Anda di halaman 1dari 11

PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
sifat dan fenomena alam atau gejala-gejala alam dan seluruh interaksi
yang terjadi di dalamnya. fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan
alam yang paling dasar dan banyak digunakan sebagai dasar untuk ilmu
lain yang berkaitan. Dalam ilmu fisika banyak mempelajri tentang
fenomena-fenomena alam, salah satunya yaitu pembiasan cahaya.
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan cahaya ketika berkas
cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.
Arah pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua, yaitu mendekati garis
normal dan menjauhi garis normal. Cahaya dibiaskan mendekati garis
normal jika cahaya merambat dati medium yang kurang rapt ke medium
yang lebih rapat. Sedangkan cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika
cahaya merambat dari medium yang rapat ke medium yang kurang rapat.
Syarat terjadinya pebiasan cahaya, yaitu cahaya merambat melalui dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya, dan cahaya datang tidak tegak
lurus terhadap bidang batas ( sudut datang lebih kecil dari 90 derajat).
Banyak kegiatan sehari-hari yang dapat menjelaskan peristiwa
pembiasan cahaya, contohnya saat pensil dicelupkan ke dalam gelas,
pensil tersebut terlihat bengkok, namun sebenarnya pensil tersebut tidak
bengkok. Hal inilah yang disebut pembiasan. Dari contoh tersebut kita
belum mengetahui proses terjadinya pembiasan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Oleh sebab itu, maka untuk mengetahui sifat
pembiasan cahaya pada kaca perlu dilakukan suatu eksperimen tentang
pembiasan kaca.
2. Tujuan
Tujuan pada praktikum percobaan pembiasan cahaya pada kaca
yaitu menyelidiki sifat pembiasan cahaya pada kaca.
B. LANDASAN TEORI

Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat


tanpa medium sebagai tempat perambatannya. Cahaya juga dapat merambat
dari suatu medium, namun kecepaannya tidak sama dengan kecepatan cahaya
diruang hampa. Konsep pembiasan dan pemantuan cahaya dapat dijelaskan
mengikuti tingkah lau berkas-berkas cahaya yang merambat didalam
medium.Ketika berkas cahaya melewati batas dua medium yang berbeda,
maka sebagian berkas cahaya dipantulkan masuk pada medium pertama dan
sebagian masuk kemedium kedua. Hal tersebut ditunjukan pada gambar 7.1
berikut

Gambar 7.1 Pembiasan Seberkas Cahaya Yang Melewati Dua


Medium Berbeda

Dimana indeks bias medium 2 lebih kecil dari pada indeks bias medium 1

(n1 < n2 ) . Pembiasan berkas cahaya pada permukaan medium yang

mempunyai indeks bias berbeda. Hubungan tersebut dapat dijelaskan


menggunakan Hukum Snellius seperti terlihat pada persamaan (1) berikut

n1 sin θ1 =n2 sin sin θ ........................................................7.1


2

Dimana : n1 = indeks bias medium pertama


n2 = indeks bias medium kedua
θ 1 = sudut datang (sudut antara sinar datang dan garis normal)
θ 2 = sudut bias (sudut antara sinar bias dan garis normal)
(Prihati, 2016).
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatannya. Arah
pembiasan cahaya dibedakan menjadi dua yaitu : (a) Mendekati garis normal,
Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium
kurang rapat kemedium lebih rapat., contohnya cahaya merambat dari udara
kedalam air. (b) Menjauhi garis normal, cahaya dibiaskan menjahi garis
normal jika cahaya merambat dari medium lebih rapat kedium kurang rapat,
contohnya cahaya merambat dari dalam air eudara. Peristiwa yang terjadi
ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan aralel adalah sinar tersebut
akan mengalami pergeseran. Cahaya atau berkas sinar akan menalami dua
kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda kerapatannya. Berkas cahaya
dari udara yang masuk kedalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa
tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini desebabkan medium udara dan
medium kaca memiliki kerapatan yang berbeda. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa pebiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang
berbeda kerapatannya ( Nirsal, 2012).
Ketik cahaya melintas dari suatu medium kemedium yang lainnya,
sebagian cahaya datang dipantulkan pada perbatasan, sisanya lewat
kemedium yang baru.Jika seberkas cahaya datang mebentuk sudut terhadap
perukaan (bukan hanya tegak lurus), berkas tersebut dielokan pada waktu
memasuki medium yang baru, pembelokan ini disebut pembiasan. Sudut bias
bergantung pada laju cahaya kedua media dari pada sudut datang. Hubungan
analitis antara q1dan q3 ditemukan secara eksperimental oleh Willebrord
Snell. Hukum Snell merupakan dasar hukum pembiasan
Hukum pembiasan cahaya yang dikemukakan oleh Willebord
Snellius, menurutnya apabila seberkas cahaya mengenai permukaan bidang
datar yang rata, maka akan berlaku aturan-aturan. Dimana aturan pertama,
sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar.
Kedua, sinar datang selalu sama dengan sudut sinar pantul (sudut i = sudut r).
Sudut deviasi adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma.
Ilustrasi mengenai pembiasan dapat dilihat pada Gambar 7.2 berikut:

Gambar 7.2 Sinar Datang yang Melewati


Medium Lebih Rapat Akan
Mendekati Garis Normal

(Young dan Freedman, 2004).

C. METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan pada percobaan pembiasan cahaya pada kaca
dapat dilihat pada Tabel 7.1 berikut.
Tabel 7.1 Alat dan Bahan pada Percobaan Pembiasan Cahaya pada Kaca
No
Alat dan Bahan Fungsi
.
1. Balok kaca persegi Sebagai objek pengamatan
Balok kaca setenga Sebagai objek pengamatan
2.
lingkaran
3. Laser Sebagai sumber cahaya
4. Mistar Untuk menggaris bentuk-bentuk sinar
5. Kertas HVS Untuk media pengamatan

2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan pembiasan
cahaya pada kaca ini yaitu:
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasang kertas kosong di atas meja
c. Membuat dua buah garis pada kertas yang saling berpotongan
kemudian meletakkan balok kaca di atas kertas, dengan salah satu
sisinya berimpit dengan garis, seperti terlihat pada Gambar 3.2
berikut:

Gambar 7.3 Rangkaian Percobaan


Pembiasan Cahaya pada
Balok Kaca

d. Menyalakan laser dengan cara menekan tombol On


e. Mengamati arah sinar bias dan memberikan satu tanda titik pada
sinar bias dan mengukur sudut yang dibentuk oleh sinar bias
f. Mengulangi langkah (c) sampai (e) untuk balok setengah lingkaran,
seperti terlihat pada Gambar 3.3 berkut:

Gambar 7.4 Rangkaian Percobaan


Pembiasan Cahaya pada
Balok Kaca Setengah
Lingkaran

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Pengamatan
Hasil data pengamatan pada percobaan pembiasan cahaya dapat
dilihat pada Tabel 7.2, Gambar 7.5 dan Gambar 7.6 berikut:
Tabel Data Pengamatan Percobaan Pembiasan Cahaya
N Sudut datang Sudut bias ( Sudut pantul
Benda
o (° ) °) (° )
1 Balok kaca persegi 40 30 45
Balok kaca setengah
2 35 30 60
lingkaran

a. Pembiasan cahaya pada balok kaca

Gambar 7.5 Data Pengamatan


Percobaan Pembiasan
Cahaya pada Balok Kaca
Persegi

b. Pembiasan cahaya pada balok kaca setengah lingkaran


Gambar 7.6 Data Pengamatan
Percobaan Pembiasan
Cahaya pada Balok Kaca
Setengah Lingkaran

2. Pembahasan
Pembiasan cahaya merupakan pembelokan cahaya ketika berkas
cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya.
Indeks bias mutlak suatu bahan ialah perbandingan kecepatan cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias
relatife medium kedua terhadap medium pertama ialah perbandingan
indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan
sempurna. Adapun syarat terjadnya pembiasan cahaya yang diantaranya
yaitu cahaya melewati dua medium yang memiliki perbedaan kerapatan
optik, sudut datang lebih lebih kecil dari 90 derajat karena sinar datang
tidak tegak lurus dengan bidang batas kedua medium tersebut.
Percobaan yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan dua
buah medium yaitu balok kaca persegi dan balok kaca setengah
lingkaran. Perlakuan pertama yaitu mengamati balok kaca persegi yang
diberikan sinar laser dengan sudut datang sebesar 40° melalui medium
udara, dan dibiaskan dengan sudut sebesar 30° pada medium balok kaca,
kemudian sinar laser memantul dengan sudut sebesar 45°. Berdasarkan
hasil data pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ketika balok kaca diberikan sinar datang dari udara kemudian masuk ke
dalam kaca maka sinar yang terbentuk dibelokkan mendekati garis
normal. Kemudian ketika garis sinar datang dari balok kaca ke udara
maka sinar biasnya menjauhi garis normal.
Perlakuan kedua yaitu pengamatan terhadap balok kaca setengah
lingkaran yang diberi sinar laser dengan sudut sinar datang sebesar 35°
melalui medium udara, dan dibiaskan dengan sudut sebesar 30° melalui
medium balok kaca, kemudian memantul dengan sudut sebesar 60°.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ketika sinar datang dari udara masuk ke dalam balok kaca setengah
lingkaran maka garis yang terbentuk mendekati garis normal. Kemudian
ketika sinar datang dari balok setengah lingkaran ke udara maka garis
datang menjauhi garis normal. Selain itu, pada kaca setengah lingkaran
ini juga terbentuk pemantulan cahaya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan tentang pembiasan
pada kaca ada dua macam pembiasan yaitu mendekati garis normal dan
menjauhi garis normal. Dikatakan mendekati garis normal, jika cahaya
merambat dari medium yang kurang rapat (udara) ke medium yang lebih
rapat (kaca). Dikatakan menjauhi garis normal, jika cahaya merambat
dari medium lebih rapat (kaca) ke medium yang kurang rapat (udara).
Pembiasan pada kaca merupakan jenis pembiasan cahaya yang
mendekati garis normal. Alasannya karena cahaya merampat dari udara
(medium yang kurang rapat).
Hal ini sesuai dengan hukum Snellius yang mengatakan bahwa “
(1) sinar datang, sinar bias, serta garis normal terletak pada satu bidang
datar yang sama “segaris”,(2) apabila sinar “ cahaya” datang dari
medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat dibiaskan
menjauhi garis normal, hasil perbandingan, hasil perbandingan dari sinus
sudut bias merupakan bilangan tetap dan di sebut indeks bias.

E. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakuakan dapat
disimpulkan bahwa sifat-sifat pembiasan cahaya pada kaca yaitu pertama
cahaya dapat dibiaskan, cahaya akan dibiaskan ketika melalui medium
dengan kerapatan yang berbeda.
2. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada percobaan pembiasan
cahaya pada mata yaitu, sebagai berikut:
a. Untuk laboratorium agar memperbanyak alat-alat yang ada di
laboratorium.
b. Untuk asisten pembimbing sudah bagus.
c. Untuk praktikan agar lebih sabar dan kompak dalam melakukan
praktikum

DAFTAR PUSTAKA
Nirsal, 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan pada Cerin dan Lensa.
Jurnal Ilmiah D’ Computare.Vol. 2. Universitas Cokroaminoto Palopo :
Palopo
Prihati, Fitriana dan Pujayanto. 2016. Sensor Serat Optik untuk Pengukuran
Beban Bergerak. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF).Vol.
6.No. 1.ISSN : 2089-615. Universitas Sebelas Maret : Surakarta
Young dan Freedman. 2004. Fisika Universitas Edisi 10 Jilid II. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai