DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
2
ABSTRAK
ZONA GOZALI SUMARNA. Pengembangan Membran Selulosa Asetat
Menggunakan Natrium Dodesil Sulfat. Dibimbing oleh SRI MULIJANI, dan
ARMI WULANAWATI.
ABSTRACT
ZONA GOZALI SUMARNA. Development of Cellulose Acetate Membranes
Using Sodium Dodecyl Sulphate. Supervised by SRI MULIJANI and ARMI
WULANAWATI.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011
4
Disetujui
Diketahui
Ketua Departemen Kimia
Tanggal lulus:
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Pengembangan Membran
Menggunakan Natrium Dodesil Sulfat berhasil diselesaikan. Penelitian ini
dilaksanakan sejak bulan Februari sampai September.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Sri Mulijani, M.S selaku
pembimbing pertama dan Ibu Armi Wulanawati, S.Si, M.Si selaku pembimbing
kedua yang telah banyak memberi saran selama penelitian dan penyusunan karya
ilmiah ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada staf Laboratorium
Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Bersama
Departemen Kimia IPB atas segala bantuan, fasilitas, dan saran yang diberikan.
Terima kasih yang tidak terhingga penulis sampaikan kepada orang
tersayang Mama, Bapak, Kakak, Yoga, Ayu dan Erlita atas segala doa, nasehat,
dan semangatnya. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bara,
Endy, Adi, Ka Karin dan teman-teman di Laboratorium Kimia Fisik atas semangat
dan bantuan yang telah diberikan selama penelitian. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada teman-teman kimia 44, serta kepada BUMN atas bantuan
dana beasiswa yang diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Ciamis pada tanggal 31 Oktober 1988 sebagai anak
ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Tatang Sumarna dan Ibu Sri
Maryati. Tahun 2007 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)
melalui jalur SPMB. Penulis masuk Program Studi S1 Kimia, Departemen Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.
Selama masa perkuliahan, penulis aktif di dalam organisasi organisasi
mahasiswa daerah (OMDA) Bandung 2008/2009 dan kepanitiaan pada acara yang
diadakan Ikatan Mahasiswa Kimia (IMASIKA). Pada bulan Juli-Agustus 2010,
penulis melaksanakan Praktik Lapangan di Balai Tanah, Bogor. Penulis juga
menjadi asisten Kimia Anorganik II pada tahun ajaran 2010/2011 untuk
mahasiswa Kimia dan Biokimia. Selain itu, penulis pernah mendapat beasiswa
BUMN 2010-2011.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
Selulosa asetat (Gambar 1) merupakan nm. Nilai KMK-nya sebesar 0.125% (Nugraha
ester organik selulosa yang berupa padatan 2010). Bagian kepala mengandung gugus
tidak berbau, tidak beracun, tidak berasa, dan polar sulfat yang berinteraksi kuat dengan air.
berwarna putih yang dibuat dengan Bagian ekornya mengandung hidrokarbon
mereaksikan selulosa dengan asam asetat berantai panjang yang larut dalam minyak
anhidrida dengan bantuan asam sulfat sebagai atau lemak.
katalis (Kroschwitch 1990). Selulosa asetat
digunakan dalam film fotografi, sebagai
komponen dalam bahan perekat, serta sebagai
serat sintetik. Selulosa asetat juga memiliki
aplikasi yang sangat luas dalam bidang Gambar 2 Struktur kimia SDS.
industri seperti plastik, rayon, benang, dan
film. Laju Aliran (Fluks)
=
×
Gambar 1 Struktur kimia selulosa asetat
(Mulder 1996). Keterangan:
J = Fluks (L/m2.jam)
Surfaktan V = Volume permeat (L)
A = Luas permukaan membran (m2)
Surfaktan (surface active agent) adalah zat t = waktu (jam)
yang aktif pada permukaan, dikenal sebagai
senyawa ampifilik dan mempunyai struktur Masalah serius yang sering ditemui dalam
yang khas karena adanya gugus yang proses ultrafiltrasi adalah kecenderungan
mempunyai tarikan sangat kecil terhadap terjadi penurunan fluks sepanjang waktu
air yang disebut gugus hidrofobik pengoperasian akibat pengendapan atau
bersama-sama dengan gugus yang pelekatan material di permukaan membran
mempunyai tarikan kuat terhadap air yang yang dikenal dengan istilah penyumbatan dan
disebut gugus hidrofilik (Hunter 1993). Pada scaling. Faktor yang mempengaruhi fluks
konsentrasi rendah dalam suatu sistem, membran adalah material polimer, tekanan
surfaktan mempunyai sifat teradsorpsi pada yang digunakan, dan penyumbatan (Mulder
permukaan antarmuka pada sistem tersebut. 1996).
Berdasarkan struktur ionnya (ada tidaknya
muatan ion pada rantai panjang bagian Indeks Rejeksi
hidrofobiknya), surfaktan dapat
diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu Menurut Hartomo (1994), indeks rejeksi
surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan (R) adalah nisbah konsentrasi zat terlarut
amfoterik. Surfaktan anionik merupakan zat dalam umpan terhadap konsentrasi zat terlarut
aktif permukaan dengan gugus hidrofiliknya dalam membran. Indeks rejeksi merupakan
bermuatan negatif (Pudjaatmaka dan parameter yang digunakan untuk
Qodratillah 2002). Surfaktan anionik adalah menggambarkan selektivitas membran. Secara
surfaktan yang digunakan dalam setiap produk umum indeks rejeksi dirumuskan sebagai
detergen. berikut:
Natrium Dodesil Sulfat (SDS) termasuk ke
dalam surfaktan anionik. Surfaktan anionik
adalah zat aktif permukaan dengan gugus
= − × %
hidrofilik bermuatan negatif (Pudjaatmaka &
Qodratillah 2002). SDS memiliki rumus
molekul C12H25NaO4S dengan bobot molekul
288,38 g/mol. Ukuran partikelnya sebesar 260
Keterangan: Tekanan yang digunakan adalah 20 psi
R = Indeks rejeksi (%) (Martin 2008). Setelah itu, umpan dialirkan
Cp = Konsentrasi zat terlarut dalam permeat melewati modul. Permeat ditampung dalam
(ppm) gelas ukur. Volumenya diukur setiap 10 menit
Cf = Konsentrasi zat terlarut dalam umpan selama 90 menit. Pengukuran dilakukan
(ppm) terhadap seluruh membran. Nilai fluks
ditentukan sebagai fungsi terhadap waktu
BAHAN DAN METODE sehingga mencapai kondisi tunak.
12
10
Gambar 7 Penampang lintang permukaan
Rerata fluks air (L/m2.jam)
6 LAPISAN
LAPISAN
ATAS BAWAH
0
0 0,05 0,1 0,15
Konsentrasi SDS (%b/v)
tersebut masih mengandung surfaktan. 4000.0 3600 3200 2800 2400 2000 1800 1600 1400 1200 1000
cm-1
800 600 450.0
Pavia DL, Lampman GM, Kriz GS. 2001. selulosa asetat. Makara, Sains11(2):
Introduction to Spectroscopy. USA: 80-84.
Thomson Learning Inc.
[SNI] Standar NasionalIndonesia. 1994. Air
Pudjaatmaka AH, Qodratillah MT. 2002. Minum Dalam Kemasan. SNI 01-3553-
Kamus Kimia. Jakarta: Balai Pustaka. 1994 . Jakarta: Dewan Standarisasi
Nasional.
Putri TP. 2006. Ciri membran selulosa asetat
berpori dari sari kulit nanas. [skripsi]. Surgayani RU. 2008. Peningkatan mutu
Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu membran komposit nanopori selulosa
Pengetahuan Alam. Institut Pertanian asetat-polistirena menggunakan
Bogor. polietilena glikol (PEG) 200. [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu
Radiman CL, Eka I. 2007. Pengaruh jenis dan Pengetahuan Alam. Institut Pertanian
temperatur koagulan terhadap Bogor.
morfologi dan karakteristik membran
LAMPIRAN
10
C
B
D
Keterangan:
A. Penampung cairan/umpan
B. Pompa
C. Pengatur tekanan
D. Alat pemisahan
E. Penampung permeat
11
Dicampurkan aseton
sambil diaduk dengan
batang pengaduk
Diultrasonik 3 Jam
Didiamkan selama
10 menit
Lampiran 3 Nilai fluks air membran CA dengan SDS 0%, 0.05%, 0.10%, dan 0,125% b/v
Keterangan :
MSDS 1 : Membran CA-SDS 0%
MSDS 2 : Membran CA-SDS 0,05%
MSDS 3 : Membran CA-SDS 0,10%
MSDS 4 : Membran CA-SDS 0,125%
13
50 0,231
100 0,444
300 0,530
600 0,633
1000 0,775
1300 0,829
1600 0,962
1,2
0,8
Absorbansi
0,2
0
0 500 1000 1500 2000
Konsentrasi Deterjen
14
Persamaan linear:
% = 1 − × 100% y=0,3502 + (3,94×10-4)x
1177,6650
% = 1 − × 100% 0,443=0,3502+(3,94×10-4)x
1600
X = 1177,6650
26,40% Jadi, Cp = 1177,6650 ppm
Keterangan:
Cp : Konsentrsi permeat
Cf : Konsentrasi Umpan