BAB 1
KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR
Kompetensi Dasar
Gambar 1:
Pesawat yang akan mendarat selalu melaporkan
posisinya kepada petugas menara
Agar dapat dipandu pendaratannya.
Posisi pesawat dikontrol pilot melalui sistem
navigasi dalam pesawat
Pada umumnya, posisi atau kedudukan suatu titik ditunjukkan dengan sebuah
koordinat. Sebuah koordinat memiliki suatu titik acuan, atau suatu kerangka acuan.
Berdasarkan kerangka acuan tersebut, akan dapat digambarkan kedudukan suatu titik dalam
koordinat tersebut. Data bahwa pesawat berada pada jarak 20 km akan tidak bermakna, jika
tidak disertai arah petunjuk dan titik acuannya. Namun angka 20 km akan menjadi
informasi penting jika dikatakan, bahwa pesawat berada 20 km sebelah timur dari menara
kontrol. Begitu juga dalam koordinat kartesius, yang umumnya menempatkan koordinat
(0,0) sebagai pusat acuannya. Misalkan dalam koordinat kartesius titik A berada pada
koordinat (2,4), dan titik B pada koordinat (-2,3).
Jika digambarkan titik (0,0) yang dijadikan sebagai titik acuan, maka titik A dan B
dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2 :
Grafik kartesius yang menggambarkan
koordinat A (2,4) dan B (-2,3)
x = r . cos θ y = r . sin θ
y
2 2
r= √x + y tan θ = x
Misalnya, suatu titik berjarak 10 cm dari titik pusat koordinat dan membentuk sudut
37° terhadap sumbu x positif, maka gambaran posisi titik tersebut dalam koordinat polar
adalah seperti berikut ini.
Gambar 3:
Grafik polar yang menunjukkan
kedudukan (10, 37°)
Kedudukan dalam koordinat polar dapat diubah dalam koordinat kartesius. Besar
nilai x dan y adalah :
x = r . cos θ y = r . sin θ
x = 10 . cos 37° y = 10 . sin 37°
x = 10 . 0,8 y = 10 . 0,6
x = 8 satuan y = 6 satuan
Kedudukan atau posisi suatu benda dinyatakan dalam vektor satuan. Adapun
persamaan umum vektor posisi dalam dua dimensi adalah :
Penulisan suatu vektor satuan dinyatakan dalam huruf miring. Misalnya vektor
satuan yang searah sumbu x dinyatakan dengan i. Vektor itu sendiri diwakili dengan huruf
tebal, seperti vektor kedudukan atau vektor pisisi suatu titik dalam dua dimensi adalah r.
Prinsip penulisan lambang seperti tersebut tidak baku namun lazim digunakan secara
umum. Jika ingin dibuat suatu teknik penulisan yang lain, dan telah disepakati, maka hal itu
Contoh :
1. Kedudukan suatu titik D ditunjukkan oleh koordinat kartesius (3,6). Nyatakan
koordinat titik tersebut dalam koordinat polar !
Jawab :
6
2 2
r= √ 3 +6 =3 √5 dan tan θ = 3 maka θ = 63,4°
x=2 √2 y=2 √2
3. Suatu titik A mempunyai kedudukan yang ditunjukkan koordinat kartesius (2,4).
Tentukan vektor posisi titik tersebut !
Jawab :
rA = 2 i + 4 j
4. Titik H mempunyai kedudukan (4, 30°). Tentukan vektor posisi titik tersebut !
Jawab :
x = 4 . cos θ y = r . sin θ
x = 4 . cos 30° y = 4 . sin 30°
1 1
√3
x=4. 2 y=4. 2
x=2 √3 y=2
2. Perpindahan
Pengertian perpindahan perlu dibedakan dengan jarak. Sebagai sebuah ilustrasi,
seandainya ada seorang anak yang berjalan ke timur sejauh10 m, kemudian kembali ke arah
barat 4 m, maka dikatakan bahwa perpindahan anak tersebut adalah 6 m, namun jarak yang
ditempuhnya sebesar 14 m. Dengan demikian, coba simpulkan perbedaan perpindahan dan
jarak itu!
Adanya perbedaan pengertian perpindahan dan jarak, akan berimplikasi terhadap
pengertian akan kecepatan (velocity) dan kelajuan (speed). Perpindahan yang ditempuh oleh
suatu benda tiap satuan waktu akan menunjukkan kecepatan, dan besarnya jarak yang
ditempuh oleh suatu benda tiap satuan waktu disebut dengan kelajuan.
Suatu benda dikatakan melakukan perpindahan jika posisi dari benda tersebut
mengalami perubahan terhadap titik acuan. Seorang kondektur bus - saat meminta karcis
penumpang dari baris kursi terdepan menuju kursi belakang - dikatakan telah melakukan
perpindahan. Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa perpindahan tidak
sama dengan jarak yang ditempuh. Jika perpindahan sebagai suatu besaran vektor
memperhatikan arah, sedang jarak adalah lintasan total yang dilakukan benda tanpa
memperhatikan arah gerakan benda.
Dalam sistem koordinat kartesius, misalkan suatu titik N, mula-mula saat t = 0
berada di titik (1,1) m, kemudian saat t = 4 s berada pada titik (4,5) m, maka besaran-
besaran yang berkaitan dengan vektor perpindahan adalah :
Δ rN = √ 32+42 =5m
y
tan θ = x
4
tan θ = 3
maka θ = 53,1° terhadap sumbu x positif dengan arah berlawanan arah jarum jam.
Suatu vektor posisi dapat pula dinyatakan dalam sebuah persamaan yang mengandung
unsur t, seperti vektor posisi T = 5t i + 2 t2 j . Sehingga misalkan ditanyakan vektor posisi
titik T saat t = 3 s adalah T = 5 (3) i + 2 (3)2 j = 15 i + 18 j.
Contoh :
1. Titik R pada saat t = 1 s berada pada posisi (2,1) m, dan pada t = 4 s pada posisi (6,4)
m. Tentukan :
a. vektor perpindahannya
b. komponen vektor perpindahan pada sumbu x
c. komponen vektor perpindahan pada sumbu y
d. besar perpindahannya
e. arah perpindahannya
Jawab :
a. ΔrR = (6 i + 4 j) – (2 i + 1 j) = 4 i + 3 j
b. rRx = 4 m
c. rRy = 3 m
e. Δr = √ 122 +4 2 =4 √ 10 m
Tugas Kelompok
Buatlah kelompok minimal terdiri atas 3 orang, maksimal 5 orang. kemudian diskusikan
tentang berbagai perpindahan yang telah kamu lakukan pada hari ini! Apakah dapat
dikatakan bahwa kamu telah melakukan perpindahan, jika kamu dari kelas pergi ke
belakang, dan kemudian kembali lagi ke kelas?
Uji Kompetensi
Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar!
1. Gambarkan posisi atau kedudukan dari titik-titik berikut ini:
a. H (1,4) c. Y (5,45°)
b. A (-3,4) d. D (3, 60°)
2. Ubahlah koordinat polar berikut menjadi koordinat kartesius:
a. W (2, 37°) c. T (3, 30°)
3. Kecepatan
Bila suatu partikel mengalami perubahan kedudukan dalam suatu selang waktu
tertentu maka besar perubahan kedudukan dalam selang waktu tesebut disebut
kecepatan. Sebagai misal, jika seorang anak pergi ke arah timur sejauh 8 m dalam 4
sekon, maka dikatakan kecepatan anak tersebut 2 m/s. Hal ini akan memiliki makna
a. Kecepatan rata-rata
kecepatan rata-rata dinyatakan sebagai hasil bagi perpindahan terhadap selang
waktu dari perpindahan itu dan dirumuskan:
Δr r 2−r 1
v = Δt = t 2−t 1
Dengan memperhatikan uraian sebelumnya tentang vektor posisi dari suatu titik,
maka vektor kecepatan rata-rata dapat ditentukan.
Contoh:
Titik materi D pada detik t = 1 s berada pada posisi (2,0) m dan pada t = 4 s berada pada
posisi (8,8) m. Tentukan :
a. vektor kecepatan rata-ratanya
b. komponen vektor kecepatan rata-rata pada sumbu x
c. komponen vektor kecepatan rata-rata pada sumbu y
d. besar vektor kecepatan rata-rata
e. arah kecepatan rata-ratanya
Jawab :
a. rD1 = 2 i + 0 j
rD2 = 8 i + 8 j
Δr = rD2 – rD1 = 6 i + 8 j dan Δ t = t2 – t1 = 4 s – 1 s = 3 s
Δr 6 i+8 j
v = Δt = 3 = ( 2 i + 4/3 j ) m/s
b.
v x = 2 m/s
c.
vy = 4/3 m/s
2
4
d. v = √ 2
2+
3 () = 2,4 m/s
vy ( 4 /3 )
e. tan θ = v x = 2 = 0,666 maka θ = 33,7°
lim
v lim Δx
v= Δt →0 = Δt →0 Δt
Jika perpindahan suatu titik dilambangkan dalam sumbu x, dan waktu dalam sumbu
y, maka kecepatan sesaat pada suatu perpindahan ditunjukkan oleh kemiringan garis
singgung pada titik tersebut. Perhatikan gambar berikut!
Dengan grafik berikut, tentukan kecepatan saat t = 2 s !
Gambar 4:
Grafik x – t yang menjelaskan hubungan antara
perpindahan terhadap waktu, yang digunakan untuk
menentukan kecepatan sesaat
Untuk menentukan kecepatan sesaat dari suatu grafik x – t, yang menunjukkan hubungan
antara perpindahan x terhadap waktu t, maka kecepatan sesaat ditunjukkan dari
kemiringan garis singgung pada titik yang dimaksud. Pada contoh soal di atas,
kemiringan garis singgung pada t = 2 s digambarkan oleh grafik sebagai berikut :
Gambar 5:
Menganalisis kecepatan sesaat dari
kemiringan suatu grafik x - t
3
v = tan θ = 3 = 1 m/s
Jika dalam suatu penentuan kecepatan sesaat dari suatu grafik bernilai negatif,
berarti arah kecepatan tersebut berlawanan dengan arah gerakan benda atau arah
perpindahan benda. Juga jika kecepatan saat itu adalah nol, maka benda dikatakan
tidak berpindah.
Contoh:
1. Titik Y melakukan perpindahan dengan vektor perpindahan : r = ( 2 t 2 i + 5 t j ) m.
Tentukan :
a. vektor kecepatan sesaat
b. komponen sumbu x vektor kecepatan
c. komponen sumbu y vektor kecepatan
d. vektor kecepatan saat t = 2 s
e. besar kecepatan saat t = 2 s
Jawab :
dr
a. v = dt
v = ( 4 t i + 5 j) m/s
b. vx = 4 t m/s
c. vy = 5 m
d. Saat t = 2 s , maka vektor kecepatan sesaat adalah : v = ( 4 (2) i + 5 j) m/s
v = ( 8 i + 5 j) m/s
e. v= √ 82+5 2 = √ 89 m/s
Jika vektor kecepatan sesaat dari suatu titik diketahui, maka vektor perpindahan
dapat ditentukan dari kebalikan turunan, yaitu dengan mengintegralkannya. Jadi
dengan melakukan integral dari suatu vektor kecepatan sesaat, maka akan diperoleh
vektor posisi dari suatu titik.
r = ro + ∫ va dt
r = (2i + 3 j) + ∫ (8ti−2t2 j) dt
Gambar :
Menginterpretasikan sebuah persamaan
kecepatan dalam sebuah grafik, dapat
dilakukan dengan membuat tabel antara t dan
v, kemudian menyusunnya dalam sebuah
gambar grafik.
∫ 3 t 2−12
Perpindahan = 0 dt
3
Perpindahan = [ t3−12 t ]0
Perpindahan = [33 – 12.3] – [03 – 12.0]
Contoh 8 :
Fitri mengendarai sepeda dengan kecepatan seperti grafik berikut :
Gambar 6:
Grafik hubungan v dan t yang
menggambarkan gerakan
sepeda yang dilakukan Fitri.
Tentukan :
a. Jarak yang ditempuh setelah sepeda Fitri bergerak 2 s.
b. Jarak total yang ditempuh Fitri selama 8 s.
Jawab :
a. Jarak = Luas segitiga = L I
Jarak = ½ . alas . tinggi
Jarak = ½ . 2 . 4 = 4 m
Tugas Kelompok
Gambarlah ruang kelasmu dalam sebuah kertas milimeter blok dan tunjukkan posisi meja
masing-masing temanmu! Selanjutnya, tentukanlah jarak dan perpindahan meja
teman-temanmu dalam satu kelas terhadap meja guru! Kumpulkan denah ruang
kelasmu pada guru untuk dinilai. Denah yang terbaik, layak untuk dipasang di
dinding.
Pekerjaan Rumah
Amatilah gerakan gereta api pada lintasan rel kereta api. Apakah gerakannya beraturan atau berubah bera
1.Buatlah persamaan posisi sebagai fungsi waktu dari gerak kereta tersebut!
2.Buatlah persamaan kecepatan fungsi waktu dari kereta tersebut!
3. Buatlah persamaan percepatan fungsi waktu dari kereta tersebut.
1. Titik N pada t = 0 berada pada posisi (2,5) m, kemudian pada t = 2 s berada pada
posisi (2,8) m. Tentukan besar vektor kecepatan rata-ratanya!
2. Titik A berada dititik (0,0) saat t = 0 s. Jika pada t = 4 s, berada di (3,4) maka
tentukan vektor kecepatan rata-ratanya!
3. Titik R melakukan gerak dan digambarkan dalam grafik hubungan antara
perpindahan (x) dengan waktu (t). Tentukan besar kecepatan saat t = 5 s !
Gambar 8:
Grafik hubungan perpindahan terhadap waktu.
Gambar 9:
Grafik v – t dari gerak
titik materi P
Tentukan :
a. Jarak yang ditempuh setelah t = 2 s
Arfan Fitriyadi, S.Si 17
b. Jarak yang ditempuh setelah t = 4 s
c. Jarak yang ditempuh setelah t = 5 s
d. Jarak yang ditempuh setelah t = 6 s
e. Jarak yang ditempuh setelah t = 7 s
4. Percepatan
Perubahan kecepatan tiap satuan waktu disebut dengan percepatan. Sebagai contoh,
saat kamu berangkat ke sekolah naik motor, motor yang kamu kendarai tentu tidak
berjalan pada kecepatan yang tetap. Motor yang kamu naiki kadang bergerak dengan
kecepatan tinggi, kadang lambat, dan kadang harus berhenti karena terhalang lampu
pengatur lalu lintas.
a. Percepatan rata-rata
Adapun pengertian percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang
waktu tertentu. Semakin besar perubahan kecepatan yang dilakukan, maka tentu
percepatan yang dihasilkan semakin besar. Begitu juga jika selang waktu yang
digunakan untuk melakukan perubahan semakin sempit, maka besar percepatan
yang dilakukan semakin besar. Adapun besar dari percepatan rata-rata dirumuskan :
Δv v 2 −v 1
a = Δt = t 2 −t 1
Contoh :
1. Hafidz menaiki motor dengan persamaan kecepatan v = ( 2t2 i + 8 t j ) m/s.
Tentukan:
a. vektor percepatan rata-rata dari t = 1 s hingga t = 3 s
b. komponen sumbu x percepatan rata-rata dari t = 1 s hingga t = 3 s
c. komponen sumbu y percepatan rata-rata t = 1 s hingga t = 3 s
d. besar percepatan rata-rata dari t = 1 s hingga t = 3 s
Δv v 2 −v 1
a. a = Δt = t 2 −t 1
b.
a x = 8 m/s2
c.
ay = 8 m/s2
d. a = √ 82+8 2 =8 √2 m/s2
8
e. tan θ = 8 maka θ = 45°
b. Percepatan sesaat
Percepatan sebagai perubahan kecepatan terhadap waktu dapat ditentukan dengan
analogi seperti kecepatan sesaat, maka percepatan sesaat dapat ditentukan dengan
menentukan kemiringan garis singgung pada kurva v - t.
Selain dengan menentukan kemiringan suatu grafik v - t, vektor percepatan dapat
juga ditentukan dengan menurunkan fungsi v terhadap t. Dengan demikian terdapat
dua cara yang dapat digunakan dalam menentukan percepatan sesaat, yaitu melalui
kemiringan grafik, atau dengan cara menurunkan fungsi dari kecepatan sesaat.
Contoh:
1. Tentukan percepatan saat t = 2 s, berdasar grafik v - t berikut ini:
Gambar 10:
Grafik v - t untuk menentukan
percepatan rata-rata.
Jawab:
Jika dianalisis, saat t = 2 s maka kemiringan garis singgungnya adalah:
a = tan θ
9
a = 10 = 0,9 m/s2
Gambar 12:
Grafik hubungan v - t
untuk menetukan
percepatan sesaat.
v = vo + ∫ (2t i + 3 t2 j) dt
v = 0 + t2 i + t3 j
Saat t = 2 s maka v = 22 i + 23 j = 4 i + 8 j
Arfan Fitriyadi, S.Si 21
3. Suatu titik zat bergerak dengan percepatan fungsi dari waktu yaitu a = 4t –2, dan dengan
kecepatan awal vo= 10 m/s. Ternyata pada suatu saat kecepatannya ialah v = 50 m/s.
Berapa lama titik zat bergerak ?
to = 0 → Vo = 10 m/s
t = …? → V = 50 m/s
a = 4t –2
dv = a dt 2t 2−2t−40=0
v t t 2 −t−20=0
∫Vo dv=∫to dt (t−5)(t +4 )=0
t
V −V 0 =∫to (4t−2)dt t−5=0 V t+4=0
t=5det, t=4det
50−10=2 t 2−2 t ]to
( M ) (TM )
40=2t 2−2t−0−0
4. Suatu titik zat bergerak pada sumbu x secara GLBB dengan percepatan 5m/s2. Pada saat
bergerak 2 sekon kecepatannya 20 m/s. Mulai berangkat kedudukannya di x = -15m.
Tentukan persamaan posisi titik zat tersebut.
dx=v dt
dv=adt
∫ dx= ∫ v dt
∫ dv= ∫ adt x=∫ (5t+10)dt
v=∫ 5t 5 2
v=5t+c x= t +10
2
t=2→ v=20 m/s t=2→ v=20 m/s
20=5 .2+c 20=5 .2+c
c=10 c =10
∴ v=5t+10 ∴ v=5t+10
Persamaan posisi :
5
r̄ =( t 2 +10t+−15)i
2
5. Sebuah partikel bergerak lurus dengan percepatan a = 12-3s dengan a dalam m/s2 dan s
dalam m.
Cari hubungan antara kecepatan dan perpindahan jika s = 2 m, v = 4 m/s
Jika dalam permasalahan yang ditemui adalah penentuan kecepatan dari grafik a – t atau
penentuan kecepatan dari fungsi percepatan, maka kecepatan suatu titik, dapat ditentukan
dari integral fungsi dari percepatan tersebut. Secara matematis, fungsi integral tersebut
senilai dengan luas daerah di bawah grafik. Dengan demikian, jika kita mengetahui luas
daerah dibawah grafik percepatan terhadap waktu maka nilai kecepatan sesaat dapat
ditentukan.
Persamaan vektor kecepatan dapat ditentukan dengan mengintralkan persamaan vektor
percepatan, sehingga persamaan vektor kecepatan
v = vX i + vY j → vX = v0X + ∫ aX dt
vY = v0Y + ∫ aY dt
Contoh:
1. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan v = ( t2 -5t) m/s
Tentukan percepatan mobil saat t = 4 s !
Jawab :
dv
a = dt
a = 2t - 5 m/s2 = 2.4 – 5 = 3 m/s2
jadi a = 3 m/s2
2. Percepatan yang dimiliki mobil eko dalah a = t 3i + 3 t2 j
Jawab :
v = vo + ∫ ( t 3i + 3 t2 j ) dt
1 1
v = 2 i + 4 t i + t j→ v = (2 + 4 44) i + 43 j→ v = 68 i +64 j
4 3
Demikian pula penentuan posisi dari grafik v – t atau penentuan posisi dari fungsi
kecepatan, maka posisi suatu titik, dapat ditentukan dari integral fungsi dari kecepatan
tersebut. Secara matematis, fungsi integral tersebut senilai dengan luas daerah di bawah
grafik. Dengan demikian, jika kita mengetahui luas daerah dibawah grafik kecepatan
terhadap waktu maka nilai posisi dapat ditentukan.
Rumus menentukan posisi dengan mengintegralkan kecepatan sebagai berikut.
atau r = ro + ∫v dt
Contoh:
1. Suatu benda dari keadaan diam dan mengalami percepatan seperti grafik berikut ini.
Gambar 13:
Grafik a – t untuk
menentukan kecepatan
sesaat.
r = ro + ∫ va dt
r = (i + 2 j) + ∫ (2t 2 i−t j) dt
2 1
r = (i + 2j) + ( 3 t3 i - 2 t2 j)
2 1 2 1
Ketika t = 1 s maka r = (i + 2 j) + ( 3 (1)3 i - 2 (1)2 j) = 1 3 i - 1 2 j
5 3
r = ( 3 i - 2 j ) m/s
t x – 10 = 2t2 + 20t ] o
x – 10 = 2t2 + 20t – 0 – 0
V – 20 = 4t ] o
x = (2t2 + 20t +10) ί m
V – 20 = 4t – 0
V = (4t + 20) ί m/s
4. Suatu titik zat bergerak pada bidang datar pada sumbu cartesius yang kecepatannya
merupakan fungsi dari waktu dengan persamaan sebagai berikut :
vx = 4t + 4 (untuk t = 0 → x = 1)
vy = 4 (untuk t = 0 → y = 2)
Tentukan persamaan posisi titik zat tersebut.
Tentukan pula posisi pada t = 1 sekon
Jawab : dy
Vy=
dx dt
Vx=
dt dy
4=
dx dt
4t + 4 = dt dy = 4 dt
dx = ( 4t + 4) dt ∫dy = ∫ 4t + C
∫ dx = ∫ (4t + 4) dt t=0→y=2
x = 2t2 + 4t + c 2= 4.0 + C
t=0→x=1 C=2
1 = 2.02 + 4 + 1 Maka y = 4t + 2
C=1
Maka x =2t2 + 4t +m 1
∴ r̄ = x ί + y j
r̄ = (2t2 + 4t + 1) ί + (4t +2)j
Uji Kompetensi
Gambar 14 :
Grafik v – t untuk menentukan
percepatan sesaat, dengan
menentukan kemiringan dari
grafik pada suatu saat.
Gambar 15:
Grafik a – t untuk menentukan
kecepatan sesaat dengan
menghitung luas daerah di bawah
kurva
B. Gerak Parabola
Gerak parabola merupakan kombinasi dua gerak sekaligus, yaitu gerak mendatar
dengan kecepatan tetap, artinya tanpa percepatan, dan gerak vertikal yang merupakan gerak
berubah beraturan, yang artinya mempunyai percepatan tetap.
Gerak parabola dapat diamati pada pertandingan sepak bola. Saat kiper melakukan
tendangan gawang, umumnya kiper akan melakukan tendangan yang jauh ke depan, menuju
daerah lawan dengan menggunakan tendangan yang menghasilkan lintasan berupa gerak
parabola atau gerak peluru. Pada sudut berapakah tendangan kiper tersebut akan mencapai
jarak tendangan yang terjauh? Diskusikanlah bersama teman sebangkumu!
Kegiatan Kelompok :
Lakukanlah kegiatan kelompok sebagai berikut :
1. Ambil dua bola ping pong!
2. Letakkan dua bola ping pong tersebut di tepi sebuah meja yang cukup tinggi!
3. Jatuhkan secara bersamaan kedua bola tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Bola pertama jatuh bebas dari tepi meja
b. Bola kedua diberi kecepatan mendatar sejajar meja
Arfan Fitriyadi, S.Si 29
4. Catat waktu yang diperlukan bola pertama dan kedua untuk sampai di tanah!
5. Buat perbandingan kesimpulan dari kedua waktu tibanya kedua bola di tanah!
6. Analisislah gerakan kedua bola tersebut!
v = √ v 2x +v 3y
Arfan Fitriyadi, S.Si 30
vy
tan α = vx
Keterangan :
1. vo = kecepatan awal (m/s)
2. vox = kecepatan awal pada sumbu x (m/s)
3. voy = kecepatan awal pada sumbu y (m/s)
4. vx = kecepatan pada sumbu x (m/s)
5. vy = kecepatan pada sumbu y (m/s)
6. v = kecepatan pada suatu saat (m/s)
7. x = kedudukan atau posisi pada sumbu x (m)
8. y = kedudukan atau posisi pada sumbu y (m)
9. α = arah gerakan partikel (°)
10. θ = sudut elevasi (°)
11. g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
Diskusi Kelompok
Buatlah kelompok maksimum 5 orang untuk berdiskusi secara matematis dan membuktikan
persamaan matematis berikut ini :
a. Koordinat titik puncak (xMAX , y MAX )
2
v 2 sin 2 α v 2 sin α
0 0
Waktu untuk mencapai jarak mendatar terjauh atau jatuh kembali ke tanah tJ = 2. tP
Contoh :
1. Sebuah panah dilepaskan dari busur dengan kecepatan awal 100 m/s dan sudut elevasi
37° Tentukan :
a. vektor posisi panah saat t = 1 s
b. vektor posisi ketika panah mencapai titik tertinggi.
Jawab :
a. x = vo . cos θ . t = 100 . cos 37° . 1 = 100 . 0,8 = 80 m
y = vo . sin θ . t – ½ g t 2 = 100 . sin 37° . 1 – ½ .10.12 = (100 .0,6– 5) = 55 m
Jadi vektor posisi panah setelah 1 s adalah r = (80 i + 55 j) m
b. Pada titik tertinggi vy = 0 sehingga :
vy = vo sin θ – g . t
0 = 100 . sin 37° – 10 . t maka diperoleh nilai t
t=6s
Nilai t tersebut kemudian dimasukkan pada
x = vo . cos θ . t = 100 . cos 37° .6 = 100 . 0,8 . 6 = 480 m
y = vo . sin θ . t – ½ . g . t 2 = 100 . sin 37° 6– ½ .10. (6)2 = 360 – 180 =180 m
Jadi vektor posisi panah pada titik tertinggi adalah r = (480 i + 180 j) m
c. Pada titik mendatar terjauh y = 0, kemudian nilai t tersebut dimasukkan ke x
y = vo . sin θ . t – ½ . g . t 2
0 = 100 . sin 37° . t – ½ .10. t2 → 0 = 60 t – 5 t2
- 60 t = - 5 t2 → t = 12 sekon
maka x = vo . cos θ . t = 100 . cos 37° .12 = 720 m
Jadi vektor posisi panah di titik mendatar terjauh adalah r = (720 i + 0 j) m
d. vx = vo . cos θ = 100 . cos 37° = 100 . 0,8 = 80 m/s
vy = vo . sin θ – g . t = 100 sin 37° – 10 . 1 = (60 - 10) = 50 m/s
jadi vektor kecepatan panah v = vX i + vY j = 80 i + 50 j
t = √2 s
Nilai t tersebut kemudian dimasukkan pada:
Uji Kompetensi
1. Sebuah anak panah dilepaskan dari busur dengan kecepatan awal 50 m/s dan sudut
elevasi 60°. Tentukan vektor posisi ketika anak panah menyentuh tanah.
2. Jika sebuah rudal kendali dijatuhkan dari pesawat pada ketinggian 1000 m di atas
permukaan tanah, dengan kecepatan mendatar 100 m/s, maka tentukan jarak mendatar
yang ditempuh rudal kendali.
3. Sebuah bola ditendang dengan kecepatan awal 50 m/s dengan sudut elevasi 53°
membentuk lintasan gerak parabola dengan percepatan gravitasi bumi g =10 m/s.
Tentukan :
a. vektor posisi bola ketika t = 2 sekon.
b. vektor posisi dan kecepatan bola ketika mencapai titik tertinggi.
c. vektor kecepatan dan besar kecepatan bola saat t = 4 sekon.
d. arah kecepatan bola ketika t = 4 sekon.
e. vektor posisi bola ketika mencapai tanah.
f. waktu untuk mencapai tanah.
1,5 m
Kegiatan Kelompok
Bentuklah sebuah kelompok yang beranggotakan 3 – 5 orang!
Diskusikan dalam kelompokmu tentang beberapa jenis gerak yang ada di sekitar kita
yang termasuk gerak parabola! Apakah gerakan pesawat terbang saat naik termasuk
gerak parabola? Apakah gerak bom atom saat dijatuhkan dari pesawat pengebom di
Hirosima termasuk gerak parabola? Apakah gerakan roket Eksoset saat diarahkan ke
pesawat tempur merupakan gerak parabola? Apakah gerak peluru yang ditembakkan ke
atas merupakan gerak parabola?
Pekerjaan Rumah
1. Yanti memukul shuttle cock dengan kecepatan awal 20 m/s dan sudut elevasi 60°.
Tentukan jarak terjauh yang ditempuh shuttle cock tersebut !
2. Sebuah bom dijatuhkan dari pesawat di ketinggian 2.000 m di atas permukaan tanah,
dengan kecepatan mendatar 200 m/s. Tentukan jarak mendatar yang ditempuh bom!
C. Posisi Sudut, Kecepatan Sudut, dan Percepatan Sudut pada Gerak Melingkar
1. Posisi Sudut
Posisi sudut akan menggambarkan kedudukan dari suatu sudut dalam gerak melingkar
beraturan. Tentu saja pusat gerak melingkar tersebut akan dijadikan sebagai pusat titik
acuan. Seperti telah disampaikan terdahulu, bahwa semua gerak tetap memerlukan suatu
titik acuan.
Besarnya sudut yang ditempuh gerak melingkar tersebut tiap satuan waktu disebut
dengan kecepatan sudut. Dalam hal ini, satuan dari kecepatan sudut dapat dinyatakan dalam
rad/s atau putaran per menit (rpm). Perubahan kedua satuan tersebut didasarkan bahwa satu
putaran senilai dengan 2 π radian.
Sedangkan percepatan sudut adalah laju perubahan kecepatan sudut yang terjadi tiap
satuan waktu. Semakin besar perubahan kecepatan sudut yang terjadi, maka akan semakin
besar pula kecepatan sudut yang terjadi pada gerak melingkar tersebut. Demikian juga jika
semakin besar pengurangan kecepatan sudut yang dilakukan gerak melingkar maka semakin
besar nilai perlambatan sudut dari gerak melingkar itu.
2. Kecepatan Sudut
Jika kita memperhatikan seorang pesenam di atas lantai es yang licin saat ia
melakukan gerak melingkar, maka gerakan tubuhnya yang semula bergerak melingkar
beraturan akan berubah menjadi bergerak melingkar berubah beraturan semakin cepat saat
ia mengubah posisi dari tangannya, serta memberikan sejumlah gaya pada dirinya.
a. Kecepatan sudut rata-rata
Kecepatan sudut rata-rata sebagai hasil bagi perpindahan sudut dengan selang waktu
yang ditempuh dapat dirumuskan:
Arfan Fitriyadi, S.Si 37
Δθ
ω = Δt
b. Kecepatan sudut sesaat
Sedang kecepatan sudut sesaat adalah turunan pertama dari posisi sudut, atau dapat
pula ditentukan dari kemiringan garis singgung grafik posisi sudut terhadap waktu.
Kecepatan sudut sesaat dirumuskan:
dθ
ω=
dt
3. Percepatan Sudut
Contoh :
1. Posisi sebuah sudut ditentukan oleh persamaan :
θ = (3 t2 + 2) rad, maka tentukan :
a. posisi sudut saat t = 0 s
Δθ (14−2)
c. ω = Δt = (2−0 ) = 6 rad/s
dθ
d. ω = dt = (6 t ) = ( 6 . 2 ) = 12 rad/s
2. Posisi sebuah sudut ditentukan oleh persamaan:
θ = (2 t2 + 5) rad, maka tentukan :
a. posisi sudut saat t = 0 s
b. posisi sudut saat t = 3 s
c. kecepatan sudut rata-rata dari t = 0 s hingga t = 3 s
d. kecepatan sudut saat t = 3 s
Jawab :
a. θ = (2 (0)2 + 5) = 5 rad
b. θ = (2 (3)2 + 5) = 23 rad
Δθ (23−5 )
c. ω = Δt = (3−0 ) = 6 rad/s
dθ
d. ω = dt = (4 t ) = ( 4 . 3 ) = 12 rad/s
3. Posisi sudut sebuah titik yang bergerak melingkar pada tepi sebuah roda adalah:
θ = (4 t3 + 5 t2 + 2 t + 6 ) rad
Tentukan :
a. Kecepatan sudut rata-rata dari t = 0 hingga t = 4 s
b. Percepatan sudut rata-rata dari t = 0 hingga t = 4 s
c. Kecepatan sudut saat t = 2 s
d. Percepatan sudut saat t = 2 s
Jawab :
θ = (4 t3 + 5 t2 + 2 t + 6 ) rad
ω = (12 t2 + 10 t + 2 ) rad/s
Δθ (350−6 )
ω = Δt = ( 4−0 ) = 86 rad/s
b. ω = (12 t2 + 10 t + 2 ) rad/s
ω1 = (12.02 + 10.0 + 2 ) rad/s = 2 rad/s
ω2 = (12.42 + 10.4 + 2 ) rad/s = 234 rad/s
Δω (234−2)
α = Δt = ( 4−0 ) = 58 rad/s2
c. ω = (12 .22 + 10 . 2 + 2 ) = 70 rad/s
d. α = (24. 2 + 10 ) = 58 rad/s2
Uji Kompetensi
1. Posisi sudut sebuah titik yang berada pada ujung roda sepeda ditentukan oleh
persamaan :
θ = (2 t3 + 2t) rad, maka tentukan :
a. posisi sudut saat t = 3 s
b. posisi sudut saat t = 4 s
c. kecepatan sudut rata-rata dari t = 3 s hingga t = 4 s
d. kecepatan sudut saat t = 2 s
e. persamaan percepatan sudut sebagai fungsi waktu
2. Posisi sudut sebuah titik yang bergerak melingkar pada terpi sebuah roda adalah:
θ = ( t3 + t2 + t + 1 ) rad
Tentukan :
a. Kecepatan sudut rata-rata dari t = 1 hingga t = 2 s
b. Percepatan sudut rata-rata dari t = 1 hingga t = 2 s
c. Kecepatan sudut saat t = 1 s
d. Percepatan sudut saat t = 1 s
5
θ=( 6 t3 + 5 t2 + 4) rad, maka tentukan kecepatan sudut saat t = 4 sekon!
Pekerjaan Rumah
Posisi sudut θ suatu fungsi dapat juga ditentukan dari pengintegralan persamaan kecepatan
sudut dengan rumus :
θ = θ0 + ∫ ωt dt
Persamaan kecepatan sudut dapat ditentukan dengan pengintegral persamaan percepatan
sudut.
ω = ω 0 + ∫αt dt
Contoh:
1. Jika kecepatan sudut sebuah roda dinyatakan dalam sebuah persamaan :
ω = (3 t2 + t ) rad/s, tentukan:
a. kecepatan sudut saat t = 1 s
b. kecepatan sudut saat t = 4 s
Δω (52−4 )
c. α = Δt = (4−1) = 16 rad/s
dω
α=
d. dt = (6 t + 1) maka saat t = 5 s besar
Uji Kompetensi
1. Kecepatan sudut sebuah roda dinyatakan dalam sebuah persamaan :
ω = ( t3 + 2t +3 ) rad/s, maka tentukan :
a. kecepatan sudut saat t = 0 s
b. kecepatan sudut saat t = 4 s
c. percepatan sudut rata-rata dari t = 0 s hingga t = 4 s
d. percepatan sudut saat t = 2 s
e. posisi sudut saat t = 2 s, jika posisi sudut awal 2 rad
2. Percepatan sudut sebuah titik yang bergerak melingkar dinyatakan dengan
α = 3t + 2.dan kecepatan sudut awal 3 rad/s sedangkan posisi mula-mula 2 rad
Tentukan :
a. Persamaan kecepatan sudut sebagai fungsi waktu
b. Percepatan sudut rata-rata dari t = 0 hingga t = 3 s
c. Persamaan vektor posisi sebagai fungsi waktu.
d. kecepatan sudut rata-rata dari t = 0 hingga t = 2 s.
Ulangan BAB 1
Soal-soal Uraian
Jawablah soal-soal berikut dengan tepat!
1. Kedudukan suatu titik D ditunjukkan oleh koordinat kartesius (4,6). Nyatakan
koordinat titik tersebut dalam koordinat polar!
2. Kedudukan titik Y ditunjukkan oleh koordinat polar (2, 135°). Nyatakan koordinat
tersebut dalam koordinat kartesius!
3. Suatu titik A mempunyai kedudukan yang ditunjukkan koordinat kartesius (2,-4).
Tentukan vektor posisi titik tersebut!
4. Titik H mempunyai kedudukan (10, 60°). Tentukan vektor posisi titik tersebut!
5. Titik N pada saat t = 0 s berada pada posisi (2,1) m, dan pada t = 4 s pada posisi (5,5)
m. Tentukan:
a. vektor perpindahannya
b. komponen vektor perpindahan pada sumbu x
Grafik v - t
Tentukan :
a. Jarak yang ditempuh setelah t = 1 s
b. Jarak yang ditempuh setelah t = 3 s
c. Jarak yang ditempuh setelah t = 5,5 s
16. Pak Karta menaiki motor dengan persamaan kecepatan
v = ( 2t2 i + 8 t j ) m/s Tentukan:
a. vektor percepatan rata-rata dari t = 1 s hingga t = 3 s
b. besar percepatan rata-rata dari t = 1 s hingga t = 3 s
17. Percepatan yang dimiliki motor Dydy adalah a = t2 i + 3 t2 j
Jika kecepatan awal motor Dydy adalah nol, tentukan kecepatan motor Dydy saat
t=2s!
18. Suatu benda dari keadaan diam dan mengalami percepatan seperti grafik berikut ini.
Grafik a – t untuk
menentukan kecepatan
sesaat
b. Δ r = (2,5 √3 i + 1,5 j) e. Δ r = (3 √3 i + 3 j)
c. Δ r = (3 √3 i + 1,5 j)
2. Posisi dari suatu partikel memenuhi persamaan r = 2t + t2 dengan r dalam meter dan t
dalam sekon. Kecepatan partikel saat t = 5 sekon adalah ....
a. 3 m/s d. 12 m/s
b. 5 m/s e. 15 m/s
c. 8 m/s
3. Sebuah sepeda bergerak dengan kecepatan 20 m/s dalam arah 210° berlawanan
dengan arah jarum jam terhadap sumbu x positif. Komponen vektor kecepatan
terhadap sumbu x dan sumbu y adalah ....
a. 135 m d. 180 √3 m
b. 135 √3 m e. 270 m
c. 180 m