HANIFAH FAUZIAH
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
ABSTRAK
HANIFAH FAUZIAH. Nanomagnetit sebagai Peningkat Sensitivitas Elektrode
Pasta Karbon untuk Analisis Iodida secara Voltammetri Siklik. Dibimbing oleh
DEDEN SAPRUDIN dan AKHIRUDDIN MADDU.
HANIFAH FAUZIAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
Judul : Nanomagnetit sebagai Peningkat Sensitivitas Elektrode Pasta Karbon
untuk Analisis Iodida secara Voltammetri Siklik
Nama : Hanifah Fauziah
NIM : G44070054
Disetujui
Diketahui
Ketua Departemen,
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Hanifah Fauziah
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada hari Minggu, tanggal 20 Agustus 1989
dari ayah H. Asep Suparman dan ibu Hj. Kakay Karyawati. Penulis adalah putri
pertama dari tiga bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMAN 5 Bogor dan pada tahun yang sama
penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia
Dasar (2008/2009), Kimia Analitik 1 (2009/2010), Elektrokimia dan Teknik
Pemisahan (2010/2011), dan Kimia Analitik Layanan Ilmu Teknologi Pangan
(2010/2011). Pada tahun 2008 penulis beserta tim memenangi Lomba
Kewirausahaan Tingkat Persiapan Bersama. Bulan Juli–Agustus 2010 penulis
melaksanakan Praktik Lapangan di PT. Garudafood Putra Putri Jaya, Jakarta.
Bulan Mei 2011 penulis beserta tim lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang
Penelitian (PKM-P) yang didanai oleh Dirjen Pendididikan Tinggi (DIKTI).
Bulan Juni 2011 penulis dan tim menjadi finalis Pekan Ilmiah Mahasiswa
Nasional (PIMNAS) di Universitas Hassanuddin Makassar, Sulawesi Selatan.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan ...............................................................................................2
Lingkup Kerja .................................................................................................2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sintesis Nanomagnetit ....................................................................................3
Pengujian Elektrode Termodifikasi Nanomagnetit ........................................5
SIMPULAN . ...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................9
LAMPIRAN . .........................................................................................................10
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Pola nilai hkl magnetit ........................................................................................4
2 Potensial puncak redoks .....................................................................................6
3 Sensitivitas pengukuran iodida secara voltammetri siklik .................................8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Bejana hidrotermal .............................................................................................2
2 Skema pembuatan elektrode pasta karbon .........................................................3
3 Hasil sintesis ......................................................................................................3
4 Difraktogram hasil sintesis dan standar JCPDS No.19-0629 .............................4
5 Citraan SEM nanomagnetit hasil sintesis ...........................................................4
6 Arus elektrolit KCl . ............................................................................................5
7 Voltammogram blanko dan sampel menggunakan EPK dan M10 . ...................5
8 Voltammogram sampel pada berbagai komposisi nanomagnetit .......................6
9 Hubungan intensitas arus puncak dengan komposisi nanomagnetit . .................7
10 Pengaruh kecepatan payaran .............................................................................. 7
11 Pengaruh konsentrasi iodida ..............................................................................8
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Penentuan rendemen hasil sintesis ...................................................................11
2 Standar magnetit JCPDS No. 19-0629 .............................................................12
3 Penentuan pola h2+k2+l2 ...................................................................................13
4 Penentuan ukuran kristal rata-rata ....................................................................14
1
(a)
2θ hkl h2 + k2 + l2
18.3780 111 3
30.1688 220 8 (b)
35.5415 311 11 Gambar 5 Citraan SEM nanomagnetit hasil
43.1687 400 16 sintesis perbesaran 30 000 kali
(a) dan 50 000 kali (b).
53.5942 422 24
57.0564 511 27
62.6597 440 32 Analisis EDS menunjukkan bahwa partikel
yang dihasilkan mengandung besi dan oksigen
Penentuan pola nilai h2 + k2 + l2 sebagai penyusun utama magnetit dengan
ditunjukkan dalam Lampiran 3. Berdasarkan komposisi sebesar 29.45% dan 53.07%. Unsur
pola nilai h2 + k2 + l2 pada Tabel 1, hasil lain yang terdapat pada partikel berasal dari
sintesis adalah kristal kubus terpusat muka reagen yang digunakan. Unsur-unsur tersebut
(Guan et al. 2009). Ukuran kristal rata-rata diantaranya karbon (14.86%) yang berasal
adalah 46.66 nm. Ukuran ini ditentukan dari dari sitrat dan urea, dan natrium (2.62%) yang
setengah lebar garis difraksi menggunakan berasal dari natrium sitrat.
persamaan Scherrer (Lampiran 4). Berdasarkan hasil pencirian menggunakan
Citraan SEM memperlihatkan morfologi teknik AAS, XRD, dan SEM-EDS,
permukaan partikel magnetit. Pada perbesaran nanomagnetit berhasil disintesis. Selain itu,
50 000 kali, terlihat bahwa partikel-partikel magnetit merupakan kristal utama yang
magnetit berkumpul membentuk bulatan dihasilkan tanpa adanya kristal lain.
(Gambar 5a). Hal ini dapat disebabkan oleh Keberhasilan pembentukkan nanomagnetit
adanya gaya magnet yang membuat partikel- diduga mengikuti mekanisme sebagai berikut:
partikel tersebut saling tarik-menarik dan FeCl3 Æ Fe3+ + 3Cl- .................................. (1)
bersatu membentuk bulatan (Zhao dan Asuha Fe3+ + e- Natrium sitrat Fe2+ .......................... (2)
2010). Pada perbesaran 30 000 kali, terlihat CO(NH2)2 + H2O Æ 2NH3 + CO2 ............. (3)
partikel magnetit berukuran rata-rata 68 nm NH3 + H2O Æ NH4+ + OH- ....................... (4)
(Gambar 5b). Fe3+ + 3OH- Æ Fe(OH)3 ........................... (5)
Fe2+ + 2OH- Æ Fe(OH)2 ........................... (6)
Fe(OH)2 + 2Fe(OH)3 Æ Fe3O4 + 4H2O...... (7)
5
Kompleks FeCl3·6H2O berperan sebagai dapat disebabkan oleh adanya arus kapasitif.
sumber besi yang hanya menyediakan besi Arus ini muncul akibat pergerakan ion-ion
dalam bentuk Fe3+, sedangkan magnetit negatif menuju ke elektrode kerja, tapi tidak
tersusun atas Fe3+ dan Fe2+. Oleh karena itu terlibat dalam reaksi redoks. Adanya logam
ditambahkan sitrat sebagai pereduksi untuk pada M10 meningkatkan arus kapasitif. Hal
membentuk Fe2+. Sitrat berperan penting ini terjadi karena ion-ion negatif teradsorpsi
dalam pembentukkan kristal Fe3O4. Tanpa pada permukaan logam dan membentuk
adanya sitrat, hanya akan dihasilkan α-Fe2O3 lapisan listrik ganda yang dapat meningkatkan
(Cheng et al. 2010). Menurut Gutteridge arus kapasitif (Scholz 2010). Walaupun
(1991), sitrat mereduksi Fe3+ menjadi Fe2+ demikian, voltammogram blanko M10 tetap
diawali dengan mengionnya natrium sitrat tidak menunjukkan adanya puncak redoks.
menjadi ion sitrat. Kemudian, ion sitrat dan Oleh karena itu, larutan KCl 0.1 M merupakan
Fe3+ membentuk kompleks Fe(III)-sitrat. elektrolit blanko yang baik untuk pengukuran
Adanya ion H+ dalam larutan mengakibatkan KI menggunakan EPK dan M10.
terjadinya reduksi Fe3+ menjadi Fe2+,
sedangkan sitrat teroksidasi.
Pada saat pemanasan, urea terdekomposisi
menjadi NH3 (reaksi 3) yang membuat
suasana basa dalam sistem reaksi. Suasana
basa ini memicu pembentukkan Fe(OH)3 dan
Fe(OH)2 (reaksi 6 dan 7) yang akan berubah
menjadi Fe3O4 setelah proses dehidrasi
(Cheng et al. 2010) (reaksi 8).
80
60
EPK
Arus ( μ A)
M10
40
20
0 (b)
Gambar 7 Analisis voltammetri siklik elek-
-20 trolit KCl 0.1 M menggunakan
EPK ( ) dan M10 ( ), serta
0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
larutan KI 1 mM dalam KCl 0.1
Potensial (V) M dengan EPK ( ) dan M10
Gambar 6 Arus elektrolit KCl. ( ) (a), perbesaran voltammo-
gram EPK (b).
M10 menunjukkan arus blanko yang lebih
tinggi daripada EPK tanpa modifikasi. Hal ini
6
sehingga molekul I3- yang terbentuk dari 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
proses pengkompleksan juga sedikit, maka Potensial (V)
tidak banyak I3- yang teroksidasi. (a)
Ketika komposisi nanomagnetit meningkat Ip (μA)
menjadi 10%, proses elektrokatalisis dan luas 40
Reduksi
20
10
LAMPIRAN
11
= 0.0688 ppm
konsentrasi akhir
3. Rendemen (%) = × 100 %
konsentrasi awal
konsentrasi awal-konsentrasi sisa
= × 100 %
konsentrasi awal
2800-0.0688 ppm
= × 100 %
2800 ppm
= 99.99 %
12
d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7
s √s
4.82367 2.95994 2.52384 2.41739 1.70862 1.61289 1.48145
1 1.00 4.82 2.96 2.52 2.42 1.71 1.61 1.48
2 1.41 6.82 4.19 3.57 2.96 2.42 2.28 2.10
3 1.73 8.35 5.13 4.37 3.63 2.96 2.79 2.57
4 2.00 9.65 5.92 5.05 4.19 3.42 3.23 2.96
5 2.24 10.79 6.62 5.64 4.68 3.82 3.61 3.31
6 2.45 11.82 7.25 6.18 5.13 4.19 3.95 3.63
7 2.65 12.76 7.83 6.68 5.54 4.52 4.27 3.92
8 2.83 13.64 8.37 7.14 5.92 4.83 4.56 4.19
9 3.00 14.47 8.88 7.57 6.28 5.13 4.84 4.44
10 3.16 15.25 9.36 7.98 6.62 5.40 5.10 4.68
11 3.32 16.00 9.82 8.37 6.94 5.67 5.35 4.91
12 3.46 16.71 10.25 8.74 7.25 5.92 5.59 5.13
13 3.61 17.39 10.67 9.10 7.55 6.16 5.82 5.34
14 3.74 18.05 11.08 9.44 7.83 6.39 6.03 5.54
15 3.87 18.68 11.46 9.77 8.11 6.62 6.25 5.74
16 4.00 19.29 11.84 10.10 8.38 6.83 6.45 5.93
17 4.12 19.89 12.20 10.41 8.63 7.04 6.65 6.11
18 4.24 20.47 12.56 10.71 8.88 7.25 6.84 6.29
19 4.36 21.03 12.90 11.00 9.13 7.45 7.03 6.46
20 4.47 21.57 13.24 11.29 9.36 7.64 7.21 6.63
21 4.58 22.10 13.56 11.57 9.60 7.83 7.39 6.79
22 4.69 22.63 13.88 11.84 9.82 8.01 7.57 6.95
23 4.80 23.13 14.20 12.10 10.04 8.19 7.74 7.10
24 4.90 23.63 14.50 12.36 10.26 8.37 7.90 7.26
25 5.00 24.12 14.80 12.62 10.47 8.54 8.06 7.41
26 5.10 24.60 15.09 12.87 10.68 8.71 8.22 7.55
27 5.20 25.06 15.38 13.11 10.88 8.88 8.38 7.70
28 5.29 25.52 15.66 13.35 11.08 9.04 8.53 7.84
29 5.39 25.98 15.94 13.59 11.28 9.20 8.69 7.98
30 5.48 26.42 16.21 13.82 11.47 9.36 8.83 8.11
31 5.57 26.86 16.48 14.05 11.66 9.51 8.98 8.25
32 5.66 27.29 16.74 14.28 11.85 9.67 9.12 8.38
d = ( nλ ) / (2 sin θ)
= ( 1 × 1.5406) / (2 × 0.1596)
= 4.8237
s = h2 + k2 + l2
Contoh perhitungan
Ukuran kristal pada ulangan 1 berdasarkan persamaan Scherrer (λ=0.15406 nm):
.
Ukuran kristal =
. .
= . .
= 52.56 nm