DESAIN OPTIK
PRAKTIKAN:
Karina Anggraeni
Nufiqurakhmah
Angkik Pandu Rizky
Devic Oktora
Sirojulaili
(2414105021)
(2414105026)
(2414105052)
(2413106007)
(2413106009)
ASISTEN:
Nur Ika Puji Ayu
(2411100017)
DESAIN OPTIK
PRAKTIKAN:
Karina Anggraeni
Nufiqurakhmah
Angkik Pandu Rizky
Devic Oktora
Sirojulaili
(2414105021)
(2414105026)
(2414105052)
(2413106007)
(2413106009)
ASISTEN:
Nur Ika Puji Ayu
(2411100017)
ABSTRAK
Dewasa ini alat optik merupakan kemajuan bagi
peradaban manusia. Alat optik dapat berupa teleskop, kamera,
teropong, mikroskop dan lain lain. dalam perancangan alat
optik ini harus memperhatikan komponen komponen yang
terkandung dalam desain alat optik tersebut. Hal ini untuk
menghindari adanya aberasi. Beam expander adalah komponen
pada optik yang digunakan untuk memperbesar beam. Beam
expander merupakan konsep dasar yang digunakan pada
teleskop.
Desain optik pada beam expander yang telah dirancang
dengan menggunakan software OSLO, dimana hasil perancangan
dari software tersebut akan dibandingkan dengan percobaan
beam expander secara langsung. Analisa data dilakukan setelah
diperoleh hasil desain beam expander menggunakan OSLO dan
eksperimen langsung.
Katakunci: desain optik, aberasi, beam expander, OSLO
ABSTRACT
Nowadays, optical instrument is the progress of human
civilization. Optical devices such as telescopes, cameras,
binoculars, microscopes, etc. In the design of optical devices
should pay attention to the contained in the optical instrument
design. This is to avoid any aberration. Beam expander is on the
optical components that are used to enlarge the beam. Beam
expander is the basic concepts used in telescopes.
The optical design of beam expander which has been
designed using the software OSLO, where the results of the
design of the software will be compared with experimental beam
expander directly. Data analysis was done after the obtained
results beam expander design using OSLO and direct
experimentation.
Keywords: optical design, aberration, beam expander, OSLO.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan praktikum
Teknik Optik yang berjudul Desain Optik dapat
diselesaikan. Penyusunan laporan praktikum ini tidak
terlepas dari bimbingan berbagai pihak. Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Agus M. Hatta, Ph.D., selaku dosen mata kuliah
Teknik Optik.
2. Detak Yan Pratama, S.T., M. Sc., selaku dosen
mata kuliah Teknik Optik.
3. Nur Ika Puji Ayu, selaku asisten praktikum.
4. Seluruh civitas akademik Teknik Fisika ITS
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima
saran dan kritik sebagai perbaikan.
Surabaya, November 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Sistematika Laporan
BAB II DASAR TEORI
2.1 Desain optik
2.2 Beam expander
2.3 Aberasi
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat-alat Percobaan
3.2 Prosedur Percobaan
BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
4.2 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
i
ii
iii
iv
v
vi
1
1
1
1
2
3
3
3
6
8
8
8
10
10
13
20
20
20
21
22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Galilean Beam Expander
Gambar 2.2 Keplerian Beam Expander
Gambar 2.3 Jarak input beam dengan output beam
Gambar 2.4 Galilean Beam Expander
Gambar 2.5 Keplerian Beam Expander
Gambar 2.6 Lensa cekung
Gambar 2.7 Lensa cembung
Gambar 4.1 Perancangan Beam Expander dengan
Mengatur Bentuk Lensa
Gambar 4.2 Tampilan Perubahan Lensa
Gambar 4.3 Ray Interccept Curvers Analysis
Gambar 4.4 Analysis Data pada OSLO
3
4
4
5
5
6
6
10
11
11
12
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan OSLO dengan Eksperimen 12
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penglihatan merupakan indera yang penting bagi
manusia. Dimana dengan penglihatan kita dapat mengenal
dunia. Namun tidak semua dapat dilihat dengan mata telanjang
manusia. Terkadang ada objek-objek dengan jarak yang jauh
ataupun benda kecil yang harus kita lihat untuk mendapatkan
informasi darinya. Oleh karena itu manusia merancang divais
optik, yang biasanya berupa lensa. Pemanfaatan lensa sendiri
dewasa ini kita rasakan sangat besar, mulai dari hanya
mengabadikan momen dengan kamera, melakukan percobaan
dengan mikroskop, hingga penemuan bintang dan planet baru
menggunakan teleskop, semua tidak lepas dari pemanfaatan
lensa.
Pada percobaan modul 3 ini praktikan mempelajari
bagaimana cara mendesain divais optik yang nantinya dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan manusia.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang mucul pada percobaan modul 3
mengenai desain optik, yaitu:
Apa dasar-dasar teori untuk dapat mendesain divais
optik?
Bagaimana cara menggunakan perangkat lunak OSLO
untuk mendesain divais optik beam expander?
Analisis hasil simulasi dan eksperimen penyusunan
system beam expander?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam percobaan modul 3
mengenai desain optik, yaitu :
Praktikan mampu mendesain divais optik berbasis
optika geometri.
Mampu melakukan optimasi untuk menurunkan
aberasi pada divais
1
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Desain Optik
Desain optik adalah membuat rancangan alat optik.
Alat optik dapat berupa teleskop, kamera,teropong,mikroskop
dan lain lain. Dalam perancangan alat optik ini harus
memperhatikan komponen komponen yang terkandung
dalam desain alat optik tersebut. Hal ini untuk menghindari
adanya aberasi.
2.2 Beam expander
Beam expander adalah komponen pada optik yang digunakan
untuk memperbesar beam. Beam expander merupakan konsep
dasar yang digunakan pada teleskop. Jenis beam expander ada
2 yaitu :
1. Galilean Beam Expander
Galilean beam expander terdiri dari lensa negative dan lensa
positif.
1. Aberasi Sferis
Aberasi sferis adalah gejala kesalahan terbentuknya
bayangan yang diakibatkan pengaruh kelengkungan lensa atau
cermin. Aberasi semacam ini akan menghasilkan bayangan
yang tidak memenuhi hukum-hukum pemantulan atau
pembiasan.
2. Aberasi Kromatik
Aberasi Kromatik adalah Pembiasan cahaya yang
berbeda panjang gelombang pada titik fokus yang berbeda.
Prinsip dasar terjadinya aberasi kromatis oleh karena fokus
lensa berbeda-beda untuk tiap-tiap warna.
Ada dua macam aberasi kromatik :
3. Aberasi Monokromatik
Aberasi monokromatik sering juga disebut aberasi
tingkat ketiga adalah aberasi yang terjadi walaupun sistem
optik mempunyai lensa dengan bidang speris yang telah
sempurna dan tidak terjadi dispersi cahaya.
4. Koma
Koma adalah gejala dimana bayangan sebuah titik
sinar yang terletak dilusr sumbu lensa tidak berbetuk titik pula.
Dapat dihindari dengan diafragma.
5. Distorsi :
Distorsi adalah gejala bayangan benda yang berbentuk
bujur sangkar tidak berbentuk bujur sangkar lagi. Dapat
dihindari dengan lensa ganda dengan difragma ditengahnya.
6. Astigmatisme
Astigmatisme adalah gejala dimana bayangan benda
titik tidak berupa titik tapi berupa ellips atau lingkaran.
Astigmatisme itu sama dengan koma namun koma terbentuk
akibat penyebaran gambar dari suatu titik pada suatu bidang
yang tegak lurus pada sumbu lensa sedangkan astigmatisme
terbentuk sebagai penyebaran gambar dalam suatu arah
sepanjang sumbu lensa.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat-alat Percobaan
Adapun alat-alat yang digunakan
percobaan antara lain:
1. Laptop
2. Perangkat lunak OSLO
3. Laser He-Ne
4. Lensa dengan focus 105 mm
5. Lensa dengan focus 330 mm
6. Layar
dalam
melakukan
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang analisa data dan pembahasan
tentang desain optik pada beam expander yang telah dirancang
dengan menggunakan software oslo, dimana hasil perancangan
dari software tersebut akan dibangdingkan dengan percobaan
beam expander secara langsung.
4.1 Analisa
Analisa data etrsebut dapat dilakukan setelah dilakukan
adanya perancangan beam expander pada software oslo yang
memmiliki beberapa tahapan yang harus diselesaikan yaitu :
Tahap pertama didapatkan sebuah perancangan bentuk
lensa yang digunakan untuk mengetahui beam expander, yang
tedapat pada Gambar 4.1.
10
11
Radius
Aperture
Radius
Ukuran
Beam
Software OSLO
5mm
17.025mm
3.4 X
Aplikasi/Eksperimen
2mm
5mm
2.5 X
12
4.2 Pembahasan
Nufiqurakhmah (2414105026)
Tampilan UW1-Ray Intercept Curves Analysis
Analisis dari software OSLO menunjukkan bahwa hasil bayangan
yang diperoleh dipengaruhi oleh faktor aberasi kromatis dimana
titik fokus dipengaruhi panjang gelombang cahaya laser (0.58756
m)
maka -
18
4.2 Pembahasan
Devic Oktora(2413106007)
Pada perangkat lunak OSLO kita diharapkan dapat mendesain
suatu divais optik yang berfungsi sebagai beam expander dimana
pada OSLO ini variabel yang digunakan untuk merancang adalah
titik fokus dan bahan dari lensa. Digunakan lensa dengan bahan
BK7 dan panjang fokus 105 mm dan 330 mm mengikuti
ketersediaan lensa yang ada di laboratorium. Pada perangkat
lunak ini didapatkan perbesaran diameter beam sebesar 3,4 kali.
Setelah itu dilakukan percobaan dengan menggunakan laser dan
dua lensa. Didapati bahwa perbesaran terjadi hanya 2,4 kali. Hal
ini dikarenakan pada percobaan sebenarnya pengukuran diameter
beam dilakukan dengan alat yang seadanya, yaitu dengan
menggunakan kertas sebagai layar dan digambar dengan alat tulis
baru diukur. Dari sini sudah banyak sekali perambatan kesalah
yang terjadi. Selain itu juga posisi dari laser tidak tepat berada di
sumbu utama dari lensa sehingga terjadi aberasi dari laser
sehingga membuat berkas cahaya yang ditangkap layar untuk
diukur juga bias. Sudah dicoba untuk melakukan optimasi dengan
menggeser dan merubah posisi lensa sehingga sesuai dengan apa
yang disimulasikan namun berkas cahaya yang ditangkap di layar
tetap terjadi aberasi. Hal ini mungkin terjadi karena salah satu
lensa atau keduanya memiliki cacat sehingga aberasi terjadi.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Dalam perancanagan beam expander dan desain optik
lain di gunakan software OSLO pada praktikum ini.
2. Dalam pengukuran manual dilakukan pencarian nilai titik
focus pada kedua cermin kemudian dilakukan
pengambilan data dari sinar laser yang menembus dua
lensa.
3. Manfaat atau kegunaan dari ekperimen ini adalah untuk
menurunkan aberasi pada optimasi.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan desain optik
ini adalah:
1. Sebaiknya alat-alat yang digunakan di persiapkan dengan
matang dahulu sebelum praktikum.
2. Sebaiknya dalam praktikum alat-alat di jelaskan dahulu
supaya praktikan dapat memahami cara kerja alat.
20
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
21
LAMPIRAN A
KONTRIBUSI ANGGOTA KELOMPOK
No
1
Nama
Karina Anggraeni
NRP
2414105021
2
3
4
5
Nufiqurakhmah
Angkik Pandu Rizky
Devic Oktora
Sirojulaili
2414105026
2414105052
2413105007
2413105009
22
Kontribusi
Kata Pengantar, Bab
2,Editing
Paper
Bab 4
Bab 1, Bab 3
Abstrak, Abstract,
Bab 5