Anda di halaman 1dari 14

MELIHAT KARENA CAHAYA,

MENDENGAR KARENA BUNYI

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Konsep Dasar IPA MI/SD
Dosen Pengampu : Zuhair Abdullah M.Pd

Disusun oleh:
1. Intan Rahmawati (20323096)
2. Syafira Fatimah Azzahra (20323097)
3. Nala Wafrotul Arya (20323098)

SMT.1 / KELAS C
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TERBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN K.H, ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rizki, kesehatan dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Melihat karena cahaya, mendengar karena
bunyi.” ini sesuai waktu yang telah di tentukan.
Keberhasilan dalam pembuatan dan penyusun makalah ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua yang selalu mendukung kepada anaknya agar dapat selalu belajar
sesuai dengan keinginannya.
2. Teman teman penulis yang selalu memberikan semangat dan perhatiannya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
3. Zuhair Abdullah M.PD selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPA, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri KH. Abdurrahman Wahid
Pekalongan.
Penulisan makalah ini ditujukan untuk para pembaca pada umumnya dan secara
khusus untuk mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan di Universitas Islam Negeri
KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan sebagai tambahan referensi guna memperbanyak ilmu
pengetahuan tentang “Melihat karena cahaya, dan mendengar karena bunyi”, penulisan
makalah ini juga dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kekurangan dalam menyajikan materi-materi pada makalah ini. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan sarannya kepada semua pembaca guna membangun lebih baik lagi dalam
penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat diterima untuk
memenuhi persyaratan nilai mata kuliah Konsep Dasar IPA, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Universitas Islam Negeri KH.Abdurrahman Wahid Pekalongan

Pekalongan, 4 September 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
D. Manfaat.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
A. Cahaya.....................................................................................................2
1. Sifat-sifat Cahaya...............................................................................4
2. Sistem Penglihatan.............................................................................4
B. Bunyi ......................................................................................................5
1. Sifat-sifat Bunyi.................................................................................6
2. Sistem Pendengaran...........................................................................7
BAB III PENUTUP...................................................................................11
A. Simpulan................................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia sains dan fisika, pemahaman tentang cara manusia melihat dan
mendengar telah menjadi subjek penelitian yang sangat menarik. Kemampuan kita
untuk melihat dunia di sekitar kita dan mendengar suara-suara yang mengelilingi kita
adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi antara cahaya dan bunyi dengan
organ-organ sensorik kita. Dalam makalah ini, kami akan menjelajahi fenomena ini
lebih lanjut, memfokuskan diri pada sifat-sifat cahaya dan bunyi, serta bagaimana
sistem penglihatan dan sistem pendengaran manusia bekerja.
Sifat-sifat bunyi adalah aspek-aspek penting yang mempengaruhi bagaimana
kita mendengar suara. Sub bab ini membahas sifat-sifat bunyi yaitu bunyi dapat
merambat ke segala arah, bunyi dapat dipantulkan, dan tinggi rendah dari intensitas
bunyi. Kita juga akan mengetahui mengenai sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat
merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat menembus benda bening,
cahaya bisa dibiaskan, dan bisa diuraikan. Selain itu kami juga akan membahas sistem
pendengaran dan sistem penglihatan manusia.
Makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai cahaya,
bunyi, sistem penglihatan, dan sistem pendengaran manusia. Dengan pengetahuan ini,
kita dapat menghargai betapa luar biasanya alam semesta dan bagaimana organ-organ
sensorik kita memainkan peran penting dalam pengalaman manusia sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sifat-sifat bunyi dan cahaya?
2. Bagaimana sistem pendengaran dan penglihatan pada manusia?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Dapat menjelaskan sifat-sifat bunyi dan cahaya
2. Dapat menjelaskan bagaimana sistem pendengaran dan
penglihatan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cahaya
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata kita. Tidak
semua gelombang elektromagnetik yang terlihat oleh mata kita, seperti sinar-x,
gelombang radio dan gelombang mikro. Cahaya yang biasa kita lihat terdiri dari warna
berbeda pada panjang gelombang berbeda. Ketika gelombang-gelombang ini
digabungkan, kita melihatnya sebagai cahaya putih (termasuk matahari). Cahaya
merambat dengan sangat cepat, meski hingga saat ini belum ada manusia yang tercipta
yang bisa menyamai kecepatan cahaya. Dalam ruang hampa, cahaya merambat
bersamanya kecepatan 300.000 km/jam. Sinar matahari mencapai bumicahaya yang
melewati Matahari 8 menit sebelumnya. Barang yang akan dikirim cahaya itu sendiri
disebut sumber cahaya. Refleksi matahari, bintang dan bulan matahari merupakan sumber
cahaya alami. Ada juga hewan atau tumbuhan dapat mengeluarkan cahaya, misalnya
kunang-kunang, ikan tertentu, cumi-cumi, cacing dan jamur terbakar. Makhluk hidup ini
memiliki senyawa kimia khusus di tubuhnya yang dapat bereaksi dan menghasilkan
cahaya.
1. Sifat-sifat cahaya
Cahaya memiliki beberapa sifat yakni, dapat merambat lurus, dapat dipantulkan,
menembus benda bening, dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan, dan cahaya dapat
digambarkan.
a. Cahaya merambat lurus
Gelombang cahaya merambat lurus dan tidak dapat berputar sendiri. Ketika
cahaya mengenai benda gelap (benda yang tidak dapat dilewati cahaya), maka
cahaya tidak dapat menembus benda tersebut.
b. Cahaya dapat dipantulkan
Cahaya dapat dipantulkan apabila mengenai suatu benda. Pada permukaan datar
sudut datang sama dengan sudut pantul. Namun, pada permukaan yang kasar
atau tidak beraturan, sudut-sudutnya berbeda. Kesalahpahaman yang umum
adalah bahwa permukaan yang tidak beraturan tidak memantulkan cahaya.
Faktanya, cahaya masih dipantulkan ke arah yang berbeda. Cahaya pantulan ini
kemudian masuk ke mata sehingga kita dapat melihat bentuk atau benda.

2
Kesalahpahaman lainnya adalah bahwa cahaya hanya dipantulkan di cermin.
Semua benda memantulkan cahaya, hal ini memudahkan kita melihat benda
tersebut. Namun pantulan dapat dilihat dengan percobaan sederhana melalui
cermin. Hal ini terkadang membuat kita mengasosiasikan cermin dengan pantulan
cahaya.
c. Cahaya dapat menembus benda terang
Ketika cahaya mengenai suatu benda terang (benda yang tidak menyerap dan
tidak memantulkan cahaya), cahaya menembus benda. Biasanya benda
transparan, sering disebut benda transparan, dapat memancarkan cahaya. Kita
masih dapat melihat benda dibalik benda bening (seperti kaca, plastik bening, air)
karena cahaya melewati benda tersebut dan mengenai mata kita.
d. Cahaya dapat dibiaskan
Seperti halnya gelombang suara, gelombang cahaya juga mempunyai
kecepatandistribusi yang berbeda di saluran media yang berbeda. Hal ini
menyebabkan cahaya dibiaskan. Misalnya saja ketika kita melihat sendok
tercelup sebagian ke dalam air. Kalau dilihat dari atas, sepertinya sendoknya
patah. Hal ini disebabkan cepat rambat gelombang cahaya di air lebih lambat
dibandingkan cepat rambat gelombang cahaya di udara.
e. Cahaya dapat diuraikan
Istilah lain dari penguraian cahaya itu dinamakan dengan dispersi cahaya. Contoh
terjadinya peristiwa dispersi cahaya yang secara alami benar-benar terjadi
merupakan peristiwa dari terbentuknya pelangi.
Biasanya, pelangi ini akan muncul setelah hujan turun. Pelangi itu terdiri
atas beberapa warna, mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.
Sebenarnya warna-warna tersebut berasal dari 1 warna saja, yakni warna putih
yang dihasilkan dari cahaya matahari. Akan tetapi, karena cahaya matahari yang
datang tersebut dibiaskan oleh adanya titik air hujan, maka hal tersebut berakibat
jika cahaya putih akan diuraikan menjadi beberapa macam warna yang menarik
sehingga terjadilah warna-warna yang indah di dalam pelangi tersebut.
f. Cahaya dapat digambarkan
Seperti halnya gelombang suara, gelombang cahaya mempunyai panjang
gelombang yang berbeda-beda. Misalnya, lampu merah memiliki panjang
gelombang cahaya biru. Cahaya putih terdiri dari beberapa gelombang dengan
panjang gelombang berbeda. Ketika cahaya putih ini dilewatkan melalui sebuah
3
prisma, setiap gelombang cahaya dibiaskan dan dipecah menjadi beberapa
gelombang cahaya dengan panjang gelombang berbeda.
2. Sistem Penglihatan
Setiap orang memiliki dua bola mata, mata melihat dari sudut yang berbeda dan
menciptakan penglihatan yang sempurna. Berikut bagian mata yang terlihat dan
fungsinya.
a. Alis: Melindungi mata dari air atau keringat agar tidak masuk ke dalam mata
b. Bulu mata: Melindungi matadari Benda asing seperti debu atau kotoran
c. Pupil: Bagian mata di tengah iris yang merupakan celah tempat masuknya cahaya
ke bagian dalam mata. Saatberada di tempat yang terang, pupil akan mengecil
agar cahaya yang masuk dalam mata tidak terlalu banyak.Sedangkan saat berada
di tempat yang gelap, pupil akan membesar untuk memperbanyak cahaya yang
masuk ke mata.
d. Iris: Bagian mata yang berwarna berfungsi untuk mengatur jumlah cahaya yang
masuk ke mata.
e. Sklera atau selaput putih:Bagian berwarna putih dan keras pada bola mata. Otot-
otot yang membuat mata kita bergerak me-nempel pada sklera. Berfungsi juga
untuk melindungi bagian penting dalam mata
f. Lipatan mata: Kulit yang melindungi bagian depan bola mata. Berfungsi juga
untuk membasahi bagian depan mata dengan air mata saat mengedip.
Bagian dalam mata dan fungsinya. Bagian mata ini juga memiliki fungsi yang
berperan dalam proses penglihatan kita.
a. Kornea: Selaput bening yang melindungi bagian depan mata. Berfungsi seperti
jendela mata, yaitu tempat masuknya cahaya ke dalam mata.
b. Lensa: Berfungsi memfokuskan dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar
jatuh tepat pada retina. Lensa mata memiliki kemampuan menebal dan menipis.
Saat melihat benda yang mendekat, lensa mata akan menebal. Demikian
sebaliknya, saat melihat benda yang menjauh, lensa mata akan menipis.
c. Otossiliaris: Otot di dekat lensa berfungsi mengubah bentuk lensa mata.
d. Retina: Selaput yang terletak paling belakang dan peka terhadap rangsang cahaya.
Retina menerima cahaya dan menyampaikan informasi pada saraf mata.
e. Saraf mata: Saraf ini meneruskan sinyal bayangan yang ditangkap retina beserta
warna dan menghubungkan ke bagian khusus di otak. Otak kemudian
menerjemakan sinyal menjadi gambar yang kita lihat.
4
Proses mata melihat diawali dengan cahaya dipantulkan masuk ke dalam
mata. Ketika cahaya memasuki kornea yang merupakan selaput transparan, cahaya
tersebut dibiaskan, pupil membuka sebagai jalan masuk cahaya, kemudian masuk
ke pupil dan mencapai lensa. Lensa memfokuskan cahaya sehingga jatuh pada
retina. Bayangan benda yang ditangkap oleh retina berbentuk terbalik. Proses
visual tidak hanya dilakukan oleh mata saja, namun otak juga turut berperan.
Ujung-ujung saraf penerima rangsang di retina akan menyampaikan isyarat ini ke
otak. Otak pun merespon dan menerjemahkan bayangan yang diterima. Bayangan
yang ditangkap dibalikkan kembali oleh otak sehingga kita bisa melihat. Otak juga
menyimpan apa yang kita lihat sebagai memori.

B. Bunyi
Bunyi adalah getaran di udara titik bunyi dapat dihasilkan dari berbagai benda dan hampir
setiap makhluk hidup dapat menghasilkan suatu bunyi. Bunyi adalah energi gelombang
yang berasal dari sumber bunyi yaitu benda yang bergetar. Bunyi merupakan salah satu
bentuk energi yang ada di bumi ini titik dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
mendengarkan beraneka ragam suara, mulai dari suara musik, kicauan burung, klakson
kendaraan bermotor, suara kereta api, dan suara orang yang sedang berbicara.Semua
suara itu dapat kita dengar karena adanya sumber suara atau bunyi. Alat indra yang
berfungsi sebagai alat untuk mendengar bunyi adalah telinga. Bunyi memberikan manfaat
yang sangat banyak bagi kita. Dengan adanya bunyi maka dunia tidak akan sepi.
Ketika suatu gaya bekerja pada suatu benda dan menyebabkan benda tersebut
bergetar maka timbul suara. Getaran benda ini menyebabkan udara disekitarnya berubah
gemetar Getaran udara ini merambat ke telinga kita sehingga kita dapat mendengar suara.
Berbeda dengan cahaya, bunyi memerlukan medium merayap Mediumnya bisa padat,
cair atau gas. hal-hal yang menyebabkan hal itu di dalam ruang vakum (termasuk di
dalam di ruang hampa). Selain itu, suara tidak merambat secepat cahaya.
1. Sifat sifat Bunyi
a. Rambat ke segala arah
Berbeda dengan cahaya yang merambat lurus, bunyi merambat ke segala arah.
Hal ini menyebabkan kita dapat mendengar suara tersebut meskipun kita tidak
dapat melihat secara langsung sumber suara tersebut. Bahan padat merupakan
penghantar bunyi terbaik karena kepadatan partikel yang tertanam dalam benda
5
padat. Oleh karena itu, bunyi yang merambat pada medium padat terdengar lebih
keras dan cepat. Udara memiliki kepadatan partikel yang paling halus, sehingga
udara bukanlah penghantar bunyi yang terbaik.
b. Suara dapat dipantulkan
Bunyi dapat mengalami pemantulan refleksi karena bunyi merupakan gelombang
longitudinal. Ketika merambat ke tempat lain, bunyi dapat mengenai benda-benda
di sekitarnya. Bunyi yang mengenai permukaan suatu benda dapat dipantulkan
ataupun diserap. Jika bunyi mengenai dinding, akan dipantulkan. Oleh karena itu,
bunyi tersebut mengalami pemantulan.
Dinding dan lantai ruang kelas atau rumah sudah selesai dikerjakan keras,
kita tidak mendengar gema atau gaung. Hal ini disebabkan oleh ruang diisi dengan
barang-barang penyerap suara lainnya seperti tirai, karpet, buku, tas, bantal,
pakaian dan barang-barang lainnya. Namun jika ruangnya kosong, hasilnya
mungkin berbeda. Untuk menjelaskan bunyi pantulan, digunakan kaleng utuh dan
berlubang sebagai demonstrasi, seperti pada gambar berikut.
c. Bunyi dapat dibiaskan
Bunyi juga mengalami pembiasan. Contohnya adalah fenomena petir yang
terdengar lebih keras pada malam hari dibandingkan siang. Hal ini karena suhu
udara atas pada siang hari lebih dingin dibandingkan suhu udara bawah,
sedangkan pada malam hari sebaliknya.
d. Tinggi rendah dan volume
Energi suara merambat melalui medium sebagai getaran berulang. Banyaknya
getaran yang dihasilkan per detik disebut frekuensi. Kisaran frekuensi ini
mempengaruhi tinggi rendahnya suara. Semakin tinggi frekuensi bunyi maka
semakin keras pula bunyi yang dihasilkan. Frekuensi diukur dalam hertz (Hz).
Suara dapat dideskripsikan berdasarkan nada dan kenyaringannya.
intensitas bunyi tergantung pada gaya yang bekerja pada sumber bunyi. Semakin
besar ukurannya daya yang diberikan, semakin tinggi intensitasnya. Tingkat
volume tidak mengubah nada suara. Kualitas suara tergantung pada suara alami
sumber suara. Kesalahpahaman yang bisa terjadi yaitu ketika suatu benda bergetar
namun tidak bergetar telinga kita mendengar bunyi padahal benda tersebut tidak
mengeluarkan bunyi. Segala sesuatu yang bergetar menimbulkan bunyi. Suara
yang dihasilkan mungkin terlalu tinggi atau terlalu rendah frekuensinya untuk
dapat didengar oleh telinga kita. Mungkin juga terlalu pelan atau kecil untuk kita
6
dengar. Hal ini juga berlaku pada hewan yang suaranya tidak pernah kita dengar.
Ini tidak berarti bahwa hewan tersebut tidak mengeluarkan suara, tetapi telinga
kita tidak mendengar suara tersebut.
Bunyi yang didengar orang adalah bunyi vokal (dan rentang frekuensi 20
hingga 20.000 Hz). Di bawah frekuensi ini adalah infrasonik. Seismograf
merupakan alat pendeteksi gempa bumi yang menangkap infrasonik yang
dihasilkan oleh getaran lempeng bumi. Ada juga USG dengan frekuensi di atas
20.000 Hz. Kelelawar, anjing, dan lumba-lumba adalah contoh hewan yang dapat
mendengar suara tersebut. sistem audio.
2. Sistem Pendengaran
Sistem pendengaran manusia terdiri dari tiga bagian yang saling berhubungan
tujuannya adalah menangkap suara dan mengirimkannya ke otak. Bagian-bagian
tersebut terdiri dari pada:
a. Telinga luar
Telinga luar secara umum berfungsi untuk mengumpulkan gelombang suara yang
akan dikirim ke kanal telinga. Gelombang suara ini berjalan menuju membran
berbentuk oval yang fleksibel dan terletak di akhir kanal telinga. Membran ini
disebut juga sebagai gendang telinga atau membran timpani. Gelombang suara ini
lah yang akan membuat gendang telinga bergetar.
1) Daun telinga
Daun telinga merupakan bagian yang selama ini dapat kita lihat dengan jelas,
dan tersusun dari tulang rawan dan kulit. Daun telinga berfungsi untuk
meneruskan dan mengarahkan gelombang suara dari luar telinga, agar masuk
ke saluran telinga luar. Dari saluran tersebut, gelombang suara kemudian akan
diteruskan ke gendang telinga, yang juga disebut dengan membran timpani.
2) Saluran telinga
Saluran telinga atau kanal telinga, merupakan bagian yang menghubungkan
antara telinga luar dengan telinga tengah. Saluran ini memiliki panjang sekitar
2,5 cm, dan posisinya terletak mulai dari lubang telinga luar dan berakhir di
gendang telinga.
3) Membran telinga
Membran timpani telinga Anting berfungsi menangkap suara. Suara mengalir
melalui saluran telinga menuju gendang telinga. Kelenjar kulit yang melapisi

7
saluran telinga menghasilkan kotoran telinga, yang menyaring kotoran dan
membantu mencegah infeksi.
b. Telinga tengah
Telinga bagian tengah secara umum berfungsi untuk telinga tengah untuk
memproses getaran dan menyeimbangkan tekanan di telinga. Secara garis besar,
telinga tengah dibagi atas dua bagian, yaitu;
1) Osikel
Osikel adalah sekumpulan tulang yang menyusun telinga tengah, yang terdiri
dari; maleus atau martil, incus atau landasan, stapes atau sanggurdi.
Gelombang suara yang masuk, akan menyebabkan gendang telinga bergetar.
Getaran dari gendang telinga ini kemudian akan disalurkan ke osikel yang
akan memperkuat suara tersebut, dan meneruskannya ke membran di antara
telinga tengah dan dalam.
2) Tuba eustasia
Pada telinga bagian tengah juga terdapat tuba eustasia. Tuba eustasia
adalah bagian berbentuk tabung berdiameter sempit, yang menghubungkan
telinga tengah dengan bagian belakang hidung, dan tenggorokan
atau nasofaring.
Fungsi tuba eustasia adalah untuk mengalirkan udara ke telinga tengah
dan membawa lendir dari telinga tengah, untuk berpindah ke nasofaring. Saat
Anda melakukan gerakan menelan, tuba eustasia akan terbuka, sehingga udara
akan masuk ke telinga tengah.Hal tersebut memungkinkan tekanan udara pada
kedua sisi gendang telinga, tetap seimbang.Saluran Eustachius yang
menghubungkan telinga dengan hidung dan menjaga keseimbangan tekanan
udara di dalam telinga. Saluran ini membuka dan menutup untuk mengatur
tekanan udara di dalam telinga agar sesuai dengan tekanan udara luar.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam Itu adalah bagian telinga yang menyusun rumah siput atau koklea.
Pergerakan cangkang menyebabkan cairan di dalam cangkang ikut bergerak.
Pergerakan cairan ini menyebabkan bulu-bulu halus di koklea bergerak dan
mengirimkan sinyal ke saraf pendengaran. Saraf ini mengirimkan sinyal ke otak
untuk mengubah suara menjadi informasi.
Telinga bagian dalam juga memiliki saluran setengah lingkaran yang
menjaga keseimbangan. Saluran ini mempunyai rambut yang cair dan tipis. Cairan
8
ini juga ikut bergerak ketika tubuh kita bergerak. Gerakan cairan ini
menggerakkan rambut-rambut halus dan mengirimkan sinyal melalui saraf
vestibular. Saraf ini berperan mengirimkan sinyal keseimbangan ke otak. Kalau
kita berputar cepat lalu berhenti, keseimbangan kita masih labil dan serasa masih
berputar.Hal ini disebabkan karena fluida pada saluran setengah lingkaran masih
berputar sehingga sinyal tetap diteruskan melalui saraf. Alhasil, otak kita
mengartikan bahwa tubuh kita masih berputar.
Proses mendengar;
1) Bunyi merambat melalui udara.
2) Daun telinga menangkap gelombang bunyi.
3) Gelombang bunyi diteruskan menuju gendang telinga melalui saluran telinga.
4) Gelombang bunyi menggetarkan gendang telinga.
5) Getaran dari gendang telinga menggerakkan tulang-tulang pendengaran.
6) Gerakan tulang pendengaran menyebabkan cairan yang ada dalam rumah siput
bergetar.
7) Getaran cairan ini mengirim sinyal ke saraf pendengaran.
8) Saraf pendengaran meneruskan sinyal ke otak. Otak kita menerjemahkan
sinyal sebagai bunyi.
Gangguan pendengaran bisa terjadi secara bertahap atau cepat. Gangguan
pendengaran bertahap disebabkan oleh paparan suara keras secara terus-menerus.
Misalnya mendengarkan musik keras dengan headphone setiap hari atau bekerja
dengan mesin yang mengeluarkan suara keras. Kerusakan telinga yang cepat dan
langsung disebabkan oleh suara keras yang tiba-tiba, seperti ledakan.
Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah meskipun kita mendengar suara
keras, telinga kita baik-baik saja asalkan telinga kita tidak sakit. Bahkan jika kamu
tidak merasakan sakit, namun lambat laun kualitas pendengaran di telinga kita
menurun dan terjadilah gangguan pendengaran.
Salah satu tanda kerusakan telinga adalah terdengarnya bunyi dering terus-
menerus, padahal tidak ada sumber suara di sekitar. Gejala ini disebut tinnitus.
Paparan suara keras secara terus-menerus juga dapat membuat sulit membedakan
antara suara tinggi dan rendah.

9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata. Cahaya
memiliki beberapa sifat yakni, dapat merambat lurus, dapat dipantulkan, menembus
benda bening, dapat dibiaskan, cahaya dapat diuraikan, dan cahaya dapat
digambarkan. Untuk dapat melihat mata membutuhkan cahaya, proses melihat tidak
hanya dilakukan oleh mata, namun otak juga turut berperan. Sedangkan, bunyi adalah
energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi yaitu benda yang bergetar. Bunyi
memiliki beberapa sifat yaitu merambat ke segala arah, suara dapat dipantulkan,
bunyi dapat dibiaskan, dan tinggi rendah dan volume. Proses mendengar
membutuhkan bunyi yang merambat.
B. Saran
Sebagai penulis kami menyadari bahwa dalam maenyusun makalah ini terdapat
banyak kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik maupun saran
yangmembangun agar dalam penyusunan makalah dapat lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alim, Zainul, 2020, IPA DASAR UNTUK PGMI/PGSD, Jakarta, Rosda.


Fitri, Amalia, dkk. 2022. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
https://pji.uma.ac.id/index.php/2022/09/19/bagian-telinga-dan-fungsinya-yang-perlu-
diketahui/

11

Anda mungkin juga menyukai