ROYNIZAR
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
ABSTRAK
Kata kunci: field effect transistor, cadmium sulfide, karakteristik I-V, sensor
cahaya.
iii
ROYNIZAR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Fisika
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
Tanggal Lulus :
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembuatan dan
Karakterisasi Field effect transistor (FET) Berbasis Cadmium Sulfide (CdS) untuk
Detektor Cahaya Tampak”.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, membimbing,
menasehati, dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan studi
2. Kakak dan adik penulis yang telah memberikan motivasi, doa dan materi
kepada penulis
3. Bapak Dr. Akhiruddin Maddu selaku pembimbing I yang telah memberi
bimbingan, motivasi, kritik dan saran
4. Bapak Heriyanto syafutra,M.Si selaku pembimbing II yang telah memberi
bimbingan, motivasi, kritik dan saran
5. Bapak Dr. Toni Ibnu Sumaryada selaku penguji atas masukan dan saran
6. Bapak Ir. Hanedi Darmasetiawan M.S selaku dosen editor yang
telahmemberikan masukan dan saran dalam penulisan skripsi
7. Beasiswa BUMN yang telah membantu penulis menyelesaikan studi S1
8. Seluruh Dosen pengajar, staf dan karyawan di Departemen Fisika FMIPA
IPB
9. Desty Putri Amungkasi yang telah menemani dan motivasi penulis dalam
menyelesaikan studi S1
10. Teman – teman Fisika 45 yang telah bersama-sama penulis dalam
menempuh studi S1
11. Teman – teman angkatan 44, 45, 46, dan lainya atas kebersamaan selama
di IPB
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kemajuan dari aplikasi material yang dikembangkan ini. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya untuk kita semua. Aamiin.
Bogor, Februari 2013
Roynizar
vi
RIWAYAT HIDUP
DAFTAR ISI
Halaman
vi
ii
vii
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 2 Perhitungan nilai celah energi pada kurva absorbansi CdS ............ 16
ix
BAB I tinggi yang dapat beroperasi pada suhu tinggi,
frekuensi tinggi dan daya tinggi.
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan Penelitian
1.1 Latar Belakang
Penelitian ini bertujuan untuk membuat
Pengembangan teknologi piranti fotonik
piranti field effect transistor (FET) berbasis
mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam
Cadmium Sulfide (CdS) sebagai lapisan aktif
beberapa dekade terakhir ini. Hal ini dipicu
untuk detektor cahaya tampak.
oleh perkembangan teknologi optoelektronik
yang meningkat. Teknologi optoelektronik 1.3 Rumusan Masalah
saat ini telah dimanfaatkan dalam banyak 1. Apakah cadmium sulfide (CdS) dapat
bidang, seperti dalam bidang komunikasi dijadikan lapisan aktif pada field effect
optik, pengukuran optik dan sebagainya. transistor (FET) sebagai fotodetektor?
Piranti optoelektronik terdiri dari sumber 2. Bagaimana karakteristik field effect
cahaya seperti LED, LASER, detektor dan transistor (FET) berbasis CdS dapat
komponen-komponen optik lainnya. Detektor digunakan sebagai fotodetektor?
optik merupakan salah satu bagian vital dalam
teknologi optoelektronik. Detektor pada 1.4 Hipotesis
piranti optoelektronik ini pada umumnya 1. Semakin besar tegangan gate yang
merupakan bahan semikonduktor yang diberikan pada sensor FET maka semakin
memiliki efek optoelektronik. Contoh besar pula arus drain-source yang
penerapan teknologi optoelektronik terdapat dihasilkan.
pada Video Compact Disc (VCD), karena 2. Semakin besar intensitas cahaya yang
pada VCD dapat ditemukan sumber cahaya diberikan pada sensor FET maka semakin
dan juga detektor yang terbuat dari bahan kecil resistansi dari lapisan aktif CdS.
semikonduktor.
Detektor optik semikonduktor dapat BAB II
merespon berbagai macam bentuk radiasi
elektromagnetik. Silikon, Germanium, TINJAUAN PUSTAKA
Gallium Arsenida dan Cadmium Sulfida
(CdS) adalah bahan yang sifat kelistrikannya 2.1 Semikonduktor
dapat merespon cahaya sehingga bahan itu Semikonduktor adalah material zat padat
disebut bahan yang memiliki efek yang memiliki konduktivitas listrik diantara
optoelektronik (listrik-optik). Sifat listrik- konduktor dan isolator. Resistivitas
optik ini yang menyebabkan banyak ilmuwan- semikonduktor berkisar antara 10-5 sampai
ilmuwan tertarik untuk meneliti bahan 105 Ωm.1 Pada semikonduktor terdapat pita
semikonduktor CdS. energi yang memperbolehkan keberadaan
Sifat listrik-optik bahan semikonduktor elektron, yaitu pita valensi berenergi rendah
meliputi fotoresistif atau fotokonduktif, yaitu yang terisi penuh oleh elektron dan pita
sifat listriknya (resistansi atau konduktansi) konduksi berenergi tinggi yang kosong. 2
bervariasi terhadap respon cahaya. Detektor Celah energi yang memisahkan kedua pita
optik juga dapat dibuat dalam bentuk piranti tersebut disebut sebagai pita terlarang atau
dioda dan transistor, yang sifat listrik- disebut juga energi gap (Eg). Celah energi
optiknya disebut fotodioda dan fototransistor. pada material semikonduktor ditunjukkan
Dalam penelitian ini akan dikembangkan pada Gambar 1.
field effect transistor (FET) dengan bahan
aktif yaitu CdS. Bahan semikonduktor CdS
termasuk dalam bahan semikonduktor yang
memiliki sifat fotoresistif yang cukup baik
dan pembuatan relatif mudah dan murah. FET
berbasis CdS ini dapat dikembangkan untuk
pembuatan piranti elektronik dan
optoelektroni, seperti fotodetektor UV, dioda
laser dan dioda pengemisi cahaya yang
beroperasi pada panjang gelombang tampak, Gambar 1 Pita energi semikonduktor2
piranti-piranti transistor, display, memori
penyimpan data yang memiliki mobilitas
2
netral. Karena atom pengotor menerima Material dari proses pengotoran ini
elektron, maka atom pengotor ini disebut disebut semikonduktor tipe-n karena
atom aseptor. Penambahan atom aseptor ini
4
menghasilkan pembawa muatan negatif.
akan menimbulkan tambahan tingkat energi Karena atom pengotor memberikan elektron,
sedikit di atas pita valensi. Peningkatan energi maka atom pengotor ini disebut atom donor. 4
pada semikonduktor tipe-p dapat dilihat pada Penambahan atom donor ini akan menambah
Gambar 2.5 (b).3 satu tingkat energi baru di bawah pita
Semikonduktor tipe-n dapat diperoleh konduksi.3 Penambahan energi pada
dengan cara yang sama seperti semikonduktor semikonduktor tipe-n dapat dilihat pada
tipe-p, dengan menambahkan atom pengotor Gambar 6 (b).
pentavalen (golongan VA, seperti arsenik,
fosfor, atau antimon ) pada silikon murni. 2.2 Semikonduktor Cadmium Sulfide (CdS)
Atom pentavalen yang menempati posisi atom Cadmium sulfide (CdS) merupakan bahan
silikon dalam kristal, lima elektron valensi semikonduktor dalam kelompok senyawa
dari atom pengotor akan membentuk empat golongan II-VI dengan struktur kristal Zinc
ikatan kovalen lengkap dan tersisa satu Blende dan Wurtzite sebagiamana bahan
elektron yang tidak berpasangan. Sisa elektron semikonduktor dari senyawa-senyawa yang
ini akan menjadi elektron bebas dan menjadi lain. Senyawa II-VI yakni CdS memiliki sifat
pembawa muatan dalam proses hantaran optik dan listrik yang cocok untuk
listirk. Struktur semikonduktor tipe-n dapat fotodetektor, disamping untuk piranti-piranti
dilihat pada Gambar 6 (a).2 optoelektronik lainnya.
Cadmium sulfide (CdS) miliki koefisien
absorbansi yang tinggi sehingga sebagian
besar cahaya dapat diabsorbansi pada CdS
dalam bentuk lapisan tipis sehingga sangat
efektif untuk dijadikan field effect transistor
(FET). Cadmium sulfide memiliki lebar celah
pita (bandgap) dalam kisaran 2.3-2.5 eV serta
memiliki jenis celah pita semikonduktor
direct bandgap dengan n= ½ (untuk yang
indirect,n=2). Cadmium sulfide juga memiliki
fotokonduktansi yang tinggi sehingga sangat
Gambar 5 (a) Struktur kristal silikon dengan cocok untuk piranti fotodetektor.6-8
sebuah atom pengotor valensi tiga Ada beberapa teknik pendeposisian yang
menggantikan posisi salah satu digunakan untuk menumbuhkan lapisan CdS
atom silikon, (b) struktur pita sehingga sifat optik, listrik dan strukturnya
energi semikonduktor tipe-p sesuai dengan yang diinginkan. Diantaranya
menggunakan pendeposisian secara kimia,
physical vapour deposition, spray pyrolysis 8 ,
electro deposition, chemical bath deposition
10-14
, teknik brush plating 15, hidrotermal 16dan
lain-lain. Dari semua teknik di atas, chemical
bath deposition (CBD) merupakan teknik
yang biasanya digunakan untuk
menumbuhkan lapisan tipis CdS. Teknik CBD
memiliki banyak keuntungan seperti
sederhana, tidak membutuhkan peralatan yang
Gambar 6 (a) Struktur kristal silikon dengan canggih, bahan yang terbuang sedikit,
sebuah atom pengotor valensi lima merupakan cara yang ekonomis teknik
menggantikan posisi salah satu pendeposisian pada area yang luas untuk
atom silikon, (b) struktur pita semikonduktor golongan II–VI seperti CdS,
energi semikonduktor tipe-n5 dan tidak menghasilkan gas yang beracun.13
Metode CBD merupakan proses yang lambat,
sehingga orientasi kristalnya dapat diatur
dengan peningkatan struktur bulirnya. Lapisan
CdS yang ditumbuhkan dengan metode CBD
4
memiliki stoikiometri yang tinggi dan biasanya dibuat dengan menggunakan teknik
resistansi gelap yang tinggi. deposisi lapisan tipis seperti evaporation,
Teknik deposisi yang digunakan untuk sputtering, chemical vapor deposition, dan
menumbuhkan CdS telah banyak dilakukan spin-coating. FET terdiri dari tiga terminal
dengan metode yang beragam. Penggunaan dengana pengisian konduksi antara dua
setiap metode ini akan mempengaruhi sifat terminal, sumber dan drain, dikendalikan oleh
optik, listrik dan struktur CdS yang modulasi potensial listrik dari terminal ketiga
dihasilkan. Menurut beberapa literatur, yaitu gate. 21
struktur lapisan tipis CdS yang dibuat dengan
menggunakan metode CBD dapat bermacam- 2.4 Field Effect Transistor (FET) Berbasis
macam tergantung pada kondisi deposisi. CdS
Strukturnya dapat berbentuk kubik, hexagonal Dalam beberapa dekade terakhir ini,
atau campuran kedua fasa tersebut.17-18 bahan semikonduktor cadmium sulfide (CdS)
Banyak juga peneliti mencatat bahwa terjadi telah banyak menyita perhatian para peneliti
pengotoran oleh oksigen dan nitrogen pada karena sifatnya yang menarik untuk
lapisan tipis CdS jika menggunakan metode dikembangkan pada aplikasi teknologi tinggi.
penumbuhan dengan CBD. Selain itu, Salah satu aplikasi yang penting pada bahan
penggunaan complexing agent juga dapat CdS yaitu menjadi bahan aktif pada field
mempengaruhi sifat fisis CdS. Penambahan effect transistor (FET). CdS berbasis FET
complexing agent ammonium dapat telah banyak dipelajari untuk aplikasi dalam
memperbesar jumlah Cadmium Sulfida yang perangkat fotodetektor, biosensor dan flat
terbentuk dibanding molekul pengotor panel display. Dalam pembuatan FET kualitas
lainnya. 18 tiap lapisan sangat peting untuk menunjukkan
kerja dari FET. FET memiliki 3 lapisan yaitu
2.3 Transistor lapisan substrat, lapisan insulator dan lapisan
Pada tahun 1951, William Schockley aktif CdS.
menemukan transistor sambungan pertama, Lapisan subtrat menjadi kontak gate yang
komponen semikonduktor yang dapat berfungsi sebagai pengatur arus source-drain.
menguatkan sinyal elektronik seperti sinyal Kontak gate diberi tegangan (Vgs)
radio dan televisi. Kumpulan transistor telah menimbulkan peningkatan arus source-drain
banyak menghasilkan rangkaian secara eksponensial, dengan daerah linier
semikonduktor lain termasuk rangkaian mendefinisikan nilai tegangan ambang.
terpadu (IC), suatu komponen kecil yang Lapisan insulator berfungsi untuk mereduksi
mengandung ribuan transistor miniatur.19 arus source-drain. Sedangkan lapisan CdS
Pada keadaan normal, arus yang dialirkan berfungsi sebagai bahan aktif yang sensitif
melalui kolektor dan emitor disekat oleh basis terhadap cahaya tampak.
sehingga arus tidak bisa mengalir. Untuk Prinsip kerja FET yaitu dengan
membuka katup basis, maka harus mengontrol distribusi pembawa elektron
memberikan arus pada basis. Semakin besar dalam semikonduktor dengan
arus yang diberikan maka katup basis terbuka mempergunakan medan listrik-dalam. Jika
semakin lebar dan arus yang mengalir dari bahan aktif yang digunakan tipe-n, dengan
kolektor menuju emitor semakin besar. demikian memberikan tegangan positif pada
Ada dua jenis transistor yaitu transistor gerbang (gate) akan menghasilkan akumulasi
sambungan bipolar (bipolar junction muatan negatif pada lapisan aktif disekitar
transistor, BJT) dan transistor efek medan permukaan dielektrik. Ketika muatan
(field effect transistor, FET), yang pembawa sudah cukup terakumulasi
karakteristik kerja dan konsrtuksinya konduktivitas daerah akumulasi muatan
berbeda.20 Transistor efek medan (FET) meningkat secara signifikan.22
adalah piranti terkendali tegangan, yang
berarti karakteristik output dikendalikan oleh
tegangan masukan.
Pada dasarnya terdapat dua jenis
transistor efek medan yaitu transistor efek
medan tipe-hubungan (JFET) dan transistor
efek medan tipe MOS (MOSFET). Field
effect transistor (FET) merupakan salah satu Gambar 7 Struktur piranti FET
bentuk dari MOSFET. Konfigurasi FET
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Furnace
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai bulan
Februari 2012 hingga Oktober 2012
O2
diLaboratorium Biofisika, Laboratorium
Silikon-p
Fisika Material, Laboratorium Spektroskopi
Departemen Fisika IPB, Pusat Penelitian dan
Pengembangan (PUSLITBANG) Kehutanan,
Laboratorium MOCVD (Metalorganic Gambar 8 Skema penumbuhan lapisan SiO2
Chemical Vapor Deposition) ITB, BATAN.
3.3.2 Pembuatan lapisan tipis CdS
3.2 Alat dan Bahan Penelitian Lapisan tipis CdS (bahan semikonduktor
Alat yang digunakan dalam penelitian ini tipe-p) dibuat dengan metode CBD (chemical
adalah furnce, X-Ray Diffraction (XRD), bath deposition). Dengan metode ini, lapisan
spektroskopi UV-VIS, I-V meter,gunting, terdeposisi pada substrat dengan mencelupkan
selotip, double tip, hot plate, magnetic stirrer, subtrat ke dalam larutan yang mengandung
stirrer, pipet, tabung reaksi, gelas kimia, gelas ion-ion Cd+ dan ion-ion sulfida S2- sambil
ukur, pengaduk, dan neraca analitik dipanaskan serta diaduk. Bahan-bahan yang
sedangkan wafer silikon, cadmium klorida digunakan adalah CdCl2 sebagai sumber ion
(CdCl2), thiourea (H2NCSNH2), aceton, kadmuim (Cd+), Thiourea sebagai sumber ion
etanol, gas oksigen O2, NH4Cl, H2SO4, H2O2, sulfur (S2-), larutan amonia sebagai agen
pasta perak dan akuades. pengkompleks (complexing agent), air
destilasi dan amonium klorida (NH4Cl)
3.3 Prosedur Penelitian sebagai stabiliser agar larutan tidak cepat
mengendap.
3.3.1 Penumbuhan lapisan SiO2 Skema metode CBD ditunjukkan pada
Lapisan tipis SiO2 ditumbuhkan dengan Gambar 9, terdiri dari dua gelas piala dengan
metode wet thermal. Substrat yang digunakan ukuran berbeda. Salah satunya berukuran
adalah silikon wafer tipe-p (Si-p). Silikon kecil sehingga dapat dimasukkan ke dalam
dimasukan ke dalam larutan aseton lalu dicuci gelas yang lebih besar. Gelas yang kecil diisi
dalam ultrasonic bath selama 30 menit. larutan deposisi, kemudian dimasukkan ke
setelah itu dibersihkan di dalam asam dalam gelas lebih besar yang diisi air.
peroxymonosulphuric selama 15 menit Sebelumnya, pada dinding sebelah dalam
kemudian silikon dicuci kembali dengan asam gelas kecil ditempel beberapa substrat kaca
HF. Substrat Si-p tersebut dioksidasi untuk dengan ukuran tertentu (misalnya 1 x 2 cm2).
menghasilkan lapisan SiO2 di atas substrat Si- Selanjutnya, kedua gelas diletakkan di atas
p. Lapisan SiO2 dibuat dengan memanaskan pemanas (hot plate) yang dilengkapi
substrat Si-p di dalam furnace hingga pengaduk magnetik (magnetic stirrer).
mencapai suhu sekitar 10000 C, gas oksigen Mula-mula dibuat larutan campuran
murni (O2) dialirkan ke dalam furnace selama 20 ml CdCl2 (0.1 M) dengan 20 ml Thiourea
pemanasan berlangsung. Variasi volume O2 (1 M) di dalam gelas piala 100 ml. Larutan
yang diberikan berbeda-beda. Gas O2 mulai tersebut diletakkan di atas hot plate
diberikan pada suhu 600oC, dengan volume dipanaskan pada suhu 30oC dan diputar pada
2.5 mL selama 5 menit. Pada saat suhu kelajuan 300 rpm selama 30 menit. Sebanyak
furnace telah mencapai 1000oC, maka volume 10 mL NH4OH (0.1 M) dan 5 ml NH4Cl
O2 yang diberikan bertambah menjadi 5 mL ditambahkan ke dalam larutan campuran
selama 10 menit. keadaan 1000oC ini akan tersebut. Larutan campuran tersebut
dipertahankan selama 2 jam, sehingga akan dipanaskan pada suhu 70oC dan diputar pada
terbentuk lapisan SiO2 pada subtrat. kelajuan 300 rpm selama 2 jam. Optimasi
suhu dan waktu perlu dilakukan untuk
mengatur morfologi baik struktur, sifat dan
ketebalan lapisan yang dihasilkan.
6
gelap
4.5 Respon sensor FET terhadap Cahaya 2.00E-02
Pengukuran I-V menggunakan alat I-V
1.00E-02
meter (sourcemeter, Keithley 2400).
Pengukuran tersebut dilakukan denga 0.00E+00
perlakuan yaitu kondisi tanpa cahaya (gelap) 0
10 20 30
dan dengan cahaya (terang). Terdapat dua Vd-s (V)
variasi tegangan gate yang diberikan yaitu 0 Gambar 18 Karakteristik I-V sensor FET
V dan 5 V. Gambar 17 dan 18 menunjukkan terhadap cahaya dengan Vg = 5 V
kurva karakteristik arus-tegangan untuk
tegangan gate 0 V dan 5 V. Karakteristik
10
2 Yani, S. 2011. Sintesis dan optimalisasi 13 Çetinörgü, E., Gümüş, C., Esen, R. 2006.
gel kitosan [tesis]. Bogor : Fakultas Effects of deposition time and suhue on
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, the optical properties of air-annealed
Institut Pertanian Bogor. chemical bath deposited CdS film. Thin
Solid Film, 515,1688–1693.
3 Rio, S.R., Iida, M. 1999. Fisika dan
Teknologi Semikonduktor. Jakarta: 14 Metin, H., Sat, F., Erat, S., Ari, M. 2008.
Pradnya Paramita Cadmium sulphide thin film grown by
CBD: the effect of thermal annealing on
4 [Anonim]. Semikonduktor. 2012. the structural, electrical and optical
hhtp://jonioke.blogspot.com/2010/04/- properties. J Optoelectronics and
semikonduktor.html. [12 Oktober 2011]. Advanced Materials. Vol. 10. hlm 2622–
2630.
5 [Hamonanga]. Prinsip dasar
semikonduktor. 2009. http://- 15 Murali, KR., Kumaresan, S., Prince, J.J.
www.electroniclab.com/index.php?option 2007. Characteristics of CdS thin film
=com_content&view=article&id=13:prin brush electrodeposited on low-suhue
sip-dasar-semikonduktor. [12 Oktober substrates. J Materials Science in
2011]. Semiconductor Processing. Vol. 10.hlm
56–60.
6 Hutauruk, P. T. P. 2000. Efek fotovoltaik
lapisan tipis CdS (Cadmium Sulfide) 16 Jinxin, Z., Gaoling, Z., Gaorong, H. 2007.
pada sistem sel surya fotoelektrokimik Preparation of CdS nanoparticles by
[skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika hydrothermal method in microemulsion.
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Front Chem China, 2, 98–101.
Pertanian Bogor.
17 Haider, AJ., Mousa, AM., Al-Jawad,
7 Kireen, P.S. 1975. Semiconduktor SMH. 2008. Annealing effect on
Physics. Mir Publishers.Moscow.Hal 579 structural, electrical and optical properties
of CdS film prepared by CBD method. J
8 Kurniati M.2002.Studi sifat optik, listrik Semiconductor Technology and Science.
dan fotoelektrokimia lapisan tipis Vol. 8. hlm 2.
semikonduktor CdS [Usulan Penelitian].
Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu
13
19 Malvino, A.P.2003.Prinsip-Prinsip
Elektronika.Jakarta:Salemba Teknika.
Mulai
Metalisasi
Karakterisasi I-V
Penulisan laporan
Selesai
16
1.4
1.2
Absorbansi (a.u)
1 λedge
0.8
0.6
0.4
0.2
0
400 500 600 700 800
Panjang gelombang (nm)
Dengan nilai h (konstanta Planck) = 6,6261 x 10-34 Js, dan c (kelajuan cahaya) =
Jadi, nilai celah energi untuk CdS ialah sebesar 3,94936x10-19 J atau sama dengan
2,467427 eV.