Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPTIK DAN GELOMBANG


PEMANTULAN CAHAYA

Nama : Adibar Ahmad R


NIM : 11190163000050
Kelas : 5B
Kelompok :-
Nama Anggota :
1. Citra Aulia Aswari (111201630000 37)
2. Dipa Fikri Aryadi (111201630000 43)
3. Neng Holania (111201630000 57)
4. Muftia Jihan Irbah (111201630000 63)
5. Salma Anditha (111201630000 65)

LABORATORIUM FISIKA
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
PEMANTULAN
1 Citra Aulia Aswari, 2 Dipa Fikri Aryadi, 3 Neng Holania, 4 Muftia Jihan Irbah, 5 Salma Anditha,
6 Adibar Ahmad Rudawan
Tadris Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Email: adibar.ahmad123@mhs.uinjkt.ac.id

Abstrak
Dalam pemantulan pastinya berkas cahaya yang dianggap gelombang ini akan diubah arahnya
sesuai permukaan benda. Pada permukaan benda datar akan dipantulkan sesuai sudut datang, pada
benda cekung akan berkumpul disatu titik dan pada benda cembung akan disebarkan kesegala arah.
Hal ini dikarenakan sifat benda tersebut yang konvergen dan divergen membuat mereka dapat
mengumpulkan dan menyebarkan cahaya contohnya pada spion motor yang membuat kita dapat
melihat benda dibelakang kita, lalu alat pada lampu senter berupa plastik yang diwarnai perak agar
dapat memfokuskan cahaya pantul yang diterimanya. Hukum pemantulan (hukum 1 Snellius)
memainkan perannya disini. Berdasarkan hukum pemantulan bahwa sudut datang dan sudut pantul
terpisahkan oleh garis normal dan besar sudutnya sama besar terhadap garis normal. Hal ini selalu
terjadi pada cermin datar dengan permukaan datar dan rata tanpa adanya permukaan kasar. Jika
mengunakan cara yang tepat tanpa adanya paralaks maka akan didapatkan bahwa sudut datang sinar
akan memiliki nilai yang sama dengan sudut pantul sinar. Berbeda halnya dengan cermin konvergen
dan divergen yang memiliki sifat mengumpulkan dan menyebarkan cahaya sesuai dengan permukaan
cermin tersebut. Cermin konvergen akan mengumpulkan cahaya disatu titik yang dinamakan titik
fokus dan biasanya bergantung pada jarak benda terhadap titik fokus maka bayangan yang terbentuk
akan tercipta didepan cermin, namun secara terbalik. Berbeda dengan cermin cembung yang
menghasilkan bayangan yang terletak dibelakang cermin, sehingga membuat bayangan yang
terbentuk adalah bayangan yang tergak lurus. Lain halnya dengan cermin dimana cahaya langsung
dipantulkan, pada pemantulan sempurna menggunakan balok kaca akan didapat bahwa cahaya harus
dibiaskan terlebih dahulu agar terbentuk pemantulan sempurna dengan catatan bahwa cahaya yang
dipantulkan harus berasal dari medium yang lebih rapat berjalan ke medium kurang rapat dan sudut
datangnya cahaya harus lebih besar daripada sudut kritis.
Kata Kunci: Pemantulan, cekung, cembung, datar, sempurna

Pendahuluan
a. Latar Belakang

Cahaya berjalan dalam lintasan yang berbentuk garis lurus yang disebut berkas cahaya.
Berkas cahaya merupakan idealisasi; dimaksudkan untuk merepresentasikan sinar cahaya yang
sangat sempit1. Jika cahaya mengenai benda dengan kerapatan yang tinggi maka ia akan dipantulkan
sesuai dengan permukaan benda tersebut. Jika benda itu datar maka cahaya akan mengalami
pemantulan beraturan dan jika permukaan benda itu kasar cahaya akan mengalami pemantulan baur.

Pemantulan beraturan ditandai dengan setiap berkas cahaya yang datang akan dipantulkan ke
satu arah saja. Pada permukaan benda yang rata seperti cermin datar, cahaya dipantulkan membentuk
suatu pola yang teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan sebagai

1
Giancoli, 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2, Jakarta: Erlangga
1
sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan benda. Pemantulan semacam
ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.

Pemantulan baur ditandai dengan setiap berkas cahaya yang memantul secara tidak beraturan,
melainkan mengikuti permukaan benda kasar sehingga cahaya terpantul ke segala arah. Berbeda
dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya mengenai suatu permukaan yang tidak
rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan tersebut dipantulkan tidak sebagai sinar-
sinar sejajar. Akibat pemantulan baur ini kita dapat melihat benda dari berbagai arah. Misalnya pada
kain atau kertas yang disinari lampu sorot di dalam ruang gelap kita dapat melihat apa yang ada pada
kain atau kertas tersebut dari berbagai arah. Pemantulan baur yang dilakukan oleh partikel-partikel
debu di udara yang berperan dalam mengurangi kesilauan sinar matahari.

Sedangkan pada kasus tertentu ada yang dinamakan sebagai pemantulan sempurna.
Pemantulan sempurna dapat terjadi ketika ada berkas cahaya yang bergerak dari medium yang rapat
ke medium yang kurang rapat. Hal ini hanya dapat terjadi jika sinar bias dari medium yang rapat
membentuk sudut 90° terhadap normal bidang2. Dalam arti lain tidak ada sudut yang dibiaskan ketika
pemantulan ini terjadi, maka dari itu dinamakan “sempurna”.

Laporan praktikum ini akan membahas mengenai praktikum pemantulan. Terdiri dari 3
percobaan dengan pengulangan yang beragam pada tiap-tiap percobaan praktikum ini membahas
mengenai sifat pemantulan pada cermin datar, cekung, dan cembung serta pemantulan sempurna.

b. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini bagi praktikan adalah menganalisis prinsip pemantulan pada cermin
datar, menganalisis cermin lengkung (cermin dengan permukaan yang tidak lurus) berupa cermin
cekung dan cembung, dan menganalisis prinsip pemantulan sempurna.

2
Young, H.D., Freeman, R.A, 2012, University Physics with Modern Physics 13th edition. Pearson Education
2
Kajian Teori
Pemantulan cahaya oleh permukaan suatu benda bergantung pada keadaan permukaan benda
tersebut. Benda dengan permukaan yang rata (contoh: cermin), memantulkan cahaya dengan teratur.
Sedangkan benda dengan permukaan yang tidak rata atau kasar, memantulkan cahaya dengan tidak
teratur atau membaur.

Gambar 1. Pemantulan Teratur Gambar 2. Pemantulan Baur

Pemantulan cahaya pada permukaan rata diamati pertama kali oleh seorang ilmuwan Belanda
yang bernama Willebrord Snellius. Berdasarkan bentuk permukaannya, ada dua jenis cermin, yaitu
cermin datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung adalah cermin yang permukaan pantulnya
berupa bidang lengkung. Cermin lengkung dibagi menjadi dua jenis, yaitu cermin cekung (cermin
konkaf atau cermin positif) yang permukaan pantulnya merupakan bidang cekung, dan cermin
cembung (cermin konveks atau cermin negatif) yang permukaan pantulnya merupakan bidang
cembung.
Permukaan cermin datar sangat halus dan memiliki permukaan yang datar pada bagian
pemantulannya, biasanya terbuat dari kaca. Sedangkan pada Cermin cekung bersifat mengumpulkan
sinar pantul atau konvergen. Ketika sinar-sinar sejajar dikenakan pada cermin cekung, sinar pantulnya
akan berpotongan pada satu titik. Titik perpotongan tersebut dinamakan titik api atau titik fokus (F).
Dan Cermin cembung memiliki sifat menyebarkan cahaya (divergen).
Pada prinsipnya, cermin memantulkan cahaya yang datang dari benda sehingga terbentuk
bayangan yang sama dengan benda. Berdasarkan Hukum Snellius bahwa sinar datang membentuk
sudut yang sama dengan sinar pantul terhadap Garis Normal dan bidang kaca3 maka dapat dijelaskan
karakteristik bayangan pada cermin datar bahwa cermin datar akan memantulkan cahaya yang datang

3
Tipler,Paul A.2012.Physics 5th Edition. New York : W.H Freeman and Company, h. 212
3
tegak lurus dari arah cahaya itu sendiri (dipantulkan 180° dari arah cahaya). Hal ini hanya berlaku
bila cahaya datang sejajar terhadap garis normal sehingga cahaya akan dipantulkan langsung ke arah
sumber cahaya.

Gambar 3. Bayangan pada cermin datar, kiri objek dan kanan bayangan tampak pada cermin datar

Jika terdapat satu cermin saja maka sesuai hukum pemantulan (hukum 1 Snellius) dimana
“sudut datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar dan ketiganya saling
berpotongan” maka persamaannya adalah berikut4:

𝜃𝑖 = 𝜃𝑟

Gambar 4. Pemantulan cahaya: sudut datang sama dengan sudut pantul

Pada cermin cekung sinar pantul akan bergantung pada posisi sinar datang. Jika sinar datang
sejajar sumbu utama (tidak pada kemiringan atau sudut tertentu terhadap sumbu utama) maka sinar
dipantulkan melalui titik fokus (F). Jika sinar datang yang melalui titik fokus (sinar datang pada
kemiringan tertentu namun sinar datang melewati titik fokus) maka sinar dipantulkan akan sejajar
sumbu utama. Jika sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan (P atau dibelakang titik fokus,
biasanya dijadikan 2F atau 2 kali lipat dari F) maka sinar dipantulkan kembali ke titik pusat
kelengkungan5.

4
Giancoli, Douglas C.. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga), h. 392
5
SMPK Santo Yusup Mojokerto, Rancangan Perencanaan Pembelajaran, dilansir dari:
4
Untuk melukis bayangan benda di depan cermin cekung digunakan dua buah sinar istimewa
pada cermin cekung. Lukisan bayangan pada cermin cekung dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. Sinar istimewa pada cermin cekung

1. Jika benda diletakkan di luar pusat kelengkungan, pembentukan bayangannya seperti


ditunjukkan pada gambar 1(a). Sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik,
diperkecil, terletak di depan cermin yaitu di antara P (pusat kelengkungan cermin) dan
F (titik fokus).
2. Jika benda diletakkan di antara P (pusat kelengkungan cermin) dan F (titik fokus),
pembentukan bayangannya seperti ditunjukkan pada gambar 1(b). Sifat bayangan yang
terbentuk adalah nyata, terbalik, diperbesar, terletak di depan cermin yaitu di depan P
(pusat kelengkungan cermin).
3. Jika benda diletakkan tepat pada titik fokus (F), pembentukan bayangannya seperti
ditunjukkan pada gambar 1(c). dari gambar terlihat bahwa jika benda diletakkan tepat
di titik fokus (F), akan membentuk bayangan maya di tak hingga.
4. Jika benda diletakkan di antara F (titik fokus) dan O (titik pusat optik), pembentukan
bayangannya seperti ditunjukkan pada gambar 1(d). Sifat bayangan yang terbentuk
adalah maya, tegak dan diperbesar, terletak di belakang cermin.

http://repository.wima.ac.id/id/eprint/4069/7/Lampiran.pdf
5
Sinar datang pada cermin cembung yang sejajar sumbu utama dipantulkan seolah-olah dari
titik fokus. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama. Sinar datang yang
menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat kelengkungan itu6. Cermin
cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung ke arah luar.Cermin cembung
biasa digunakan untuk spion pada kendaraan bermotor.
• Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung

1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dipantulkan selaholah dari titik fokus.

Gambar 6

2. Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama.

Gambar 7

3. Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan seolah-olah dari titik pusat
kelengkungan itu.

Gambar 8

• Lukisan Bayangan Benda di depan Cermin Cembung

Lukisan bayangan benda di depan cermin cembung hanya satu jenis, yaitu benda
berada di ruang IV di depan cermin cembung, karena ruang I, II, dan III berada di belakang

6
SMPK Santo Yusup Mojokerto, Rancangan Perencanaan Pembelajaran
http://repository.wima.ac.id/id/eprint/4069/7/Lampiran.pdf
6
cermin cembung. Bayangan yang dibentuk oleh cermin cembung selalu bersifat maya,
diperkecil, tegak, dan di ruang I.

Gambar 9

Pemantulan sempurna dapat dikatakan sebagai kejadian dimana sinar datang yang melaju
kearah medium lain yang lebih tinggi kerapatannya dipantulkan secara menyeluruh (dipantulkan
kembali seluruhnya) dengan bidang batas antarmedium (permukaan medium yang kurang rapat)
berlaku sebagai “cermin datar sempurna”. Sesuai dengan hukum 1 Snellius syarat terjadinya
pemantulan sempurna adalah diharuskan untuk sinar datang, garis normal dan sinar pantul terletak
pada 1 (satu) bidang datar (dalam kasus ini bidang datar tersebut adalah cermin datar sempurna),
Kemudian syarat selanjutnya adalah sudut dari sinar datang yang menuju bidang datar (cermin datar)
harus memiliki nilai yang sama dengan sudut yang dibentuk oleh sinar pantul7. Perlu dicatat bahwa
dalam hal ini terjadi 2 fenomena yaitu pembiasan cahaya dan pemantulan, sehingga agar didapatkan
pemantulan sempurna dibutuhkan kondisi yang sesuai yaitu sinar datang dari medium lebih rapat ke
medium kurang rapat (kerapatannya rendah atau susunan molekulnya lebih renggang) dan sudut
datang sinar lebih besar daripada sudut kritis.

Metode
Praktikum kali ini dilaksanakan pada senin sore lebih tepatnya pukul 15.30 WIB (ba’da ashar)
hingga pukul 17.30 WIB tanggal 26 September 2022. Tempat dilaksanakan praktikum pemantulan
kali ini adalah di lantai 7 FITK (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan) UIN (Universitas Islam
Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta ruang laboratorium fisika. Agar tidak membingungkan perlu
dicatat bahwa laboratorium fisika dasar terletak di sebelah timur bagian ujung FITK.
Pada praktikum kali ini digunakan alat dan bahan sebanyak 9 (sembilan) buah yaitu; cermin
kombinasi (berupa sebuah segitiga metal dengan satu sisi bertindak sebagai cermin datar, satu sisi
sebagai cermin cekung dan satunya sebagai cermin cembung), kotak cahaya (laser berwarna merah),
balok kaca setengah lingkaran, busur derajat, mistar kertas milimeter clock, kertas HVS (Hout Vrij

7
Giancoli, Douglas C.. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1 (Jakarta: Erlangga), h. 391
7
Schrift dalam bahasa Belanda atau “kertas bebas kayu” jika diartikan dalam bahasa Indonesia), dan
pulpen 4 warna (terdiri atas merah, hijau, biru, dan hitam).
Terdapat 3 langkah percobaan dalam praktikum kali ini. Percobaan pertama berupa
pemantulan pada cermin datar dimana praktikan diharuskan menyiapkan alat dan bahan lalu gunakan
kertas milimeter block sebagai alas dan letakkan cermin kombinasi diatas kertas. Kedua, digambarlah
bentuk cermin kombinasi dengan menarik garis disepanjang sisi cermin. Ketiga, cermin diangkat dan
dibuat garis normal dengan menggunakan busur derajat. Keempat, Llaser dinyalakan dengan satu
sumber cahaya lalu diarahkan ke permukaan cermin datar. Kelima, tanda berupa titik pada
mmilimeter block untuk sinar datang dan sinar pantul (minimal 2 titik). Keenam, cermin diangkat dan
titik-titik dihubungkan menggunakan pulpen baik untuk sinar datang maupun sinar pantul. Langkah-
langkah ini dilakukan hingga 5 kali pengulangan. Setelah selesai maka sudut sinar datang dan sinar
pantul diukur menggunakan busur derajat kemudian catat hasilnya pada tabel pengamatan.
Percobaan kedua adalah pemantulan pada cermin cekung dan cembung dimana percobaan kali
ini berupa mengukur jarak fokus pada cermin dekung dan cembung. 3 langkah pertama sama seperti
percobaan pertama namun langkah keempat menggunakan laser dengan 3 sumber cahaya. Kelima,
didapatkan jarak fokus dengan cara melihat titik potong dan membuat garis dari ketiga sinar laser
tersebut. Keenam, dengan cermin yang sama dengan percobaan yang dilakukan maka dibuat sinar
datang yang sejajar dengan sumbu utama dengan laser 1 sinar. Ketjuh, dibuat tanda sinar pada langkah
keenam menuju titik pusat kelengkungan cermin baik pada cermin cekung maupun cermin cembung.
Percobaan kedua dilakukan 2 kali pengulangan tidak seperti percobaan pertama dengan 5
pengulangan.
Percobaan ketiga yaitu pemantulan sempurna dimana praktikan menggunakan kertas HVS
sebagai alas dan diletakkan balok kaca setengah lingkaran dibagian tengah kertas HVS. Kedua, pada
bagian tengah digambar bentuk balok kaca dengan cara menarik garis disekeliling balok dan balok
ditahan agar tidak menyulitkan saat menarik garis. Ketiga, angkat balok lalu gunakan busur derajat
untuk menggambar garis normal kemudian letakkan kembali balok ditepat yang sudah digambar.
Keempat (masih dengan balok diatas kertas), laser dengan 1 sumber cahaya diarahkan di pusat
kelengkungan dan pastikan sinar tepat membentuk garis lurus tanpa adanya cahaya yang dibiaskan.
Kelima, gerakkan laser secara perlahan hingga sinar mulai dipantulkan sempurna (tidak ada sinar
yang dibiaskan) lalu buatlah garis mengikuti sinar datang dan pantul dengan cara seperti pada
percobaan pertama. Keenam, ukur sudut yang terbentuk dan catat hasilnya sebagai titik kritis darisini
didapat data yang diambil berupa data sebelum, saat, dan setelah melewati titik kritis. Ketujuh, dibuat
tanda berupa garis sinar datang, sinar pantul, dan sinar bias.

8
Hasil

Tabel 1. Percobaan 1 Tabel 2. Percobaan 2


No. ∠𝑖 ∠𝑟 Tabel 2.1 Pengukuran jarak fokus
1 16o 16o
No. 𝑐𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛 𝑓 (𝑐𝑚)
o o
2 22 22 1 Cekung 6,1 cm
3 36o 36o 2 Cekung 6,2 cm
4 41o 41o 3 Cembung 6,3 cm
5 50o 50o 4 Cembung 6,3 cm

Tabel 2.2 Pengamatan jarak kelengkungan

No. 𝑐𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛 𝑓 (𝑐𝑚)

1 Cekung 6,1 cm
Tabel 3. Percobaan 3
No. ∠𝑖 2 Cekung 5,4 cm

1 13o 3 Cembung 7,55 cm


2 6o 4 Cembung 7,4 cm
3 6o

Pembahasan

Pada percobaan pertama kita mendapatkan data-data berupa pemantulan yang dialami oleh
sinar. Disini didapatkan data berupa sudut sinar datang sesuai dengan sudut sinar pantul sehingga
memvalidkan pernyataan Snellius pada hukum pemantulannya (atau hukum I Snellius lebih
tepatnya). Cermin datar memiliki bentuk permukaan yang datar. Cermin datar akan memantulkan
cahaya yang mengenainya secara tegak lurus atau berlawanan dari arah datang sinar (inversi).
Berdasarkan analisis praktikan data yang didapat juga terlihat bahwa setelah dilakukan 5 pengulangan
percobaan data yang didapat sesuai dengan kajian teori yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul.
Membuat kajian teori dan data yang didapat menjadi valid.

9
Grafik Percobaan 1
Sudut datang Sudut Pantul

120
50
100 41
36
80
Derajat 50
60 22
36 41
16
40 22
16
20
0
1 2 3 4 5
Pengulangan Percobaan

Grafik 1. Percobaan pemantulan pada cermin datar

Pada percobaan kedua praktikan menganalisis prinsip pemantulan pada cermin lengkung
dimana data yang didapat kurang sesuai dengan kajian teori yang dituliskan. Percobaan kedua
terdapat beberapa kesalahan berupa pada saat penggarisan melenceng sedikit dari titik yang dibuat
sehingga data yang seharusnya didapatkan adalah 2𝑓 menjadi melenceng sedikit dari kajian teori.
Praktikan menganalisis data yang ada dan hasil tidak sesuai kajian teori dikarenakan adanya beberapa
kesalahan yang membuat sinar pada 2𝑓 tidak memiliki nilai yang sama dengan 𝑓 + 𝑓.

Walaupun begitu pada percobaan kedua didapatkan analisis bahwa pada cermin cekung
cahaya yang berada di pinggir lengkungan cermin jika masuk dengan sudut yang sama dengan yang
berada ditengah cermin (tegak lurus atau 90° terhadap bagian tengah cermin) maka cahaya akan
dipantulkan kebagian tengah, membuat tampilan yang memotong sinar bagian tengah. Pertemuan 3
sinar ini dinamakan sebagai titik fokus (𝑓). Jika kita gunakan sinar kembali dan belokkan pada sudut
tertentu hingga pantulan sinar yang mengenai cermin cekung tersebut terbalik (inverse atau kembali
ke sumber cahaya) maka akan didapatkan titik pusat kelengkungan (2𝑓). Darisini kita dapatkan
bahwa pada cermin cekung sinar pantul akan dikumpulkan pada 1 titik sehingga membuat adanya
intervensi antar ketiga sinar pantul. Hal inilah yang dinamakan sebagai konvergensi cahaya atau
mengumpulnya cahaya pada satu titik tertentu.

Hal yang berbeda dialami oleh cermin cembung. Pada cermin cembung cahaya tersebar dan
dipantulkan kebagian luar. Sehingga dalam pengukuran titik fokus diharuskan menarik garis
melewati cermin. Hal ini juga sesuai kajian teori bahwa pada cermin cembung bayangan terletak
dibelakang cermin, bukan didepan cermin. Jika kita gunakan sinar kembali dan belokkan pada sudut
tertentu hingga pantulan sinar yang mengenai cermin cembung tersebut terbalik (inverse atau kembali
ke sumber cahaya) maka jika ditarik garis pantul menuju belakang cermin akan didapatkan titik pusat
10
kelengkungan (2𝑓). Darisini kita dapatkan bahwa pada cermin cembung sinar pantul akan disebarkan
ke segala arah. Hal inilah yang dinamakan sebagai divergensi cahaya atau menyebarnya cahaya yang
berasal dari satu titik ketika bertemu dengan permukaan benda tertentu.

Grafik Percobaan 2 (pengukuran f)


6,3 6,3

6,2
f (cm)

6,1

1 2
Pengulangan Percobaan

Cekung Cembung

Grafik 2. Pemantulan pada cermin cekung dan cembung (pengukuran jarak f)

Grafik Percobaan 2 (pengukuran 2f)


7,55 7,4
6,1
5,4
2f (cm)

1 2
Pengulangan Percobaan

Cekung Cembung

Grafik 3. Pemantulan pada cermin cekung dan cembung (pengukuran jarak 2f)

11
Penyatuan grafik 2 dan 3
8 7,55
7,4

7 6,3
6,2
6,1 6,1
6 5,4

5
4
3
2
1
0
pengamatan f pengamatan 2f

Cekung 1 Cekung 2 Cembung 1 Cembung 2

Grafik 4. Hubungan pengukuran jarak f dan 2f

Pada grafik 4 kita dapat melihat hubungan antara data yang didapatkan pada percobaan 2.
Hanya pada 1 pengulangan cermin cekung didapat data tersebut adalah konsisten (tetap) baik pada f
maupun 2f. Namun ketiga sisanya memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini terkait dengan
kesalahan yang praktikan alami sehingga didapat data yang berbeda pada pengukuran 2f. Untuk
mengatasi hal tersebut kedepannya kemungkinan pengukuran 2f diharuskan dari jarak tertentu dan
sudut tertentu agar sinar laser jatuh pada titik yang sesuai. Diharapkan juga dilakukan demonstrasi
sebelum praktikum karena hanya pada praktikum pemantulan cahaya tidak dilakukan demonstrasi.

Pada pemantulan sempurna didapatkan 2 data yang sama dan 1 data berbeda dari ketiga
pengulangan. Percobaan pada pemantulan sempurna cukup rumit sehingga dibutuhkan ketelitian
yang tinggi dalam menggeser sumber cahaya (kotak laser). Darisini dapat dianalisis bahwa
pemantulan sempurna didapatkan dengan catatan pengukuran harus dilakukan pada medium kurang
rapat dimana cahaya dapat masuk dan keluar dan bukan pengukuran diluar medium kurang rapat yang
diukur sudutnya, namun didalam medium. Dikarenakan pemantulan “sempurna” maka sudut datang
dapat dipastikan sama dengan sudut pantul jika mengacu pada kajian teori.

12
Grafik Percobaan 3
13

Sudut datang
6 6

1 2 3
Pengulangan Percobaan

Pemantulan Sempurna

Grafik 5. Pemantulan sempurna pada balok kaca setengah lingkaran

Pada percobaan ketiga kita dapat mencari indeks bias lensa setengah lingkaran dengan
menggunakan rumus

sin 𝜃𝑖 𝑛𝑖
=
sin 𝜃𝑟 𝑛𝑟

Dimana : 𝜃𝑖 = Sudut datang ( °)

𝜃𝑟 = Sudut pantul ( °)

𝑛𝑖 = Indeks bias sinar datang

𝑛𝑟 = Indeks bias sinar pantul

sin 13° 1,0003


=
sin 13° 𝑛𝑟

𝑛𝑟 = 1,0003

sin 6° 1,0003
=
sin 6° 𝑛𝑟

𝑛𝑟 = 1,0003

sin 6° 1,0003
=
sin 6° 𝑛𝑟

𝑛𝑟 = 1,0003

13
Berdasarkan penrhitungan sebelumnya maka didapatkan hasil yang konsisten berupa nilai
indeks bias kaca balok setengah lingkaran adalah 1,0003. Walaupun begitu praktikan merasa bahwa
data ini salah. Dikarenakan tidak mungkin kaca yang indeks biasnya berbeda memiliki nilai yang
sama dengan indeks bias udara. Walaupun begitu ketika praktikan menanyakan hal ini pada asisten
laboran (Nurfirda) praktikum pemantulan perihal teknisnya asisten laboran berkata iya saja dan tidak
menjelaskan lebih lanjut perihal data yang sepertinya salah ini. Hal ini juga membuat satu kelompok
praktikan kebingungan karena teknis yang kurang jelas.

Kemungkinan data valid dapat diperoleh jika pada saat membelokkan laser digunakan busur
berukuran besar sebagai acuan pembeloknya. Hal ini juga dapat meminimalisir tingkat paralaks
(kesalahan pengelihatan) yang sering dilakukan oleh manusia. Selain itu seharusnya pengukuran
dilakukan pada cahaya yang berada didalam kaca, bukan yang berada diluar kaca (udara) dikarenakan
dalam praktikum pemantulan percobaan ketiga cahaya masuk dari kaca cembung dan dipantulkan
oleh kaca datar. Namun asisten laboran menjelaskan setengah-setengah dalam percobaan ketiga
sehingga kesalahan paling fatal ada pada percobaan ketiga.

Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal terkait
percobaan 1, 2 dan 3. Berdasarkan percobaan 1 didapatkan bahwa prinsip cermin datar adalah
memantulkan cahaya dengan sudut yang sesuai dengan arah datangnya cahaya. Perlu dicatat bahwa
cermin datar dapat memantulkan cahaya secara beraturan sehingga dalam prinsipnya sudut sinar
datang akan selalu sama dengan sudut sinar pantul dengan catatan tidak adanya kesalahan manusia
berupa paralaks.

Prinsip cermin cekung adalah mengumpulkan cahaya sehingga cermin cekung disebut
konvergen. Hal ini dapat terlihat jika kita menembakkan 3 sinar laser maka ketiga sinar itu akan
bertemu pada 1 titik yang disebut sebagai titik fokus. Prinsip cermin cembung adalah menyebarkan
cahaya, hal inilah yang membuat cermin cembung memiliki sifat divergen. Letak bayangan pada
cermin cembung berada dibelakang cermin dan terkadang bayangan yang terlihat memiliki jarak yang
lebih dekat daripada jarak objek.

Pemantulan sempurna dapat terjadi jika terpenuhi 2 syarat berupa; sinar datang berasal dari
medium yang kerapatannya lebih tinggi berjalan menuju medium yang kerapatannya lebih rendah
(susunan atom dan molekulnya lebih renggang), dan sudut sinar datang diharuskan lebih besar
daripada sudut kritis (𝜃𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 > 𝜃𝑐𝑟𝑖𝑡𝑖𝑐𝑎𝑙 ). Perlu dicatat juga dalam pengukurannya bukan pada
permukaan yang cembung namun pada permukaan datar.

14
Ucapan Terima kasih

Terimakasih rekan-rekan praktikan yang telah membantu dan mensukseskan praktikum


pemantulan ini. Semoga laporan praktikum ini dapat menjadi rujukan pembaca agar menjadi lebih
baik dikemudian hari. Terimakasih juga kepada asisten laboran praktikum pemantulan Nurfirda
yang telah memberikan waktunya untuk berkesempatan hadir pada praktikum pemantulan ini.

Daftar Rujukan

Giancoli, 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2, Jakarta: Erlangga


(Giancoli, 2014b)
Giancoli, 2014, Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2, Jakarta: Erlangga
(Giancoli, 2014a)
SMPK Santo Yusup Mojokerto, Rancangan Perencanaan Pembelajaran, dilansir dari:
http://repository.wima.ac.id/id/eprint/4069/7/Lampiran.pdf
Tipler,Paul A.2012.Physics 5th Edition. New York : W.H Freeman and Company
(Tipler, 2001)
Young, H.D., Freeman, R.A, 2012, University Physics with Modern Physics 13th edition. Pearson
Education
(Young, H.D., Freedman, R.A., dan Ford, 2012)

15

Anda mungkin juga menyukai