Anda di halaman 1dari 28

CAHAYA, PEMANTULAN, DAN PEMBIASAN

Cahaya merupakan hal yang sangat penting kita pahami. Sebagian besar pemahaman kita
akan alam, kita peroleh berkat adanya indera kita yang peka terhadap cahaya, yaitu mata.
Bagaimana kita melihat benda? Pada dasarnya kita bisa melihat benda karena adanya cahaya.
Kita bisa melihat suatu benda karena benda tersebut memantulkan cahaya ke mata kita. Coba
kamu berada dalam ruangan yang gelap. Apakah kamu dapat melihat sebuah benda? Di dalam
ruangan yang gelap kita tidak dapat melihat suatu benda karena benda-bena yang berada
dalam ruangan gelap tersebut tidak memantulkan cahaya ke mata kita. Dengan kata lain,
gejala kita bisa melihat sangat erat kaitannya dengan cahaya.

Keyword : Cahaya tampak, Pemantulan cahaya, Pembiasan cahaya, Hukum Snellius, Indeks
bias mutlak, Cermin, dan Lensa
an g

A. SIFAT-SIFAT CAHAYA
Cahaya bersifat seperti gelombang. Oleh karena itu, sifat-sifat gelombang pada umumnya
berlaku bagi cahaya, diantaranya adalah hukum-hukum pemantulan dan hukum-hukum
pembiasan. Akan tetapi dalam berbagai hal cahaya dapat dan lebih mudah ditinjau dari garis
rambatannya.
Garis rambatan cahaya adalah garis tegak lurus muka gelombang. Garis rambatan
gelombang cahaya disebut sinar cahaya atau dengan singkat disebut sinar. Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa cahaya berjalan menempuh garis lurus pada berbagai keadaan. Sebagai
contoh, sebuah sumber cahaya titik seperti sinar lampu senter tampak merupakan garis lurus.
Kenyataannya, kita menentukan posisi benda di lingkungan kita dengan menganggap bahwa
cahaya bergerak dari benda ke mata kita dengan lintasan garis lurus.
Untuk lebih memahami bahwa cahaya merambat lurus, lakukan kegiatan berikut.

Kegiatan 1
Menunjukkan Cahaya Merambat Lurus
Alat dan Bahan
1. Celah
2. Statif
3. Benda
4. Tali
5. Meja

1
Langkah Kerja
1. Susunlah alat seperti gambar di bawah ini!

Gambar 22.1. Mengamati bahawa cahaya merambat lurus


2. Amati benda melalui celah C, C1, dan C2
3. Berdasarkan hasil pengamatan, apa yang dapat kamu simpilkan?

Jika kamu mengamati benda pada kegiatan di atas dengan cermat, kamu akan melihat
benda ketika meneropong melalui celah C dan C 1. Benda tidak terlihat ketika kamu
meneropong melalui celah C2. Hal tersebut menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus.

B. PEMANTULAN CAHAYA
Fakta menunjukkan bahwa kita hanya dapat melihat benda jika ada cahaya mengenai
benda itu, dan benda tersebut memantulkan sebagian atau seluruh cahaya yang mengenainya.
Fakta ini menunjukkan bahwa kita hanya dapat melihat benda jika ada cahaya mengenai
benda. Benda-benda itu tampak karena permukaan benda memantulkan cahaya yang jatuh
padanya. Sebagian cahaya yang dipantulkannya jatuh ke mata kita. Cahaya pantul tersebut
menyebabkan indera penglihatan kita dapat melihat benda. Ada dua jenis pemantulan cahaya,
yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur.

1. Pemantulan Teratur
Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai suatu permukaan yang rata. Ketika
cahaya mengenai permukaan benda yang rata seperti cermin datar, maka cahaya tersebut
akan dipantulkan dan membentuk suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang
pada permukaan cermin dipantulkan sebagai sinar-sinar sejajar pula. Pemantulan
semacam ini disebut pemantulan teratur.

2
Gambar 22.2. Pemantulan Teratur

2. Pemantulan Baur
Berbeda halnya dengan pemantulan teratur, pada pemantulan baur permukaan yang
menerima sinar memiliki permukaan yang tidak rata/kasar. Sinar-sinar sejajar yang datang
pada permukaan kasar tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-sinar sejajar lagi tetapi
memiliki pola yang tidak teratur ke segala arah.

Gambar 22.3. Pemantulan Baur

Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah. Selain itu kita
dapat melihat bentuk tiga dimensi dari benda yang kita lihat. Pemantulan baur yang
dilakukan oleh partikel-partikel debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan
sinar matahari. Pematulan baur juga dapat memberikan manfaat untuk pengemudi. Akibat
permukaan jalan yang tidak rata maka sinar lampu mobil akan dipantulkan kesegala arah,
sehingga jalan terlihat lebih terang.

3. Hukum Pemantulan Cahaya


Kalau kita perhatikan gejala pemantulan teratur, kita akan melihat sebuah pola yang
teratur. Untuk lebih memahami hukum pemantulan cahaya coba kamu lakukan kegiatan
berikut.
Kegiatan 2
Memahami Hukum Pemantulan Cahaya
Alat dan bahan:
1. Cermin datar
2. Sebuah alas dengan busur derajat

3
3. Sumber cahaya (satu buah sinar laser)
Langkah kerja:
1. Rangkaikan alat seperti pada gambar

Gambar 22.4. Memahami Hukum Pemantulana Cahaya


2. Pasang sinar laser pada sudut yang kamu inginkan lalu nyalakan.
3. Amati sudut yang dibentuk oleh sinar laser yang dipantulkan oleh cermin datar.
4. Ubah sudut datang sinar laser kemudian amati sudut sinar pantulnya
5. Lakukan kegiatan tersebut untuk sudut datang yang berbeda-beda.
6. Apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan tadi?

Dari kegiatan di atas, ada beberapa hal yang harus kamu ketahui yaitu, sinar yang
keluar dari laser disebut sinar datang, sinar yang dipantulkan oleh cermin datar disebut
sinar pantul dan garis yang tegak lurus permukaan cermin datar disebut garis normal.
Pada saat sinar laser mendatangi permukaan cermin datar dengan sudut datang tertentu,
maka sinar tersebut akan dipantulkan dengan sudut pantul yang sama dengan sudut datang
seperti pada Gambar 22.5.

garis normal
sinar datang sinar pantul

i r
Bidang pantul

Gambar 22.5. Sudut datang sama dengan sudut pantul

Sudut datang (i) adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal dan sinar datang,
sedangkan sudut pantul (r) adalah sudut yang dibentuk oleh garis normal dan sinar pantul.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan tersebut didapat kesimpulan bahwa:
1. sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak pada satu bidang
2. besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).
Ini disebut sebagai hukum pemantulan.

4
C. PEMBIASAN CAHAYA
Coba kamu masukan sebuah pensil kedalam gelas yang berisi air. Kamu akan melihat
seolah-olah pensil terlihat patah. Atau jika kamu pergi ke kolam renang, kamu akan melihat
dasar kolam renang akan tampak lebih dangkal dari yang sebenarnya. Mengapa demikian?

1. Hukum Snellius
Kedua kejadian di atas, berhubungan dengan sifat cahaya yaitu pembiasan. Pembiasan
cahaya berhubungan dengan cahaya yang melewati dua medium yang berbeda. Jika
cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatanya seperti dari air ke udara maka
cahaya akan mengalami pembelokan arah rambat cahaya. Peristiwa tersebut disebut
pembiasan cahaya. Jadi, pembiasan adalah pembelokkan arah cahaya bila cahaya
melewati bidang batas antara dua zat yang dapat dilalui cahaya, antara dua medium yang
berbeda.
Untuk lebih memahami mengenai pembiasan cahaya, lakukan kegiatan berikut.

Kegiatan 3
Memahami Hukum Pembiasan cahaya
Alat dan bahan:
1. Kotak cahaya
2. Kaca plan paralel
3. Sumber listrik
4. Meja
5. Busur derajat
6. Penggaris
7. Pensil
8. Kertas putih
Langkah kerja:
1. Letakkan kaca plan paralel di atas kertas putih dan kotak cahaya di atas meja, seperti
pada gambar

5
Gambar 22.6. Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan Paralel

2. Nyalakan kotak cahaya, kemudian arahkan satu berkas cahaya dari celah tunggal
secara tegak lurus terhadap sisi kaca plan paralel.
3. Amati jalannya sinar, kemudian gambar jalannya sinar!

Jika hasil pengamatan kamu digambarkan, kamu akan memperoleh Gambar 22.7
sebagai berikut.

i normal
r
i’ normal
r’

keterangan : i dan i’ = sudut datang


r dan r’ = sudut datang

Gambar 22.7. Pembiasan Cahaya

Gambar di atas menunjukkan bahwa cahaya yang melalui dua medium yang berbeda
mengalami pembiasan. Pembiasan yang terjadi mencerminkan bahwa:
1. Jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat, akan dibiaskan mendekati
normal
2. Jika sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, akan dibiaskan menjauhi
normal
Bagaimana hubungan antara sudut datang dan sudut bias? Orang yang pertama
menemukan bahwa terdapat perbandingan yang tetap antara sinus sudut datang dan sinus

6
sudut bias adalah seorang ilmuwan Belanda bernama Willebord Snellius (1591-1626).
Snellius menyatakan bahwa:
Perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada
perambatan cahaya dari satu medium ke medium lain merupakan bilangan
tetap

Jika kamu melakakan kegiatan di atas dengan cermat dan teliti, kamu akan
memperoleh hasil bahwa perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut bias
pada perambatan cahaya dari satu medium ke medium lain merupakan bilangan tetap,
yang kemudian disebut sebagai indeks bias. Apa yang dimaksud dengan indeks bias?

2. Indeks Bias Cahaya


Huygens (1629-1695) mendefiniskan indeks bias mutlak sebagai perbandingan antara
cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dan cepat rambat cahaya dalam medium lain.
Secara matematis pernyataan Huygens tersebut dituliskan sebagai berikut.
c
nm 
cm
dengan: nm = indeks bias mutlak medium
c = cepat rambat cahaya dalam ruang hampa (3 x 108 m/s)
cm = cepat rambat cahaya dalam suatu medium

Untuk cahaya yang datang dari udara ke kaca plan paralel dapat ditentukan sebagai
berikut. Misalkan indeks bias udara n1, indeks bias kaca plan paralel n2, cepat rambat
cahaya di udara c1, dan cepat rambat cahaya dalam kaca plan paralel c 2, maka:
c c
n1  dan n 2 
c1 c2
Jika persamaan indeks bias kaca plan paralel dibandingkan dengan indeks bias udara
akan diperoleh:
c
n 2 c 2 c1
 
n1 c c 2
c1
Bila perbandingan di atas ditulis dengan simbol n2,1 yang disebut indeks bias relatif
medium kaca plan paralel terhadap udara, atau indeks bias relatif medium 2 terhadap
medium 1. secara matematis ditulis :

7
n 2 c1
n 2,1  
n1 c 2
dengan: n2,1 = indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
n1 = indeks bias medium 1
n2 = indeks bias medium 2
c1 = cepat rambat cahaya dalam medium 1
c2 = cepat rambat cahaya dalam medium 2

Contoh Soal
Bila diketahui bahwa indeks bias air adalah 1,33 dan cepat rambat cahaya di udara adalah 3 x
108 m/s. Berapakah cepat rambat cahaya tersebut di dalam air?
Solusi
diketahui : nair = 1,33
cudara = 3 x 108 m/s
ditanyakan : cepat rambat cahaya di dalam air (cudara)?
Jawab:
c
n air 
c udara

c
c udara 
n air

3 x 10 8 m/s
c udara   2,26 x 10 8 m/s
1,33
Jadi cepat rambat cahaya di dalam air adalah 2,26 x 10 8 m/s

D. PROSES PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT BAYANGAN PADA CERMIN


DATAR, CERMIN CEKUNG, DAN CERMIN CEMBUNG
Cermin adalah benda gelap dengan permukaan mengkilap yang dapat memantulkan
hampir semua cahaya yang mengenainya. Pada umumnya cermin terbuat dari kaca yang
permukaannya licin dan bagian belakangnya dilapisi dengan logam tipis. Lapisan logam tipis
pada bagian belakang cermin, biasanya terbuat dari bahan alumunium.
Ada tiga bentuk cermin, yaitu cermin datar, cermin cekung, dan cermin cembung.
Keanehannya adalah interaksi antara cahaya dengan masing-masing cermin menghasilkan
bayangan yang berbeda bentuk dan sifatnya.

8
1. Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang berbentuk datar, dan kamu hampir tiap hari selalu
menggunakannya.

a. Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar


Untuk melukis bayangan pada cermin datar kita gunakan hukum pemantulan
cahaya yang telah kamu pelajari. Langkah-langkah yang diperlukan untuk melukis
pembentukan bayangan pada cermin datar adalah:
1. Gambar sinar datang pertama dari benda ke cermin
2. Pantulkan ke mata sesuai dengan hukum pemantulan
Misalkan kamu akan menggambar bayangan benda O seperti pada Gambar 8.
Caranya gambar sinar datang dari benda O ke B, lalu dari titik B tarik garis normal
yang tegak lurus permukaan cermin. Ukurlah besar sudut datang (i) yaitu sudut yang
dibentuk oleh OB dengan garis normal. Kemudian buatlah sudut pantul (r) yaitu sudut
yang dibentuk oleh garis normal dengan sinar pantul BD yang besarnya sama dengan
sudut datang. Posisi bayangan dapat ditentukan dengan memperpanjang sinar pantul
BD dari B ke O' yang berpotongan dengan garis OO' melalui A.

Gambar 22.8. Pembentukan bayangan benda berupa titik oleh cermin datar

b. Sifat Bayangan pada Cermin Datar


Coba kamu berdiri di depan sebuah cermin datar. Perhatikan pembentukan
bayangan pada cermin datar. Jika kamu perhatikan, kamu akan melihat bayangan diri
kamu akan sama besar dengan diri kamu sendiri. Jarak bayangan yang terbentuk pada
cermin datar akan sama dengan jarak kamu ke cermin. Akan terlihat juga bahwa
bayangan yang terbentuk akan menghadap berlawanan arah terhadap diri kamu. Hal
tersebut yang bisa menjelaskan mengapa tulisan AMBULANCE yang ada di mobil
jenasah ditulis secara terbalik. Maksudnya supaya ketika mobil lain yang berada di
depan mobil jensah tersebut ketika melihat melalui kaca spionnya akan membaca
dengan jelas tulisan AMBULANCE.

9
Dari penjelasan di atas kamu akan memperoleh kesimpulan tentang sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin datar. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
adalah:
1. Bersifat maya
2. Ukurannya sama besar dengan ukuran benda
3. Tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap benda
4. Jarak bayangan terhadap cermin sama dengan jarak benda terhadap cermin

2. Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin yang berbentuk seperti cekungan mangkuk yang tipis.
Cermin ini mempunyai sifat mengumpulkan cahaya yang sampai padanya (konvergen).
Pemantulan cahaya pada cermin cekung juga berlaku hukum pemantulan cahaya.

a. Hubungan antara Jarak Fokus, Jarak Benda, dan Jarak Bayangan


Fakta menunjukkan bahwa cermin cekung dapat membentuk lebih dari satu jenis
bayangan. Jenis bayangan ini ditentukan oleh posisi jarak penempatan benda terhadap
cermin. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara jarak fokus, jarak benda, dan
jarak bayangan terhadap cermin tersebut. Untuk menurunkan hubungan antara jarak
fokus, jarak benda, dan jarak bayangan, coba kamu perhatikan gambar 21.9.

A
C
h
A’
B M h’ F O
B’
f

s’

Gambar 22.9. Pembentukan bayangan benda yang terletak di belakang jari-jari kelengkungan cermin

Dari gambar di atas, kita misalkan s adalah jarak benda, s’ adalah jarak bayangan, f jarak
foukus cermin, h adalah tinggi bayangan dan h’ sama dengan tinggi bayangan. Dari
gambar tersebut dapat kita lihat bahwa segitiga AOB sebangun denagan segitiga A’OB’
sehingga akan kita peroleh:

10
AB OB

A' B' OB'
h s

h' s '
Kemudian dari gambar tersebut juga kita dapat lihat segitiga A’FB’ sebangun dengan
segitiga CFO sehingga didapat:
A' F A' B '

OF CO
s ' f h'

f h
Kalau kita substitusikan kedua persamaan di atas, akan kita peroleh:
s' f s'

f s
s( s' f )  s' f
ss'  sf  s' f
ss' sf s' f
 
ss' f ss' f ss' f
1 1 1
 
f s' s
Sehingga rumus umum untuk cermin lengkung dapat dinyatakan secara matematis sebagai
berikut:
1 2 1 1
  
f R s s'

dengan: f = jarak fokus (cm)


s = jarak benda (cm)
s’ = jarak bayangan (cm)
R = jari-jari kelengkungan cermin (cm)

b. Sinar Istimewa pada Cermin Cekung


Untuk dapat melukis bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung digunakan sinar-
sinar istimewa. Sinar istimewa adalah sinar datang yang lintasannya mudah diramalkan
tanpa harus mengukur sudut datang dan sudut pantulnya. Ada tiga sinar istimewa yng
dapat digunakan untuk menggambar pembentukan bayangan pada cermin cekung yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan
1
dipantulkan melalui titik fokus F. 3 2

11
2. Sinar datang melalui titik fokus F akan
M F O
dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat
Gambar 22.10. Sinar-sinar istimewa
kelengkungan cermin akan dipantulkan
cermin cekung
kembali ketitik pusat kelengkungan
tersebut.

c. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung


Untuk menggambarkan bayangan suatu benda pada cermin cekung kamu cukup
menggunakan dua dari tiga sinar istimewa. Pengamatan dan pengukuran letak benda, letak
bayangan atau jarak benda dan jarak bayangan dari cermin digunakan sumbu utama
sebagai sumbu absis. Dalam hal ini, sumbu utama dibagi menjadi empat ruang, yaitu
ruang I, ruang II, ruang III, dan ruang IV seperti ditunjukkan gambar berikut.

R.III R.II R.I R.IV


M F O

Gambar 22.11 Pengamatan dan pengukuran letak benda, letak bayangan atau jarak benda dan
jarak bayangan dari cermin

Langkah-langkah menggambar bayangan benda pada cermin cekung adalah sebagai


berikut:
1. Gambarkan benda di tempat yang ditentukan
2. Gambar dua buah sinar yang datang dari benda dengan menggunakan sinar-sinar
istimewa, biasanya yang umum digunakan adalah sinar istimewa pertama dan ketiga.
3. Sinar selalu datang dari depan cermin dan dipantulkan kembali ke depan cermin
4. Perpanjangan sinar-sinar dibelakang cermin digambarkan sebagai garis putus-putus
5. Perpotongan kedua buah sinar pantul yang digambarkan pada langkah 2 merupakan
tempat/letak bayangan.
6. Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar pantul adalah bayangan nyata,
sedangkan bayangan yang dibentuk perpotongan dari perpanjangan sinar pantul adalah
bayangan maya dan digambarkan dengan garis putus-putus

12
Untuk lebih memahami tentang cara pembentukan bayangan oleh cermin cekung
perhatikan beberapa gambar di bawah ini.
1) Pembentukan bayangan benda di ruang III (depan pusat kelengkungan M)
Benda nyata diletakkan di
Benda
2
ruang III, bayangan nyata
3
terbentuk di ruang II, O
M F
diperkecil, dan terbalik Bayangan

Gambar 22.12. Pembentukan Bayangan Benda di


R.III

2) Pembentukan bayangan benda di ruang II (diantara pusat kelengkungan M dan fokus


2
F) 1
Benda nyata diletakkan di Benda

ruang II, bayangan nyata M F O


Bayangan
terbentuk di ruang III,
diperbesar, dan terbalik

Gambar 22.13. Pembentukan Bayangan Benda di


R.II

3) Pembentukan bayangan benda di ruang I (diantara F dan O)


Benda nyata diletakkan di
1
ruang I, bayangan maya
Bayangan
3 Benda
terbentuk di ruang IV,
M F O
diperbesar, dan tegak

Gambar 22.14. Pembentukan Bayangan Benda di


R.I

Contoh Soal
Sebuah benda beradaa pada jarak 10 cm di depan cermin cekung yang berjari-jari 30 cm.
Tentukan :
a. jarak bayangan

13
b. sifat bayangan
Solusi
diketahui : S = 10 cm
R = 30 cm
ditanyakan : a. Jarak bayangan (S’)
b. sifat bayangan
Jawab:
1 2 1 1
a.    b.
f R s s'
2 1 1
 
30 10 s ' M F O
s
s’
1 2 1
 
s ' 30 10
1 1
'
 sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar
s 30
s’ = -30 cm

3. Cermin Cembung
Cermin cembung merupakan cermin yang berbentuk cembungan mangkuk. Cermin
cembung mempunyai sifat menyebarkan sinar (divergen). Karena sifat cermin cembung
menyebarkan sinar, sehingga cermin cembung sering digunakan pada kaca spion mobil.
Dengan kaca spion yang berbentuk cembung pengemudi dapat melihat kedaan jalan
dibelakang mobil lebih jelas dan lebih luas.
a. Sinar Istimewa pada Cermin Cembung
Seperti pada cermin cekung, untuk menggambar bayangan yang dibentuk oleh
cermin cembung juga menggunakan sifat-sifat sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa
pada cermin cembung adalah:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan
2
dipantulkan seolah-olah berasal dari 1

titik fokus F
2. Sinar datang yang menuju titik fokus F O F M
akan dipantulkan sejajar sumbu utama O 3

3. Sinar datang yang menuju titik pusat


kelengkungan M cermin akan Gambar 22.15. Sinar-sinar Istimewa Cermin
Cembung

14
dipantulkan seolah-olah berasal dari
ketitik pusat kelengkungan M tersebut

b. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung


Pengamatan dan pengukuran letak benda, letak bayangan atau jarak benda dan
jarak bayangan dari cermin digunakan sumbu utama sebagai sumbu absis. Dalam hal
ini, sumbu utama dibagi menjadi empat ruang, yaitu ruang I, ruang II, ruang III, dan
ruang IV seperti ditunjukkan gambar berikut.

R.IV R.I R.II R.III


O F M

Gambar 22.16. Pengamatan dan pengukuran letak benda, letak bayangan


atau jarak benda dan jarak bayangan dari cermin

Sama seperti pada cermin cekung, untuk menggambarkan pembentukan bayang


oleh cermin cembung juga bisa menggunakan dua dari ketiga sinar-sinar istimewa.
Untuk lebih memahami tentang cara pembentukan bayangan oleh cermin cekung
perhatikan beberapa gambar di bawah ini.

B A O A’ B’ F M
O O
A O
O

Gambar 22.17. Pembentukan bayangan oleh Cermin Cembung


Gambar 21.17 merupakan salah satu contuh pembentukan bayangan oleh cermin
cembung. Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap benda yang diletakan
di depan sebuah cermin cembung selalu membentuk bayangan terletak di ruang I yang
bersifat maya, tegak dan diperkecil.

Contoh Soal
Sebuah benda beradaa 25 cm di depan cermin cembung yang berjari-jari 50 cm. Tentukan :

15
a. jarak bayangan
b. sifat bayangan
Solusi
diketahui : S = 25 cm
R = 50 cm
ditanyakan : a. Jarak bayangan (S’)
b. sifat bayangan
Jawab:
1 2 1 1
a.    b.
f R s s'
2 1 1
 
 50 25 s '
O F M
1 1 1 s s’
 
s  25 25
'

1 2
'
 sifat bayangan maya, tegak dan diperkecil
s 25
s’ = -12,5 cm

E. PROSES PEMBENTUKAN DAN SIFAT-SIFAT BAYANGAN PADA LENSA


CEKUNG DAN LENSA CEMBUNG
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung. Permukaan
melengkung ini biasanya bagian permukaan bola. Lensa yang permukaannya berupa bagian
permukaan bola disebut lensa sferik. Permukaan lensa sferik dapat keduanya cembung atau
keduanaya cekung, atau gabungan cekung dan cembung.
Secara garis besar dapat dibedakan dua jenis lensa, yaitu lensa yang bersifat
mengumpulkan berkas sinar dan lensa yang bersifat memancarkan sinar. Lensa yang bersifat
mengumpulkan sinar disebut lensa konvergen, sedangkan lensa yang bersifat memancarkan
sinar disebut lensa divergen.
Lensa konvergen merupakan lensa yang bagian tengahnya lebih tebal daripada tepinya,
disebut sebagai lensa cembung atau lensa konveks. Lensa divergen merupakan lensa yang
bagian tengahnya lebih tipis daripada tepinya, yang disebut juga sebagai lensa cekung atau
lensa konkaf.

16
1. Lensa Cekung
Lensa cekung atau lensa konkaf dibedakan menjadi golongan yang lebih khusus, yaitu
cekung rangkap atau bikonkaf, lensa cekung datar atau plankonkaf, dan lensa cekung-
cembung atau konvaks-konkaf.
a. Bentuk dan Sifat Lensa Cekung
Lensa cekung rangkap atau bikonkaf adalah lensa cekung yang dibatasi oleh dua
bidang cekung (gambar a). Lensa cekung datar atau plankonkaf adalah lensa cekung
yang dibatasi oleh bidang cekung dan bidang datar (gambar b). Sedangkan lensa
cekung-cembung atau konveks-konkaf adalah lensa cekung yang dibatasi oleh bidang
cembung dan bidang cekung (gambar c).

Gambar 22.18. Jenis Lensa Cekung

Lensa cekung disebut juga lensa negatif yang bersifat menyebarkan cahaya.
Istilah-istilah yang digunakan pada lensa cekung ditunjukkan pada gambar 21.19.
R1, R2 = jari-jari kelengkungan lensa
sumbu utama
R1 f1, f2 = fokus lensa
M1, M2 = pusat kelengkungan lensa
M1 f1 O f2 M2
O = pusat optik/titik vertek
R2

Gambar 22.19. Istilah-istilah pada lensa cekung

Sifat menyebarkan cahaya pada lensa cekung dapat ditunjukkan dengan


mengarahkan berkas cahaya melalui celah kotak ke model lensa cekung yang
diletakkan di atas kertas putih. Jika percobaan dilakukan dengan cermat, pada kertas
putih akan tampak garis sinar sejajar yang dibiaskan menyebar dan perpanjangannya
mengumpul pada satu titik seperti ditunjukkan pada gambar . Titik ini disebut titik api
utama atau titik fokus utama lensa. Titik fokus untuk lensa cekung bersifat maya,
karena merupakan perpotongan bukan cahaya yang sesungguhnya.

17
Gambar 22.20. Titik Fokus Utama Lensa Cekung

Dalam pembentukan lukisan bayangan, gambar lensa cekung digambarkan cukup


dengan garis bertanda negatif (-) di bagian atasnya seperti gambar .
(-)

M1 f1 O f2 M2

Gambar 22.21. Gambar Sederhana Lensa Cekung

b. Sinar Istimewa pada Lensa Cekung


Seperti halnya pada cermin cekung, pada lensa juga dikenal sinar-sinar istimewa.
Ada tiga sinar istimewa yng dapat digunakan untuk menggambar pembentukan
bayangan pada cermin cekung yaitu :
1. Sinar datang sejajar sumbu utama
akan dibiaskan seolah-olah sinar
bias berasal dari fokus
2. Sinar datang melalui titik fokus 2 (-)
3
akan dibiaskan sejajar sumbu
utama 1

3. Sinar datang melalui titik pusat


kelengkungan lensa akan O M2
M1 f1 f2
diteruskan tanpa dibiaskan

Gambar 22.22. Sinar-sinar Istimewa Lensa Cekung

18
c. Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung
Sama halnya seperti cermin cekung, melukis pembentukan bayangan pada lensa
cekung dapat dilakukan dengan hanya menggunakan dua sinar istimewa. Untuk lebih
memahami cara pembentukan bayangan oleh lensa cekung perhatikan beberapa
gambar di bawah ini.
1) Pembentukan bayangan benda di ruang III
(-)
Benda nyata diletakkan di 3
ruang III, bayangan maya
benda 1
terbentuk tegak dan
diperkecil
M1 f1 O f2 M2

bayangan

Gambar 22.23. Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung, Benda di


R.III

2) Pembentukan bayangan benda di ruang II


(-)
Benda nyata diletakkan di
ruang II, bayangan maya 3

terbentuk tegak dan 1


benda
diperkecil
M1 f1 O f2 M2

bayangan

Gambar 22.24. Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cekung, Benda di


R.II

Untuk lensa cekung atau lensa negatif, sifat-sifat bayangan dari suatu benda sejati
di depan lensa selalu tegak, diperkecil dan maya. Menggeser posisi benda, digeser
mendekati atau menjauhi pusat optik hanya merubah ukuran bayangan, namun tidak
akan merubah sifat-sifat bayangan.

19
2. Lensa Cembung
Lensa cembung atau lensa konveks dibedakan menjadi golongan yang lebih khusus,
yaitu cembung rangkap atau bikonveks, lensa cembung datar atau plankonveks, dan lensa
cembung-cekung atau konkaf-konveks.
a. Bentuk dan Sifat Lensa Cembung
Lensa cembung rangkap atau bikonveks adalah lensa cembung yang dibatasi oleh
dua bidang cembung (gambar a). Lensa cembung datar atau plankonveks adalah lensa
cembung yang dibatasi oleh bidang cembung dan bidang datar (gambar b). Sedangkan
lensa cembung-cekung atau konkaf-konveks adalah lensa cembung yang dibatasi oleh
bidang cekung dan bidang cembung (gambar c).

Gambar 22.25. Jenis Lensa Cembung

Lensa cembung disebut juga lensa positif yang bersifat mengumpulkan cahaya.
Istilah-istilah yang digunakan pada lensa cembung ditunjukkan pada gambar 21.26.
R1, R2 = jari-jari kelengkungan lensa
sumbu utama
R2 f1, f2 = fokus lensa
M1, M2 = pusat kelengkungan lensa
M2 f2 O f1 M1
O = pusat optik/titik vertek
R1

Gambar 22.26. Istilah-istilah pada lensa cembung

Sifat mengumpulkan cahaya pada lensa cembung dapat ditunjukkan dengan


mengarahkan berkas cahaya melalui celah kotak ke model lensa cembung yang
diletakkan di atas kertas putih. Jika percobaan dilakukan dengan cermat, pada kertas
putih akan tampak garis sinar sejajar yang dibiaskan mengumpul pada satu titik seperti
ditunjukkan pada gambar . Titik ini disebut titik api utama atau titik fokus utama lensa
cembung. Titik fokus untuk lensa cembung bersifat nyata, karena merupakan
perpotongan cahaya yang sesungguhnya.

20
Gambar 22.27. Titik Fokus Utama Lensa Cembung

Dalam pembentukan lukisan bayangan, gambar lensa cembung digambarkan


cukup dengan garis bertanda negatif (+) di bagian atasnya seperti gambar 21.28.
(+)

M2 f2 O f1 M1

Gambar 22.28 Gambar Sederhana Lensa Cembung

b. Sinar Istimewa pada Lensa Cembung


Seperti halnya pada lensa cekung, pada lensa cembung juga dikenal sinar-sinar
istimewa. Ada tiga sinar istimewa yng dapat digunakan untuk menggambar
pembentukan bayangan pada cermin cembung yaitu : (+)
1. Sinar datang sejajar sumbu utama 3

akan dibiaskan melalui fokus 1


2. Sinar datang melalui titik fokus
akan dibiaskan sejajar sumbu
utama
M2 f2 O f1 M1
3. Sinar datang melalui titik pusat 2
kelengkungan lensa akan
Gambar 22.29. Sinar-sinar Istimewa Lensa Cembung
diteruskan tanpa dibiaskan

21
c. Pembentukan Bayangan pada Lensa cembung
Melukis pembentukan bayangan pada lensa cembung dapat dilakukan dengan
hanya menggunakan dua sinar istimewa. Untuk lebih memahami cara pembentukan
bayangan oleh lensa cembung perhatikan beberapa gambar di bawah ini.
1) Pembentukan bayangan benda di ruang III (+)
Benda nyata diletakkan di
ruang III, bayangan nyata 3 1

terbentuk terbalik dan benda


diperkecil

M2 f2 O f1 M1

bayangan

Gambar 22.30. Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung, Benda di


R.III

2) Pembentukan bayangan benda di ruang II


(+)
Benda nyata diletakkan di
ruang II, bayangan nyata 1
terbentuk terbalik dan
benda 3
diperbesar
M2 f2 O f1 M1

bayangan

Gambar 22.31. Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung, Benda di


R.II

3) Pembentukan bayangan benda di ruang I


(+)
Benda nyata diletakkan di
ruang I, bayangan nyata
bayangan
1
terbentuk tegak dan
benda 3
diperbesar
M2 f2 O f1 M1

Gambar 22.32. Pembentukan Bayangan Pada Lensa Cembung, Benda di R.I

22
d. Perbesaran Bayangan
Perbesaran bayangan merupakan suatu konsep yang menyatakan kemampuan alat
optik dalam memperjelas bayangan. Ada dua jenis perbesaran bayangan, yaitu
perbesaran linier dan perbesaran anguler. Pada bab ini hanya akan dibahas
perbesaran linier.
Perbesaran linier (M) didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan
dengan tinggi benda atau perbandingan antara jarak bayangang dengan jarak benda.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
h' s '
M 
h s
dengan : M = perbesaran bayangan
h’ = tinggi bayangan (cm)
h = tinggi benda (cm)
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan

Contoh Soal
Sebuah benda tinggi 8 cm berada 5 cm di depan cermin cembung dengan fokus 10 cm.
Tentukan perbesaran bayangan benda tersebut!
Solusi
h = 8 cm
s = 5 cm
f = 10 cm
Perbesaran bayangan benda:
1 1 1
 
f s s'
1 1 1
 
10 5 s '
1 1 1
 
s ' 10 5
1 1
'

s 10
s   10 cm
'

23
s'
M
s
 10
M   2  2x
5
Jadi perbsaran bayangan benda tersebut adalah 2x

RINGKASAN
Kita bisa melihat benda karena adanya cahaya. Cahaya bersifat seperti gelombang.
Cahaya dapat dan lebih mudah ditinjau dari garis rambatannya. Garis rambatan cahaya
disebut sinar cahaya atau dengan singkat disebut sinar. Garis rambatan cahaya berupa garis
tegak lurus muka gelombang.
Cahaya mengalami pemantulan. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan
teratur dan pemantulan baur. Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai suatu
permukaan yang rata. Pemantulan baur terjadi ketika cahaya mengenai permukaan yang tidak
rata. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan kasar tersebut dipantulkan tidak sebagai
sinar-sinar sejajar lagi tetapi memiliki pola yang tidak teratur ke segala arah. Hukum
pemantulan cahaya menyetakan bahwa sinar datang, sinar pantul dan garis normal terletak
pada satu bidang, dan besar sudut datang (i) sama dengan besar sudut pantul (r).
Cahaya juga mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya berhubungan dengan cahaya yang
melewati dua medium yang berbeda. Pembiasan yang terjadi mencerminkan bahwa sinar
datang dari medium renggang ke medium rapat, akan dibiaskan mendekati normal.
Sebaliknya sinar datang dari medium rapat ke medium renggang, akan dibiaskan menjauhi
normal. Perbandingan antara sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada perambatan cahaya
dari satu medium ke medium lain merupakan bilangan tetap.
Indeks bias mutlak merupakan perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam ruang
hampa dan cepat rambat cahaya dalam medium lain. Secara matematis ditulis.
c
nm 
cm
Cermin adalah benda gelap dengan permukaan mengkilap yang dapat memantulkan
hampir semua cahaya yang mengenainya. Ada tiga bentuk cermin, yaitu cermin datar, cermin
cekung, dan cermin cembung. Keanehannya adalah interaksi antara cahaya dengan masing-
masing cermin menghasilkan bayangan yang berbeda bentuk dan sifatnya.

24
Cermin datar adalah cermin yang berbentuk datar. Sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin
datar adalah maya, sama besar dengan ukuran benda, tegak dan menghadap berlawanan arah
terhadap benda, serta jarak bayangan terhadap cermin sama dengan jarak benda terhadap
cermin. Cermin cekung adalah cermin yang berbentuk seperti cekungan mangkuk yang tipis.
Cermin ini mempunyai sifat mengumpulkan cahaya yang sampai padanya (konvergen).
Pembentukan bayangan pada cermin cekung dapat digambarkan oleh sinar-sinar istimewa.
Cermin cembung merupakan cermin yang berbentuk cembungan mangkuk. Cermin cembung
mempunyai sifat menyebarkan sinar (divergen)..Seperti pada cermin cekung, untuk
menggambar bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung juga menggunakan sifat-sifat
sinar istimewa.
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan melengkung. Lensa yang
bersifat mengumpulkan sinar disebut lensa konvergen, sedangkan lensa yang bersifat
memancarkan sinar disebut lensa divergen. Pembentukan bayangan pada lensa cekung dapat
dilakukan dengan hanya menggunakan sinar-sinar istimewa. Lensa cembung atau lensa
konveks dibedakan menjadi golongan yang lebih khusus, yaitu cembung rangkap atau
bikonveks, lensa cembung datar atau plankonveks, dan lensa cembung-cekung atau konkaf-
konveks.
Perbesaran bayangan menyatakan kemampuan alat optik dalam memperjelas bayangan.
Ada dua jenis perbesaran bayangan, yaitu perbesaran linier dan perbesaran anguler. Pada
bab ini hanya akan dibahas perbesaran linier. Perbesaran linier (M) didefinisikan sebagai
perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi benda atau perbandingan antara jarak
bayangang dengan jarak benda. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
h' s '
M 
h s

DAFTAR ISTILAH PENTING


Cahaya tampak : Bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi
oleh manusia
Cermin : Permukaan yang memantulkan sebagian besar cahaya yang jatuh di
atasnya
Cermin datar : Suatu permukaan datar yang menghasilkan bayangan nyata, tegak, dari
sebuah benda nyata, namun bagian depan dan belakang menjadi
terbalik

25
Cermin cekung : Cermin yang berbentuk seperti cekungan mangkuk yang tipis
Cermin cembung : Cermin yang berbentuk cembungan mangkuk

Hukum Snellius : Hukum pemantulan yang menyatakan : 1) sinar datang, sinar pantul
dan garis normal terletak pada satu bidang , 2) besar sudut datang (i)
sama dengan besar sudut pantul (r).
Indeks bias mutlak : Perbandingan antara cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dan cepat
rambat cahaya dalam medium lain
Lensa : Keping gelas, plastik cetakan, atau bahan transparan lain yang
berbentuk melengkung, digosok, dipoles, yang digunakan untuk
pembiasan cahaya
Pemantulan cahaya : Peristiwa memantulnya cahaya ketika sampai ke suatu permukaan
Pembiasan cahaya : Peristiwa pembelokan cahaya ketika cahaya mengenai bidang batas
antara dua medium

EVALUASI
I. Pilihan Ganda
1. Pernyataan di bawah yang benar mengenai cahaya adalah....
a. Merupakan gelombang
b. Merupakan gelombang mekanik
c. Merupakan gelombang elektromagnetik
d. Merupakan gelombang longitudinal
2. Pemantulan cahaya akan terjadi bila berkas cahaya jatuh pada....
a. Sumber cahaya
b. Benda gelap
c. Benda baur
d. Benda tak tembus cahaya
3. Bila cahaya jatuh tegak lurus bidang pantul, sinar pantulnya akan....
a. Mendekati garis normal
b. Menjauhi garis normal
c. Berimpit dengan garis normal
d. Searah dengan sinar datang

26
4. Seberkas sinar jatuh pada cermin datar dengan sudut 30 o. Sudut antara sinar datang dan
sinar pantulnya adalah....
a. 30o
b. 45o
c. 60o
d. 90o
5. Sudut datang pada pemantulan cahaya merupakan sudut yang dibentuk oleh....
a. Sinar datang dan sinar pantul
b. Sinar datang dan garis normal
c. Sinar pantul dan garis normal
d. Sinar pantul dan bidang pantul
6. Sifat bayangan yang terbentuk oleh cermin datar adalah....
a. Maya, tegak, sama besar
b. Maya, tegak, diperbesar
c. Nyata, tegak sama besar
d. Nyata, terbalik, diperkecil
7. Cermin datar selalu membentuk bayangan maya, karena.....
a. Berkas sinar pantulnya konvergen
b. Bayangan terbentuk oleh perpanjangan sinar pantul
c. Berkas sinar pantulnya divergen
d. Bayangan selalu sama besar dengan benda
8. Pembiasan merupakan gejala perubahan....
a. Cepat rambat cahaya dalam medium yang sama
b. Cepat rambat cahaya dalam medium berbeda
c. Arah rambat cahaya dalam medium yang berbeda kerapatan optiknya
d. Rambatan cahaya dalam medium yang berbeda kerapatan optiknya
9. Sebuah benda berada 20 cm di depan lensa cembung yang berjarak fokus 40 cm. Jarak
bayangan yang terbentuk adalah....
a. 10 cm
b. 13,3 cm
c. 20 cm
d. 40 cm
10. Perbesaran yang dihasilkan oleh sebuah lensa cembung yang berjarak fokus 20 cm adalah
0,25. Letak benda tersebut.....

27
a. 20 cm
b. 30 cm
c. 40 cm
d. 50 cm

II. Essay
1. Bagaimanakah kita dapat melihat benda-benda di sekitar kita?
2. Apakah perbedaan antara cermin dan lensa? Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis cermin dan
lensa!
3. Sebutkan dan jelaskan dengan menggunakan gambar tentang hukum Snellius untuk
pemantulan cahaya!
4. Sebuah benda diletakkan pada jarak 150 cm dari cermin cekung membentuk bayangan
nyata pada jarak 75 cm dari cermin. Berapakah jarak titik fokus cermin tersebut?
5. Sebuah benda setinggi 1 cm berdiri tegak di depan lensa cembung sejauh 20 cm. Jika
jarak fokus lensa 12 cm, tentukan:
a. Jarak, perbesaran, dan tinggi bayangan benda oleh lensa
b. Lukiskan perjalanan sinar pembentukan bayangannya!
c. Sifat bayangan yang terbentuk

28

Anda mungkin juga menyukai