teori tentang pengertian cahaya:
1. Teori Korpuskuler (Newton)
Cahaya adalah korpuskel–korpuskel yang dipancarkan oleh sumber dan merambat lurus dengan
kecepatan besar. Teori ini tidak dapat menerangkan peristiwa interferensi.
2. Teori Gelombang Elektromagnetik (Maxwell)
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik berasal dari medan listrik dan medan
magnet,bergerak dengan kecepatan 3×108 m/s.
3. Teori Undulasi (Christian Huygens)
Cahaya adalah gelombang yang berasal dari sumber yang bergetar, merambat dalam medium
“eter”. Teori ini dapat menjelaskan peristiwa difraksi, interferensi dan polarisasi tetapi tidak
dapatmenerangkan perambatan cahaya lurus.

Adapun sifat-sifat cahaya itu sendiri antara lain:


1. Dapat merambat dalam ruang hampa (tidak perlu medium untuk merambat).
2. Tidak bermuatan listrik.
3. Merupakan gelombang transversal (arah getarnya tegak lurus dengan arah perambatannya).
4. Arah perambatannya tidak dapat dibelokkan pada medan listrik maupun medan magnet.

5
5. Memiliki sifat umum seperti mengalami polarisasi, pemantulan (refleksi), pembiasan
(refraksi), intervensi, dan pelenturan (difraksi).
Polarisasi atau pengkutuban adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari
gelombang. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara oscillasi dan menuju arah tertentu. Karena cahaya termasuk gelombang elektromagnetik,
maka cahaya ini mempunyai medan listrik, E dan juga medan magnet, H yang keduanya saling
beroscilasi dan saling tegak lurus satu sama lain, serta tegak lurus terhadap arah rambatan (lihat
gambar).

Jenis polarisasi melingkar dari gelombang cahaya, dengan medan E (hijau) dan medan H
(merah), dan arah rambatan ke atas. Cahaya juga dikategorikan sebagai gelombang transversal;
yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah oscilasinya. Adapun syaratnya
adalah bahwa gelombang tersebut mempunyai arah oscilasi tegak lurus terhadap bidang
rambatannya. Gelombang bunyi, berbeda dengan gelombang cahaya, tidak dapat terpolarisasi
sehingga dia bukan gelombang transversal.
Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar.  Suatu gelombang
yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi, sedangkan gelombang
yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi.
Terpolarisasi atau terkutub artinya memiliki satu arah getar tertentu saja, seperti pada gambar
berikut :
Simbol Cahaya alami, yang bukan sinar terpolarisasi adalah gambar sebagai berikut:
Atau
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun 1969.
Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah tetapi tegak
lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati filter polarisasi,
getaran horizontal diserap  sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat Gambar 1.25). Cahaya
alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang
melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya
terpolarisasi linear.

6
B. Jenis Polarisasi Cahaya
Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah
tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik
gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya.
Beberapa macam / jenis polarisasi antara lain adalah polarisasi linear, polarisasi
melingkar, polarisasi ellips. Gelombang dengan polarisasi melingkar dan polarisasi ellips dapat
diuraikan menjadi 2 gelombang dengan polarisasi tegak lurus. Polarisasi linear terjadi ketika
cahaya merambat hanya dengan satu arah yang tegak lurus terhadap arah rambatan atau bidang
medan listriknya.
1. Polarisasi Linier
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi linier apabila vektor medan elektrik (atau medan
magnetik) pada suatu titik selalu diorientasikan sepanjang garis lurus yang sama pada setiap
waktu sesaat. Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik atau
magnetik) memiliki:
a. Hanya satu komponen, atau
b. Dua komponen orthogon allinear yang sefasa dalam waktu atau berbedafasa sebesar 180o
(atau kelipatannya).Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5 tentang
polarisasivertical dan polarisasi horizontal.
2. Polarisasi Lingkaran
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi lingkaran apabila vektor medanelektrik (atau
medan magnetik) pada suatu titik membentuk suatu lingkaransebagai fungsi waktu. Kondisi yang
memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik atau magnetik) memiliki :
a. Medan harus mempunyai dua komponen Orthogonal linear, dan
b. Kedua komponen harus mempunyai besaran yang sama, dan
c. Kedua komponen harus mempunyai perbedaan fasa sebesar perkalian ganjil dari 90o
dalam waktu.
Penentuan arah rotasi selalu ditentukan dengan merotasi komponen yang fasanya mendahului
terhadap komponen yang tertinggal fasa dan mengamatirotasi medan seolah-olah gelombang
tersebut terlihat bergerak menjauh dari pengamat. Jika rotasinya searah jarum jam, maka
gelombang terpolarisasi sirkular sesuai kaidah tangan kanan; jika rotasinya berlawanan arah
jarum jam, makagelombang terpolarisasi sirkular menurut kaidah tangan kiri. Rotasi

7
komponenmendahului fasa terhadap komponen tertinggal fasa harus dilakukan sepanjang
pemisahan sudut diantara dua komponen yang kurang dari 180o. Fasa yang lebih besar atau sama
dengan 0o dan kurang dari 180o akan dianggap mendahului sedangkan yang lebih besar dari atau
sama dengan 180o dan kurang dari 360o akan dianggap tertinggal. Untuk mengetahui lebih
jelasnya bentuk dari polarisasi circular dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6.
a)      Right hand circular polarization. b)Left hand circular polarization.
3. Polarisasi Elips
Suatu gelombang dikatakan terpolarisasi elips apabila ujung vektor medanelektrik (atau
medan magnetik) pada suatu titik membentuk kedudukan elipsdalam ruang. Pada variasi waktu
sesaat, medan vektor berubah secara kontinyuseiring waktu dengan cara yang sama untuk
menggambarkan tempat kedudukan elips. Arah rotasi ditentukan dengan menggunakan aturan
yang sama sepeti halnya pada polarisasi sirkular.
Sebagai tambahan untuk mengetahui arah rotasi,gelombang yang terpolarisasi elliptical
juga dinyatakan dengan rasio aksial yang besarnya merupakan perbandingan sumbu mayor
terhadap sumbu minornya. Kondisi yang memenuhi hal ini adalah apabila vektor medan (elektrik
ataumagnetik) memiliki :
a.Medan harus mempunyai dua komponen orthogonal linear, dan
b.Kedua komponen dapat memiliki besaran yang sama atau berbeda.
c.(1) Jika keduanya memiliki besaran yang berbeda, beda fasa-waktudiantara keduanya
tidak boleh 0o atau perkalian 180o (karena akan bersifatlinier).
(2) Jika kedua komponen memiliki besaran yang sama, beda fasa-waktudiantara keduanya
tidak boleh kelipatan bilangan ganjil dari 90o (karenaakan bersifat circular).
Untuk mengetahui lebih jelasnya bentuk dari polarisasi ellips dapat dilihat pada Gambar 2.7
Gambar 2.7.
a) Polarisasi Elips Berlawanan Arah Jarum Jam. b) Polarisasi Elips Searah Jarum Jam.

C. Sebab-sebab Polarisasi Cahaya


Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak terpolarisasi.
Cahaya dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara, antara lain karena peristiwa
pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan. 

8
1. Polarisasi karena Pemantulan
Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57o, maka sinar yang
terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari cermin I adalah
cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin.
Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II saling
tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II. Peristiwa ini
menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator, sedangkan cermin II
disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak terpolarisasi menjadi sinar yang
terpolarisasi, sedangkan  analisator akan menganalisis sinar tersebut merupakan sinar
terpolarisasi atau tidak.
2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan
Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan bahwa
polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya yang dipantulkan
dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk sudut 900.
Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna,
sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian.  Sudut datang sinar yang dapat
menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan sinar yang
terpolarisasi.
Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut Brewster. Pada saat sinar
pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 900) akan berlaku ketentuan bahwa :
i' + r = 900 atau r = 900 - i
Dari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa :
rumus matematika yang meberikan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada
cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotropik berbeda, seperti
udara dan gelas. Nama hukum ini diambil dari matematikawan Belanda Willebrord Snellius,
yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum
Descartes atau Hukum Pembiasan.
Lambang   merujuk pada sudut datang dan sudut bias,   dan   pada kecepatan cahaya sinar datang
dan sinar bias. Lambang   merujuk pada indeks bias medium yang dilalui sinar datang,
sedangkan   adalah indeks bias medium yang dilalui sinar bias.

9
3. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)
Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan yang
mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit. 
Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini tidak
terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa karena tidak
memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang terpolarisasi. 

4. Polarisasi karena Absorbsi


Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar gelombang
cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar yang telah melewati
polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga sinar yang telah melewati polaroid
adalah sinar yang terpolarisasi. 
Peristiwa polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar
matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera. 

5. Polarisasi karena Hamburan


Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya
cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya
matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang
cerah langit kelihatan berwarna biru. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan
paling efektif dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya. 
6. Pemutaran Bidang Polarisasi
Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang
diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif, misalnya larutan gula
pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.

10
D. CONTOH SOAL
1.  Suatu zat terletak di dalam air dengan indeks bias n1 = 4/3. seberkas sinar yang mengenai zat
ini akan mengalami polarisasi jika sinar datang dengan sudut polarisasi Ɵ1= 600. Hitung Berapa
besar indeks bias zat n2 ?
Penyelesaian :
Dik :
n 1 = 4/3
Ɵ1 = 600
Ditanya :
n 2  =     ?
Jawab :
Gunakan persamaan sudut brewster untuk menentukan indeks bias zat n2 !
Tan Ɵ1 = n2                        
n1    
    n2        = n1  tan Ɵ1
n2        = 4/3 tan 600
    n2        = 4/3 x √3
    n2    = 4/3√3
jadi besar indeks bias zat n2 adalah 4/3√3.

2.    Dua buah polaroid menghasilkan intensitas cahaya yang diamati mata I2 =¼ I1. Jika I1
adalah intensitas cahaya yang dilewatkan polarisator P1 , tentukan besar sudut yang dibentuk
sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah analisatr P2 !
Penyelesaian :
Dik :
I2 =¼ I1
Ditanya :
Ɵ =    ?
jawab :
I2= I1 cos2 Ɵ
¼ I1 = I1 cos2 Ɵ

11
¼    = cos2 Ɵ
½    = cos Ɵ
Ɵ    = 600

Jadi besar sudut yang dibentuk sumbu mudah polarisator P1 dengan sumbu mudah analisatr
P2  adalah 600.
3.    Seberkas cahaya alamiah dilewatkan pada dua keping kaca polaroid yang arah polarisasi
satu sama lain membentuk sudut 60°. Jika intensitas cahaya alamiahnya 100 Wcm-2, tentukanlah
intensitas cahaya yang telah melewati cahaya polaroid itu?
Dengan menggunakan persamaan (2.19) diperoleh
Jadi, intensitas cahaya yang dilewatkan 12,5 Wcm-2

4.    Seberkas sinar datang pada permukaan zat cair yang memiliki indeks bias 4/3. Jika indeks
bias udara=1, tentukan besarnya sudut brewster ?
Penyelesaian
Dik :
n1 = 4/3
n2 = 1
ditanya :
Ɵ =    ?
Jawab :
Tan Ɵ =n2
n1
Tan Ɵ = 1
              ¾
Tan Ɵ = 4/3
Ɵ = 530

12
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan :
1.      Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang kasat mata dengan
panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
2.      Polarisasi adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari gelombang.
3.      Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yang bergerak
secara oscillasi dan menuju arah tertentu.
4.      Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat ke arah
tertentu
5.      Beberapa macam / jenis polarisasi antara lain adalah polarisasi linear, polarisasi
melingkar, dan polarisasi ellips.
6.      Cahaya dapat mengalami polarisasi karena berbagai cara, antara lain karena peristiwa
pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.

13

Anda mungkin juga menyukai