Anda di halaman 1dari 26

TELESKOP

(Laporan Praktikum Optika)

Oleh

Kelompok VI

LABORATORIUM EKSPERIMEN FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Percobaan : Teleskop

Tanggal Percobaan : 18 November 2019

Tempat Percobaan : Laboratorium Eksperimen Fisika

Jurusan : Fisika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : VI (Enam)

Anggota Kelompok : 1. Retno Dwi Safitri (1717041069)


2. Farah Irena Putri Maharani (1717041076)
3. Sherintia Pratiwi (1717041079)

Bandarlampung, 18 November 2019


Menyetujui,
Penanggung Jawab

Leni Rumiyanti, S.Pd., M.Sc.


NIP. 198705222015042005

i
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT, karena limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum Optika ini dengan baik. Laporan ini berjudul
“Teleskop” yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara merangkai sebuah
teleskop dan bagaimana pula menentukan perbesaran dari teleskop tersebut.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Leni Rumiyanti, S.Pd., M.Sc. selaku
dosen penanggung jawab mata kuliah Optika, asisten praktikum percobaan ini yang
telah membimbing kami dalam melakukan eksperimen ini dan semua pihak yang
telah mendukung, memberi saran serta masukan–masukan. Kami sadar bahwa
laporan ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan saran dan kritik agar laporan ini menjadi lebih baik, serta kami dapat
mengambil manfaat dikemudian hari.

Bandarlampung. 18 November 2019

Kelompok VI

ii
TELESKOP

Oleh

Kelompok VI

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum percobaan dengan judul Teleskop. Tujuan dari


percobaan ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara merangkai sebuah teleskop
dan sekaligus dapat menentukan perbesaran dari teleskop tersebut. Alat dan bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah rel optik, dudukan optik, lensa
cembung +200 mm, lensa cembung +100 mm serta layar dan kertas pola. Pada
percobaan ini diperoleh data pengamatan dari percobaan yang telah dilakukan yaitu
pada posisi lensa objektif sebesar 66 cm, posisi lensa okuler sebesar 75,4 cm, posisi
layar sebesar 0 cm, fokus objektif sebesar 20 cm, fokus okuler sebesar 10 cm,
perbesaran hasil pengamatan ¼ kali , 𝑑𝑜1 sebesar 66cm, 𝑑𝑜2 sebesar 75,4cm.
Didapatkan hasil perhitungannya yaitu 𝑑𝑖1 sebesar 28,7 cm, 𝑑02 sebesar 10,13 cm,
perbesaran yang dihasilkan dari perhitungan sebesar 0,42 kali, serta persentase yang
dihasilkan sebesar 2 %.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan Percobaan ................................................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Lensa Cembung dan Lensa Cekung ....................................................... 3
B. Lensa....................................................................................................... 4
C. Teleskop ................................................................................................. 5
D. Teleskop Refaktor................................................................................... 6
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan ....................................................................................... 7
B. Prosedur Percobaan ................................................................................ 8
C. Sketsa Alat .............................................................................................. 9
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan ................................................................................. 10
B. Hasil Perhitungan ................................................................................. 10
C. Pembahasan .......................................................................................... 10
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Dudukan Optik ................................................................................... 7

Gambar 2. Lensa Cembung (+200mm) ................................................................ 7

Gambar 3. Layard an Kertas Pola ......................................................................... 7

Gambar 4. Lensa Cembung (+100mm) ................................................................ 7

Gambar 5. Rel Optik .............................................................................................. 7

Gambar 6. SketsaPercobaan .................................................................................. 9

Gambar 7. Sketsa Pengamatan .............................................................................. 9

Gambar 8. Perbesaran Sebenerannya .................................................................. 12

Gambar 9. Perbesaran Menggunakan Teleskop .................................................. 12

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan ................................................................................ 10
Tabel 2. Hasil Perhitungan ................................................................................... 10

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lensa media transparan yang mempunyai batasan dua permukaan melengkung


(sferis), meskipun satu dari permukaan melengkung lensa itu dapat merupakan
bidang datar. Karena itu suatu gelombang datang mengalami pembiasan ketika
melewati lensa tersebut. Bayangan yang dibentuk oleh permukaan pertama
merupakan objek bagian permukaan kedua. Lensa mempunyai dua macam,
yang pertama lensa cembung yaitu lensa yang lebih tebal dibagin tengahnya
daripada bagian ujungnya. Bagian dari lensa cembung itu sendiri dibagi menjadi
tiga yaitu bikonveks, plankonveks, dan konveks-konkaf. Bagian dari lensa
cekung itu sendiri dibagi menjadi tiga yaitu bikonkaf, plakonkaf, konkaf-
konveks. Berdasarkan bentuk lensa ini maka sebuah sinar setelah melalui lensa
akan dikumpulkan disuatu titik atau disebar. Semua efek-efek yang diperlihatkan
oleh lensa karena bentuk permukaan dan juga karena indeks bias yang
dimilikinya. Lensa dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan
sangat mudah kita temui. Salah satu aplikasi dari penggunaan lensa yaitu pada
teleskop, dimana prinsip kerja teleskop menggunakan bantuan lensa cembung
untuk mengumpulkan cahaya agar dapat melihat benda yang jauh menjadi lebih
dekat dan jelas. Dari awal penemuannya konsep sederhana dari teleskop ini
sangat membantu manusia dalam bidang optika, misalnya saja pada teropong
atau teleskop yang digunakan untuk mengamati benda-benda langit seperti bulan
dan bintang. Berkat dari penemuan model teleskop ini memperkuat teori
heliosentris dimana bahwa bumi atau planet lain berputar mengelilingi matahari.
Oleh karena hal-hal tersebut yang menjadi pentingnya bagi mahasiswa untuk
mengetahui bagaimana cara menyusun atau merangkai sebuah teleskop dan
dapat menentukan perbesaran dari teleskop tersebut.
2

B. Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini sebagai berikut :


1. Mahasiswa dapat merangkai sebuah teleskop.
2. Menentukan perbesaran dari teleskop.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Lensa Cekung dan Lensa Cembung

Jenis lensa yang umum diketahui adalah lensa cembung dan lensa cekung. Lensa
cekung bentuknya berbeda dengan lensa cembung. Lensa cekung adalah benda
bening yang dibatasi dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan satu
bidang datar yang tipis di tepi tengah-tengah dan tebal dibagian tepi. Lensa
cekung terdiri dari tiga jenis, yaitu : lensa bikonkaf (lensa cekung dua), lensa
plankonkaf (lensa cekung datar), dan lensa konveks konkaf (lensa cekung
cembung/meniscus). Lensa cekung atau lensa konkaf bersifat menyebarkan
sinar-sinar yang datang menuju lensa oleh karena itu lensa cekung disebut lensa
divrgen (Pembentukan and Pada, 2016). Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung,
yaitu: sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik
fokus di depan lensa, sinar datang menuju titik fokus di belakang lensa dibiaskan
sejajar sumbu utama, dan sinar datang menuju pusat lensa tidak dibiaskan tetapi
diteruskan. Sama halnya seperti pada lensa cembung, untuk menentukan
bayangan oleh lensa cekung diperlukan sekurang-kurangnya dua berkas sinar
utama. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung merupakan perpotongan
perpanjangan sinar-sinar bias, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa
cekung bersifat maya (Pamungkas et al., no date). Lensa cembung atau lensa
konveks memiliki bagian tengah lebih tebal daripada bagian tepinya. Sinar-sinar
bias pada lensa ini bersifat mengumpul atau konvergen. Oleh karena itu, lensa
cembung bersebut lensa konvergen. Fokus aktif untuk lensa cembung diperoleh
dari perpotongan langsung sinar-sinar bias sehingga fokus aktif adalah fokus
nyata.Oleh karena itu, jarak fokus lensa cembung bertanda positif, dan lensa
cembung disebut juga lensa positif (Fisika et al., 2007).
4

B. Lensa

Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan atau menyebarkan cahaya,


biasanya terbuat dari sepotong gelas yang dibentuk (Novida, 2018). Lensa
adalah benda bening yang dibatasi oleh dua bidang lengkung.Dua bidang
lengkung yang membentuk lensa dapat berbentuk silindris atau bola. Lensa
dapat membentuk bayangan yang diperkecil atau diperbesar, sehingga lensa
banyak digunakan dalam alat-alat optik seperti kacamata, mikroskop, lup,
kamera, dan teleskop. Kacamata digunakan untuk membantu penglihatan bagi
penderita miopi, hipermetropi, presbiopi dan astigmatisme. Mikroskop
digunakan untuk melihat benda yang ukurannya sangat kecil. Lupn atau sering
disebut kaca pembesar digunakan untuk melihat benda kecil sehingga terlihat
lebih besar. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dengan menggunakan
fokus lensa. Teleskop digunakan untuk melihat benda jauh agar tampak dekat
(Sarojo, 2011).
Titik pada sumbu utama tempat dipusatkannya berkas-berkas sinar sejajar
sumbu utama disebut titik fokus lensa, F, sedangkan jarak dari titik fokus ke
pusat lensa disebut jarak fokus, f. Kedua permukaan lensa belum tentu
mempunyai jari-jari kelengkungan yang sama (Soetrisno, 1979). Besaran
penting dari sebuah lensa adalah jarak fokus. Ternyata, jarak fokus lensa f dalam
suatu medium berhubungan dengan jari-jari kelengkungan bidang depan dan
bidang belakang lensa. Hubungan ini dinyatakan oleh rumus

1 𝑛2 1 1
=( − 1) ( + ) ........................................................ (1)
𝑓 𝑛1 𝑅1 𝑅2

Lensa dapat dibagi menjadi dua macam yaitu, lensa cembung dan lensa cekung.
Proses pembentukan bayangan dari setiap macam cermin dan lensa tersebut
berbeda-beda, tergantung pada sifatnya. Cermin cekung dan lensa cembung
dapat dikatakan bernilai positif, sedangkan cermin cembung dan lensa cekung
dapat dikatakan bernilai negatif. Gelombang yang dihasilkan oleh kombinasi
medan listrik dan medan magnet disebut gelombang elektromagnetik. Arah
getaran dan arah rambat gelombang elektromagnetik tegak lurus satu sama lain.
Oleh karena itu, gelombang elektromagnetik merambat secara tranversal.
Gelombang elektromagnetik dapat merambat diruang hampa. Berdasarkan
5

panjang gelombangnya, cahaya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:


Cahaya tampak merupakan jenis gelombang elektromagnetik yang paling
terkenal, cahaya tidak tampak merupakan cahaya yang tidak dapat dideteksi oleh
mata manusia karena panjang gelombangnya berada di luar rentan yang dapat
dideteksi oleh mata manusia. Bayang-bayang dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu bayang-bayang umbra, bayang-bayang penumbra (Nirsal, 2012).

C. Teleskop

Tata surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas bulan, bintang,
matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Banyak aktivitas
yang menakjubkan di tata surya setiap waktu, sehingga para astronom tertarik
melakukan penelitian benda-benda langit dengan cara melihat melalui teleskop.
Seabagian besar industri pembuat teleskop menghasilkan alat ini hanya dapat
difungsikan untuk mengamati pergerakan bintang saja secra otomatis dan belum
tersedia sistem teleskop yang dapat digunakan untuk mengamati pergerakan
bulan secara otomatis. Sedangkan kebtuhan pengamatan terhadap bulan oleh
para astronom maupun kalangan akademisi semakin meningkat, mengingat
objek bulan merupakan salah satu objek menarik bagi peniliti bidang astronomi.
Oleh karenanya diperlukan sistem kendali otomatis pada teleskop untuk
mengamati pergerakan bulan dan benda-benda langit lainnya (Latief, 2014).
Fungsi utama teleskop adalah mengumpulkan cahaya dan memfokuskannya
lebih besar dari segi diameternya. Sehinga lebih banyak cahaya yang dapat
dikumpulkan. Alhasil teleskop dapat melihat benda-benda yang letaknya jauh,
bahkan tidak tampak secara kasat mata sejauh mata memandang. Fungsi
teleskop yag lainnya baru ditemukan oleh Hubble teleskop yang diletakkan di
luar angkasa untuk mengirim gambar menggunakan gelombang
elektromagnetik. Gelombang tersebut akan ditangkap oleh bumi dengan hasil
yang jernih. Jadi, teleskop ini membantu manusia untuk megamati benda-benda
di luar angkasa (Tipler, 2001).
6

D. Teleskop Refaktor

Ada dua jenis teleskop optik yang digunakan yaitu Refraktor atau Dioptrik dan
Katadioptrik. Refraktor ada dioptrik adalah jenis teleskp yag hanya
menggunakan lensa untuk menampilkan bayangan benda. Reflektor atau
katoptrik adalah jenis teleskop yang menggunakan cermin untuk memantulkan
cahaya dan bayangan benda dan Katadioptrik adalah jenis teleskop yang
menggunakan kombinasi dari lensa dan cermin sebagai pengumpul cahaya
sekaligus bayangan benda. Teleskop merupakan jenis teleskop pertama kali yang
ditemukan dari ketiga jenis teleskop yang ada. Prinsip dari semua teleskop
refraktor pada umumnya sama yaitu dengan menggunakan kombinasi dua buah
lensa objektif. Lensa utama berfungsi sebagai pengumpul bayangan dan cahaya
kemdian diteruskan ke lensa mata untuk ditampilkan ke mata sebagai bayangan
dari sebuah benda.Sistem optik teleskop refraksi hampir sistem mikroskop
Compound. Pada kedua alat ini, bayangan yang dibentuk sama dengan oleh
objektif dilihat dengan okuler. Bedanya ialah: teleskop dipakai untuk melihat
benda - benda besar pada jarak jauh dan mikroskop untuk melihat benda - benda
kecil dari dekat. Teleskop astronomi lensa objektifnya menbentuk dari benda O
bayangan nyata I yang diperkecil I' adalah bayang semu dari I yang dibentuk
oleh okuler. Seperti juga pada mikroskop bayangan I' dapat terbentuk dimana
saja antara titik - dekat dan titik - jauh mata. Dalam prakteknya, benda – benda
yang diteliti dengan teleskop berada sangat jauh dari alat ini, sehingga bayangan
I terbentuk amat dekat pada titi fokus kedua objektif. Lagi pula, jika bayangan I'
itu djauh tak - terhingg maka bayangan I berada pada titik fokus pertama okuler.
Jarak antara objek dan okuler, atau panjang teleskop, ialah jumlah panjang -
panjang fokus objektif dan okuler, 𝑓1 + 𝑓2 . Perbesaran anguler teleskop
didefinisikan sebagai perbandingan antara sudut yang dibentuk oleh mata
dengan bayangan terakhir 1' terhadap sudut yang dibentuk oleh mata dengan
benda (Sears, 1990).
III. PROSEDUR PEROBAAN

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai
berikut :

Gambar 1. Dudukan Optik

Gambar 2. Lensa Cembung (+200mm)

Gambar 3. Layar dan Kertas Pola

Gambar 4. Lensa cembung (+100 mm)

Gambar 5. Rel Optik


8

B. Prosedur Percobaan

Adapun prosedur dari percobaan ini sebagai berikut:


1. Menempel kertas pola yang berfungsi sebagai objek ke layar.
2. Lensa cembung +200 mm adalah lensa objektif. Lensa cembung +100 mm
adalah lensa okuler. Meletakkan kedua lensa secara berdekatan pada salah
satu ujung bangku optic dan meletakkan layar pada ujung lainnya seperti
Gambar 2.
3. Memposisikan mata kanan dekat dengan lensa okuler dan melihat melalui
kedua lensa ke pola kotak di layar. Menggeser posisi lensa objektif untuk
mendapatkan focus bayangan yang di amati.
4. Menyesuaikan teleskop untuk membuat bayangan berada ditempat yang sama
dengan objek. Untuk melakukan ini, melihat antara bayangan dan objek
secara bersamaan dan menentukan posisi relatif keduanya dengan
menggerakkan kepala dari sisi ke sisi. Jika bayangan dan objek tidak ditempat
yang sama, maka akan tampak bergerak relatif satu sama lain. Efek ini dikenal
sebagai paralaks. Membuka kedua mata. Mengamati bayangan dengan satu
mata melalui lensa dan objek dengan sebelah mata yang lain seperti Gambar
3. Garis – garis bayangan akan ditumpangkan pada garis garis objek.
5. Mencatat posisi lensa dan layar.
6. Memperkirakan perbesaran dari teleskop dengan menghitung jumlah pola
persegi yang terdapat sepanjang satu sisi dari satu bayangan persegi. Untuk
melakukan ini, harus melihat bayangan melalui teleskop dengan satu mata
sambil melihat langsung objek dengan mata lainnya.
9

C. Sketsa Alat

Adapun sketsa alat pada percobaan ini sebagai berikut:

A B C

Gambar 6. Sketsa Percobaan


Keterangan gambar : (A) Layar, (B) Lensa objektif, (C) Lensa okuler, (D)
Bangku optik

A B C D

Gambar 7. Sketsa Pengamatan


Keterangan gambar : (A) Layar, (B) Lensa objektif, (C) Lensa okuler, (D)
Mata kanan, (E) Mata kiri
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan

Adapun data hasil pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan ini sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan
No Data Hasil(cm)

1 Posisi lensa objektif 66


2 Posisi lensa okuler 75,4
3 Posisi layar 0
4 Fokus objektif 20
5 Fokus okuler 10
6 Perbesaran hasil pengamatan ¼ kali
7 𝑑𝑜1 66
8 𝑑𝑖2 75,4

B. Hasil Perhitungan

Adapun hasil perhitungan dari data pengamatan pada Tabel 2.


Tabel 2. Hasil Perhitungan
𝑑𝑖1 (cm) 𝑑𝑜2 (cm) M (kali) Persentase (%)
28.7 10,13 0,42 2

C. Pembahasan

Teleskop ialah sebuah alat bantu penglihatan (optik) untuk mengamati sebuah
benda-benda yang jauh terutama benda yang berada di langit seperti bulan dan
bintang. Teleskop bisa menjalankan fungsi tersebut dikarenakan
11

kemampuannya memperkuat cahaya dan memperbesar bayangan, sehingga


sebuah benda-benda yang jauh bisa terlihat lebih dekat dan jelas. Teleskop juga
sering disebut juga dengan teropong. Teleskop pertama kali ditemukan oleh
seorang ilmuan asal belanda pada tahun 1608 yang bernama Hans Lipperhey. Ia
menemukan bahwa menyusun dua lensa dengan jarak tertentu membuat benda
tampak lebih dekat. Ini merupakan pertama kalinya pembuatan teleskop
didokumentasi. Ia telah mengajukan hak paten atas penemuannya namun
ditolak. Di tahun 1609, Galileo yang mendengar kabar tentang ditemukannya
teleskop langsung membuat beberapa buah sendiri dan mengarahkannya ke
langit malam. Dengan bantuan teleskop ia menguatkan teori heliosentrisnya,
yaitu bahwa seluruh planet di tata surya mengelilingi matahari. Setahun setelah
itu, Galileo berhasil menerbitkan penemuannya secara diam-diam pada bulan
Maret tahun 1610. Galileo menjadi orang yang diberikan penghargaan atas
penemuannya karena ialah yang dengan detail mengungkapkan hasil-hasil
penemuan teleskop lewat tulisannya walaupun ia sendiri mengaku bahwa ia
bukanlah orang yang pertama kali menciptakan teleskop. Pada tahun 1610,
Galileo yang awalnya menciptakan alat berdasarkan temuan Lippershey.
Teleskop pertamanya memiliki pembesaran 8 kali lipat. Ia terus mengasah
lensanya hingga akhirnya berhasil diperoleh pembesaran 32 kali lipat. Galileo
hanya bisa melihat tidak lebih dari seperempat bagian bulan tanpa memindahkan
teleskopnya. Meski begitu konsep Galileo ini masih menjadi panutan teleskop
generasi berikutnya. Inilah yang dikenal dengan nama teleskop refraksi atau
refraktor, yaitu teleskop yang mempergunakan lensa untuk membengkokkan
cahaya.

Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan praktikan yaitu menyiapkan alat
dan bahan yang terdiri dari lensa objektif, lensa okuler, dudukan optik, rel optik,
dan layar serta kertas pola. Praktikan mengatur jarak lensa objektif dengan layar,
kemudian mengatur juga pada jarak lensa okuler dengan layar. Pada layar
tepatnya di kertas pola sudah terdapat sebuah pola berbentuk bidang datang dan
2 buah titik yang berada dekat dengan bidang datar tersebut. Praktikan melihat
pola yang di layar pada lensa okuler menggunakan mata
12

kanan dan mata kiri melihat buah titik yang berada dekat dengan bidang datar
tersebut. Praktikan melihat pola yang di layar pada lensa okuler menggunakan
mata kanan dan mata kiri melihat secara langsung pola di layar sehingga dapat
di hasilkan perbedaan perbesaran antara hasil pengamatan dan hasil sebenarnya.
Praktikan mengukur jarak lensa objektif dengan layar dan lensa okuler dengan
layar, kemudian mencatatnya pada tabel data pengamatan. Praktikan merapihkan
kembali alat dan bahan yang telah digunakan. Asisten praktikum menutup
praktikum.

Gambar 8. Perbesaran Sebenerannya

Gambar diatas adalah gambar pada percobaan yang telah dilakukan didapatkan
hasil pengamatan pada 𝑑𝑜1 sebesar 66 cm, 𝑑𝑖2 sebesar 75,4 cm. posisi lensa
objektif di letakkan pada jarak 66 cm dari layar, posisi lensa okuler diletakkan
pada jarak 75,4cm sedangkan posisi layar sendiri diletakkan pada jarak 0 cm.
Pada percobaan ini didapatkan hasil perbesaran sebenarnya sebelum diamati
menggunakan teleskop. Perbesaran ini sebenarnya adalah titik yang di jadikan
acuan untuk melihat pada teleskop.

Gambar 9. Perbesaran Menggunakan Teleskop

Gambar diatas adalah gambar yang didapatkan hasil pembesaran yang sangat
1
kecil dari perbesaran sebenarnya. Hasil perbesaran dari teleskop adalah kali
4

dari hasil sebenarnya. Pada percobaan yang telah dilakukan dan dihitung
didapatkan hasil perhitungan yaitu pada titik fokus objektif sebesar 20 cm dan
titik fokus okuler sebesar 10 cm.
13

Pada 𝑑𝑖1 didapatkan hasilnya sebesar 28,7 cm dan pada 𝑑𝑜2 didapakan hasilnya
sebesar 10,13 cm, Pada perbesaran dari hasil perhitungan didapatkan hasilnya
sebesar 0,42 kali dengan persentase yang di dapatkan sebesar 2 %.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil perhitungan


perbesaran yang didapatkan sebesar 0,42 kali, bayangan yang dihasilkan pada
perhitungan adalah nyata. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan yang
1
dilakukan didapatkan perbesarannya sebesar kali. Bayangan yang di bentuk
4

dari hasil pemgamatan yang dilakukan yaitu nyata, terbalik dan diperkecil.hasil
pengamatan objek dengan perhitungan perbesaran hampir sesuai.

Adapun aplikasi dari penerapan prinsip teleskop ini diantaranya:


1. Teleskop luar angkasa Hubble adalah sebuah teleskop luar angkasa yang
berada di orbit bumi. Sebagian besar dari benda-benda angkasa yang telah
berhasil diidentifikasi, adalah jasa teleskop Hubble.
2. Teleskop refraktor merupakan jenis teleskop yang pertama kali ditemukan di
dunia yang menggunakan lensa sebagai media untuk mengumpulkan
cahaya. Umumnya teleskop refraktor menggunakan dua buah lensa utama
yaitu lensa objektif yang diletakkan di bagian depan tabung teleskop dan
lensa okuler yang berada di bagian belakang tabung teleskop. kemampuannya
memisahkan dua objek yang berada dikejauhan.
3. Teleskop Katadioptri sebenarnya adala implementasi dari penggunaan sistem
katadioptri yaitu sebuah sistem yang memadukan penggunaan antara lensa
dan cermin lengkung. Dengan kata lain teleskop katadioptri merupakan jenis
teleskop gabungan dari refraktor dan reflektor di satu sisi menggunakan
cermin di sisi lain menggunakan lensa.
4. Teleskop Bumi yang menghasilkan bayangan akhir tegah terhadap arah benda
awalnya. Hal ini didapat dari hasil menggunakan lensa cembung ketiga yang
letakkan diantara lensa objektif dan lensa okular didekat mata. Sehingga
memiliki fungsi untuk membalikkan bayangan tanpa memberika perbesaran.
14

5. Teleskop Bintang disebut juga dengan teleskop astronomi digunakan untuk


mengamati benda-benda angkasa luar yang menggunakan dua buah lensa
positif, masing-masing sebagai lensa obyektif dan lensa okuler.

Manfaat dari teleskop yaitu untuk melihat benda-benda yang sangat jauh, seperti
halnya benda-benda langit. Teleskop bekerja dengan cara menangkap gambar
melalui bantuan radiasi elektromagnetik panjang gelombang yang bisa menembus
lapisan atmosfer.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini sebagai berikut:


1. Bayangan yang terbentuk berdasarkan percobaan yaitu, nyata, terbalik dan
diperkecil.
2. Perbesaran hasil pengamatan diperoleh ¼ kali, sedangkan dari hasil perhitungan
sebesar 2,74 kali.
3. Diperoleh nilai 𝑑𝑜1 sebesar 66 cm dan 𝑑𝑖2 sebesar 10,13 cm.
4. Diperoleh nilai 𝑑𝑜2 sebesar 75,4 cm dan 𝑑𝑖1 sebesar 28,7 cm.
5. Diperoleh hasil perbedaan persentase sebesar 2%.
DAFTAR PUSTAKA

Fisika, P. et al. (2007) ‘Makalah ppm peningkatan pemahaman materi lensa


cermin pada mata pelajaran fisika dengan menggunakan strategi belajar’.

Latief, M. Burhanuddin, Muchlas dan Yudhiakto Pramudya. 2014. Sistem Pelacak


Otomatis Gerakan Benda Langit Pada Teleskop Refraktor Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Fisika Indonesia. No. 54, Vol XVIII, ISSN: 1410
2994.

Nirsal. 2012. Perangkat Lunak Pembentukan Bayangan Pada Cermin Dan Lensa.
Jurnal Ilmiah d’Computare. Volume 2 Januari.

Novida and H. Sunandar, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Produk Lensa


Kacamata Menggunakan Metode Promethee II,” J. Pelita Inform., vol. 17,
no. 1, pp. 71–78, 2018.

Pamungkas, J. et al. (no date) ‘Efektivitas metode eksperimen bebas dan eksperimen
terbimbing terhadap keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas x di sman 2
ngaglik dalam materi pembiasan cahaya pada lensa’.

Pembentukan, T. and Pada, B. (2016) ‘Universitas negeri semarang 2016’.

Sarojo. Ganijati Aby. (2011). Gelombang dan Optik. Salemba Teknik. Jakarta.

Sears, Francis W., & Zemansky, Mark W. (1990). Fisika Untuk Universitas III
Optik & Fiska Atom. Bina Cipta. Bandung.

Soetrisno. 1979. Fisika Dasar Seri Gelombang dan Optik. ITB. Bandung.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN

1. Mencari jarak fokus


a. Pada lensa cembung 20 cm
1 1 1
= +
𝑓𝑜𝑏 𝑑𝑜1 𝑑𝑖1

1 1 1
= +
20 66 𝑑𝑖1

1 1 1 46
= − =
𝑑𝑖1 20 66 1320

1320
𝑑𝑖1 = = 28,7 𝑐𝑚
46

b. Pada lensa cembung 10 cm


1 1 1
= +
𝑓𝑜𝑘 𝑑𝑜2 𝑑𝑖2

1 1 1
= +
10 𝑑𝑜2 75,4

1 1 1 744
= − =−
𝑑𝑜2 75,4 10 754

𝑑𝑜2 = 10,13 𝑐𝑚

2. Mencari Perbesaran
−𝑑𝑖1 −𝑑𝑖2
𝑀 = 𝑀1 𝑀1 = ( )( )
𝑑𝑜1 𝑑𝑜2

−28,7 −75,4
=( )( )
66 10,13

= 0,42 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑀𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 − 𝑀𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
% 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = | | 𝑥100%
𝑀𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 + 𝑀𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
( )
2
Type equation here.

0,25 − 0,42
% 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = | | 𝑥100%
0,25 + 0,42
( )
2
−0,17
% 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = | | 𝑥100%
(0,0085)

% 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = 2𝑥 100%
% 𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑒 = 2%

Anda mungkin juga menyukai