DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK A
Aji Ibnu Khair 4203121071
Amelia Lubis 4203121073
Aninda Suhaila 4202121004
Christina Panggabean 4203321019
Laila Tulisna Tulung 4203121016
Putri Surya Ningsih 4203121037
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penyusun untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penyusun
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Fisika Kuantum Tentang Partikel dan
Gelombang”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada pada mata kuliah Fisika Kuantum di
Universitas Negeri Medan. Selain itu, penyusun juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang .
Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Eng. Jubaidah
M.Si selaku dosen mata kuliahFisika Kuantum. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penyusun. Penyusun juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penyusun terima demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok A
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................................................... 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dualitas partikel gelombang ?
2. Apa saja sifat – sifat gelombang materi ?
3. Apa yang dimaksud dengan Postulat De Broglie ?
4. Bagaimana ketidakpastian Heinsberg?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dualitas partikel gelombang.
2. Untuk mengetahui apa saja sifat – sifat gelombang materi.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Postulat De Broglie.
4. Untuk mengetahui bagaimana ketidakpastian Heinsberg.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Kecepatan rambat dan kecepatan fasa,
b. Panjang gelombang atau (frekuensi).
Beberapa gejala fisik hanya dapat diterangkan dengan menganggap bahwa cahaya
berperilaku sebagai gelombang, dan beberapa gejala fisik yang lain ditekankan pada
perilakunya sebagai partikel. Hal ini dinamakan sebagai dualisme cahaya. Dualisme
cahaya adalah adanya dua macam sifat cahaya, dalam beberapa kejadian fisik segala
sesuatunya dapat diterangkan dengan menganggap cahaya berperilaku sebagai
gelombang, sedangkan beberapa gejala fisik lainnya hanya dapat diterangkan berdasar
perilakunya sebagai partikel. Meskipun adanya dualisme tersebut, tidak pernah dua sifat
tersebut muncul sekaligus dalam suatu peristiwa fisika.
4
Broglie mengemukakan bahwa tidak hanya cahaya yang memiliki sifat “mendua”, tetapi
juga partikel. Suatu partikel dapat juga memiliki sifat gelombang.
Menurut de Broglie suatu partikel yang memiliki momentum p jika dipandang
sebagai gelombang, mempunyai panjang gelombang: Panjang gelombang ini disebut
panjang gelombang de Broglie. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding
terbalik dengan massa dan laju partikel. Sebagai contoh, elektron dengan laju 100 cm per
detik, panjang gelombangnya sekitar 0,7 mm. Bohr mengajukan postulat kuantisasi
momentum sudutnya, begitu saja tanpa memberikan alasan fisis sama sekali. Louis de
broglie dengan teori gelombang-partikelnya menjelaskan bahwa: partikel (misalnya
elektron) yang bergerak dengan kecepatan v kemungkinan memiliki sifat gelombang
dengan panjang gelombang, λ, yang sesuai. Hipotesis ini telah diuji oleh Davidsson-
Germer dan G.P.Thomson yang membuktikan adanya pola difraksi pada elektron seperti
pada gelombang.
5
menyebabkan partikel yang bergerak cepat bersifat sebagai gelombang. Karena pada saat
itu model atom Bohr sudah mantap dalam konsepnya, maka hal tersebut menjadi salah
satu pokok de Broglie. Dalam gambaran de Broglie, elektron yang mengelilingi inti atom
Bohr didampingi oleh gelombang materi (gelombang pandu). Kuantisasi momentum
angular menurut Bohr 𝐿�𝑛� = 𝑛�ℏ, sebetulnya sama dengan pemenuhan syarat resonansi
gelombang materi terhadap panjang lintasan orbit elektron tersebut di dalam atom.
Artinya pada orbit Bohr yang pertama, panjang lintasan orbit sama dengan satu panjang
gelombang. Panjang lintasan orbit kedua sama dengan dua panjang gelombang pengarah,
dan seterusnya. Orbit elektron pada atom Bohr dan kaitannya dengan gelombang berdiri
de Broglie dapat dilihat pada rumus 1.
Orbit elektron pada atom Bohr dan kaitannya dengan gelombang berdiri de
Broglie. Kuantisasi momentum sudut menurut Bohr akan memberikan bahwa:
𝐿𝑛 = 𝑛ℏ
𝑚𝑜 𝑣𝑟𝑛 = 𝑛ℏ
𝑛ℏ
𝑟𝑛 = = 𝑛𝜆
𝑚𝑜𝑣
dapat pula di tulis sebagai:
𝑛ℏ
2𝜋𝑟𝑛 = = 𝑛𝜆
𝑚𝑜𝑣
Jadi, untuk bilangan kuantum utama sebesar n, maka dalam gambaran atom Bohr,
panjang lintasan orbit adalah n kali panjang gelombang. Oleh karena itu, panjang
gelombang materi 𝜆�, adalah:
ℎ ℎ
𝜆= =
𝑚𝑜𝑣 𝑃
6
Disini terlihat kesejajaran antara radiasi dan perilaku gelombang materi. Hipotesis
ini berkenaan dengan sifat gelombang dari partikel yang diperlukan untuk perkembangan
teori kuantum modern selanjutnya. Interferensi dan difraksimerupakan dua penunjuk
khas perilaku gelombang. Sehingga dengan melakukan dua percobaan tersebut akan
menampakkan apakah partikel bersifat sebagai gelombang atau tidak. Peneliti dahulu
melakukan percobaan dengan partikel berukuran besar, namun dengan panjang
gelombang de Broglie yang sangat kecil maka pola gelap terang tidak tampak pada layar.
Partikel sebesar atom atau sub atom dapat digunakan untuk melakukan percobaan
difraksi dan interferensi. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa atom-atom,
yang ukurannya dalam orde 10-10m, merupakan objek difraksi yang sangat baik bagi
gelombang yang panjang gelombangnya juga dalam orde 10-10m. Jadi verifikasi
hipotesis de Broglie harus dilakukan melalui bukti bahwa partikel yang bergerak
memperlihatkan gejala-gejala tersebut diatas.
Berdasarkan hasil perhitungan, karenakecilnya nilai h (konstanta Planck), maka
hanya partikel berukuran atom atau inti atom yang perilakugelombangnya dapat teramati.
Sehingga untuk benda berukuran besar bila dipercepat dengan kecepatan mendekati
cahaya juga akan memiliki sifat gelombangnamun panjang gelombang yang teramati
sangat kecil. Panjang gelombang kecil mengakibatkan pengamat sulit melihat sifat
gelombang partikel. Di tahun 1926, berkas elektron yang ditembakkan pada kristal
digunakan sebagai cara untuk menguji perilaku gelombang materi. Kisi kristal dengan
jarak antar atom sebesar beberapa angstrom merupakan kisi yang baik untuk difraksi
gelombang materi yang menyertai elektron.
7
ℎ
∆𝑝𝑥 ∆𝑥 ≥
2
Pernyataan tersebut dapat dipahami sebagai berikut.
Momentum elektron adalah 𝑝� = ℎ𝑘�, yang berarti perubahan momentum Δ𝑝� =
ℎΔ𝑘� memberikan relasi Δ𝑘�Δ𝑥� = 2𝜋�. Penentuan nilai Δ𝑥�dapat dilakukan secara lebih
bebas, sehingga dari kedua relasi tersebut dapat diperoleh relasi ketidakpastian
Heisenberg.
Prinsip ketidakpastian juga berlaku untuk pengukuran energi. Berdasarkan
persamaan energi, 𝐸� = ℎ𝑓�, dapat dinyatakan bahwa perubahan energi sebanding dengan
ℎ
perubahan frekuensi, atau∆ 𝐸� = ℎ∆𝑓� = . Jadi, relasi ketidakpastian energi dan waktu
∆𝑡
8
Sudut 𝜃�′adalah sudut maksimum dengan foton yang datang dari kedudukan
elektron masih dapat masuk dalam sistem optik dari mikroskop. Andaikan sebuah foton
datang dari sumber cahaya dalam arah seperti yang h digambarkan dan dengan
ℎ
momentum linier sebesar 𝑝0 = 𝜆. Selanjutnya, foton tersebut menumbuk elektron
kemudian terhambur dengan sudut terhadap sumbu optik dari mikroskop. Besarnya
momentum linier foton terhambur dalam arah x adalah:
ℎ
𝑝′ = sin 𝜃
𝜆
Berdasarkan kekekalan momentum linier, maka komponen arah x dari momentum
linier elektron sesudah tumbukan adalah:
ℎ
𝑝= sin 𝜃
𝜆
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dualisme partikel gelombang menyatakan bahwa setiap partikel bisa sebgai
pertikel dan bisa sebagai gelombang. Di mana partikel bisa disebut sebagai partikel Jika
dia hanya memiliki satu elektron sehingga ia bisa dapat bergerak dengan cepat.
Kemudian partikel bisa disebut sebagai gelombang Jika ia memenuhi gejala gejala
gelombang jadi berlaku sebagai sifat gelombang dengan melihat panjang gelombangnya,
frekuensinya, dan energinya atau semua hal yang berkaitan dengan sifat-sifat gelombang.
Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak
jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya
serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya.Adanya momentum lah yang
mencirikan sifat partikel dari cahaya. Louis de Broglie mengemukakan bahwa tidak
hanya cahaya yang memiliki sifat “mendua”, tetapi juga partikel. Suatu partikel dapat
juga memiliki sifat gelombang.
3.2 Saran
Diharapkan agar pembaca dapat memahami maksud dari makalah ini dan bisa
menambah pengetahuan, terutama tentang materi Fenomena Kuantum. Dan penyusun
mengharapkan adanya kritik dari para pembaca untuk bisa membuat makalah ini menjadi
makalah yang lebih kompleks.
10
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. 1981. Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta: Erlangga.
Gie, T.I, et al. 1998. Fisika Modern. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Hermawan, D. W., Yulianto, A., & Sulhadi, S. (2016). IDENTIFIKASI MODEL MENTAL
MAHASISWA PADA MATERI ATOM BERELEKTRON TUNGGAL.
Journal of Innovative Science Education, 5(2), 163-169.
Nurlina. 2017. Fisika Kuantum. Makassar: LPP Unismuh Makassar.
Nuryadin, A., & Khan, A. H. (2018). FISIKA KUANTUM.
Prihatiningtyas, S., Prastowo. 2016. Pembelajaran Pengantar Fisika Kuantum Dengan
Memanfaatkan Media Phet Simulation. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. 3(1)
Sani, R. A., & Kadri, M. (2022). Fisika kuantum. Jakarta: Bumi Aksara.
Vani Sugiyono, S.T.2016. Mekanika Kuantum. Erlangga : Jakarta
11