2. Pemantulan baur
Berkas sinar sejajar yang mengenai permukaan bidang yang kasar
atau tidak rata, akan dipantulkan ke segala arah. Hal ini mengakibatkan
banyaknya sinar pantul yang tidak masuk ke mata pengamat. Peristiwa
ini disebut pemantulan baur (difus)
HUKUM PEMANTULAN
Pemantulan cahaya dapat diamati dengan menggunakan kotak
cahaya bercelah dan cermin datar yang diletakkan diatas selembar
kertas HVS. Sinar yang keluar dari celah disebut sinar datang, sinar
yang dipantulkan oleh cermin datar disebut sinar pantul, dan garik
tegak lurus permukaan cermin disebut garis normal.
Jawab :
Dari gambar dapat kita ketahui sudut NXY = 60º , karena sudut datang sama
dengan sudut pantul , sudut DXN = sudut NXY. Dan sudut YXB = sudut NXB
– sudut NXY
= 90º – 60º = 30º .
Selanjutnya perhatikan segitiga XBY.
Sudut XYB = 180º – sudut YXB – sudut XBY
= 180º – 30º - 110º = 40º
Sudut datang pada Cermin BC yaitu sudut XYN = sudut BYN – sudut XYB
= 90º - 40º = 50º
Sudut Pantul pada Cermin BC yaitu sudut NYE sama dengan sudut datang XYN
yaitu
sebesar 50º .
PEMANTULAN PADA CERMIN DATAR,
CEKUNG ,DAN CEMBUNG
Berdasar pengamatan dengan menggunakan cakra optik, Snellius
menyimpulkan hal-hal berikut.
2.Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah dari
fokus
3.Sinar yang datang menuju fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama
Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s' ), dan titik fokus (f)
memiliki persamaan yang sama dengan cermin cekung. Perbedaannya, pada
cermin cembung nilai jarak fokus selalu negatif.
Karena cermin yang digunakan adalah cermin cembung, jarak fokus bernilai negatif, f = –
15 cm.
Jarak bayangan benda ditentukan menggunakan Persamaan sebagai berikut.
Jadi, jarak benda adalah –6 cm yang terletak di belakang cermin atau maya. Sifat-sifatnya
adalah maya, sama tegak, dan diperkecil.
Penomoran Ruang Benda dan Bayangan pada Cermin
Untuk memudahkan pengecekan sifat-sifat bayangan pada cermin, dibuat
nomor-nomor ruang beda dan bayangan, sebagai berikut.
Jika sudut datang sinar adalah 53° dan sudut bias sebesar 37° tentukan nilai indeks bias
medium yang kedua jika medium yang pertama adalah udara!
Pembahasan
Soal diatas termasuk tipe mudah, penggunaan dari persamaan :
n1 sin i = n2 sin r
Dimana :
n1 = indeks bias medium 1 (tempat sinar datang)
n2 = indeks bias medium 2(tempat sinar bias)
i = besar sudut datang
r = besar sudut bias
Sehingga:
n1 sin i = n2 sin r
(1) sin 53° = n2 sin 37°
4
/5 = n2 3/5
n2 = 4/3
Catatan :
Indeks bias udara adalah 1 meskipun tidak disebutkan dalam data soal (harus hafal).
Pemantulan Sempurna
Pemantulan sempurna pada medium tembus cahaya terjadi apabila:
(1) sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat;
(2) sudut datang sinar ( i ) lebih besar dari sudut batas (φ)
Yang dimaksud sudut batas (φ) adalah sudut sinar datang yang menghasilkan
sinar bias yang sejajar bidang batas dua medium.
Pemantulan
sempurna
pada berlian
PEMBIASAN CAHAYA PADA PRISMA
Prisma adalah benda bening yang terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu. Bidang permukaannya
disebut bidang pembias dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias
disebut sudut pembias (β). Jika sinar dijatuhkan pada bidang pembias
pertama, maka sinar yang keluar dari bidang pembias kedua membentuk
sudut tertentu dengan sinar masuk. Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar
prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi (D)
Persamaan sudut deviasi prisma :
Keterangan :
D = sudut deviasi
i1 = sudut datang pada bidang batas pertama
r2 = sudut bias pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
Contoh Soal :
Sebuah prisma mempunyai sudut pembias 60° terbuat dari kaca yang indeks biasnya 1,50. Seberkas sinar
datang pada salah satu bidang sisi prisma dengan sudut datang 30°. Berapakah besar sudut deviasinya?
Penyelesaian:
Diketahui : i1 = 30° b = 60° np = n2 = 1,50
Ditanya : D = ?
Jawab:
Tentukan terlebih dahulu sudut bias pada bidang batas pertama r1 menggunakan hukum Snellius, n1 sin
i1 = n2 sin r1 atau sin r1 = sin i1
= sin 30° x 1/1,50
= 0,5 x 1/1,50 = 0,33
dengan kalkulator kita dapat besar r1 = inv sin 0,33 = 19,2°. Langkah berikutnya kita cari besar i2
dengan menggunakan persamaan sudut pembias prisma,
b = r1 + i2
60° = 19,2° + i2
i2 = 40.8°
Selanjutnya kita cari besar r2. Kembali kita gunakan
hukum Snellius,
n2 sin i2 = n1 sin r2
sin r2 = sin i2 n2/n1
= sin 40,8° x 1,5/1
= 0,65 x 1,5 = 0,975 didapat besar r2 = 77,16°. Sekarang baru dapat ditentukan besar sudut deviasi,
yakni, D = (i1 + r2) – b
D= (30° + 77,16) – 60°
= 47,16° Jadi sudut deviasi sinar adalah 47,16°.
LENSA CEMBUNG / POSITIF / KONVERGEN
Lensa adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau satu
bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa cembung adalah lensa yang
bagian dalamnya lebih tebal dari bagian pinggirnya.
Tiga bentuk lensa cembung :
a) Lensa bikonveks atau lensa
cembung rangkap ( gambar a )
b) Lensa plan konveks atau lensa
cembung datar (gambar b )
c) Lensa konkaf konveks atau
lensa cembung cekung ( gambar c )
Fokus lensa cembung
Perjanjian tanda :
sο bertanda “+” jika benda terletak di depan lensa (benda nyata)
sο bertanda “-” jika benda terletak di belakang lensa (benda maya)
sί bertanda “+” jika benda terletak di belakang lensa (bayangan nyata)
s bertanda “-” jika benda terletak di depan lensa (bayangan maya)
ί
ƒο bertanda “+” untuk lensa cembung dan f bertanda “-” untuk lensa cekung
Pemanfaatan Lensa Cembung
a. Pemanfaatan lensa cembung pada kaca pembesar
Agar terbentuk bayangan maya dan diperbesar, makabenda
harus diletakkan diantara O dan F2.
Sifat pembesaran bayangan ini dimanfaatkan oleh
kacapembesar atau lup untuk melihat benda-benda yang kecil atau
membaca huruf atau angka yang sangat kecil.
b. Untuk membantu memulihkan penglihatan pada orang yang mengalami
cacat
mata hipermetropi ( rabun dekat )
c. Untuk memperbesar bayangan dan membalikkan bayangan pada
mikroskup.
d. Di kamera untuk membentuk bayangan nyata dan ditangkap oleh film
( benda
diletakkan di depan 2F2 ).
( Keempat point ini akan dibahas lebih lanjut pada pokok bahasan “Alat
Optik”.)
Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar-sinar.
Kekuatan lensa atau daya lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak
fokus lensa yaitu:
Dengan :
P = kekuatan lensa (dioptri) dan.
f = jarak fokus lensa (meter).
Berkas sinar sejajar yang menuju lensa cekung akan dibiaskan seolah-olah
berasal dari suatu titik. Titik ini merupakan titik fokus aktif lensa cekung
( F1 ). Sama seperti pada lensa cembung, lensa cekung juga mempunyai dua
titik fokus. Titik fokus lainnyaadalah titik fokus pasif. Karena titik fokus
aktif terletak di depan lensa, maka fokus lensa cekung adalah fokus maya
dan bertanda negatif. Karena lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya,
maka juga disebut sebagai lensa divergen.
Sinar-sinar Istimewa pada Lensa Cekung
Ada tiga sinar istimewa pada lensa cekung (lihat gambar), yaitu:
(1) sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seakan-akan dari titik fokus,
(2) sinar datang seakan-akan menuju fokus dibiaskan sejajar sumbu utama,
dan
(3) sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa dibiaskan.
Rumus & Pembentukan Bayangan pada Lensa Cekung
Untuk melukis bayangan benda pada lensa cekung, cukup digunakan dua sinar
istimewa.
Rumus-rumus pada lensa cekung
sama dengan rumus- rumus pada lensa cembung.
Akan tetapi nilai jarak fokus f dalam
lensa cekung bertanda negatif.
Lensa cekung banyak
digunakan untuk membantu penglihatan orang yang
mempunyai cacat mata rabun
jauh (miopi), dan untuk membalikkan
bayangan pada teropong
panggung.
DISPERSI CAHAYA
1. SINAR POLIKROMATIK DAN SINAR MONOKROMATIK
Sinar polikromatik adalah sinat-sinar
yang dapat diuraikan atas beberapa
komponen warna. Contoh sinar putih
terdiri atas tujuh komponen warna,
yaitu:
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu.
Sinar monokromatik adalah sinar-sinar
yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi
komponen warna. Contoh: sinar merah,
sinar jingga, sinar kuning, sinar hijau,
sinar biru, sinar nila, dan sinar ungu.
Dispersi Cahaya pada Prisma
Ketika cahaya putih mengenai bidang pembias prisma, maka sinar-sinar yang
keluar dari bidang pembias lainnya akan terurai menjadi komponen-
komponen warna. Peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen-
komponen warnanya disebut dispersi cahaya (lihat gambar berikut bawah
ini).
Dispersi cahaya pada prisma terjadi karena adanya perbedaan indeks
bias kaca untuk setiap warna cahaya. Contoh peristiwa dispersi cahaya
dalam kehidupan sehari-hari adalah pelangi.
Pelangi hanya dapat kita lihat jika kita membelakangi matahari dan
hujan terjadi di depan kita. Bila seberkas cahaya matahari mengenai titik-
titik air yang besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan
air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh
bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan
akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan, maka sinar
inipun diuraikan menjadi spektrum matahari. Peristiwa inilah yang kita lihat
di langit, dan disebut pelangi.
ALAT OPTIK
A. Mata
Fungsi bagian mata:
maya
tegak
diperbesar
Rumus Perbesaran ( M = magnification )
Keterangan :
ope Optical
design..