SE
TA
SI
M
UNIVER
AR
ANG
ANALISIS KANDUNGAN KIMIA DAN PEMANFAATAN
SLUDGE INDUSTRI KERTAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN
BATAKO
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
oleh
Himnil Khusna
4350408056
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Industri Kertas sebagai Bahan Pembuatan Batako” telah disetujui oleh dosen
pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Ketua Penguji
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam Skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam Skripsi ini dikutip atau dirujuk
Penyusun,
Himnil Khusna
NIM. 4350408056
iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN
Motto:
Persembahan:
Ibu dan bapak untuk setiap lantunan doa, kesabaran dan kasih sayang
yang tak berujung.
Mbak Titin-Mas Munif-alfaz kecil, serta adik-adikku (Amang dan Fina) dan
segenap keluarga besarku untuk segala bentuk perhatian dan cinta.
Semua orang yang telah mengkritik, membimbing, dan membantu dalam setiap
langkah hidupku, terimakasih untuk segalanya.
v
KATA PENGANTAR
dengan judul "Analisis Kandungan Kimia dan Pemanfaatan Sludge Industri Kertas
membantu, baik dalam penelitian maupun penyusunan Skripsi ini. Ucapan terima
2. Dekan FMIPA UNNES untuk arahan dan bimbingan sehingga Skripsi ini dapat
terselesaikan.
3. Ketua Jurusan Kimia, FMIPA UNNES untuk petunjuk dan arahan sehingga
4. Bapak Drs. Wisnu Sunarto, M.Si., Dosen Pembimbing I untuk masukan dan
6. Bapak Drs. Eko Budi Susatyo, M.Si., Penguji utama yang telah memberikan
7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNNES yang telah memberikan bekal
vi
8. Segenap Karyawan dan Staf Laboratorium untuk bantuan tenaga maupun
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
membantu dalam penelitian, penyusunan Skripsi dan segala hal kepada penulis.
Demikian ucapan terima kasih dari penulis, mudah-mudahan Skripsi ini dapat
ilmu pengetahuan.
Penulis
Himnil Khusna
NIM. 4350408056
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. .................................................................... 1
B. Permasalahan. ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian. ............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian. ............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Sludge Kertas. .......................................................... 6
B. Logam Berat. ...................................................................................... 8
C. Batako. ............................................................................................... 9
D. Semen. ............................................................................................. 11
E. Air. ................................................................................................... 13
F. Agregat............................................................................................. 14
G. Pasir. ................................................................................................ 16
H. Faktor Air Semen (FAS). .................................................................. 17
x
I. Karakterisasi Batako. ........................................................................ 17
1. Penyerapan Air. ............................................................................ 17
2. Kuat Tekan. .................................................................................. 18
J. Metode Analisis. ............................................................................... 18
1. XRF. ............................................................................................ 18
2. AAS............................................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Sampel Penelitian ............................................................................ 26
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 26
C. Alat dan Bahan ................................................................................. 27
D. Prosedur Kerja .................................................................................. 27
E. Metode Analisis Data ....................................................................... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Kandungan Kimia Sludge Kertas......................................... 36
B. Uji Karakteristik Batako ................................................................... 37
1. Uji Penyerapan Air ...................................................................... 38
2. Uji Kuat Tekan ........................................................................... 41
C. Analisis Logam Berat Pb dalam Batako ............................................ 43
V PENUTUP
A. Simpulan .......................................................................................... 45
B. Saran ................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 47
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 50
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Komposisi Senyawa Kimia Limbah Padat (Sludge) Kertas .............. 7
2.2. Baku Mutu TCLP Zat Pencemar Limbah untuk Penentuan
Karakteristik Sifat Racun dalam (mg/L) .......................................... 9
2.3. Komposisi Senyawa Kimia dalam Semen ...................................... 12
3.1. Perbandingan Pencampuran Agregat (Pasir:Sludge Kertas). ........... 29
4.1. Hasil Analisis Kandungan Kimia Sludge Kertas
PT. Pura Nusapersada Kudus Prioritas ........................................... 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Diagram Alir Cara Kerja Penelitian. .............................................. 50
a. Analisis Kandungan Kimia Sludge Kertas ................................. 50
b. Preparasi Sampel Batako ........................................................... 51
c. Uji Karakteristik Batako ............................................................ 52
1). Uji Penyerapan Air .............................................................. 52
2). Uji Kuat Tekan .................................................................... 53
d. Analisis Logam Berat (Pb) dalam Batako ................................. 54
2. Hasil Uji XRF Sampel Sludge Kertas .......................................... 55
3. Data Uji Penyerapan Air pada Batako (Umur 14 Hari) ................... 56
4. Data Uji Penyerapan Air pada Batako (Umur 28 Hari) ................... 57
5. Data Perhitungan Kuat Tekan pada Batako .................................... 58
6. Data Pengujian AAS sampel Batako Optimum .............................. 59
7. Grafik Hubungan Absorbansi (A) dengan Konsentrasi (C)
Larutan Standar ............................................................................ 60
8. Perhitungan Nilai Konsentrasi dan Kadar Logam Berat Pb pada
Sampel Batako Optimum .............................................................. 61
9. Perhitungan Nilai Daya Serap Air serta Kuat Tekan Batako
Umur 14 dan 28 Hari .................................................................... 62
10.Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 71
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
lingkungan juga akan semakin meningkat. Hal ini akan berdampak pada
sungai. Industri kertas banyak menggunakan bahan baku dari kayu, pulp dan
kertas bekas.
proses secara mekanis dan kimia. Proses ini disebut deinking. Deinking
merupakan proses penghilangan tinta dan bahan-bahan non serat dari kertas
bekas dengan melarutkan tinta secara kimiawi dan memisahkan tinta dari
pulp secara mekanis. Salah satu limbah bahan berbahaya dan beracun yang
dihasilkan oleh kegiatan kertas proses deinking adalah logam timbal (Pb)
(Notodarmojo, 2005).
1
2
padat sering disebut dengan sludge. Sludge akan terus meningkat dengan
menghimbau pada industri pulp dan kertas untuk lebih meningkatkan upaya
dari sumber yang spesifik kecuali yang terkontaminasi dengan tinta (proses
kegiatan produksi industri pulp dan kertas digolongkan sebagai limbah non
(MgO), sulfur trioksida (SO3), silikon dioksida (SiO2) (Anonim, 2005) yang
bahan bangunan, maka dalam hal ini sludge kertas dapat digunakan sebagai
4
murah. Selain murah, batako berbahan sludge yang dihasilkan ini akan lebih
optimum.
1.2. Permasalahan
1. Berapakah kandungan CaO, SO3, SiO2, MgO, Al2O3, dan Fe2O3 dalam
batako?
dihasilkan?
dihasilkan?
1. Mengetahui kandungan CaO, SO3, SiO2, MgO, Al2O3, dan Fe2O3 dalam
batako,
dihasilkan,
dihasilkan.
variabel lain.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
yang jumlahnya terbilang besar. Hal ini perlu adanya penanganan khusus
Sludge kertas merupakan limbah padat sisa dari produksi industri pulp
dan kertas yang biasanya berwarna hitam atau abu-abu, dengan komposisi
sebesar 90% padatan dan 10% air yang diperoleh dari proses pengendapan
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sludge yang dihasilkan dari
IPAL ini masih banyak mengandung bahan organik serat dan bahan
6
7
Sludge kertas juga menghasilkan pith yang berupa bahan dari proses
depething plant yaitu pemisahan secara mekanik yang terdiri dari bahan
serat dan bahan bukan serat (Hastutik, dkk, 2006). Jumlah sludge pabrik
pulp dan kertas lebih kurang sepertiga dari jumlah seluruh limbah yang ada
(Anonim, 2004).
unit proses yang umumnya berasal dari proses penyaringan bubur pulp
(reject screen) dan proses pengolahan air limbah (IPAL). Setiap unit proses
pada produksi pulp dan kertas menghasilkan limbah cair yang komponen
proses biologi lumpur aktif dengan suplai oksigen dan udara dan
penambahan nutrisi. Hasil dari pengolahan limbah cair diperoleh air limbah
terolah yang telah memenuhi baku mutu persyaratan pembuangan air limbah
melarutkan tinta secara kimia dan memisahkan tinta dari pulp secara
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar
dari 5 g/cm3. Logam berat dibagi dalam dua jenis, yaitu logam berat esensial
dan logam berat non esensial. Logam berat esensial dalam jumlah tertentu
dapat menimbulkan efek toksik (racun). Contohnya yaitu Zn, Cu, Fe, dan
9
Mn. Sedangkan logam berat non esensial keberadaannya dalam tubuh dapat
Tabel 2.2. Baku Mutu TCLP Zat Pencemar Limbah untuk Penentuan
Karakteristik Sifat Racun (mg/L)
Parameter Baku Mutu (PP.85/1999)
Arsen (As) 5
Cadmium (Cd) 1
Barium (Ba) 100
Chromium (Cr) 5
Copper (Cu) 10
Lead (Pb) 5
Zinc (Zn) 50
Boron (B) 500
Mercury (Hg) 0,2
Selenium (Se) 1
Silver (Ag) 5
Sumber: Kerjasama BBPK dengan Industri Kertas, 2008
2.3. Batako
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan membentuk masa padat. Batako terdiri dari pasta, agregat dan
ditentukan jumlah pasta dan agregat yang sesuai. Pasta adalah campuran
batako.
sebagai campuran antara semen portland atau semen hidrolik yang lainnya,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran
10
kasar) = 1 : 1,5 : 2,5. Batako yang dibuat dengan agregat normal adalah
adalah
(4) interaksi atau adhesi antara pasta semen dengan agregat, dan
kertas yang dipakai sebagai bahan campuran (mix design) yang digunakan
11
pada batako. Penguapan air pada batako selama proses ageing dapat
maka harus tersedia air untuk hidrasi, sebab pengerasan batako terjadi
karena hidrasi bukan karena pengeringan (Van Vlack, 2001) dan selama
2.4. Semen
pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk (bulk)
jumlah yang sesuai. Secara kimia, dalam pembuatan batako, semen akan
beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV dan V. Tipe-tipe semen tersebut
semen hidrolik atau sering disebut juga semen Portland. Semen hidrolik
adalah jenis semen yang bereaksi dengan air dan membentuk suatu batuan
massa.
membentuk pasta. Fungsi dari pasta ini adalah untuk merekatkan agregat
sehingga tidak mudah goyah. Selain itu, semen juga berfungsi dalam
dibentuk.
2.5. Air
dipengaruhi oleh jumlah air yang dipergunakan. Syarat-syarat air yang dapat
(1) air harus bersih dan tidak mengandung bahan–bahan yang dapat
merusak batako,
(3) air yang dapat digunakan untuk diminum. Air yang keruh sebelum
(4) semua air yang meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi
terlalu sedikit maka akan menyebabkan batako akan sulit dikerjakan, tetapi
jika air yang digunakan terlalu banyak maka kekuatan batako akan
2.6. Agregat
volume stabil. Selain itu, sifat mekanik dan fisik dari agregat sangat
stabil, dan mencegah abrasi jika batako digunakan pada bangunan laut.
1. Agregat Biasa
batako dengan massa jenis yang berkisar antara 2,3 g/cm3- 2,5 g/cm3.
Agregat ini seperti pasir dan kerikil yang dapat diperoleh dengan cara
ekstraksi dari batuan aluvial dan glasial. Pasir dan kerikil dapat juga
2. Agregat Berat
Jenis ini dapat digunakan secara efektif dan ekonomis untuk jenis
berat dengan massa jenis antara 4 g/cm3-5 g/cm3 bergantung pada jenis
agregatnya.
15
3. Agregat Ringan
isolasi sampai pada batako bertulang atau beton pra-tekan, sungguh pun
tahan api yang baik. Agregat ini mempunyai pori sangat banyak,
sehingga daya serapnya jauh lebih besar dibandingkan dengan daya serap
g/cm3.
b. Agregat harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir
agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur
c. Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%. Apabila kadar
(limbah padat) pabrik kertas dari PT. Pura Nusapersada Kudus. Agregat
ringan dari sludge pabrik kertas ini dapat menjadikan pengganti sebagian
2.7. Pasir
hingga pengeringan.
dengan adanya pasir dalam jumlah yang besar, sebab pasir tersebut tidak
dari sungai dan untuk pasir dari laut harus dihindarkan karena dapat
Umumnya nilai FAS minimum yang diberikan sekitar 0,4 dan maksimum
beton/batako sangat bergantung pada faktor air semen yang digunakan dan
dimana batas air pada sampel batako dapat diserap. Untuk mengetahui
Mj - Mk
WA = x 100% ..................................................... (Pers.1)
Mk
Keterangan :
uji batako hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu. Pengukuran
2007):
F
= ………………………………………………….…. (Pers.2)
A
Keterangan :
(Solovyov, 2009).
sampel, dapat digunakan untuk analisis unsure dalam bahan secara kualitas
elektron pada kulit atom bagian dalam ketika atom suatu unsur tersebut
bagian luar dengan melepaskan energi yang spesifik untuk setiap unsur
(Saksono, 2002). Elektron dari kulit yang lebih tinggi akan mengisi
kekosongan tersebut. Perbedaan energi dari dua kulit itu muncul sebagai
20
secara total dari unsur tertentu dalam semua bentuk senyawa (Saksono,
2002).
unsur suatu material. Karena metode ini cepat dan tidak merusak sampel,
metode ini dipilih untuk aplikasi di lapangan dan industri untuk kontrol
hanya oleh sinar-X tetapi juga sumber eksitasi primer yang lain seperti
partikel alfa, proton atau sumber elektron dengan energi yang tinggi
(Viklund, 2008).
21
proses penyerapan energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat
Metode analisis ini sangat selektif karena frekuensi radiasi yang diserap
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda
dalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian
akan menolak arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka
kulit terluar naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika
suatu atom diberi energi, maka energi tersebut akan mempercepat gerakan
lebih tinggi dan dapat kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel
a. Sumber Cahaya
katoda rongga). Lampu ini terdiri dari sebuah tabung gelas/kwarsa dengan
dua buah elektroda; satu elektroda terbuat dari unsur tertentu dan elektroda
b. Monokromator
c. Detektor
biasa yaitu lebih spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama
diaplikasikan pada banyak jenis unsur, dan batas kadar penentuan luas
pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi
BAB 3
METODE PENELITIAN
Variabel terikat yaitu kandungan CaO, SO3, SiO2, MgO, Al2O3, dan
Fe2O3 serta uji kuat tekan, uji penyerapan air batako, dan uji kandungan
logam berat Pb pada batako berbahan sludge kertas dari PT. Pura
Nusapersada Kudus.
dalam penelitian ini meliputi : alat dan bahan yang digunakan, ukuran
26
27
gelas, ayakan ukuran 100 mesh, mortar dan alu, neraca analitik merek
cetakan batako, ember plastik, pengaduk, drying oven, hotplate stirrer merek
Daihan Lab Tech, alat uji X-Ray Fluorescence, alat uji kuat tekan batako
dari alat XRF. Dari hasil uji sampel sludge kertas menggunakan XRF dapat
diketahui berapa besar kadar komposisi kimia seperti CaO, SO3, SiO2, MgO,
Al2O3, dan Fe2O3 yang terkandung dalam sampel sludge kertas tersebut.
dari semen, air, pasir, dan limbah padat (sludge) dari industri kertas. Untuk
Agregat yang dipakai pada pembuatan batako terdiri dari pasir dan
Banyaknya air yang digunakan dalam satu kali pengadukan (faktor air
(Sihombing, 2009). Penentuan nilai FAS sebesar 0,5 dengan asumsi agar
adukan semen dan air tidak terlalu encer atau kental serta agar batako tidak
semen dan air dalam suatu wadah plastik dengan perbandingan bagian
variasi komposisi bahan baku dan variasi waktu proses ageing, sehingga
diperoleh hasil rata-rata. Hal ini dilakukan untuk mempertegas hasil yang
diperoleh di lapangan.
0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,2 ppm; 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; 2 ppm; 3 ppm
Pb 1000 ppm:
Ar. Pb
m. Pb = x m. Pb(NO3)2
Mr. Pb(NO3)2
m. Pb x Mr. Pb(NO3)2
m. Pb(NO3)2 =
Ar. Pb
= 1600,04 mg
= 1,60004 g
tepat 1000 mL, maka diperoleh larutan standar Pb2+ 1000 ppm.
V1 x M1 = V2 x M2
50 mL x 4 ppm
V1 = = 0,2 mL
1000 ppm
Jadi diambil sebanyak 0,2 mL larutan standar Pb2+ 1000 ppm,
dimasukkan dalam tabel, kemudian untuk uji penyerapan air dan kuat tekan
batako dibuat kurva/grafik untuk mengetahui daya serap air dan nilai kuat
tekan batako optimum, sedangkan hasil dari analisis logam berat Pb dalam
yang optimum.
34
Nusapersada Kudus
diketahui unsur penyusun dari sampel secara detail. Data yang diperoleh
Pada uji karakteristik batako ini dilakukan dua pengujian, yaitu uji
penyerapan air dan uji kuat tekan untuk beberapa variasi komposisi bahan
secara berulang pada variasi waktu pengeringan 14 hari dan 28 hari untuk
diketahui nilai absorbansi dari sampel dan dari persamaan garis lurus pada
35
maka akan diperoleh kadar logam berat Pb dalam sampel uji batako
optimum. Dari analisis ini dapat diketahui tingkat keamanan dari batako
yang dihasilkan.
36
BAB 4
kertas PT. Pura Nusapersada Kudus. Sebelum diuji kandungan kimia dalam
holder dari alat X-Ray Fluorescence (XRF), maka dari data print out XRF
Adanya unsur yang terdapat dalam sludge kertas dapat menunjang dalam
36
37
batako seperti CaO, SiO2, Al2O3 dalam air menghasilkan reaksi berikut.
(Kurniawan, 2010)
meminimalisir total limbah yang dihasilkan oleh pabrik pulp dan kertas
dihasilkan. Daya serap air oleh batako yang terlalu besar akan berdampak
pada proses pemasangan batako. Semakin besar air yang diserap akan
Dampak paling buruk adalah munculnya jamur dan lumut pada dinding.
Selain itu, daya serap air yang tinggi akan menambah beban pada batako
yang dihasilkan.
diperoleh massa jenuh batako konstan. Hasil dari pengujian penyerapan air
oleh batako dengan massa pengeringan 14 dan 28 hari dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
39
Pada proses pengeringan 14 hari, daya serap air oleh batako berkisar
pada batako adalah 25%. Dari hasil pengamatan menujukkan bahwa batako
Batas maksimum daya serap air oleh batako ditunjukkan pada kode sampel
uji penyerapan air maksimal mencapai 3/2 bagian dari total 5 bagian agregat
Pada Gambar 4.1, terlihat grafik yang semakin meningkat baik pada
sludge kertas menunjukkan nilai daya serap air cenderung meningkat. Hal
tanpa campuran sludge kertas (kode sampel A) memiliki nilai serap air
sebagai berikut.
yang terjadi pada saat bereaksi dengan air, sehingga pada saat pengadukan
campuran bahan batako terasa panas akibat pelepasan kalor dari bahan-
yaitu menunjukkan hasil bahwa pada proses pengeringan 28 hari, daya serap
air cenderung menurun. Hal ini menunjukkan hubungan antara fungsi waktu
pengeringan batako semakin kecil daya serap air dan daya serap air pada
waktu pengeringan batako 28 hari lebih baik dari pada waktu pengeringan
menyebabkan benda uji batako hancur bila dibebani gaya tekan tertentu.
Pada uji kuat tekan batako dilakukan sebanyak 3x untuk mempertegas hasil
yang diperoleh.
Nilai gaya (F) pada pengujian ini, diperoleh dalam satuan Kg dan
luas batako dengan sampel berbentuk kubus dinyatakan dalam satuan cm2.
Untuk memperoleh nilai kuat tekan dalam satuan MPa maka hasil dari
perhitungan kuat tekan ini dikalikan dengan besaran gravitasi (N) per mm2.
Hasil dari pengujian kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 4.2. berikut.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Komposisi Agregat dengan Kuat Tekan pada
Batako umur 14 dan 28 Hari
maksimum kuat tekan mutu I pada batako adalah 7 MPa. Menurut Satyarno
dinding pemikul beban, dan > 17 MPa dapat digunakan sebagai batako
normal struktur. Referensi lain (Ungkoon, 2007), nilai kuat tekan dari
kertas ini dapat digunakan sebagai dinding pemisah. Pengujian kuat tekan
(pasir:sludge kertas) = 2:3 (kode sampel D). Semakin besar nilai kuat tekan
maka kualitas batako semakin baik. Jadi penggunaan sludge kertas sebagai
agregat dalam pembuatan batako untuk uji kuat tekan optimum yaitu pada
3/2 bagian dari total 5 bagian agregat, lebih atau kurang dari itu kualitas
menekan biaya produksi. Selain itu, karena bobot batako yang lebih ringan,
maka akan jauh lebih mudah dan cepat dalam proses pemasangannya. Pada
Gambar 4.2. juga terlihat dengan komposisi yang sama dan waktu
tekan batako cenderung naik, artinya jika dilihat dari fungsi waktu
pengeringan yang baik adalah selama 28 hari. Hal ini dikarenakan semakin
43
untuk dianalisis logam berat Pb dengan AAS untuk mengetahui sejauh mana
dengan melarutkan tinta secara kimiawi dan memisahkan tinta dari pulp
berbahaya dan beracun salah satunya logam berat timbal (Pb), maka
dilakukan analisis ini untuk mengetahui aman tidaknya batako sludge dari
batako optimum sebesar 1,428 mg/L. Angka ini masih di bawah angka
campuran pembuatan batako ini teruji aman dan dapat digunakan dalam
tinggi.
45
BAB 5
5.1. Simpulan
disimpulkan bahwa :
1. Kandungan CaO, SO3, SiO2, MgO, Al2O3, dan Fe2O3 dalam sludge kertas
terhadap uji penyerapan air dan kuat tekan batako. Batako pada kode
03-0349-198 yaitu kurang dari 25%. Pada uji kuat tekan, semua
pengeringan lebih baik dari 14 hari, ditandai dengan nilai kuat tekan yang
45
46
5.2. Saran
seperti uji kuat patah dan kuat tarik untuk mempertegas kualitas dari
berat lain yang ada dalam batako agar dalam produksi dan pemakaiannya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Pengkajian Pemanfaatan Bahan Sisa untuk Land Application di Areal
Lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. RAPP. Kerjasama PT. RAPP
dengan Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK).
Anonim. 2005. Hasil Tes Laboratorium Terhadap Sampel Limbah Kertas. Surabaya:
Laboratorium Penelitiaan dan Konsultasi Industri (LPKI).
Hardiani, H., Teddy, K., dan S. Sugesty. 2011. Bioremediasi Logam Timbal (Pb)
dalam Tanah Terkontaminasi Limbah Sludge Industri Kertas Proses
Deinking. Berita Selulosa. Vol.1 No.1.
Kriswarini, R., D. Anggraini, dan A. Djamaludin. 2010. Validasi Metode XRF (X-Ray
Fluorescence secara Tunggal dan Simultan untuk Analisis Unsur Mg, Mn, dan
Fe dalam Paduan Aluminium. Seminar Nasional VI SDM Teknologi Nuklir
Yogyakarta.
Notodarmojo, S. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penerbit ITB. ISBN 979-
3507-43-8.
Riyadi, M. dan Amalia. 2005. Teknologi Bahan I. Jakarta: Diktat Teknik Sipil PNJ.
Saksono, N. 2002. Analisis Iodat dalam Bumbu Dapur Metode Iodometri dan X-Ray
Floresence. Depok: Universitas Indonesia. Volume 6 No.3.
Samosir, J. Limbah Riau Andalan Jadi Wabah Penyakit. Senin, 16 April 2007.
Diakses dari http://www.tempointeraktif.com pada 18 Juni 2011.
Satyarno, Iman. 2004. Light Weight Styrofoam Concrete for Lighter and More
Ductile Wall. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada
Sihombing, Berlian. 2009. Pembuatan dan Karakterisasi Batako Ringan yang Dibuat
dari Sludge (Limbah Padat)Industri Kertas-Semen. TESIS. Medan: USU
Syamsudin et. al. 2006. Pemanfaatan Campuran Limbah Padat Dengan Lindi Hitam
Dari Industri Pulp dan Kertas Sebagai Bahan Biobriket. Majalah Ilmiah.
Diakses dari http://www.bbpk.go.id pada 29 Mei 2011.
Viklund, A. 2008. Teknik Pemeriksaan Material Menggunakan XRF, XRD, dan SEM-
EDS. Diakses dari http://labinfo.wordpress.com/ pada 17 Juli 2012.
50
LAMPIRAN
Mengeringkan
sampel sludge kertas
dengan drying oven
Menghaluskan dan
mengayak sampel
hingga lolos 100 mesh
Menimbang
sampel 1 gram
Mengepres sampel
ke dalam sampel
holder dari alat XRF
Mengetahui kadar
kandungan CaO,
SO3, SiO2 ,MgO,
Al2O3, dan Fe2O3
dalam persen
51
Semen,
agregat (pasir, dan
sludge kertas),
dan air
Perbandingan
Penimbangan
1: 5: 0,5
Pengadukan
Pencetakan
Ageing alami
Pengerasan (14 dan 28 hari)
Perawatan
(curring)
52
Menimbang massa
sampel yang telah Massa sampel
dikeringkan di kering (Mk)
dalam drying oven
selama 1 jam
Merendam sampel
di dalam air selama
1 jam
Menimbang dan
mencatat massa Massa sampel
sampel setelah jenuh (Mj)
direndam
Menyiapkan alat
uji kuat tekan yang
akan digunakan
Memutar tuas
ke arah kiri
Memasang alat
tekan untuk
menghancurkan
sampel uji
Meletakkan
sampel uji tepat di
bawah alat tekan
Menghaluskan
sampel batako
kering
Menimbang
sebanyak 2 gram
Menambahkan 5
Memasukkan mL larutan asam
sampel ke dalam (campuran HNO3
labu Kjeldahl dan HClO4 1:2)
Memanaskan
sampel dengan
suhu 125oC
Mengocok dan
menyaring dengan kertas dibiarkan
saring whatman agar semalaman
diperoleh ekstrak jernih
LAMPIRAN
Mengeringkan
sampel sludge kertas
dengan drying oven
Menghaluskan dan
mengayak sampel
hingga lolos 100 mesh
Menimbang
sampel 1 gram
Mengepres sampel
ke dalam sampel
holder dari alat XRF
Mengetahui kadar
kandungan CaO,
SO3, SiO2 ,MgO,
Al2O3, dan Fe2O3
dalam persen
51
Semen,
agregat (pasir, dan
sludge kertas),
dan air
Perbandingan
Penimbangan
1: 5: 0,5
Pengadukan
Pencetakan
Ageing alami
Pengerasan (14 dan 28 hari)
Perawatan
(curring)
52
Menimbang massa
sampel yang telah Massa sampel
dikeringkan di kering (Mk)
dalam drying oven
selama 1 jam
Merendam sampel
di dalam air selama
1 jam
Menimbang dan
mencatat massa Massa sampel
sampel setelah jenuh (Mj)
direndam
Menyiapkan alat
uji kuat tekan yang
akan digunakan
Memutar tuas
ke arah kiri
Memasang alat
tekan untuk
menghancurkan
sampel uji
Meletakkan
sampel uji tepat di
bawah alat tekan
Menghaluskan
sampel batako
kering
Menimbang
sebanyak 2 gram
Menambahkan 5
Memasukkan mL larutan asam
sampel ke dalam (campuran HNO3
labu Kjeldahl dan HClO4 1:2)
Memanaskan
sampel dengan
suhu 125oC
Mengocok dan
menyaring dengan kertas dibiarkan
saring whatman agar semalaman
diperoleh ekstrak jernih
F 0:5 60 85 41,67
58
0,05 0,001
0,1 0,002
0,2 0,004
0,5 0,008
1 0,01
1,5 0,015
2 0,018
3 0,023
4 0,034
0,04
0,025
0,02
0,015 Series1
Linear (Series1)
0,01
0,005
0
0 1 2 3 4 5
Konsentrasi (mg/mL)
61
Lampiran 8. Perhitungan nilai konsentrasi dan kadar logam berat Pb pada sampel batako
optimum
Dari kurva larutan standar diperoleh persamaan regresi linier y = 0,007x + 0,002. Nilai
y = 0,007x + 0,002
0,001 = 0,007x
x = 0,1428 mg/L (konsentrasi timbal setelah pengenceran 10x), maka diperoleh hasil
konsentrasi Pb dalam sampel uji batako optimum sebesar 0,1428 x 10 = 1,428 mg/L.
Sedangkan pengukuran kadar Pb dalam massa sampel batako uji seberat 150 gram dapat
X.V
Kadar Pb = x 106 mg/kg
massa sampel
V = 50 mL = 0,05 L
= 0,476 mg/kg
Lampiran 9. Perhitungan nilai daya serap air serta kuat tekan batako umur 14 dan 28 hari
Penyerapan air dalam batako bertujuan untuk mengetahui sampai dimana batas air
pada sampel batako dapat diserap, secara matematis dirumuskan sebagai berikut :
Mj - Mk
WA = x 100%
Mk
Melalui persamaan tersebut, maka dapat dihitung nilai penyerapan air batako dari masing-
270 – 235
WA = x 100% = 14,89%
235
240 – 205
WA = x 100% = 17,07%
205
215 – 180
WA = x 100% = 19,44%
180
d. Pasir : sludge kertas = 2 : 3 (Kode Sampel D)
140 – 105
WA = x 100% = 33,33%
105
f. Pasir : sludge kertas = 0 : 5 (Kode Sampel F)
105 – 70
WA = x 100% = 50,00%
780
50 – 220
WA = x 100% = 13,64%
220
b. Pasir : sludge kertas = 4 : 1 (Kode Sampel B)
230 – 200
WA = x 100% = 15,00%
200
c. Pasir : sludge kertas = 3 : 2 (Kode Sampel C)
200 – 170
WA = x 100% = 17,65%
170
d. Pasir : sludge kertas = 2 : 3 (Kode Sampel D)
170 – 140
WA = x 100% = 21,43%
140
e. Pasir : sludge kertas = 1 : 4 (Kode Sampel E)
125 – 95
WA = x 100% = 31,58%
95
f. Pasir : sludge kertas = 0 : 5 (Kode Sampel F)
85 – 60
WA = x 100% = 41,67%
60
65
Kuat tekan batako adalah persatuan luas yang menyebabkan benda uji batako hancur
bila dibebani dengan gaya tekan tertentu. Pengukuran kuat tekan dapat dihitung dengan
F
=
Sebelum menghitung nilai kuat tekan batako, terlebih dahulu harus diketahui luas
permukaan batako yang diuji. Dalam penelitian ini, benda uji yang digunakan berbentuk kubus
dan masing-masing sampel memiliki luas permukaan berbeda-beda yang dikarenakan adanya
penyusutan pada waktu proses pengeringan. Luas permukaan rata-rata masing-masing variasi
Prata-rata = 4,85 cm
ℓrata-rata = 4,75 cm
Lrata-rata = 23,04 cm
88,438
rata-rata = = 3,838 kg/cm2
23,04
dikonversi dalam satuan MPa menjadi:
Prata-rata = 4,85 cm
66
ℓrata-rata = 4,85 cm
Lrata-rata = 23,52 cm
104,365
rata-rata = = 4,437 kg/cm2
23,52
Prata-rata = 4,9 cm
ℓrata-rata = 4,95 cm
Lrata-rata = 24,25 cm
112,318
rata-rata = = 4,632 kg/cm2
24,25
Prata-rata = 4,8 cm
ℓrata-rata = 4,75 cm
Lrata-rata = 22,8 cm
128,209
rata-rata = = 5,623 kg/cm2
22,8
Prata-rata = 4,65 cm
ℓrata-rata = 4,7 cm
Lrata-rata = 21,86 cm
120,264
rata-rata = = 5,502 kg/cm2
21,86
Prata-rata = 4,45 cm
ℓrata-rata = 4,5 cm
Lrata-rata = 20,03 cm
96,406
rata-rata = = 4,813 kg/cm2
20,03
Prata-rata = 4,8 cm
ℓrata-rata = 4,85 cm
Lrata-rata = 23,28 cm
112,318
rata-rata = = 4,825 kg/cm2
23,28
dikonversi dalam satuan MPa menjadi:
Prata-rata = 4,75 cm
ℓrata-rata = 4,8 cm
Lrata-rata = 22,8 cm
128,207
rata-rata = = 5,623 kg/cm2
22,8
Prata-rata = 4,7 cm
ℓrata-rata = 4,65 cm
Lrata-rata = 21,86 cm
69
144,083
rata-rata = = 6,591 kg/cm2
21,86
Prata-rata = 4,85 cm
ℓrata-rata = 4,75 cm
Lrata-rata = 23,04 cm
159,933
rata-rata = = 6,941 kg/cm2
23,04
Prata-rata = 4,75 cm
ℓrata-rata = 4,7 cm
Lrata-rata = 22,33 cm
136,148
rata-rata = = 6,097 kg/cm2
22,33
dikonversi dalam satuan MPa menjadi:
Prata-rata = 4,45 cm
ℓrata-rata = 4,45 cm
Lrata-rata = 19,8 cm
112,318
rata-rata = = 5,673 kg/cm2
19,8
Keterangan:
1 MPa = 1 N/mm2
71