Sifat pemantulan cahaya yang memenuhi sudut datang sama dengan sudut pantul
memunculkan peristiwa pemantulan yang berbeda ketika permukaan pembiasnya rata
atau tidak rata.
Cahaya yang dipantulkan sejajar ketika berkas cahaya sejajar yang jatuh pada
bidang pembatas yang permukaannya rata. Peristiwa ini biasa
disebut pemantulan teratur.
Cahaya yang dipantulkan memiliki arah yang tidak teratur ketika bekas cahaya
sejajar jatuh pada bidang pembatas yang permukaannya tidak rata. Peristiwa ini
biasa disebut pemantulan baur (difus).
Pemantulan teratur biasanya terjadi pada cermin, memiliki sifat yang menyilaukan dan
ukuran bayangan yang terbentuk sesuai dengan ukuran benda. Cermin memantulkan
hampir seluruh cahaya yang mengenainya. Macam-macam cermin ada tiga yaitu cermin
datar, cermin cembung dan cermin cekung. Sedangkan pada pemantulan baur, berkas
cahaya pantulnya tidak menyilaukan dan tempat yang tidak terkena cahaya secara
langsung masih dapat terlihat terang.
Mudahnya, perbedaan pemantulan teratur dan pemantulan baur yaitu saat kamu
bercermin di cermin yang bersih itulah yang disebut pemantulan teratur, sedangkan
saat kamu bercermin di cermin yang kotor itulah yang disebut pemantulan baur.
Apa yang anda lihat pada cermin datar ketika Anda berdiri di depan
cermin datar? Pada cermin, terlihat ada bayangan Anda. Bagaimana sifat
bayangan yang terbentuk pada cermin datar? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut silahkan perhatikan gambar di bawah ini.
Titik S’ merupakan bayangan dari titik S. Adapun proses pembentukan
bayangan pada cermin datar adalah sebagai berikut.
1. Sinar datang SP1 (sinar 1) jatuh pada cermin datar dengan sudut
datang θ1, kemudian sinar tersebut dipantulkan. Perhatikan jalan sinar 1.
2. Sinar datang SP2 (sinar 2) jatuh pada cermin datar dengan sudut
datang θ2, kemudian sinar tersebut dipantulkan. Perhatikan jalan sinar 2.
3. Perpanjangan sinar pantul 1 dan sinar pantul 2 di belakang cermin
dilukiskan dengan garis terputus-putus dan berpotongan di titik S’. Jadi,
letak bayangan di titik S adalah S’ yang dibentuk dari perpotongan
perpanjangan dua sinar pantul.
Dengan cara yang sama, bayangan benda dua dimensi dan tiga dimensi
dapat terbentuk oleh cermin datar. Proses pembentukan bayangan sama
seperti pada benda titik. Hal yang terpenting adalah dalam setiap proses
pembentukan bayangan, hukum pemantulan selalu berlaku. Untuk
bayangan dua maupun tiga dimensi yang dibentuk oleh cermin datar
dapat dilihat gambar berikut ini.
Untuk benda yang bukan benda titik atau garis, Anda akan dapatkan
bahwa ukuran bayangan benda persis sama dengan ukuran bendanya.
Benda dan bayangan hanya berbeda dalam hal arah kiri dan kanannya.
Bagian kiri benda akan menjadi bagian kanan benda bayangan, dan
sebaliknya. Peristiwa ini disebut pembalikan sisi (lateral inversion). Oleh
karena adanya pembalikan sisi ini, tulisan yang hendak dibaca dicermin,
penulisannya harus dibalik. Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan
gambar berikut ini.
Perhatikan gambar di atas ini, jika sebuah benda berada di depan dua
cermin yang membentuk sudut α, satu sama lain, akan terbentuk sejumlah
bayangan. Jumlah bayangan bergantung pada berapa besar sudut α.
Berdasarkan hasil eksperimen, jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua
buah cermin yang membentuk sudut α adalah sebagai berikut.
Keterangan:
n = jumlah bayangan
α = sudut antara dua buah cermin
Contoh Soal 1
Berapa panjang minimum suatu cermin yang dibutuhkan agar seseorang
dapat melihat selurh tubuhnya yang tingginya h meter.
Jawab:
Perhatikan gambar berikut ini.
Jawab:
Diketahui:
α = 60°
Ditanyakan : n = ?
Penyelesainnya:
n = (360°/α) – 1
n = (360°/60°) – 1
n=6–1
n=5
Jadi, jumlah bayangan yang terbentuk adalah 5 buah