1. ONTOLOGI
Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani.Studi ini
membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret / nyata.Tokoh Yunani yang memiliki
pandangan yang bersifat ontologis yang terkenal diantaranya Thales, Plato, dan Aristoteles.
· Menurut Bahasa :
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu on / ontos = being atau ada, dan logos = logic atau ilmu.
The theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan), atau Ilmu tentang
yang ada.
Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality
yang berbentuk jasmani / kongkret maupun rohani / abstrak (Bakhtiar, 2004).
· Ontologi pendidikan.
yaitu substansi pendidikan dalam semua perspektifnya,sebagaimana melihat pendidikan dari tujuan
esensialnya sebagai pencapaian maksimal dari pendidikan.
Pendekatan ontologi atau metafisik menekankan pada hakikat keberadaan, dalam hal ini
keberadaaan pendidikan itu sendiri.
Dalam perspektif holistic integratife, pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha memanusiakan
manusia .Pendidikan di arahkan sepenuhnya untuk memberdayakan manusia secara lahiria dan
rohaniah. Dengan pendidikan, manusia bukan hanya harus dilatih dan dikembangkan cara
berfikirnya sehingga diperoleh kecerdasan intelektuialnya,melainkan dilatih dan dicerdaskan
emosional dan spiritualnya.
2. EPISTIMOLOGI
Secara etimologi, epistimologi merupaka kata gabungan yang diangkat dari dua kata bahasa yunani
yaitu episteme dan logos. Episteme berarti pengetahuan atau kebenaran dan logos berarti pikiran,
kata atau teori. Dengan demikian epistimologis dapat diartiakn sebagai pengetahuan sistematik
menganai pengetahuan.
Hubungan antara epistimologis dengan pendidikan adalah untuk menhembangkan ilmu pendidikan
secara produktif dan bertanggung jawab serta memberikan suatu gambaran-gambaran umum
mengenai kebenaran yang diajarkan dalam proses pendidikan.
3. AKSIOLOGIS
Aksiologis adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani yaitu: axio yang berarti nilai. Sedangkan
logos berarti teori atau ilmu. Aksiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun
S.Suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan yang
diperoleh dari pengetahuan.
Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada
tahap-tahap tertentu kadang ilmu haruus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral yang ada
di masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama. Bukan sebaliknya malah menimbulkan bencana.
Hubungan aksiologi dengan pendidikan adalah aksiologi mempelajari tentang manfaat apa yang
diperoleh dari ilmu pengetahuan, menyelidiki hakikat nilai, serta berisi mengenai etika dan estetika.
Penerapan aksiologi dalam pendidikan misalnya adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial
dan kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika dan sikap yang baik itu. Selain itu ada
mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika atau keindahan dari sebuah karya
manusia. Dasar aksiologi pendidikan adalah manfaat dari teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai
ilmu tetapi juga diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai
proses pembudayaan manusia secara beradab.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran filsafat modern ditinjau dapat ditinjau dari sudut ontologi,epistomologi dan aksiologi. Aliran
filsafat modern ditinjau dari sudut ontologi yaitu Secara ontologis, filsafat pendidikan berusaha
mengkaji secara mendalam hakikat pendidikan dan semua unsur yang berhubungan dengan
pendidikan. Sedangkan Hubungan antara epistimologis dengan pendidikan adalah untuk
mengembangkan ilmu pendidikan secara produktif dan bertanggung jawab serta memberikan suatu
gambaran-gambaran umum mengenai kebenaran yang diajarkan dalam proses pendidikan.
Aksiologis adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani yaitu: axio yang berarti nilai. Sedangkan
logos berarti teori atau ilmu. Hubungan aksiologi dengan pendidikan adalah aksiologi mempelajari
tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan, menyelidiki hakikat nilai, serta berisi
mengenai etika dan estetika.
Dasar Biologis
Anak manusia lahir tidak dilengkapi insting yang sempurna untuk dapat menyesuaikan diri dalam
menghadapi lingkungan.
Anak manusia perlu masa belajar yang panjang sebagai persiapan untuk dapat secara tepat
berhubungan dengan lingkungan secara konstruktif.
Awal pendidikan terjadi setelah anak manusia mencapai penyesuaian jasmani (anak dapat berjalan
sendiri, dapat makan sendiri, dapat menggunakan tangan sendiri) atau mencapai kebebasan fisik
dan jasmani.
Implikasi
Anak manusia yang tidak menerima bantuan dari manusia lainnya yang telah dewasa akan tidak
menjadi manusia yang berbudaya atau bahkan mati.
Orang dewasa yang tidak berhasil dididik perlu pendidikan kembali atau reedukasi.
Dasar Sosio-Antropologis
Peradaban tidak terjadi dengan sendirinya dimiliki oleh setiap anggota masyarakat.
Setiap anggota masyarakat perlu menguasai budaya kelompoknya yang berupa warisan
sosial/budaya.
Implikasi
Dasar Biologis
Mempunyai pusat syaraf yang berfungsi berhubungan dengan perbuatan berpikir, sehingga terjadi
penangguhan reaksi dalam menerima perangsang, maka terjadi belajar.
Implikasi
Dasar Psiko-Sosio-Antropologis
Implikasi
Terjadi saling pengaruh mempengaruhi, yang mempunyai kelebihan dapat memberi bantuan kepada
orang lain yang memerlukan.
Tidak ada pembawaan: anak lahir kosong dengan budaya, tapi potensial secara biologis.
Implikasi
Pendidikan = pembentukan.
Pendidikan = internalisasi.
Pendidikan = pembiasaan.
Implikasi
Pendidikan = individualisasi/personalisasi.
Pendidikan = belajar.
Pendidikan berpengaruh tapi terbatas. Pendidikan adalah perpaduan atau resultante dari
pertumbuhan bakat dan pengaruh lingkungan.
Anak lahir dengan membawa bakat yang perlu dirangsang untuk berkembang lebih canggih.
Implikasi
Pendidikan berpusat pada relasi antara pendidik dengan si terdidik atau situasi pendidikan.
KEKELIRUAN-KEKELIRUAN PENDIDIKAN
BATASAN
Mendidik yang baik adalah yang berhasil membantu individu dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu hidup. Hal ini terjadi apabila bentuk kegiatan pendidikan mempunyai tujuan
yang tepat.
Tujuan pendidikan dikatakan tidak benar apabila berisi nilai-nilai hidup yang bersifat mengingkari
dan merusak harkat dan martabat manusia sebagai pribadi, warga, dan hamba Allah.
Suatu cara mendidik dikatakan tidak tepat apabila cara yang dipergunakan tidak dapat mencapai
tujuan pendidikan yang diharapkan.
Dengan demikian kekeliruan-kekeliruan mendidik dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:
Bentuk
Bentuk-bentuk kekeliruan idiil mendidik berupa kegiatan pendidikan patologis atau demagogis, yaitu
kegiatan "pendidikan" yang salah tujuannya karena norma-norma yang menjadi tujuan pendidikan
mengandung unsur yang mengingkari kemanusiaan dan bahkan mempropagandakan dan
mendorong pada perbuatan-perbuatan merusak dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.
Misalnya, melatih pencopet atau penjahat profesional, mempropagandakan sikap diskriminasi rasial,
mengobarkan semangat permusuhan terhadap golongan, bangsa, atau ras lain, dan sebagainya.
Pendidikan patologis atau demagogis apabila berhasil, akan melahirkan orang-orang yang cacat
moral atau amoral, yang mempunyai watak ingin merusak kehidupan manusia atau berbuat
kemungkaran.
Bentuk
Bentuk-bentuk kekeliruan teknis mendidik berupa kegiatan pendidikan yang salah teknis
pelaksanaannya, yaitu kesalahan dalam cara memilih dan menggunakan alat pendidikan (kegiatan
mendidik dan penciptaan situasi/lingkungan pendidikan).
(1) kekeliruan cara mendidik (misalnya: mendidik dengan memanjakan atau murah ganjaran,
mendidik dengan mengendalikan atau murah hukuman, mengembangkan keterampilan hanya
dengan ceramah, dan sebagainya) dan
(2) kekeliruan ekologis atau menciptakan lingkungan hidup yang kurang mendukung pencapaian
kedewasaan (misalnya: penyiaran TV dengan penuh kekerasan atau pornografi, lemah nya kontrol
sosial, penciptaan lembaga pendidikan formal yang tidak tepat, dan sebagainya).
Pendidikan salah teknis berakibat pendidikan tidak menjadi efektif, efisien, dan relevan dalam
membantu pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor anak menuju kedewasaan.
Penanggulangan terhadap akibatakibat kekeliruan-kekeliruan teknis ini dapat dilakukan antara lain
dengan jalan memperbaiki cara-cara mendidik dan lingkungan hidup, serta memberikan bimbingan
dan penyuluhan yang tepat.
Pertanyaan & Diskusi
Menurut anda, apa saja implikasinya jika manusia tidak disentuh pendidikan, uraikan berdasarkan
pengalaman belajar anda sendiri?
Terdapat sikap optimis bahwa manusia memiliki kecenderungan dapat dididik, setujukah anda? Apa
alasan yang mendasari pendapat anda itu?
Menurut aliran Empirisme, anak dilahirkan dalam keadaan kosong, tanpa pembawaan, tapi memiliki
potensi belajar secara biologis, jelaskan pendapat ini!
Jelaskan perbedaan mendasar antara kekeliruan idiil pendidikan dan kekeliruan teknis pendidikan!
Menurut anda manakah jenis kekeliruan yang paling berbahaya dari keduanya? Jelaskan
argumentasi anda!
Menurut anda bagaimanakah cara mengatasi kekeliruan idiiel pendidikan, seandainya hal ini terjadi
dalam lingkungan pendidika