DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
2
ABSTRAK
TAUFIK OPRATIANTO ANUGRAH. Efektivitas Campuran Poli (Aluminium
Klorida) (PAC) dan Aluminium Sulfat (Tawas) sebagai Koagulan dalam
Pengolahan Air Bersih. Dibimbing oleh KOMAR SUTRIAH dan MOHAMMAD
KHOTIB.
ABSTRACT
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains pada
Departemen Kimia
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
4
Disetujui
Diketahui
Ketua Departemen Kimia,
Tanggal Lulus:
PRAKATA
RIWAYAT HIDUP
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................... 1
Tujuan ................................................................................................ 1
BAHAN DAN METODE
Alat dan Bahan ................................................................................... 1
Metode Penelitian.................................................................................... 2
Pembuatan Campuran Koagulan .......................................................... 2
Pengambilan Sampel Air Baku .......................................................... 2
Penetapan Dosis Optimum Campuran Koagulan .................................. 2
Uji Efektivitas Koagulan ........................................................................ 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Air Sungai Cisadane Sebelum Jar Test ............................. 3
Dosis Optimum Campuran Koagulan ..................................................... 3
Efektivitas Koagulan .............................................................................. 4
Hubungan Koagulan dengan Bentuk Flok .............................................. 7
Biaya Produksi ........................................................................................ 8
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ ......... 9
LAMPIRAN ................................................................................................. 10
8
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Variasi dosis koagulan....................................................................................... 2
2 Hasil analisis air sungai Cisadane sebelum jar test ........................................... 3
3 Efektivitas campuran PAC-tawas cair pada kekeruhan ..................................... 4
4 Efektivitas campuran PAC-tawas padat pada kekeruhan .................................. 5
5 Efektivitas campuran PAC-tawas cair pada kadar Fe ....................................... 5
6 Efektivitas campuran PAC-tawas padat pada kadar Fe ..................................... 5
7 Efektivitas campuran PAC-tawas cair pada kadar Mn ...................................... 5
8 Efektivitas campuran PAC-tawas padat pada kadar Mn ................................... 6
9 Efektivitas campuran PAC-tawas cair pada kadar zat organik.......................... 6
10 Efektivitas campuran PAC-tawas padat pada kadar zat organik ....................... 6
11 Bentuk flok yang dihasilkan dengan menggunakan campuran
koagulan PAC dan tawas pada kekeruhan rendah ............................................. 7
12 Bentuk flok yang dihasilkan dengan menggunakan campuran
koagulan PAC dan tawas pada kekeruhan tinggi ............................................. 7
13 Pengolahan air dengan kekeruhan tinggi menggunakan
campuran PAC-tawas cair ................................................................................. 8
14 Pengolahan air dengan kekeruhan rendah menggunakan
campuran PAC-tawas cair ................................................................................. 8
15 Pengolahan air dengan kekeruhan tinggi menggunakan
campuran PAC-tawas padatan ........................................................................... 8
15 Pengolahan air dengan kekeruhan rendah menggunakan
campuran PAC-tawas padatan ........................................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Hubungan kekeruhan dengan dosis campuran koagulan PAC dan tawas ......... 4
2 Proses pembentukan flok ................................................................................... 6
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Diagram alir penelitian ...................................................................................... 11
2 Diagram alir pengolahan air minum (WTP) Dekeng 100 L/det ...................... 12
3 Cara pembuatan reagen ..................................................................................... 13
4 Perhitungan kadar besi ...................................................................................... 15
5 Perhitungan kadar mangan ................................................................................ 16
6 Perhitungan kadar zat organik ........................................................................... 17
7 Permenkes 492/Menkes/Per/IV/2010 ............................................................... 18
1
H2O2, amonium persulfat, H2SO4 4 N, KMnO4 kemudian dihentikan selama 10 menit untuk
0.01 N, dan asam oksalat 0.01 N. mengendapkan flok (proses sedimentasi).
Sampel diambil untuk diukur penurunan nilai
Metode Penelitian kekeruhannya. Dosis optimum koagulan
ditentukan dari nilai kekeruhan yang mencapai
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah <5 NTU pertama kali. Kekeruhan <5 NTU
pembuatan campuran koagulan, pengambilan merupakan persyaratan Permenkes 492/
sampel air baku, pembubuhan koagulan dalam Menkes/Per/2010 (Budiman et al. 2008).
jar tester, serta pengukuran dan evaluasi Setelah proses ini, air bersih masih mengalami
parameter kekeruhan, kadar Fe, Mn, dan zat proses pengolahan lain seperti aerasi,
organik pada filtrat air baku. Diagram alir penyaringan cepat, dan disinfeksi. Selain
ditunjukkan pada Lampiran 1. kekeruhan, juga dilihat bentuk flok dan
lamanya pengendapan flok. Penurunan kadar
Pembuatan Campuran Koagulan Fe, Mn, dan zat organik juga diukur hingga
memenuhi persyaratan Permenkes 492/
Koagulan yang digunakan merupakan Menkes/Per/2010.
campuran PAC dan tawas dengan nisbah
100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100. Uji Efektivitas Koagulan
Karakteristik Air Sungai Cisadane sebelum Dosis pemakaian koagulan dapat ditentu-
Jar Test kan dari nilai kekeruhan, pH, bentuk flok, dan
waktu sedimentasi. Penentuan dosis juga
Tabel 2 menunjukkan bahwa kekeruhan, bergantung pada situasi dan syarat-syaratnya.
kadar Fe, Mn, dan zat organik air sungai Berdasarkan Permenkes RI No.
Cisadane masih berada dalam batas baku mutu 492/Menkes/IV/2010 tentang syarat-syarat
air baku berdasarkan SK Gubernur Jawa Barat dan pengawasan kualitas air minum, nilai
No. 6 tahun 1999, kecuali untuk kekeruhan kekeruhan maksimum 5 NTU (Lampiran 7).
serta kadar zat organik pada sampel 3 dan 4. Di PDAM Tirta Pakuan Bogor, dosis
Kekeruhan dapat terus berubah setiap hari pemakaian ditentukan dari hasil jar test, yaitu
atau bahkan dalam hitungan jam, demikian pada saat kekeruhan pertama kali turun di
pula parameter yang lain, seperti Fe, Mn, dan bawah 5 NTU, bukan dari tingkat kekeruhan
zat organik. Hal ini disebabkan oleh berubah- terendah. Hal ini dilakukan karena setelah
ubahnya kondisi air di hulu sungai, perubahan proses koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi,
musim, pasang-surut air sungai, dan tingginya masih ada proses lain yang dapat menurunkan
padatan tersuspensi dalam air. Pada musim kekeruhan, yaitu penyaringan. Hal ini akan
hujan, debit air umumnya relatif lebih besar menghemat pemakaian koagulan sehingga
dengan kekeruhan sangat beragam, sedangkan biaya yang dikeluarkan akan lebih rendah.
pada musim kemarau air yang mengalir relatif Bila 2 atau lebih dosis koagulan meng-
lebih sedikit dan jernih. Nilai kekeruhan akan hasilkan kekeruhan di bawah 5 NTU, maka
4
dipilih pH air yang tinggi. Batas minimum pH Penambahan koagulan ke dalam air yang
air bersih menurut Permenkes RI No. keruh harus sesuai dengan kebutuhan. Apabila
492/Menkes/IV/2010 ialah 6.5, maka dosis terlalu sedikit, hanya sedikit partikel koloid
koagulan dipilih yang menghasilkan air bersih akan terdestabilisasi dan sebagian koloid tidak
dengan pH di atas 6.5. mengendap. Sebaliknya, jika berlebihan,
Semakin banyak koagulan ditambahkan, kekeruhan akan meningkat kembali karena
kekeruhan didapati menurun (Gambar 1) flok yang telah mengendap dapat menjadi
karena semakin banyak partikel koloid yang koloid lagi dan menyerap kation dari koagulan
terdestabilkan. Partikel-partikel koloid yang yang berlebih membentuk koloid bermuatan
telah terdestabilisasi akan bergabung mem- positif. Gambar 1 menunjukkan dosis
bentuk gumpalan yang akhirnya mengendap. optimum campuran koagulan untuk tawas
60 cair-PAC dengan nisbah 100:0, 75:25, 50:50,
Kekeruhan (NTU
50 Efektivitas Koagulan
PAC lebih cepat membentuk flok daripada Tabel 6 Efektivitas campuran PAC-tawas
koagulan biasa. Hal ini diakibatkan gugus padatan pada kadar Fe
aktif aluminat bekerja efektif mengikat koloid Nisbah Fe (mg/L)
Dosis Efektivitas
dan ikatan ini diperkuat oleh rantai polimer PAC-
(ppm) Awal Akhir (%)
dari gugus polielektrolit sehingga gumpalan Tawas
floknya menjadi lebih padat. Penambahan Kekeruhan Rendah
gugus hidroksil ke dalam rantai koloid yang 100:0 12 0.204 0.068 66.67
75:25 16 0.204 0.068 66.67
hidrofobik akan menambah bobot molekul. 50:50 18 0.204 0.087 57.35
Kandungan basa yang cukup akan menambah 25:75 22 0.204 0.051 75.00
hidroksida dalam air sehingga penurunan pH 0:100 24 0.204 0.042 79.41
tidak terlalu ekstrem dan dapat menghemat Kekeruhan Tinggi
penggunaan bahan penetral (Effendi 2003). 100:0 25 1.5 0.11 92.67
75:25 35 1.5 0.28 81.33
PAC tidak menjadi keruh bila pemakaian- 50:50 40 1.5 0.073 95.13
nya berlebihan, sedangkan koagulan lain 25:75 45 1.5 0.068 95.47
seperti aluminium sulfat, besi(III) klorida, dan 0:100 45 1.5 0.09 94.00
besi(II) sulfat bila dosisnya berlebihan akan
mengeruhkan air yang mempunyai kekeruhan Demikian pula untuk kadar Mn, tawas
rendah. Jika kekeruhan dihubungkan dengan pada dosis optimum lebih efektif (Tabel 7 dan
dosis PAC, diperoleh garis mendatar, artinya 8). Tawas cair pada dosis 45 ppm memiliki
jika dosis berlebih, kekeruhannya relatif sama efektivitas 73.33%, sedangkan campuran PAC
dengan dosis optimum sehingga bahan kimia dan tawas padat paling efektif pada nisbah
dapat dihemat. Sementara koagulan selain 25:75, yaitu 81.14%. Jadi, tawas lebih efektif
PAC membentuk kurva parabola terbuka, dalam menurunkan kadar logam dalam air
artinya kelebihan atau kekurangan dosis akan baku dibandingkan dengan PAC. Hal ini
menaikkan kekeruhan akhir sehingga disebabkan tawas dapat menyerap logam
diperlukan ketepatan dosis. dengan reaksi penukaran ion.
Koagulan selain menurunkan kekeruhan,
juga dapat menurunkan kadar Fe, Mn, dan zat Tabel 7 Efektivitas campuran PAC:Tawas
organik. Analisis Fe, Mn, dan zat organik cair pada kadar Mn
dilakukan terhadap air hasil jar test. Nisbah Mn (mg/L)
Berdasarkan Tabel 5 dan 6, tawas pada dosis Dosis Efektivitas
PAC-
(ppm) Awal Akhir (%)
optimum lebih efektif dalam menurunkan Tawas
kadar Fe. Tawas cair lebih efektif, kadar Fe Kekeruhan Rendah
turun 95.18%, diduga karena tawas cair lebih 100:0 12 0.131 0.032 75.57
75:25 14 0.131 0.075 42.75
mudah dilarutkan sehingga lebih banyak yang 50:50 18 0.131 0.075 42.75
bereaksi dengan ion Fe. Kadar besi yang 25:75 20 0.131 0.076 41.98
melebihi standar dapat mengganggu 0:100 22 0.131 0.04 69.47
kesehatan. Dampaknya tidak secara langsung Kekeruhan Tinggi
100:0 25 0.21 0.065 69.05
terlihat, tetapi jika dikonsumsi secara terus- 75:25 25 0.21 0.096 54.29
menerus, dapat mempercepat pengeroposan 50:50 30 0.21 0.098 53.33
gigi, merusak ginjal dan hati, serta mencegah 25:75 40 0.21 0.076 62.81
penyerapan obat sehingga mengurangi khasiat 0:100 45 0.21 0.056 73.33
dari obat yang dikonsumsi.
6
PAC
Hubungan Koagulan Dengan Bentuk Flok cokelat, agak besar, dan mengendap. Pada
kekeruhan tinggi dapat dipakai dosis 25–35
Menurut Hammer (1986), koagulan adalah ppm. Campuran 50:50 pada kekeruhan rendah
bahan kimia yang mampu menetralkan muatan juga dapat menggunakan dosis 12–20 ppm,
koloid dan menggumpalkannya (flokulasi). tetapi pada kekeruhan tinggi diperlukan dosis
Dalam pemilihan dosis koagulan, bentuk flok koagulan lebih tinggi, yaitu 40–50 ppm.
merupakan salah satu faktor penentu. Dosis Untuk campuran 25:75 dan 0:100, dosis lebih
koagulan yang menghasilkan flok berukuran tinggi diperlukan pada kekeruhan rendah,
besar dan mudah mengendap dipilih sebagai yaitu 22–26 ppm, sedangkan pada kekeruhan
dosis pemakaian koagulan. tinggi tetap dapat digunakan dosis 40–50
Tabel 11 dan 12 menunjukkan perbedaan ppm.
bentuk flok yang dihasilkan oleh campuran Pada kekeruhan tinggi, flok yang
koagulan PAC dan tawas. Dengan PAC, flok dihasilkan berwarna cokelat, lebih besar,
yang terbentuk lebih padat, besar, dan berat berat, dan mudah mengendap. Hal ini
dibandingkan dengan alum pada berbagai disebabkan oleh lebih banyaknya padatan
tingkat kekeruhan. tersuspensi di dalam air sehingga lebih banyak
Untuk campuran 100:0 dan 75:25 pada partikel-partikel koloid yang teradsorpsi dan
kekeruhan rendah dapat dipakai dosis 12–20 ternetralisasi, lalu membentuk gumpalan yang
ppm karena sudah menghasilkan flok yang lebih besar.
Tabel 11 Bentuk flok yang dihasilkan dengan menggunakan campuran koagulan PAC dan tawas
pada kekeruhan rendah
Dosis Koagulan Bentuk Flok
(ppm)
100:0 75:25 50:50 25:75 0:100
Flok sangat
Flok kecil, Flok kecil,
Flok besar, Flok sangat halus,
melayang- melayang-
kecokelatan, dan halus, menyebar, menyebar,
10 layang, dan layang, dan
sedikit dan sedikit sekali dan sedikit
sedikit sedikit
mengendap mengendap sekali
mengendap mengendap
mengendap
Flok kecil,
Flok besar, Flok besar, Flok kecil,
Flok besar, melayang-
kecokelatan, kecokelatan, menyebar,
12–20 kecokelatan, layang, dan
mudah mudah sebagian
mengendap sedikit
mengendap mengendap mengendap
mengendap
Flok besar, Flok besar, Flok halus,
Flok besar, Flok besar,
melayang, agak kecokelatan, menyebar,
22–26 kecokelatan, kecokelatan,
cokelat, mudah sedikit
mengendap mengendap
mengendap mengendap mengendap.
Tabel 12 Bentuk flok yang dihasilkan dengan menggunakan campuran koagulan PAC dan tawas
pada kekeruhan tinggi
Dosis Koagulan Bentuk Flok
(ppm)
100:0 75:25 50:50 25:75 0:100
Flok kecil,
Flok sangat Flok halus,
Flok halus, melayang- Flok kecil,
halus, menyebar, menyebar,
10–20 cokelat, dan layang, dan cokelat, dan
dan sedikit sekali dan sedikit
sedikit mengendap sedikit mengendap
mengendap mengendap
mengendap
Flok halus, Flok halus, Flok halus,
Flok kecil,
Flok cokelat, agak cokelat, dan cokelat, dan menyebar, dan
25–35 cokelat, dan
besar, mengendap sedikit sedikit sedikit
mengendap
mengendap mengendap mengendap
Biaya Produksi tawas serbuk. PAC dan tawas cair tidak perlu
dilarutkan dulu, sedangkan tawas padat perlu
Selain pertimbangan mutu air yang dilarutkan sebelum digunakan sehingga
dihasilkan, perusahaan mempertimbangkan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
pula harga koagulan yang digunakan untuk Pelarutan PAC dan tawas cair tidak
mengolah air tersebut. Pemakaian PAC lebih menghasilkan endapan, sedangkan pelarutan
sedikit dibandingkan dengan tawas, tetapi tawas dalam jumlah banyak menghasilkan
harga PAC lebih mahal. Pembandingan biaya endapan yang kemudian akan menjadi limbah.
yang harus dikeluarkan per bulan untuk Dalam menuangkan tawas dalam jumlah
mengolah air sungai, misalnya dengan debit banyak ke dalam tangki, serbuk alum mungkin
air yang diolah 1000 L/det, diberikan pada berserakan/tumpah sehingga dari segi
Tabel 13–16. kebersihan akan kurang baik.
Dari segi ekonomi (biaya), penggunaan Setelah proses penjernihan air dengan
campuran 100:0 secara umum didapati lebih menggunakan PAC atau tawas perlu dilakukan
hemat dibandingkan dengan campuran yang penanganan lebih lanjut agar diperoleh air
lain untuk menghasilkan nilai kekeruhan yang yang benar-benar bersih dan dapat digunakan
sama (Tabel 14–16). Pengecualian ialah untuk untuk keperluan air minum. Proses yang harus
penggunaan campuran PAC dengan tawas cair dilakukan ialah penyaringan (saringan pasir
pada air kekeruhan tinggi. Campuran 75:25 cepat maupun lambat), aerasi, dan disinfeksi
lebih hemat daripada campuran yang lain dengan berbagai macam perlakuan khusus
(Tabel 13). (pemanasan, penyinaran ultraviolet, ion-ion
Dari segi efisiensi, campuran PAC dan logam, atau klorinasi).
tawas cair lebih efisien dibandingkan dengan
Tabel 13 Pengolahan air dengan kekeruhan tinggi menggunakan campuran PAC-tawas cair
Dosis Kebutuhan Harga Biaya
Nisbah Kekeruhan
PAC-tawas optimum Jam Hari Bulan per kg per bulan (NTU)
(mg/L) (kg) (kg) (kg) (Rp) (Rp)
100:0 25 90 2,160 64,800 4,800 311,040,000 4.6
75:25 25 90 2,160 64,800 4,300 278,640,000 4.6
50:50 30 108 2,592 77,760 3,800 295,488,000 3.8
25:75 40 144 3,456 103,680 3,300 342,144,000 4.2
0:100 45 162 3,888 116,640 2,800 326,592,000 4.5
Tabel 14 Pengolahan air dengan kekeruhan rendah menggunakan campuran PAC-tawas cair
Nisbah Dosis Kebutuhan Harga Biaya Kekeruhan
PAC-tawas optimum Jam Hari Bulan per kg per bulan (NTU)
(mg/L) (kg) (kg) (kg) (Rp) (Rp)
100:0 12 43.2 1,036.8 31,104 4,800 149,299,200 4.6
75:25 14 50.4 1,209.6 36,288 4,300 156,038,400 4.8
50:50 18 64.8 1,555.2 46,656 3,800 177,292,800 4.6
25:75 20 72 1,728 51,840 3,300 171,072,000 4.2
0:100 22 79.2 1,900.8 57,024 2,800 159,667,200 3.5
Tabel 15 Pengolahan air dengan kekeruhan tinggi menggunakan campuran PAC-tawas padatan
Nisbah Dosis Kebutuhan Harga Biaya
Kekeruhan
optimum Jam Hari Bulan per Kg per bulan
(NTU)
(PAC:Tawas) (mg/L) (kg) (kg) (kg) (Rp) (Rp)
100:0 25 90 2,160 64,800 4,800 311,040,000 4.4
75:25 35 126 3,024 90,720 4,600 417,312,000 4.8
50:50 40 144 3,456 103,680 4,400 456,192,000 4.7
25:75 45 162 3,888 116,640 4,200 489,888,000 4.7
0:100 45 162 3,888 116,640 4,000 466,560,000 4.1
Tabel 16 Pengolahan air dengan kekeruhan rendah menggunakan campuran PAC-tawas padatan
Nisbah Dosis Kebutuhan Harga Biaya
Kekeruhan
optimum Jam Hari Bulan per Kg per bulan
(NTU)
(PAC:Tawas) (mg/L) (kg) (kg) (kg) (Rp) (Rp)
100:0 12 43.2 1,036.8 31,104 4,800 149,299,200 3.8
75:25 16 57.6 1,382.4 41,472 4,600 190,771,200 4.6
50:50 18 64.8 1,555.2 46,656 4,400 205,286,400 3.8
25:75 22 79.2 1,900.8 57,024 4,200 239,500,800 4.1
0:100 24 86.4 2,073.6 62,208 4,000 248,832,000 3.2
9
LAMPIRAN
11
Pembuatan campuran
Pengumpulan air baku
koagulan
Jar test
Kekeruhan
Fe
Mn
Zat organik
Pengolahan data
12
Pembubuhan kimia
Pengadukan cepat
Bak pengendap
Air bersih
Air minum
13
2. Penetapan mangan
(a) Larutan khusus
Ditimbang 18.75 g HgSO4 dilarutkan dengan 100 mL HNO3 pekat,
kemudian berturut-turut ditambahkan 50 mL H3PO4 pekat, 50 mL
akuades, 8.75 g AgNO3, dilarutkan bersama dalam labu ukur 250 mL dan
diimpitkan dengan akuades.
(b) Larutan induk mangan 100 mg/L
Ditimbang 0.3076 g MnSO4∙H2O dilarutkan dalam labu ukur 1 L dengan
akuades, diimpitkan sampai tanda tera.
(c) Larutan standar Mn 1 mg/L
Dipipet 1 mL larutan induk mangan ke dalam labu ukur 100 mL,
diimpitkan sampai tanda tera dengan akuades.
Konsentrasi
Standar Absorbans
(ppm)
1 0 0
2 0.04 0.0077
3 0.08 0.0149
4 0.16 0.0291
5 0.2 0.0406
6 0.3 0.0593
7 0.4 0.0809
0.1
Kurva Standar Fe
0.08
Absorbans
0.06
0.04
0.02
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4
y = 0.1991x
[Fe] (ppm) R² = 0.9978
Konsentrasi Fe =
= = 1.7 ppm
15
Konsentrasi
Standar Absorbans
(ppm)
1 0 0
2 0.05 0.00195
3 0.1 0.00562
4 0.2 0.00684
5 0.3 0.01282
6 0.4 0.01721
7 0.5 0.01855
Kurva Standar Mn
0.03
0.02
Absorbans
0.01
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
[Mn] (ppm) y = 0.0399x
R² = 0.9744
Konsentrasi Mn =
= = 0.21 ppm
16
Standardisasi KMnO4
Konsentrasi asam oksalat
C=
= ⁄
= 0.0100 N
Konsentrasi KMnO4
C=
= = 0.0102 N
{ }
Zat organik =
{ }
= = 11.5 ppm
l
17
Batas
No Parameter Satuan syarat air
minum
Fisika :
Suhu Udara
1 Suhu °C ± 3 oC
2 Warna Unit - 15
3 Bau tdk. berbau
4 Rasa tdk. berasa
5 Kekeruhan NTU 5
6 Daya Hantar Listrik (DHL)
7 Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 1000
8 Total Suspensi Solid (TSS) mg/L 0
Kimia :
1 Derajat Keasaman (pH) 6.5-8.5
pH balance
SI (Saturation Index)
2 Alumunium (sebagai Al) mg/L 0.2
3 Amonia (sebagai N) mg/L 1.5
4 Besi/Jumlah (sebagai Fe) mg/L 0.3
5 Chlorida (sebagai Cl-) mg/L 250
6 Kesadahan Jumlah (sebagai CaCO3) mg/L 500
7 Magnesium (sebagai Mg) mg/L
8 Mangan (sebagai Mn) mg/L 0.4
9 Nitrat (sebagai N) mg/L 50
10 Nitrit (sebagai N) mg/L 3
11 Phosphat (sebagai PO43-) mg/L -
12 Sulfat (sebagai SO42-) mg/L 250
13 Sisa Khlor (sebagai Cl2) mg/L 0.3
14 Sianida (sebagai CN-) mg/L 0.07
Khusus :
15 Zat Organik (sebagai KMnO4) mg/L 10
16 Detergen (terlarut dalam chloroform) mg/L 0.05
Bakteriologi :
1 Coli Group 36 °C / 100 mL 0
2 E.Coli 44 °C / 100 mL 0